NovelToon NovelToon
Tombak Kegelapan

Tombak Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Anak Genius / Anak Yatim Piatu / Mengubah Takdir / Epik Petualangan / Perperangan
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mdlz

Lie seorang pria dari keluarga kelas menengah harus di usir dari sekte karena bakatnya yang buruk, tidak hanya itu, bahkan keluarganya pun dibantai oleh sebuah sekte besar, dia akhirnya hidup sebatang kara di sebuah desa terpencil. Tanpa sengaja Lie menemukan sebuah warisan dari leluhur keluarga, membuatnya tumbuh menjadi kuat dan mulai mencari siapa yang sudah membantai keluarganya,

akankah Lie berhasil membalaskan dendam keluarganya dan melindungi para orang-orang terdekatnya...

Cerita ini adalah fiksi semata, penuh dengan aksi dan peperangan, disertai tingkah konyol Mc

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mdlz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengubah Konstitusi

Lie Segera mengambil beberapa bahan obat yang dia butuhkan, dia juga sengaja mengambil pedang elemen es yang ada di dalam cincin, saat ini sisa pedang yang dia dapatkan dari harta warisan hanya tinggal tiga, dan kemungkinan ketiga pedang itupun akan berjodoh dengan orang lain.

Setelah memasang beberapa formasi di kamar, Lie mulai memurnikan Pil penawar racun es Lv 4. Hampir seratusan bahan herbal mengambang saat ini di depannya, dan mulai dibakar dengan api berbagai suhu.

Hampir enam jam lamanya Lie memurnikan bahan sebelum akhirnya dua belas Pil dengan warna biru cerah berurat emas muncul di depannya. Lie segera mengeluarkan botol giok dan memasukkan semua pil kedalamnya.

kemudian Lie mengeluarkan pil penyembuhan dari dalam cincin lalu menelannya, dia butuh mengembalikan vitalitasnya kembali.

Satu jam kemudian Lie mulai memurnikan herbal untuk Pil pengubah konstitusi, dengan sangat telaten dia memurnikan ratusan bahan herbal. Untuk membuat Pil ini hampir sembilan jam Lie memurnikannya.

Tiba-tiba Lie merasa jika di atasnya saat ini ada petir yang berkumpul. Saat enam pil sudah selesai, Lie segera membungkusnya dengan energi spiritual. Lalu dengan tergesa segera membuka jendela dan melompat keluar, dengan kecepatannya Lie berlari kearah bukit yang ada di sekitar telaga.

Awan gelap yang siap melepaskan petir segera mengikuti pergerakan Lie dan berhenti tepat diatas bukit.

Tetua Erwin yang merasakan pergerakan ganjil di sekitarnya juga langsung melesat ke udara lalu melihat kearah bukit. Di langit petir berwarna perak berkumpul dan siap untuk menyambar.

Lie melapisi pil yang dia buat dengan energi spiritual dan juga beberapa formasi, dia tidak ingin pil yang sudah payah dia buat hancur karena petir.

Pil itu berwarna biru keemasan dan terdapat corak emas merah gelap sebanyak lima buah, hal itulah yang mengundang petir penyucian untuk datang.

Tak berapa lama petir pun menyambar. Kekuatan petir berkurang saat mengenai formasi, dan sisa kekuatan petir di serap Pil tersebut, setelah tujuh kali kilat menyambar formasi pun ikut hancur dan enam pil dengan dilapisi cahaya keperakan melayang di udara.

Tanpa menunggu lagi Lie segera memasukkan pil tersebut ke dalam botol giok setelah itu dia menyimpannya dan tergeletak kelelahan di atas bukit, dan tanpa sengaja langsung tertidur.

Tetua Erwin yang melihat dari kejauhan menggelengkan kepalanya sambil membatin. "benar-benar bocah monster, di usia 19 tahun sudah di ranah langit menengah, Alkemis level lima yang mampu mendatangkan petir penyucian, dan juga master formasi. Bahkan dengan warisan leluhurnya jika tanpa kecerdasan serta kerja keras, seorang super jenius pun tak akan mampu mendekati levelnya."

