NovelToon NovelToon
Penghianatan Di Hari Pertunanganku

Penghianatan Di Hari Pertunanganku

Status: tamat
Genre:Romantis / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Pelakor / Tamat
Popularitas:103.9k
Nilai: 5
Nama Author: Eys Resa

Follow IG @ersa_eysresa

Bagaimana jika kekasih yang kamu cintai ternyata bermain hati dengan adikmu. Dan di hari pertunanganmu dia membatalkan pertunangan kalian dan mempermalukanmu dengan memilih adikmu untuk dinikahi.

Malu sudah pasti, sakit dan hancur menambah penderitaan Rayya gadis berusia 23 tahun. Gadis cantik yang sudah mengalami ketidakadilan di keluarganya selama ini, kini dipermalukan di depan banyak orang oleh adik dan kekasihnya.

Namun di tengah ketidakadilan dan keterpurukan yang dia alami Rayya, muncul sosok pangeran yang tiba-tdi berlutut di depannya dan melamarnya di depan semua orang. Tapi sayangnya dia bukanlah pangeran yang sebenarnya seperti di negeri dongeng. Tapi hanya pria asing yang tidak ada seorangpun yang mengenalnya.

Siapakah pria asing itu?
Apakah Rayya menerima lamaran pria itu untuk menutupi rasa malunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3. Terkuak

Saka menggenggam tangan Rayya dan membawanya masuk ke dalam Kantor Urusan Agama. Hanya mereka berdua, tanpa keluarga, tanpa wali dari pihak Rayya maupun Saka. Pernikahan ini berlangsung sunyi, tanpa saksi dari orang-orang terdekatnya, tanpa doa restu dari kedua orang tua mereka masing

Rayya menunduk, hatinya terasa kosong. Beberapa jam lalu, ia berdiri di sebuah pesta pertunangan dengan pria yang sangat dia cintai, Namun pada akhirnya berakhir dengan penghianatan. Tunangannya, Putra, lebih memilih adiknya sendiri, Livia, di depan banyak orang. Penghinaan dan penghianatan itu masih terasa di dadanya, seperti bara api yang belum padam.

Namun di saat yang sama ada sosok Saka yang tiba-tiba datang dan menyelamatkannya. Entah kenapa pria itu memilihnya. Mereka bahkan tidak saling mengenal satu sama lain. Namun, kini mereka telah sah menjadi sepasang suami istri meski tanpa restu orang tua.

Di dalam mobil yang membawa mereka pulang dari Kantor Urusan Agama, Rayya akhirnya bertanya, "Kenapa kamu mau menikah denganku, Saka?"

Saka yang sedang fokus mengemudi, meliriknya sekilas. Hening sesaat sebelum dia menjawab, "Karena aku kasihan melihatmu dihina di depan banyak orang. Dan... aku juga butuh istri."

Rayya menoleh, matanya menyipit, "Butuh istri?"

Saka mengangguk. "Aku sudah cukup umur untuk menikah, dan orang tuaku menuntutku segera memiliki pasangan. Tapi Aku belum menemukan wanita yang tepat. Lalu aku melihatmu hari ini, dalam keadaan paling buruk. Aku berpikir, mungkin kita bisa membantu satu sama lain."

Rayya terdiam. Sekarang semuanya masuk akal. Ini adalah pernikahan yang didasari kebutuhan, bukan cinta. Dia tidak tahu harus lega atau justru sedih. Karena bagaimana pun juga Saka sudah menyelamatkan nya dari penghianatan dan penghinaan itu.

Saka mengantar Rayya sampai di depan rumahnya dan, mereka sepakat berpisah sementara untuk mengambil barang-barang pribadi sebelum mulai hidup bersama dirumah yang sudah mereka sepakati.

Namun, saat Rayya membuka pintu rumahnya, keempat orang yang paling tidak ingin dia temui sudah berdiri di sana.

Ayah dan ibunya, serta saudaranya Livia dan Putra. Heh, apa wanita seperti Livia masih pantas untuk di panggil saudara.

