Terpaksa menggantikan sang kakak untuk menikahi pria yang tidak diinginkan kakaknya. Menjalani pernikahan lebih dari 3 tahun, pernikahan yang terasa hambar, tidak pernah disentuh dan selalu mendapatkan perlakuan yang sangat dingin.
Bagaimana mungkin pasangan suami istri yang hidup satu atap dan tidak pernah berkomunikasi satu sama lain. Berbicara hanya sekedar saja dan bahkan tidak saling menyapa
Pada akhirnya Vanisa menyerah dalam pernikahannya yang merasa diabaikan yang membuatnya mengajukan permohonan perceraian.
Tetapi justru menjelang perceraian, keduanya malah semakin dekat.
Apakah setelah bertahun-tahun menikah dan pada akhirnya pasangan itu memutuskan untuk berpisah atau justru saling memperbaiki satu sama lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 25 Dia Akan kembali.
Meski waktu yang dibutuhkan memasak hanya sebentar saja, tetapi pasangan suami istri itu terlihat begitu kompak dan manis, yang saling membantu membuatkan nasi goreng yang di masakan Arvin.
Vanisa hanya sebagai chef pendamping saja yang menuruti apa yang diperintahkan Arvin, mengambil ini, memotong ini dan Arvin yang memasak nasi goreng itu.
Sampai akhirnya nasi itu disiapkan di atas dua piring dan terlihat dari penampilannya sangat menarik dan menggugah selera yang sudah tidak sabar ingin memakannya.
"Makanlah!" titah Arvin menuang air putih.
Vanisa yang duduk menganggukkan kepala yang tiba-tiba saja perutnya memang terasa lapar dan mencoba masakan suaminya itu untuk yang pertama kali. Kemudian Arvin juga menyusul untuk duduk di depan Vanisa.
"Aku baru tahu ternyata dia bisa juga memasak," batin Vanisa yang sangat menikmati nasi goreng itu dan tanpa ada jaim sama sekali.
Arvin juga makan dengan lahat yang sepertinya pasangan suami istri itu memang sama-sama lapar.
"Aku hari ini libur. Kak Mohan menemani kak Mitha ke rumah sakit untuk mengecek kandungannya. Jadi tadi kak Mohan menelpon ku untuk minta tolong menjemput Mahira," ucap Arvin.
Mitha saat ini memang hamil anak kedua dan kehamilan Mitha yang selalu menjadi perbandingan untuk Vanisa yang sampai saat ini tidak mengandung. Bagaimana bisa hamil suaminya saja tidak menyentuhnya.
"Kamu mau ikut?" tanya Arvin yang menawarkan.
Vanisa mungkin sedikit kaget dengan tawaran itu dan tidak menjawab dan malah bengong.
"Kamu mau ikut?" Arvin kembali bertanya.
Vanisa menganggukkan kepala, dia juga sudah sangat merindukan Mahira, semenjak dia sakit belum pernah bertemu dengan anak lucu itu. Pasti tidak diperbolehkan oleh Sarah dan mungkin Lara juga melarang. Karena Vanisa juga sakit yang takut menyebabkan virus.
"Kalau begitu bersiaplah, kita akan menjemputnya secepatnya," ucap Arvin. Vanisa menganggukkan kepala. Vanisa yang kembali melanjutkan makan itu.
****
Akhirnya Vanisa, Arvin dan Mahira yang menemani Mahira di playground. Untuk pertama kali Arvin ikut bersama mereka. Vanisa terlihat begitu sangat bahagia dan tampak senyum di wajahnya saat menuntun bocah 2 tahun lebih itu bermain seluncuran.
Walau Vanisa tidak bisa berkomunikasi dengan berbicara, tetapi Mahira sepertinya sangat paham apa yang terjadi dengan tante kesayangannya itu. Dia kerap kali sangat enjoy yang terus saja tertawa.
Sementara Arvin hanya memantau yang duduk sembari melihat ponselnya, terkadang dia melihat ke arah Mahira dan Vanisa. Arvin belakangan ini sepertinya memang tidak memiliki pekerjaan dan bahkan itu tempat umum yang tidak mempermasalahkan membawa Vanisa yang bisa saja ada wartawan melihat dan bertanya-tanya siapa Vanisa.
Ting.
Vanisa mengambil ponselnya dari dalam tasnya ketika mendengar bunyi pesan. Dia melihat ke arah Vanisa sebentar yang bermain ayunan dan membaca pesan tersebut.
Senyum di wajahnya langsung hilang ketika melihat tulisan yang membuat jantungnya berdebar begitu kencang seperti bendera mau perang.
..."Kamu apa kabar Vanisa, kenapa sulit sekali menghubungi kamu. Aku baru berani mengirim pesan kepadamu. Aku akan kembali ke Jakarta," Angela....
Vanisa benar-benar terkejut dengan tangan yang bergetar.
"Aaaaa!"
"Tante!" Mahira yang ternyata terjatuh dengan kedua lututnya menyentuh tanah. Arvin yang melihat hal itu terkejut dan langsung berdiri menghampiri Mahira. Vanisa dikejutkan dengan suara tangis Mahira dan melihat Mahira yang terluka membuat Vanisa kaget dan menghampiri Mahira.
