Dealova William gadis cantik mahasiswi seni rupa yang akan mengadakan pameran lukisan. Dia bersikeras akan ikut memamerkan lukisan almarhum Nenek Buyut nya. Namun Sang Mama melarangnya dan terjadilah saling rebut lukisan itu.. lukisan itu pun terjatuh dan menimpa tubuh Dealova menyebabkan dia tidak sadarkan diri..
Akan tetapi di saat Dealova membuka kedua matanya dia melihat tempat dan orang orang yang sangat asing baginya.. Dia pun juga sangat asing dengan tubuhnya sendiri.. jiwa Dealova terperangkap masuk ke dalam tubuh kurus petani perempuan yang punya tiga orang anak dan suami yang kasar.
Bagaimana kisah Dealova apakah dia bisa bertahan dari kehidupan mewah nya menjadi petani miskin yang tertindas? Apa Dealova bisa mengubah takdir perempuan miskin itu? Dan apa ada hubungannya dengan lukisan Nenek Buyut dengan fenomena kejadian yang dialami Dealova ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 21.
“Hah! Mana mungkin si bodoh itu bisa menyetir mobil? Pakai mobil Pak Kades lagi!” teriak Nenek Lili dengan kedua mata melotot, dia benar benar kaget dan masih belum juga tidak percaya.
“Mamak lihat ini.. ini benar benar si kurus bodoh itu. Lihat juga ini Anjel tersenyum senang sambil dadah dadah.. hu... hu... hu...” ucap Stefani sambil mengulurkan hand phone miliknya ke arah Nenek Lili dan dia masih terus menangis tersedu sedu..
Nenek Lili yang masih duduk di kursi langsung serius menatap layar hand phone milik Stefani yang memutar ulang rekaman video saat mobil yang dikemudikan oleh Regina Jelita di halaman kantor balai desa.. tampak Bapak Kepala Desa pun melambai lambaikan tangannya ke arah mobil itu.. tangan mungil Anjel pun terlihat melambai lambai, kepala Regina Jelita, Anjel dan Jendro pun terlihat karena jendela kaca mobil dibuka lebar..
“Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?” gumam Nenek Lili sambil mengucek ucek kedua mata nya, untuk meyakinkan kalau dia tidak sedang bermimpi.
“Mama sekarang percaya kan? Sekarang belikan aku mobil Ma..”
“Mahal harga mobil Fani, tidak ada uang ku sekarang, kopi dan cengkeh belum panen.” Ucap Nenek Lili yang enggan keluar uang untuk membeli mobil. Apalagi Fani naik sepeda saja tidak bisa, sudah berkali kali belajar naik sepeda sejak kecil tetapi tetap saja terjatuh karena tidak bisa menjaga keseimbangan.
“Mama bisa kredit beli mobil nya.” Ucap Fani yang tetap ingin dibelikan mobil tidak mau kalah dengan Regina Jelita yang bisa membawa mobil..
“Mama percayalah kalau naik mobil aku tidak akan terjatuh karena aku hanya duduk di mobil..” ucap Stefani lagi.. Nenek Lili terlihat berpikir pikir..
“Mama apa Mama tidak malu, si kurus bodoh itu saja bisa membawa mobil, aku anak nya Mama Lili yang kaya raya di desa ini tidak bisa membawa mobil..” ucap Stefani lagi berusaha merayu sang Mama..
Sesaat Stefani tersenyum malu malu.. kedua pipi tembem nya pun memerah...
“Mama.. siapa tahu setelah aku punya mobil Dokter Anthony tertarik ke pada ku..” ucap Stefani masih dengan pipi merona merah..
Nenek Lili pun mengangguk anggukkan kepalanya dia yang begitu ingin menjadikan Dokter Anthony sebagai menantunya. Bibir Nenek Lili pun tersenyum lebar..
“Ya.. ya... kalau mobil sudah ada di rumah, kita adakan pesta dan kita undang Dokter Anthony.. ayo kita sekarang ganti baju dan pergi ke kota kabupaten.” Ucap Nenek Lili lalu bangkit berdiri ..
Stefani pun merangkul Sang Mama dan menciumi pipi Sang Mama bertubi tubi.. karena akan dibelikan mobil dan akan mengadakan pesta yang mengundang Dokter Anthony. Dokter idola gadis gadis di desa itu.. semua gadis anak anak orang kaya sangat ingin dijadikan istri Sang Dokter yang tampan rupawan dan baik hati itu.
Setelah selesai berganti baju, tidak lupa Stefani merias wajah nya dengan make up tebal.. Mereka berdua melangkah ke luar dari rumah ditemani dua pelayan mereka yang bertubuh tidak gemuk seperti sang majikan. Mereka berempat berdiri di depan pintu pagar untuk menghentikan mobil angkutan desa jurusan ke terminal bis yang letak nya di dekat pasar. Jarak desa itu ke kota kabupaten lumayan jauh, kira kira seratus kilo meter lebih.
Sementara itu di lain tempat, di pasar di desa kecil itu.. Dealova menggendong tubuh mungil Jendro dan Anjel berjalan di samping nya.. Dia sudah menjual jagung jagung di tempat Juragan Koh Sing langganan Pak Kades.. uang bagIan Pak Kades sudah ditransfer ke rekening Pak Kades oleh Juragan Koh Sing.
“Ma kita mau beli daging apa ayam?” suara imut Anjel..
“Beli ayam hidup Njel.. kita pelihara dan kita potong satu saja .. di mana tempat yang jual ayam hidup.” Ucap Dealova terus melangkah.
“Di sana Ma..” suara imut Anjel sambil jari telunjuk nya menunjuk ke satu tempat..
