Pernikahan Membuat Luka

Pernikahan Membuat Luka

PML 1 - Pertemuan Tak Terduga

“Berapa lama lagi aku harus mengabdi di sini?” Naomi menatap sebuah bangunan puskesmas bercat putih di depannya dengan nanar. Sudah hampir empat bulan dia bertugas di sana dalam rangka penugasan khusus dokter tenaga kesehatan. Selama hampir tiga bulan itu pula Naomi melewatinya dengan perasaan tidak tenang.

Bukannya tidak senang bekerja di sana hingga tidak sabar untuk segera kembali bertugas di rumah sakit yang berada di ibu kota seperti dulu. Namun, suasana di daerah tersebut yang kurang cukup nyaman untuk dirinya, membuat Naomi ingin segera kembali ke kota secepatnya.

“Mama, Naomi rasanya mau pulang saja. Ayo jemput Naomi, Ma. Jemput Naomi….” Gumam Naomi setelah berada di dalam ruangan kerjanya.

Baru saja duduk di atas kursi kerjanya, Naomi menjatuhkan wajah di atas kedua tangan yang terlipat di atas meja sembari mengeluh atas kejadian tak mengenakkan yang menimpa dirinya beberapa waktu belakangan ini terutama kejadian tadi malam dimana ia mendapatkan perlakuan kurang mengenakkan dari beberapa pemuda desa yang mencoba menarik perhatiannya.

“Kenapa mereka bersikap begitu mengerikan. Aku jadi takut berlama-lama di sini!” Lirih Naomi mengingat kejadian tadi malam saat dia digoda habis-habisan oleh banyak pemuda saat baru saja pulang dari rumah warga untuk mengecek kesehatan salah satu warga yang terkena DBD.

“Dokter Naomi!” Kedatangan seorang wanita muda masuk ke dalam ruangan kerjanya membuat perhatian Naomi langsung tertuju padanya.

“Yuni, ada apa?” Tanya Naomi. Dia berusaha memperlihatkan wajah semanis mungkin pada Yuni. Naomi tidak ingin orang lain melihat kegundahan yang tengah dirasakannya.

“Di depan ada pak lurah yang ingin bertemu dengan Dokter Naomi!” Beri tahu Yuni.

Dahi Naomi mengkerut. Untuk apa lagi pak lurah menemuinya. Bukannya semalam mereka sudah berbincang cukup banyak mengenai program kerjanya di puskesmas? Tak lama berpikir, Naomi segera bangkit dari posisi duduk. Melangkah keluar dari dalam ruangan kerjanya dengan langkah tergesa-gesa.

“Pak Ramzi…” sapa Naomi menyebut nama lurah di desa tersebut.

Pak Ramzi yang disebut namanya menoleh. Pun dengan seorang pria yang kini berdiri di samping Pak Ramzi dengan posisi membelakangi tubuh Naomi.

Deg

Jantung Naomi seakan berhenti berdetak dan kedua bola matanya membulat sempurna saat melihat sosok pria yang berdiri di sebelah Pak Ramzi. Sama seperti Naomi, pria itu juga nampak terkejut saat melihat wajah Naomi.

“Gilang, sedang apa dia di sini?” Lirih Naomi dalam hati.

“Dokter Naomi, saya ingin memperkenalkan Dokter dengan Pak Gilang sebagai pendiri klinik permata yang sedang dibangun saat ini.” Kata Pak Ramzi sembari tersenyum.

Pandangan Naomi kembali beralih pada Gilang setelah menatap wajah Pak Ramzi yang barusan berbicara kepadanya. Kemudian, dia mengulurkan tangan pada Gilang yang kini menatap wajahnya dengan tatapan dingin.

“Perkenalkan, saya Dokter Naomi yang bekerja di puskesmas ini.” Kata Naomi seolah baru mengenal sosok Gilang.

Gilang menerima uluran tangan Naomi tanpa melenyapkan tatapan dingin di wajahnya. “Gilang.” Balasnya Gilang seadanya. Sama seperti Naomi, Gilang juga bersikap seolah tidak mengenali Naomi. Padahal sejak kecil, mereka sudah saling mengenal satu sama lain.