Mereka menatapnya dengan pandangan merendahkan.

"Kamu masih punya muka untuk kembali ke sini?" suara ibunya, tajam seperti belati.

Rayya tidak menjawab, Dia hanya berjalan lurus melewati mereka menuju kamarnya. Dan mengabaikan tatapan mereka yang penuh ejekan dan kebencian.

Begitu masuk kamar, ia langsung mengemasi barang-barangnya. Pakaiannya, dokumen penting, dan barang-barang yang benar-benar ia butuhkan. Setelah semuanya siap, Rayya menarik koper dan berjalan keluar.

Namun, begitu hendak melewati ruang tamu, kembali ayahnya menghadang.

"Kau pikir bisa pergi begitu saja?" suara pria paruh baya itu terdengar dingin.

Rayya menatap ayahnya dengan penuh luka. "Aku sudah menikah. Aku tidak punya alasan lagi untuk tetap di rumah ini."

Ibunya tertawa sinis. "Menikah tanpa wali? Tanpa restu? Kau pikir itu pernikahan yang sah?"

Rayya mengepalkan tangannya. "Sah atau tidaknya, itu bukan urusan kalian lagi. Kalian sudah membuangku, menghinaku dan mempermalukanku di depan semua orang."

"Karena kamu pantas mendapatkannya. " jawab Livia dengan nada mengejek.

Putra yang sejak tadi diam, kini ikut berbicara. "Kau memang pantas dipermalukan. Dari dulu kau selalu bertingkah seperti anak baik-baik padahal kau adalah wanita munafik, dan sekarang kita semua tau pada akhirnya kau hanya wanita murahan yang menikah sembarangan bahkan dengan pria yang tidak kamu kenal sama sekali–."

Sebuah tamparan dari Rayya mendarat di pipi Putra sebelum pria itu sempat melanjutkan kata-katanya. Semua orang terdiam melihat hal itu.

"Jangan berani menghinaku lagi, kau tidak berhak sama sekali, " Tunjuk Rayya di wajah Putra dan berkata dengan suara bergetar menahan amarah.

Livia menyeringai. "Kamu marah? Kamu pantas mendapatkan ini, Rayya. Ayah dan ibu saja tidak peduli padamu." cibirnya

Rayya menatap orang-orang yang selama ini ia anggap keluarganya. Matanya berkaca-kaca, tetapi ia tidak ingin menangis. Tidak di hadapan mereka.

Lalu ayahnya, dengan nada penuh kebencian, berkata, "Memangnya siapa kau sampai berani bicara seperti itu kepada kami dan Livia? Kau bukan siapa-siapa di keluarga ini. Jadi kamu tidak berhak menuntut apapun dari kami."

Rayya menegang, " Apa maksud kalian? " tanyanya dengan suara tercekat tak percaya dengan apa yang dia dengar.

Ibunya melanjutkan dengan suara dingin, "Kami menemukanmu di pinggir jalan saat ada kecelakaan. Tidak ada yang peduli padamu, karena itu kami membawamu pulang. Kami mengasihanimu dan membesarkanmu, tapi kau tidak pernah benar-benar menjadi bagian dari keluarga ini."

Rayya merasa dunianya runtuh setelah mendengar kebenaran dari kedua orang tuanya. Dia tidak menyangka jika dia bukanlah dari darah daging dari mereka. Pantas saja–

Selama ini, ia selalu bertanya-tanya mengapa ia diperlakukan berbeda. Mengapa ia selalu menjadi anak yang dikucilkan. Sekarang, semuanya jelas.

Ia bukan bagian dari mereka.

Air mata akhirnya mengalir di pipinya. Namun, ia segera menghapusnya dan menarik napas dalam-dalam.

"Terima kasih karena sudah memungutku dari jalanan, terima kasih karena sudah memberiku makanan walau itu makanan sisa kalian, memberiku pakaian walau tidak layak dan membesarkanku sampai aku menjadi seperti sekarang. Dan aku rasa aku tidak perlu membalas budi kepada kalian lagi atas apa yang sudah kalian berikan padaku. Karena selama ini aku juga bekerja keras untuk memenuhi semua kebutuhan dirumah ini, bahkan membiayai kuliah Livia, aku yang melakukannya. Jadi, aku anggap semuanya impas." ucap Raya dengan dingin.