“Ma.. Ma.. Ma.. mam.. mam.. nak.. nak... es.. es...” celoteh Jendro di sepanjang perjalanan di dalam pasar mungkin maksudnya dia minta makan sate dan gulai lagi di warung di dalam pasar.
“Kita beli ayam saja Ndro, nanti kita makan dengan ayam goreng.” Suara imut Anjel yang terdengar sangat bahagia ķarena tahu Sang Mama mendapat banyak uang lagi.
Mereka pun terus melangkah menuju ke tempat yang menjual ayam hidup. Dealova membeli sepuluh ayam betina dan satu ekor ayam jantan..
“Pak tolong dibawakan ke mobil saya ya.” Ucap Dealova setelah membayar kesebelas ekor ayam itu..
“Mobil saya mobil saya.. mobil bos kamu ya? Jangan mengaku aku kamu! kamu pasti hanya pelayan saja kalau melihat tampang kamu.” Ucap penjual ayam sambil mengikat kuat kuat kaki kaki ayam agar tidak lari.
“He... he... he... maaf Pak, benar itu mobil Pak Kades.. “ ucap Dealova santai sambil tertawa kecil, dia tidak marah setelah tersadar mobil yang dia bawa memang bukan mobil nya.
Setelah ayam ayam itu ditaruh di atas bak mobil. Dealova dan kedua anak itu segera masuk ke dalam mobil. Dan mobil pun berjalan pelan pelan meninggalkan pasar..
“Njel, mampir di toko serba ada itu ya.. aku mau beli bumbu bumbu jadi saja.. aku bingung bumbu opor itu apa saja.. nanti ayam nya separuh digoreng separuh dimasak opor, aku ingin makan ayam opor Njel..” ucap Dealova saat mobil mendekati toko serba ada di dekat pasar.
“Terserah Mama tapi uang nya jangan dihabiskan ya Ma.. aku kan mau sekolah..” suara imut Anjel sambil menoleh ke arah Sang Mama..
“Iya tenang saja.. nanti sampai di rumah kita manen lagi.. besok kita jual lagi.. “ ucap Dealova santai sambil terus menjalankan mobil pelan pelan karena di jalan dekat pasar sangat ramai, ada mobil mobil angkutan desa yang berjalan pelan pelan untuk mencari dan menurunkan penumpang, juga banyak orang orang berseliweran.
Saat sampai di depan toko serba ada, Dealova menghentikan mobil nya..
“Mama aku tunggu di mobil saja ya.. takut ada orang yang mengambil ayam ayam kita.” Suara imut Anjel sambil menatap Sang Mama.
“Iya, kalau ayam ayam di taruh di sini takut nya berak dan bau. Pintu mobil aku kunci ya.. Biar tidak ada yang menculik kamu.. nanti kalau ada orang jahat atau ada yang mau ambil ayam kamu buka jendela dan teriak kencang ya..” ucap Dealova yang sudah mematikan mesin mobil nya..
“Iya Ma.” Ucap Anjel.. Dealova membuka sedikit jendela di samping Anjel agar udara bisa masuk, lalu dia mengunci pintu mobil. Dia sangat khawatir jika laki laki tidak berguna muncul secara tiba tiba dan menculik Anjel.. Hati Dealova sudah terlanjur jatuh sayang dan jatuh kasihan pada Ke tiga anak itu..
Dealova pun cepat cepat melangkah masuk ke dalam toko serba ada sambil menggendong tubuh mungil Jendro. Kebiasaan Dia yang belanja di mall membuat nya bingung belanja di dalam pasar tradisional..
Sedangkan Anjel yang berada di dalam mobil, membuka lagi sedikit jendela kaca mobil, karena dia sekarang sudah diberi tahu cara membuka dan menutup jendela mobil.. Anjel pun terus menoleh ke arah belakang untuk mengawasi ayam ayam yang berada di atas bak mobil..
PETOK
PETOK
PETOK
Suara suara ayam ayam itu yang ingin bebas lepas dari ikatan di kaki kaki nya...
Sesaat di belakang mobil bak milik Pak Kades itu berhenti sebuah angkutan desa. Dan dari mobil angkutan desa itu turun empat orang perempuan , dua orang kurus dan dua orang yang gemuk gemuk..
“Nenek dan Tante Fani.” Suara imut Anjel yang melihat empat orang yang turun dari mobil angkutan desa itu.. Anjel pun segera sembunyi, jongkok di atas lantai mobil, agar tidak dilihat oleh Nenek dan Tante Fani.
“Ini kan mobil Pak Kades yang dibawa si kurus bodoh itu Ma.” Ucap Tante Fani saat melihat mobil bak itu.
“Ada ayam ayam, pasti dia habis menjual jagung jagung itu beli ayam dan sekarang sedang belanja. Ayo kita lempar ayam ayam ini ke jalan biar mampus semua ayam ayam itu ditabrak mobil!” ucap Nenek Lili sambil tersenyum miring.
hadehhh di kira mau pindahan kali apa ya bawa2 kasur ma tv sekalian kiaps wis g ada tata krama blas
ayooook kira2 terungkap g ya klo yg di tubuh regina adalah dealova
yahhhh miga aja agak jera lah si yudas nya
dannn kenapa sih rajin sekali mendalak me delik kiiii hadehhh opo g wedi lak motone glinding opo yoooo🤔
Wkwkwk makanan dipesta habis ya stef kasian😁
ayoo kk thor lakukan sesuatu gitu
suruh si guguk gigit kek atau kasih gandol di celana akhirnya celananya ketarik dan buahahaaaaaaa.... 🤔🤔🤔🤔
tp ngaruh g tuhhhh nnti
liat aja apa yg di lakuiin sm otornya kira2 🤔
yaaa mgkin ada jalan rahisa khusus badan m3lebar kali
hahahaaaa