Jabatan tangan Naomi dan Gilang seketika terlepas. Dapat Naomi rasakan telapak tangannya kini terasa dingin setelah berjabat tangan dengan Gilang.

“Ternyata Gilang adalah pendiri klinik permata. Tapi bagaimana bisa?” Pertanyaan itu terbesit di benak Naomi. Pasalnya, dia tahu betul siapa Gilang dan bagaimana kekuasaan keluarganya di ibu kota. Naomi sedikit heran kenapa Gilang bisa membuat klinik di desa terpencil di daerah tempat ia mengabdi saat ini. Karena biasanya, keluarga Gilang lebih fokus membangun anak-anak perusahaan mereka saja.

“Jadi Dokter Naomi, Pak Gilang mau berkenalan dengan Dokter Naomi. Karena rencananya Pak Gilang mau menarik Dokter Naomi untuk bekerja di klinik Permata setelah tugas Dokter Naomi di puskesmas selesai.” Kata Pak Ramzi menyebutkan tujuannya bertemu dengan Naomi saat ini.

Naomi tak langsung memberikan tanggapan. Dia diam dengan kedua kelopak mata yang nampak berkedip-kedip.

“Bagaimana ini?” Lirih Naomi dalam hati. Rasanya dia sangat enggan untuk berbicara banyak dengan Gilang. Apa lagi sudah hampir lima tahun belakangan ini dia berusaha menjauhi sosok Gilang.

Tak mendapatkan respon dari Naomi, Pak Ramzi kembali berkata. “Bagaimana Dokter Naomi? Apa Pak Gilang bisa berbicara dengan anda sebentar?”

Naomi langsung mengangguk. Bukan karena ia menginginkannya. Namun, karena ia tak enak hati pada Pak Ramzi bila menolaknya.

“Kalau begitu kita bicara di dalam saja, Pak. Kebetulan saya belum ada pasien pagi ini.” Ajak Naomi.

Pak Ramzi mengangguk. Sementara Gilang hanya diam dan mengikuti langkah Pak Ramzi setelah dipersilahkan masuk oleh Naomi ke dalam ruangan kerjanya.

Di dalam ruangan Naomi, Pak Ramzi sebagai perantara Gilang dan Naomi untuk bertemu mempersilahkan Gilang untuk berbicara dengan Naomi secara langsung tentang keuntungan yang akan Naomi dapatkan jika bekerja di kliniknya kelak. Naomi mendengarkannya dan sesekali mengangguk paham dengan penjelasan Gilang.

“Jadi bagaimana Dokter Naomi. Apa anda tertarik?” Tanya Pak Ramzi.

“Maaf, Pak. Saya belum bisa menerima tawaran tersebut. Karena setelah masa pengabdian saya di desa ini selesai, saya akan kembali ke kota dan bekerja kembali di rumah sakit yang ada di sana.” Balas Naomi. Meski gaji yang ditawarkan oleh Gilang lebih besar dari gaji yang ia dapatkan di kota, tak membuat Naomi tertarik sama sekali. Apa lagi dia tahu jika pemimpin di klinik tersebut nantinya adalah Gilang sendiri.

Pak Ramzi menatap wajah Gilang dengan tatapan tak enak hati. Karena dokter yang direkomendasikan olehnya untuk bekerja di klinik milik Gilang tidak menerima tawaran yang Gilang berikan.

“Tidak masalah. Saya bisa mencari dokter lain yang lebih berkompeten dan bersedia bekerja di klinik saya nantinya.” Kata Gilang sebelum Pak Ramzi bersuara.

Pak Ramzi lega mendengarnya. Sementara Naomi, dibuat sedikit kesal melihat respon yang ditunjukkan Gilang barusan pada dirinya. Tak berlama-lama berada di dalam ruangan kerja Naomi, Gilang dan Pak Ramzi segera berpamitan untuk pergi. Naomi pun mengantarkan kepergian mereka sampai di depan pintu masuk puskesmas.

“Kenapa aku harus bertemu dengannya lagi dengan kondisi tak terduga seperti ini?” Lirih Naomi sembari menatap nanar kepergian Gilang yang semakin menjauh dari pandangannya.