"Kau–, "

Ibunya seolah tidak terima dengan semua ucapan Rayya, tapi apa yang dikatakan olehnya itu benar. Rayya selalu mendapatkan jatah makanan jika semua orang sudah makan dan dia hanya diperbolehkan untuk makan makanan yang tersisa di meja.

Pakaian pun Rayya dapatkan dari tetangga yang memberikan pakaian sisa kepada Arin untuk anak angkatnya itu. Dengan alasan sedekah. Sedangkan untuk Livia mereka selalu memberikan pakaian yang masih baru dan bagus.

Dengan wajah dingin dan tanpa sepatah kata pun, Rayya mengambil kopernya dan berjalan keluar.

Mereka sama sekali tidak mencoba menghentikannya lagi. Karena memang itu yang mereka inginkan sejak dulu. Mengusir Rayya pergi dari rumah mereka.

Begitu keluar dari rumah itu, Rayya merasa udara di luar lebih ringan. Beban yang selama ini menghimpit dadanya perlahan menghilang.

Ternyata Saka sudah menunggunya di mobil. Saat melihat wajah istrinya yang pucat dan mata yang sembab, pria itu tidak bertanya apa pun. Ia hanya membuka pintu mobil dan membiarkan Rayya masuk.

Di dalam perjalanan, Rayya menatap keluar jendela, mencoba mencerna semua yang baru saja terjadi. Kejutan besar dalam hidupnya.

Saka akhirnya berbicara, dengan suaranya yang lembut. "Apa kamu baik-baik saja?"

Rayya menggeleng pelan. "Tidak. Tapi mungkin nanti aku akan baik-baik saja."

Saka tidak memaksa Rayya bercerita. Ia hanya mengemudi dalam diam, membiarkan wanita itu menghadapi lukanya dengan caranya sendiri. Jika ingin, Rayya pasti akan bercerita kepadanya.

Mereka telah menikah. Namun, pernikahan ini bukan tentang cinta. Ini tentang dua orang asing yang saling membutuhkan. Dan perjalanan mereka baru saja dimulai.

NB ; Bantu Likenya jika kalian suka cerita ini. Karena Like dari kalian adalah penyemangat othor 🌹