Kemudian Tetua Erwin segera melayang ke arah Lie dan kembali menyelimuti Lie dengan energinya, lalu membawanya kembali ke rumah dan meletakkan Lie di pembaringan sebelah akhirnya pergi.

**

Malam berlalu dengan tenang, dan saat fajar muncul di ufuk timur, empat bayangan terbang dengan cepat menuju rumah itu. dua pasangan terlihat melayang paling depan, mendarat tidak lama kemudian.

"Kalian semua sudah kembali." sapa tetua Erwin pada keempatnya.

"Kami kembali ayah."

"Kami kembali paman." jawab keempatnya serempak sambil menangkupkan tinjunya, setelah itu mereka segera memasuki rumah.

"Bagaimana hasil perburuan kalian?" tanya Tetua Erwin.

"Kami banyak mendapat herbal dan Inti monster di pegunungan seribu candi, untuk menopang keluarga kita beberapa bulan ke depan." jawab Khong Guan, yang merupakan anak Tetua Erwin.

"Kami juga mendapatkan banyak herbal di lembah baru es, selain itu ada juga beberapa material membuat senjata." Jawab Parto, yang merupakan ayah dari Khong Guan.

"Bagus begini keluarga Prakasa bisa bertahan di dunia ini bila masing-masing anggota bisa mengumpulkan banyak kekayaan." kata Tetua Erwin puas, lalu melanjutkan tanya. "Bagaimana keadaan Hilda? Apa masih sering terserang hawa dingin akibat racun di tubuhnya?"

"Memang masih terasa ayah mertua, tetapi tidak terlalu parah seperti dulu." jawab Hilda sambil tersenyum.

Hilda memiliki wajah cantik mirip bidadari, namun kecantikannya sedikit hilang akibat bibir dan wajahnya yang terlihat pucat.

"Bersabarlah, bila langit menghendaki tak lama lagi kamu dan putrimu bisa terbebas dari racun jarum es itu." kata Tetua Erwin dengan rona wajah bahagia.

Sebelum Hilda meminta penjelasan, Acha keluar dari kamar belakang. Berdekatan dengan kamar yang di gunakan oleh Lie.

"Ayah... Ibu..., salam paman dan bibi." ucap gadis itu dengan rona bahagia, saat ini penampilannya sudah rapih dan terlihat sangat cantik.

"Tidak biasanya putrimu berdandan secantik ini, apa ada yang sudah terjadi selama kami pergi?" ledek Hilda sambil tersenyum dan berjalan menghampiri Acha.

"Tidak ada apa-apa ibu, aku hanya ingin berdandan saja." jawab Acha sambil menundukkan kepalanya dan memainkan jari.

Melihat tingkah ana gadisnya itu, Hilda terkekeh dan mengajak pergi ke dapur untuk membuat makanan.

Keempat orang yang melihat itu hanya tersenyum simpul, lalu Darto angkat bicara. "Kak Parto, nampaknya kau ada segera memiliki menantu, aku jadi penasaran orang seperti apa yang bisa meluluhkan hati putri es keluarga kita."

"Jika kamu memiliki putra, maka aku sendiri yang akan melamar Acha untuk menjadi menantuku, sayangnya." timpal Miya dengan sedih.

"Mungkin belum rejeki kita untuk memiliki keturunan, meski kira udah tidak bisa menjadikan Acha sebagai menantu, tapi kita masih bisa mengunjunginya, sayang disini tidak ada yang bisa menghilangkan racun es beku, aku kasihan melihat ibu dan anak itu yang selalu menderita." ucap Darto menenangkan hati istrinya.

"Gara-gara Shopie wanita jalang itu aku jadi tidak bisa memiliki keturunan." tatapan mata Miya ganas sambil menitikkan air mata.

