NovelToon NovelToon
Membawa Benih Suami Kontrak

Membawa Benih Suami Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Genius / Selingkuh / Cerai / Penyesalan Suami
Popularitas:360.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Irma Kirana

"Seharusnya aku tahu, kalau sejak awal kamu hanya menganggap pernikahan ini hanya pernikahan kontrak tanpa ada rasa didalamnya. Lalu kenapa harus ada benihmu didalam rahimku?"

Indira tidak pernah mengira, bahwa pada suatu hari dia akan mendapatkan lamaran perjodohan, untuk menikah dengan pria yang bernama Juno Bastian. Indira yang memang sudah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Juno, langsung setuju menikah dengan lelaki itu. Akan tetapi, tidak dengan Juno yang sama sekali tidak memiliki perasaan apapun terhadap Indira. Dia mengubah pernikahan itu menjadi pernikahan kontrak dengan memaksa Indira menandatangani surat persetujuan perceraian untuk dua tahun kemudian.

Dua tahun berlalu, Indira dinyatakan positif hamil dan dia berharap dengan kehamilannya ini, akan membuat Juno urung bercerai dengannya. Namun takdir berkata lain, ketika kehadiran masa lalu Juno yang juga sedang hamil anaknya, sudah mengubah segalanya.

Apa yang akan terjadi pada rumah tangganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16. Pertemuan mencengangkan

Pak Edwin begitu terkejut saat dia mendapatkan kabar mencengangkan dari orang kepercayaannya yang diminta untuk mencari keberadaan Indira. Ya, seperti kecurigaannya selama ini bahwa Indira memang masih hidup dan yang lebih mencengangkan, adalah Indira yang ternyata tidak hidup bersama adiknya saja. Melainkan bersama dengan seorang anak laki-laki yang berusia 5 tahunan.

"Dito, tolong kamu selidiki tentang siapa anak ini, dan kalau bisa saya ingin tahu wajahnya seperti apa."

"Baik Pak!"

"Satu lagi...jangan sampai siapapun tahu tentang pembicaraan kita ini. Ataupun tentang Indira yang masih hidup," ucap Pak Edwin kepada Dito. Lelaki berusia 40 tahunan itu pun kemudian menganggukkan kepalanya dengan patuh. Dia selalu melaksanakan perintah dari Pak Edwin.

'Indira, kenapa kamu memasukkan kematian kamu Nak? Dan siapa anak itu? Apa anak itu adalah cicitnya kakek?' Pikir Pak Edwin dalam hatinya. Entah kenapa firasat yang mengatakan bahwa anak laki-laki yang bersama dengan Indira, adalah darah dagingnya juga. Darah daging Juno.

'Jika benar, kalau anak itu adalah cicit ku. Aku harus pergi ke Singapura untuk menyusulnya'

****

Singapore, didepan rumah Indira.

Juno dan Devan masih berada didepan sana, mereka akan menunggu mama Devan sampai datang, lalu Juno akan pergi dari sana setelah memastikan semuanya aman.

"Mama kamu lama juga ya Nak?" ucap Juno pada Devan yang sedang duduk diatas lantai depan rumahnya.

"Ndak tahu Uncle, mungkin Mama macih sibuk kelja."

"Sesibuk apapun mama kamu, seharusnya dia lebih mengutamakan kamu dari apapun!" ucap Juno yang terdengar mengeluh.

"Uncle jangan jelekin mama, mama cibuk demi cali uang buat Devan. Devan kan nggak ada papa, jadi mama yang belusaha cendiri. Mama pentingin Devan kok!" ucap Devan yang membela ibunya. Juno tersenyum dan dia salut pada Devan yang sangat menyayangi mamanya.

'Mamanya pasti bangga dan bahagia, karena anak ini sangat menyayangi mamanya' kata Juno dalam hati.

"Ya udah, maafin uncle ya. Uncle udah menyinggung perasaan kamu. Tapi, uncle bukan termasuk untuk menjelek-jelekkan mama kamu. Maafin uncle," sesal Juno seraya mengusap kepala anak laki-laki itu.

