Plak!
" Percuma aku menikahi mu, tapi sampai sekarang kamu belum juga memiliki anak. Kamu sibuk dengan anak orang lain itu!"
" Itu pekerjaanku, Mas. Kamu tahu aku ini baby sitter. Memang mengurus anak orang lain adalah pekerjaanku."
Lagi dan lagi, Raina mendapatkan cap lima jari dari Rusman di pipinya. Dan yang dibahas adalah hal yang sama yakni kenapa dia tak kunjung bisa hamil padahal pernikahan mereka sudah berjalan 3 tahun lamanya.
Raina Puspita, usianya 25 tahun sekarang. Dia menikah dengan Rusman Pambudi, pria yang dulu lembut namun kini berubah setelah mereka menikah.
Pernikahan yang ia harap menjadi sebuah rumah baginya, nyatanya menjadi sebuah gubuk derita. Beruntung hari-harinya diwarnai oleh wajah lucu dan tingkah menggemaskan dari Chandran Akash Dwiangga.
" Sus, abis nanis ya? Janan sedih Sus, kalau ada yang nakal sama Sus, nanti Chan bilang ke Yayah. Bial Yayah yang ulus."
Bagaimana nasib pernikahan Raina kedepannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Baby Sitter 16
Plak!
Sebuah tamparan melayang di pipi Suci. Kedua orang tuanya datang dari luar kota setelah mendengar berita tersebut. Ibunya bahkan sampai terduduk lemas sekarang.
"Anak kurang ajar. Nggak tau diuntung. Disuruh kuliah nggak mau, katanya mau kerja. Setelah kerja minta uang buat beli rumah sendiri katanya biar ngirit dan nggak macem-macem. Suruh tinggal sama kakak dan kakak iparnya nggak mau karena katanya nggak nyaman, ternyata semuanya untuk kayak gini hah! Keterlaluan kamu Suci. Kamu beneran dah nglempar kotoran ke wajah Bapak dan Ibumu. Mulai sekarang, Bapak nggak akan lagi ngasih kamu duit."
Suci terdiam seribu bahasa. Tidak ada keberanian barang sedikitpun untuk menjawab ucapan sang ayah. Jangankan menjawab, menatap wajah ayahnya pun Suci tidak berani. Dia terlalu takut dengan kemurkaan yang saat ini memenuhi diri orang tuanya.
Meksipun ibunya sedari tadi diam saja, dan menangis, namun Suci tahu bahwa ibunya pun tak kalah marahnya.
"Aku beneran nggak habis pikir sama kamu, Suci. Bisa-bisanya lho kamu ngelakuin hal hina kayak gini. Emangnya kamu nggak takut dosa hah!"
Kali ini kakak lelakinya yang marah. Keluarga Suci benar-benar sudah angkat tangan dengan kelakuan Suci. Mereka sungguh tidak tahu lagi harus berbuat apa.
"Setelah menikah, jangan lagi mencari kami. Hiduplah dengan pria itu, kalau kamu kesusahan jangan pernah nyari kami untuk minta bantuan. Selama ini kami sudah berusaha memperlakukan kamu dengan baik, berusaha menjaga kamu tapi kamu sendiri yang tidak ingin dijaga. Jalan hidup ini yang kamu pilih, kamu sudah dewasa jadi pertanggung jawabkan semuanya sendiri. Pak, Bu, ayo kita pulang."
Mereka bertiga meninggalkan Suci seorang diri. Wanita itu hanya diam, tidak menangis atupun sedih. Memang benar semua adalah ulahnya sendiri dan memang dia harus bertanggungjawab atas apa yang dia lakukan.
Agaknya Suci masih tidak sadar bahwa cinta yang saat ini dia rasakan bukanlah cinta melainkan hanya kesenangan semata. Sama-sama senang dan sama-sama butuh untuk sekedar menyalurkan nafsuu dan hasrat. Selebihnya, hatinya dan Rusman tidaklah diketahui.
Suci mengambil ponselnya dan menghubungi Rusman. Dia harus bertanya terkait perceraian Rusman dengan istrinya dan rencana pernikahan mereka nanti.
"Jadi kapan Mas kita mau ngurus ke KUA?"
"Setelah aku resmi bercerai dengan Raina. Kamu tunggu saat itu datang dan kita pasti akan menikah."
"Oke kalau gitu, oh iya Mas, setelah nikah kamu tinggal di sini ya. Kita tinggal berdua."