"Sudahlah Miya, bila nanti ada kesempatan lagi, kita pasti akan membalas berkali-kali lipat padanya." kata Darto, seraya menari kepala istrinya ke pelukannya.

Tiba-tiba saja, pikiran Tetua Erwin terbesit sesuatu. "Jika Lie menjadi anak angkat mereka, pastinya keluarga Prakasa akan semakin kokoh dan cepet berkembang, dengan bakatnya yang seperti monster. Tapi aku tidak bisa meminta mereka untuk mengangkat Lie sebagai anaknya, biar waktu saja yang akan menjawab."

Saat semua sedang orang sedang berbincang melepas kangen, tiba-tiba seorang pria muda keluar dari dalam rumah menuju ruang tamu, dimana banyak orang sedang berkumpul.

Sebelumnya, Lie telah bertemu dengan Hilda dan menyapanya. Meski Hilda belum tahu siapa pemuda itu, namun dia segera menyukai Lie yang selain tampan juga sangat sopan.

Hilda tidak bisa melihat kultivasi Lie, sama seperti dengan Tetua Erwin saat pertama melihat Lie. Dia akhirnya menyadari mengapa putrinya berdandan secantik ini.

"Salam Tetua, dan senior semuanya." sapa Lie sambil membungkuk sedikit.

"Oh... Lie, ternyata kamu sudah bangun." jawab Tetua Erwin sambil melambaikan tanganya memanggil Lie untuk mendekat.

"Sudah Tetua, dan terima kasih untuk semalam telah membawaku kembali kerumah." jawab Lie sungguh-sungguh.

Saat Lie duduk dan ikut bergabung dengan semua orang, Miya yang menatapnya, entah kenapa merasa ada ketertarikan khusus pada lie, apalagi saat mendengar kisahnya . Tanpa sengaja air matanya langsung menetes di pipi.

Dia segera mendekat ke arah Lie dan menari kepala Lie ke dalam pelukannya, sambil mengelus rambut Lie yang sudah rapih, dia berkata. "Jangan kamu sesali hidupmu, segalanya sudah ada yang mengatur, bila kamu sudah tidak memiliki siapapun dalam hidupmu, bagaimana kalau kamu jadi putraku saja, meski tidak sedarah, aku pasti akan memperlakukan mu layaknya putraku sendiri."

Lie sudah terkejut dengan perlakuan wanita paruh baya itu yang langsung memeluknya, tapi saat ini dia lebih terkejut lagi dengan perkataan dari wanita ini.

Dalam kehidupannya sebelum saat ini dia hanya di temani oleh Mayang, sehingga saat wanita itu mengatakannya tentu saja Lie merasa sangat senang, karena hal inilah yang dia inginkan.

"Benarkah Ibu mau menjadi ibu angkat bagiku yang sebatang kara ini?" tanya Lie memastikan perkataan dari wanita itu sambil menatap wajahnya.

Entah mungkin takdir, sekilas wajah Lie terlihat mirip dengan dengan keduanya suami itu, ketampanan Lie mirip dengan Darto, dan putih kulit serta bola matanya sangat mirip dengan Hilda.

"Tentu! Suamiku apa kamu keberatan jika Lie menjadi putra kita." kata Hilda sambil menatap suaminya.

"Bagaimana aku bisa keberatan, jika pantas jadi putra kita, lihat wajahnya mirip denganku ketika aku masih muda." sahut Darto dengan antuasias.

Keinginan terbesarnya untuk dipanggil ayah akhirnya akan terwujud. Dia juga langsung menyukai Lie, sesaat anak itu datang dan menyapa semua yang ada di ruang makan.

1
Odette/Odile
Kangennya bukan main, update dong thor. Biar makin jatuh cinta! 😍
Protocetus: jika berkenan mampir ya ke novelku Mercenary of El Dorado
total 1 replies
Arisu75
Jangan nggak baca, sayang banget
Uraaaa: Makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!