"Iya, maafin Devan juga. Kalena Devan udah bicara pake nada tinggi sama uncle. Maaf ya uncle...nanti jangan kasih tau mama ya? Mama pasti malahin Devan, karena udah nggak sopan." Devan meminta maaf dan meminta tolong kepada Juno untuk tidak memberitahukan perkataannya pada mamanya, apabila mamanya datang nanti.

"Uncle bakal rahasiain ini. Tapi, uncle punya satu syarat."

"Apa?"

"Kalau kita ketemu lagi, Devan harus mau makan dan jalan-jalan sama Uncle," ucap Juno dengan senyuman dibibirnya. Dia menyodorkan jari kelingkingnya, untuk membuat janji dengan Devan. Entah kenapa, dia ingin bertemu lagi dengan Devan dan mengajaknya bermain.

"Oceh! Janji!" Devan yang polos, langsung melakukan kepalanya dan ia menautkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Juno. Lalu anak laki-laki itu tersenyum lebar.

Senyuman Devan, anehnya bisa membuat jantung Juno berdebar begitu kencang. Dia merasa bahagia, padahal Devan bukan siapa-siapanya. Tapi, anak laki-laki ini mampu membuatnya bahagia, hanya dengan senyumannya saja.

Tanpa mereka sadari, Indira memperhatikan interaksi antara Juno dan Devan dari jauh. Indira bersembunyi di rumah tetangganya, dibalik tembok. Dia benar-benar bingung harus bagaimana. Otaknya mendadak buntu, niat yang tadi sudah terkumpul dalam hati dan berada di pikirannya, kini malah hancur lebur. Niatnya ingin menemui Juno, menghadapi pria itu. Tapi... melihatnya dekat dengan Devan, dia belum bisa mengungkapkan semuanya.

Akhirnya Indira, memutuskan untuk meminta bantuan kepada tetangganya agar tetangganya itu mau membawa Devan ke rumahnya terlebih dahulu dan mengatakan kalau Indira belum datang.

"Ya sudah, kalau begitu uncle pulang dulu ya!"

"Iya uncle. Uncle hati-hati ya," kata Devan sambil melambaikan tangannya pada Juno. Juno melihat sepasang mata Devan yang berwarna hitam pekat dan polos itu. Matanya mirip... seseorang yang tidak asing baginya.

Juno enggan berpisah, begitu pula dengan Devan yang merasa ingin bersama Juno lebih lama. Akan tetapi, Juno ada pekerjaan penting dan Devan juga sudah aman bersama tetangganya.

Tak lama setelah kepergian Juno, barulah Indira menampakan diri pada Devan dan tetangganya.

"Nyonya Jessie. Terimakasih."

"Iya sama-sama Miss Indira."

Wanita bule yang merupakan tetangga Indira itu pun langsung pergi kembali rumahnya lagi. Sementara Indira, dia langsung membawa Devan masuk ke dalam rumah.

"Ma? Kok mama nggak nemuin Uncle dompet dulu sih? Tadi uncle baru aja pulang loh!"

"Kamu nggak boleh lagi ketemu sama dia, ataupun ngomongin dia, Devan!" ujar Indira tegas.

"Emangnya kenapa Ma? Uncle dompet baik cama Devan kok. Malah, katanya nanti uncle dompet mau ketemu sama Devan sama mama juga. Uncle mau ajak-"

"Devan! Kenapa sih kamu nggak mau dengerin mama? Dia itu orang asing, dan Mama udah peringatan sama kamu berkali-kali. Jangan bicara sama orang asing! Gimana kalau orang asik itu penculik?" cecar Indira dengan menggebu-gebu dan matanya yang memerah.

"Ma...maafin Devan, tapi..."

"Devan janji, Devan nggak akan ketemu sama uncle itu lagi. Maafin Devan ya Ma," ucap Devan yang menyesal, karena sikapnya sudah membuat Indira menangis. Meskipun sebenarnya dia tidak tahu apa yang sebenarnya membuat ibunya menangis.

Indira menyadari kesalahannya dan dia langsung menarik Devan ke dalam pelukan hangat. "Enggak sayang, mama yang salah. Maafin mama udah bentak kamu," ucap Indira yang menyesal, karena tanpa sadar emosinya sudah membuat dia membentak Devan.

Setelah itu Devan berjanji untuk tidak bertemu dengan Juno dan selama 3 hari ini, Juno juga tidak bisa menemuinya karena sedang sibuk.