Rusman terdiam. Memang lebih menyenangkan jika tinggal berdua. Dia tidak akan direpotkan dengan ocehan ibu dan adiknya.
"Begitu juga boleh."
Suci tersenyum, dia tentu tidak tuli. Cerita tentang ibunya Rusman sudah sampai di telinganya juga. Maka dari itu jika dia menikah dengan Rusman maka dia tidak mau tinggal bersama mertuanya itu.
"Ya udah kalau gitu. Aku siapin berkas yang bisa aku siapin dulu."
"Oke, nanti aku juga bakal nyiapin juga."
Pembicaraan selesai. Rusman menutup ponselnya dan meletakkannya di atas meja.
Brak!
"Apa yang tadi Ibu dengar hah! Kamu mau pergi dari rumah? Kamu mau ninggalin ibu sama Ida? Rus, kamu ini anak ibu seharusnya kamu tetap berada di sini karena Ibu ini merupakan tanggung jawab kamu. Kalau kamu tinggal di rumah wanita itu, terus Ibu gimana, Rus?"
Rusman mengusap wajahnya kasar. Belum juga apa-apa ibunya ini sudah nerocos bukan main membuat telinganya berdengung.
Rusman menjadi semakin yakin jika setelah dia menikah nanti, lebih baik meninggalkan rumah ini dan hanya tinggal berdua dengan Suci.
"Bu, Ibu ini kayak orang yang bener-bener nggak punya uang. Selama ini kan Ibu masih dapat uang pensiun dari Bapak."
"Uang pensiun bapakmu nggak cukup buat hidup selama sebulan. Buat seminggu aja nggak bisa. Pokoknya Ibu nggak setuju kalau kamu pergi dari rumah titik."
Tap tap tap
Braak!
Ningsih masuk ke dalam kamar lalu membanting pintu dengan sangat keras. Saking kerasnya sampai membuat kaca jendela pun ikut bergetar.
Rusman membuang nafasnya kasar. Semua terasa berantakan sekarang. Rasanya ia ingin segera lari dari rumah tapi tentu tidak bisa.
Tiba-tiba dia teringat dengan Raina. Wanita yang sekarang bukan lagi istrinya meskipun belum ada ketok palu dari pengadilan itu terbayang di pelupuk mata.
"Lagi apa dia ya sekarang?" ucap Rusman lirih. Dia membandingkan keadaannya saat ada Raina dan sudah tidak ada Riana. Wanita itu begitu menurut dan bisa dibilang juga mencintainya.
Dulu awal pernikahan pun dia juga merasa sangat mencintai Raina. Tapi entah karena apa Rusman mulai memalingkan wajah. Tangannya mulai melakukan sesuatu yang buruk terhadap istrinya.
Padahal Raina tidak pernah membantah dan selalu patuh. Uang yang dimilikinya pun juga selalu digunakan untuk bersama.
"Cantik? Apa iya Raina itu cantik? Perasaan dia tampak biasa saja. Tapi orang-orang itu ngomong kalau Raina ini lebih cantik jauh dari pada Suci."
Mungkin mata Rusman sudah rusak sehingga dia tidak bisa melihat wajah cantik milik Raina. Raina memang memakai hijab, jadi jika keluar dari rumah dia tidak mungkin menampilkan lekuk tubuhnya. Berbeda dengan Suci yang memang belum berhijab. Dan tentu saja Suci kerap berpenampilan sexy baik di dalam ataupun di luar rumah.
Rusman juga agaknya lupa kalau di rumah tepatnya di dalam kamar, Raina sering mengenakan lingerie untuk menyenangkannya. Bahkan beberapa bulan sebelum kejadian ini, Raina selalu berpenampilan sexy. Tapi Rusman malah tidak merespon.
Semua itu karena dia suda terpikat dengan Suci. Dia menganggap Suci lebih segalanya ketimbang istrinya.
"Ah ngapain sih jadi mikirin dia. Bentar lagi juga udah resmi cerai kok. Dia mau dikata cantik tetep masih cantik dan seksian Suci."
Rusman membuka ponselnya. Dia membuka galeri tempat foto-foto berada. Ada banyak foto dia dan Raina di sana dan satu persatu mulai di hapus. Tidak ada rasa menyesal ataupun bersalah barang sedikitpun dari pria itu.
"Dia hanya akan tinggal masa lalu. Jadi aku nggak akan menyesal. Soal duit, kan ada Suci juga. Dia juga kerja kok, pasti bisa bantu aku,"ucap Rusman dengan penuh keyakinan.
TBC