Setelah kembali masuk ke dalam ruangan kerjanya, Naomi memegang letak jantungnya berada. Dapat ia rasakan kalau jantungnya kini masih berdetak begitu kencang seperti saat ia melihat wajah Gilang tadi.

“Jantungku… kenapa rasanya masih tetap sama seperti terakhir kali aku melihatnya. Bukannya saat ini perasaanku padanya sudah hilang sepenuhnya?” Lirih Naomi dengan kedua kelopak mata yang mulai terpejam dan hembusan napas yang terasa kian memberat.

***

Selamat datang di karya baru SHy. Untuk kali ini insya Allah novel ini akan setia berada di sini sampai tamat. Sebagai bentuk dukungan, yuk jangan lupa tinggalkan komen dulu sebelum lanjut ke bab selanjutnya🤗

Terpopuler

Comments

Nurma septina🤍💙

Nurma septina🤍💙

Jangan pindah lagi ya kak tetep disini aja🤭🤭
jika pindah jauh lagi aku enggak bisa nyusul soalnya🙈🙈
Selamat atas karya terbarunya kak,Semoga semakin sukses🥰🥰🥰

Ngomong ngomong ini kisah baru,atau lanjutan dari keluarga Novel sebelumnya kak ??

2025-03-09

18

ria rosiana dewi tyastuti

ria rosiana dewi tyastuti

kak shy ini bagus2 novelny.....tp ya gitu kdng ngilang diluar jangkauan mak2 gratisan kek saia/Grin//Facepalm/

2025-03-09

4

Kar Genjreng

Kar Genjreng

siap mampir Thor Shy lama ga bikin karya ya,,, Ok Semoga tambah bagus 😂👍

2025-03-09

4

lihat semua
Episodes
1 PML 1 - Pertemuan Tak Terduga
2 PML 2 - Tinggal Bersebelahan
3 PML 3 - Gilang Yang Menyebalkan
4 PML 4 - Digrebek Warga
5 PML 5 - Jalan Keluar
6 PML 6 - Tidak Punya Pilihan
7 PML 7 - Kenapa Harus Menikah Dengannya?
8 PML 8 - Tidur Di Rumah Yang Sama
9 PML 9 - Tolong Jaga Naomi
10 PML 10 - Aku Tidak Pulang
11 PML 11 - Kejadian Lima Tahun Lalu
12 PML 12 - Jangan Mengabaikannya
13 PML 13 - Menunggu Penjelasan
14 PML 14 - Jangan Ikut Campur
15 PML 15 - Aku Hanya Memastikannya
16 PML 16 - Amarah Gilang
17 PML 17 - Frustrasi?
18 PML 18 - Sudah Biasa Seperti Ini
19 PML 19 - Kepulangan Melvina
20 PML 20 - Mengabdi Kembali?
21 PML 21 - Melvina…
22 PML 22 - Aneh Sekali
23 PML 23 - Cemburu
24 PML 24 - Tidak Mau Ikut
25 PML 25 - Gilang Yang Menyebalkan
26 PML 26 - Merindukan Naomi
27 PML 27 - Sekretaris Baru Gilang
28 PML 28 - Berdebat Lagi
29 PML 29 - Tidak Perlu Mengajaknya
30 PML 30 - Menikah Ulang?
31 PML 31 - Tidak Sibuk
32 PML 32 - Apa Dia Serius?
33 PML 33 - Jangan Berbohong!
34 PML 34 - Takut Darah?
35 PML 35 - Mengintrogasi Debby
36 PML 36 - Mode Cemburunya Kambuh
37 PML 37 - Hubungan Yang Lebih Baik
38 PML 38 - Semakin Tidak Ramah
39 PML 39 - Tidak Senang
40 PML 40 - Aku Tidak Nyaman
41 PML 41 - Jantungkuuu
42 PML 42 - Melawan
43 PML 43 - Nikahi Saja Dia!
44 PML 44 - Tidak Akan Berpisah!
45 PML 45 - Jauhi Melvina?
46 PML 46 - Debby Ikut Marah
47 PML 47 - Kembali Memaafkan
48 PML 48 - Berjalan Sesuai Harapan (Sah!!)
49 PML 49 - Ridho Suami?
50 PML 50 - Meminta Hak Sebagai Suami
51 PML 51 - Unboxing!!
52 PML 52 - Sama-sama Menjaga Hati
53 PML 53 - Jangan Salahkan Naomi!
54 PML 54 - Dia Mencintaiku?
55 PML 55 - Aku Tahu Kamu Mencintainya
56 PML 56 - Drama Melvina
57 PML 57 - Apa Kamu Sudah Yakin?
58 PML 58 - Perdebatan Panas
59 PML 59 - Menjodohkan Melvina
60 PML 60 - Perjodohan
61 PML 61 - Malu-malu Mau
62 PML 62 - Bagaimana Kalau Hamil?
63 PML 63 - Jelas, Aku Mencintaimu
64 Bab 64 - Sejak Kapan Mencintaiku?
Episodes