****

3 hari kemudian, Indira, Hilman dan Devan, pada siang itu sedang bersiap-siap untuk menghadiri acara pernikahan bosnya Hilman. Indira tampak anggun mengenakan setelan gamis brukat berwarna silver dengan kerudung panjang yang menutupi dada. Dia tampak elegan dan cantik, walaupun hanya memakai pemerah bibir dan bedak bayi saja. Devan juga terlihat tampan memakai kemeja dan celana jeansnya. Sedangkan Hilman, Dia memakai setelan jas berwarna biru dongker.

Mereka pun berangkat ke pesta itu yang diselenggarakan di sebuah gedung mewah berlantai dua. Disana terlihat beberapa tamu undangan yang menghadiri pesta tersebut.

Indira menggandeng tangan anaknya, menaiki anak tangga. Sedangkan Hilman, sedang mengambil sesuatu yang tertinggal di dalam mobilnya.

Tiba-tiba saja langkah Indira terhenti saat dia melihat dua orang yang dikenalinya di pesta itu. 'Kenapa bisa mereka ada disini?'

"Ma? Mama kenapa? Kok belhenti Ma?" tanya Devan seraya menatap mamanya dengan bingung. Sekarang ini Indira seperti patung.

"Eh! Itu ada uncle dompet!" Devan tersenyum lebar saat atensinya tercuri pada sosok yang dikenalinya. Devan melepaskan genggaman tangannya dari Indira, lalu dia berlari menghampiri pria yang dikenalnya itu, yang sedang bersama dengan pria tua yang duduk dikursi roda.

"Uncle dompet!" Devan berteriak, lalu menghampiri Juno.

Juno tersenyum lebar dan menyambut kedatangan Devan. "Hey jagoan! Kamu ada disini juga? Kamu kesini sama siapa?"

"Ya Allah...Juno, anak ini...dia benar-benar mirip dengan kamu waktu kecil," ucap pria tua itu dengan mata tak berkedip saat menatap Devan.

"DEVAN!" Indira menghampiri Devan dengan terburu-buru, lalu dia menariknya menjauh dari Juno dan pak Edwin.

Kedua pria itu terperangah begitu mereka melihat Indira berada di sana.

****

1
Mifta Afandi
pemaksa'an
Mifta Afandi
aq pling muak dan benci ma cerita klau ada pelecehan dan penaksaan
Titin Andien
ih kenpa ulet bulu berkeliaran aja sih kapan kena karmanya😂
Pendi
cerita ini yang biadab bukan junonya tapi author menampakkan cerita hidupnya kali laknat
Pendi
cerita laknat
Arsyad Al Ghifari 🥰
malunya aku🙈🙈🙈🙈🤣🤣👍
Pendi
yg bodoh bukan junonya tp author cerita di ulang2
Pendi
author bodoh
Noey Aprilia
Mkin muak sm mreka....yg cweknya mnyebalkn,cwoknya jg sma...bnr2 psngn srasi.....syang bgt msti crai,hrusnya juno ttp sm tu ulat bulu...biar ga gnggu indi lg....
Sunaryati
Segera percepat perceraianmu Indira aku yakin kau bisa menekan Juno segera tanda tangan berkas perceraian dg pengalaman dan ilmu yang punya berlandaskan hukum dan UU yang berlaku, Juno akan kalah
Kasih Bonda
next Thor semangat
khady
cerita nya bertele-tele ddk di tempat
Rahma Inayah
lanjut moga bs up lg
Rani Zettiana
lanjut tor,semangat biar up dobel
kaylla salsabella
lanjut thor semangat berkarya thor 🥰🥰🥰🥰
Ramadhani Kania
maling teriak maling Shella...
Yuli Purwati
lanjut....
Siti Zuriah
sheilla mw maen" sm indira lagak nya pengen mempermalukan indira ternyata dia sendiri yg d permalukan sm indira, trus sheilla merasa bahagia klo indira jg menceraikn juno trus sheilla pikir juno bakal mw balikan lg sm sheilla gitu
Elen Gunarti
trs kpn dong Juno tau kl vio BKN ank Juno
Arsyad Al Ghifari 🥰
mungkin Sheila ga punya kaca besar di rumahn🤣🤣🤣🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!