1
Lin
Luar biasa
lee zha
bagusssss semangat terus thor/Determined//Determined//Determined//Determined//Determined/
💝F&N💝
sudah like ya
Ririn Nursisminingsih
emang penyakit hati itu susahhh
Sandisalbiah
𝚑𝚞𝚋𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚢𝚐 𝚍𝚒 𝚕𝚊𝚗𝚍𝚊𝚜𝚒 𝚍𝚐𝚗 𝚙𝚎𝚗𝚐𝚑𝚒𝚊𝚗𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚐𝚊𝚔 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚗𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛 𝚍𝚐𝚗 𝚔𝚎𝚋𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊𝚊𝚗... 𝚊𝚙𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚑𝚞𝚋𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚢𝚐 𝚍𝚒𝚖𝚞𝚕𝚊𝚒 𝚍𝚐𝚗 𝚗𝚒𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚊𝚔𝚒𝚝𝚒 𝚘𝚛𝚐 𝚕𝚊𝚒𝚗...
Sandisalbiah
𝚐𝚊𝚔 𝚔𝚎𝚕𝚞𝚊𝚛𝚐𝚊 𝙻𝚒𝚟𝚒𝚗𝚊, 𝚐𝚊𝚔 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚔𝚎𝚕𝚞𝚊𝚛𝚐𝚊 𝙿𝚞𝚝𝚛𝚊, 𝚜𝚎𝚖𝚞𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚐𝚊𝚔 𝚠𝚊𝚛𝚊𝚜...
Sandisalbiah
𝚜𝚎𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚙𝚎𝚗𝚊𝚜𝚊𝚛𝚊𝚗 𝚍𝚐𝚗 𝚜𝚒 𝙿𝚞𝚝𝚛𝚊 𝚒𝚗𝚒, 𝚔𝚘𝚔 𝚊𝚍𝚊 𝚖𝚊𝚗𝚞𝚜𝚒𝚊 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚝𝚘𝚕𝚘𝚕 𝚍𝚕𝚖 𝚖𝚎𝚗𝚒𝚕𝚊𝚒 𝚠𝚊𝚝𝚊𝚔 𝚘𝚛𝚐 𝚕𝚊𝚒𝚗, 𝚁𝚊𝚢𝚢𝚊 𝚢𝚐 𝚝𝚞𝚕𝚞𝚜, 𝚙𝚎𝚛𝚑𝚊𝚝𝚒𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚙𝚍𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚍𝚒𝚋𝚞𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚑 𝚙𝚎𝚛𝚎𝚖𝚙𝚞𝚊𝚗 𝚞𝚕𝚊𝚛 𝚢𝚐 𝚕𝚒𝚌𝚒𝚔 𝚍𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚑 𝚔𝚎𝚋𝚎𝚗𝚌𝚒𝚊𝚗 𝚍𝚕𝚖 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙𝚗𝚢𝚊...
Sandisalbiah
𝚛𝚊𝚜𝚊 𝚒𝚛𝚒 𝚍𝚊𝚗 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚔𝚒 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚊𝚌𝚞𝚗𝚒 𝚑𝚊𝚝𝚒 𝚍𝚊𝚗 𝚊𝚔𝚊𝚕 𝚙𝚒𝚔𝚒𝚛𝚊𝚗 𝚂𝚊𝚗 𝚞𝚓𝚞𝚗𝚐𝚗𝚢𝚊 𝚓𝚞𝚜𝚝𝚛𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚊𝚗𝚌𝚞𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚍𝚊𝚗 𝙻𝚒𝚟𝚒𝚊 𝚖𝚊𝚗𝚞𝚜𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚕𝚊𝚔 𝚋𝚞𝚛𝚞𝚔 𝚝𝚙 𝚋𝚘𝚍𝚘𝚑𝚗𝚢𝚊 𝙿𝚞𝚝𝚛𝚊 𝚓𝚞𝚜𝚝𝚛𝚞 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒 𝚠𝚊𝚗𝚒𝚝𝚊 𝚍𝚐𝚗 𝚜𝚒𝚏𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚛𝚞𝚔 𝚒𝚝𝚞...