Updated 64 Episodes

1
PML 1 - Pertemuan Tak Terduga
2
PML 2 - Tinggal Bersebelahan
3
PML 3 - Gilang Yang Menyebalkan
4
PML 4 - Digrebek Warga
5
PML 5 - Jalan Keluar
6
PML 6 - Tidak Punya Pilihan
7
PML 7 - Kenapa Harus Menikah Dengannya?
8
PML 8 - Tidur Di Rumah Yang Sama
9
PML 9 - Tolong Jaga Naomi
10
PML 10 - Aku Tidak Pulang
11
PML 11 - Kejadian Lima Tahun Lalu
12
PML 12 - Jangan Mengabaikannya
13
PML 13 - Menunggu Penjelasan
14
PML 14 - Jangan Ikut Campur
15
PML 15 - Aku Hanya Memastikannya
16
PML 16 - Amarah Gilang
17
PML 17 - Frustrasi?
18
PML 18 - Sudah Biasa Seperti Ini
19
PML 19 - Kepulangan Melvina
20
PML 20 - Mengabdi Kembali?
21
PML 21 - Melvina…
22
PML 22 - Aneh Sekali
23
PML 23 - Cemburu
24
PML 24 - Tidak Mau Ikut
25
PML 25 - Gilang Yang Menyebalkan
26
PML 26 - Merindukan Naomi
27
PML 27 - Sekretaris Baru Gilang
28
PML 28 - Berdebat Lagi
29
PML 29 - Tidak Perlu Mengajaknya
30
PML 30 - Menikah Ulang?
31
PML 31 - Tidak Sibuk
32
PML 32 - Apa Dia Serius?
33
PML 33 - Jangan Berbohong!
34
PML 34 - Takut Darah?
35
PML 35 - Mengintrogasi Debby
36
PML 36 - Mode Cemburunya Kambuh
37
PML 37 - Hubungan Yang Lebih Baik
38
PML 38 - Semakin Tidak Ramah
39
PML 39 - Tidak Senang
40
PML 40 - Aku Tidak Nyaman
41
PML 41 - Jantungkuuu
42
PML 42 - Melawan
43
PML 43 - Nikahi Saja Dia!
44
PML 44 - Tidak Akan Berpisah!
45
PML 45 - Jauhi Melvina?
46
PML 46 - Debby Ikut Marah
47
PML 47 - Kembali Memaafkan
48
PML 48 - Berjalan Sesuai Harapan (Sah!!)
49
PML 49 - Ridho Suami?
50
PML 50 - Meminta Hak Sebagai Suami
51
PML 51 - Unboxing!!
52
PML 52 - Sama-sama Menjaga Hati
53
PML 53 - Jangan Salahkan Naomi!
54
PML 54 - Dia Mencintaiku?
55
PML 55 - Aku Tahu Kamu Mencintainya
56
PML 56 - Drama Melvina
57
PML 57 - Apa Kamu Sudah Yakin?
58
PML 58 - Perdebatan Panas
59
PML 59 - Menjodohkan Melvina
60
PML 60 - Perjodohan
61
PML 61 - Malu-malu Mau
62
PML 62 - Bagaimana Kalau Hamil?
63
PML 63 - Jelas, Aku Mencintaimu
64
Bab 64 - Sejak Kapan Mencintaiku?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!