Sandisalbiah
𝓹𝓮𝓻𝓷𝓲𝓴𝓪𝓱𝓪𝓷 𝓰𝓪𝓴 𝓶𝓾𝓵𝓾 𝓱𝓪𝓻𝓾𝓼 𝓭𝓲 𝓭𝓪𝓼𝓪𝓻𝓲 𝓻𝓪𝓼𝓪 𝓬𝓲𝓷𝓽𝓪, 𝓽𝓸𝓱 𝓷𝔂𝓪𝓽𝓪𝓷𝔂𝓪 𝓹𝓪𝓼𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷 𝔂𝓰 𝓪𝔀𝓪𝓵𝓷𝔂𝓪 𝓼𝓪𝓵𝓲𝓷𝓰 𝓶𝓮𝓷𝓬𝓲𝓷𝓽𝓪𝓲 𝓰𝓪𝓴 𝓼𝓮𝓭𝓲𝓴𝓲𝓽 𝔂𝓰 𝓫𝓮𝓻𝓪𝓴𝓱𝓲𝓻 𝓭𝓰𝓷 𝓹𝓮𝓻𝓬𝓮𝓻𝓪𝓲𝓪𝓷... 𝓲𝓷𝓽𝓲𝓷𝔂𝓪 𝓭𝓵𝓶 𝓼𝓮𝓫𝓾𝓪𝓱 𝓱𝓾𝓫𝓾𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓼𝓮𝓽𝓲𝓪𝓹 𝓹𝓪𝓼𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓱𝓪𝓻𝓾𝓼 𝓹𝓾𝓷𝔂𝓪 𝓴𝓸𝓶𝓲𝓽𝓶𝓮𝓷 𝓭𝓪𝓷 𝓶𝓮𝓷𝓳𝓪𝓵𝓪𝓷𝓴𝓪𝓷𝓷𝔂𝓪 𝓭𝓰𝓷 𝓼𝓮𝓹𝓮𝓷𝓾𝓱 𝓱𝓪𝓽𝓲 𝓪𝓹𝓪 𝔂𝓰 𝓶𝓮𝓷𝓳𝓪𝓭𝓲 𝓴𝓸𝓶𝓲𝓽𝓶𝓮𝓷 𝓶𝓮𝓻𝓮𝓴𝓪.. 𝓽𝓸𝓱 𝓬𝓲𝓷𝓽𝓪 𝓫𝓲𝓼𝓪 𝓱𝓪𝓭𝓲𝓻 𝓼𝓮𝓽𝓮𝓵𝓪𝓱 𝓪𝓭𝓪 𝓴𝓮𝓷𝔂𝓪𝓶𝓪𝓷𝓪𝓷 𝓭𝓲𝓪𝓷𝓽𝓪𝓻𝓪 𝓶𝓮𝓻𝓮𝓴𝓪𝓷 𝓫𝓾𝓴𝓪𝓷?
Sandisalbiah
𝓪𝓭𝓪 𝓸𝓻𝓽𝓾 𝓶𝓸𝓭𝓮𝓵 𝓫𝓮𝓰𝓲𝓷𝓲.. 𝓶𝓮𝓷𝓲𝓼𝓽𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓪𝓷𝓪𝓴 𝓼𝓮𝓷𝓭𝓲𝓻𝓲 𝓭𝓲 𝓭𝓮𝓹𝓪𝓷 𝓽𝓪𝓶𝓾, 𝓳𝓰𝓷 𝓫𝓲𝓵𝓪𝓷𝓰 𝓴𝓪𝓵𝓪𝓾 𝓼𝓮𝓫𝓮𝓷𝓪𝓻𝓷𝔂𝓪 𝓡𝓪𝔂𝔂𝓪 𝓱𝓪𝓷𝔂𝓪 𝓪𝓷𝓴 𝓪𝓷𝓰𝓴𝓪𝓽 𝓶𝓪𝓴𝓪𝓷𝔂𝓪 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪 𝓲𝓷𝓲 𝓭𝓲 𝓹𝓮𝓻𝓵𝓪𝓴𝓾𝓴𝓪𝓷 𝓽𝓭𝓴 𝓪𝓭𝓲𝓵 𝓸𝓵𝓮𝓱 𝓴𝓮𝓵𝓾𝓪𝓻𝓰𝓪𝓷𝔂𝓪? 🤔🤔
Rahma Inayah
gak ada bonchap nya gitu.akhr yg indah ..
Mefiani
bagus ceritanya...apa ada lanjutan ceritany satria ma satya kayak di keluarga erhan dulu...cerita dari generasi ke generasi ..makasih kak resa sayank...semangat berkarya💪💖😘
Reni Anjarwani
bagus bgt sayang sekali udah tamat
Ratna Mazdah
Menurut ku cerita nya bagus. Tpi gk cocok aja masak papa mertua ngajak ketemu menantu diluar. Seharusnya kalau memang ngajak ketemu diluar. Ibu saka harus nya ikut. Aneh aja rasanya. Perasaan😁 mf ya thor sekedar masukan. Atau diundang makan malam kerumah biar enak ngobrolnya. Ni kek ketemu sugar baby aja papa si saka ini😄
Reni Anjarwani
lanjut
Inisial M
next..
Mefiani
semoga twin segera lahir dengan selamat dan sehat..juga mamanya..
Rahma Inayah
semoga rayya slmt dlm melahirkan twins
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Amy
calon oma Dan opa heboh luar biasa,, excited bangat belanjanya 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!