"Ya. Ampun Mahira!" Arhan yang langsung menggendong Mahira yang masih menangis.
Vanisa bener-bener merasa bersalah dengan wajahnya yang cemas, karena melihat pesan itu membuat dia tidak fokus memantau Mahira dan akhirnya terjatuh bahkan lutut Mahira sampai terluka.
"Sudah tidak apa-apa. Sakitnya akan hilang!" Arvin yang mencoba untuk mendiamkan Mahira yang saat ini sedang merengek.
Vanisa benar-benar merasa bersalah dan dia juga membantu mendiamkan Mahira dengan mengusap-usap rambut Mahira.
"Ya. Allah apa yang aku lakukan, aku sampai melukai Mahira dan karena kecerobohanku sendiri. Kak Angela dia akan kembali," Vanisa tidak bisa tenang ketika banyaknya masalah yang ada di dalam pikirannya.
Dia benar-benar merasa bersalah dengan semua yang ada.
Vanisa Mahira dan Arvin sudah berada di taman yang tampak Arvin berjongkok di depan Mahira yang duduk di pangku Vanisa. Arvin mengobati lutut keponakannya itu.
Syukur-syukur untuk saat ini keadaan Mahira baik-baik saja. Mahira sekarang sudah tidak apa-apa lagi dia bahkan sudah tidak menangis karena dibelikan Arvin Lollipop atas rekomendasi Vanisa.
"Sudah Om obati. Jadi nanti lukanya akan sebuah. Mahira jangan menangis lagi ya," ucap Arvin dengan lembut memegang pipi gembul anak cantik itu. Mahira yang mengerti menganggukkan kepala.
Arvin melihat kearah Vanisa. Vanisa yang mengetik panjang di ponselnya.
"Aku minta maaf karena sudah ceroboh, aku tidak terlalu fokus dengan Mahira yang akhirnya menyebabkan dia celaka. Aku benar-benar sangat menyesali semua itu," tulisnya yang terlihat memang penuh penyesalan.
"Sudahlah tidak apa-apa. Mahira juga sekarang sudah baik-baik saja. Ini sudah siang dan sebaiknya kita makan," ucap Arvin yang membuat Vanisa menganggukkan kepala.
Siapa sangka ternyata pergerakan mereka bertiga telah dipotret oleh orang yang tidak tahu siapa, Entah sudah berapa banyak foto yang dia ambil dari kedekatan Arvin, Vanisa dan juga Mahira.
Setelah mengajak Vanisa jalan-jalan. Akhirnya Arvin dan Vanisa membawa Mahira kembali pulang, mereka berjalan-jalan cukup lama sampai malam hari.
Arvin yang keluar dari mobil dan mengambil Mahira dari pangkuan Vanisa langsung menggendong anak yang sudah tertidur lelap itu.
Vanisa dan Arvin sama-sama berjalan menghampiri rumah Mohan dan Mitha.
"Ya. ampun maaf sudah merepotkan kalian berdua," Mitha dan Mohan yang sudah menunggu di depan rumah dan Mita langsung mengambil putrinya dari Arvin.
"Tidak masalah. Kami yang minta maaf karena tadi Mahira sempat jatuh," ucap Arvin.
"Tidak apa-apa Arvin. Mahira memang sedang lagi di masa lincah, jadi kalau tidak jatuh namanya bukan anak-anak," sahut Mohan yang begitu pengertian sekali.
"Benar. Kami selalu saja merepotkan kalian berdua dan termasuk kamu Vanisa. Kami minta maaf ya," tambah Mitha.
Vanisa hanya tersenyum untuk memberikan respon itu.
"Ini sudah malam. Kami harus kembali pulang," ucap Arvin.
"Iya. Silahkan dan sekali lagi aku mengucapkan terima kasih untuk kalian berdua," sahut Mitha.
Arvin menganggukkan kepala dan mereka berdua langsung berlalu dari hadapan pasangan suami istri itu. Arvin membukakan pintu mobil untuk Vanisa dan kemudian dia menyusul untuk memasuki mobil dan mereka langsung meninggalkan kediaman Mitha dan Mohan.
"Aku melihat tidak ada sama sekali masalah dalam pernikahan mereka. Mereka tampak baik-baik saja," ucap Mohan.
"Kamu benar. Aku melihat justru banyak kemajuan dalam pernikahan mereka. Tetapi tetap saja menjadi Vanisa itu tidak enak. Wanita yang dinikahi sudah 3 tahun lebih dan ternyata tidak juga diakui sebagai istri," sahut Mitha yang sesama wanita pasti bisa merasakan apa yang dirasakan Vanisa.
"Jangan berpikiran buruk kepada Arvin. Kamu harus tahu jika saat ini dia sedang ada pemilihan dan banyak saingannya. Mungkin saja itu menjadi salah satu alasan Arvin tidak mempublikasikan Vanisa dan semua itu untuk melindungi Vanisa," ucap Mohan dengan berpikir positif kepada adiknya itu.
"Aku berharap jika itu alasannya dan aku berharap pernikahan mereka baik-baik saja," ucap Mitha. Mohan menganggukkan kepala
"Tidak apa-apa sayang semua akan baik-baik saja," ucap Vanisa.
Bersambung.....
apa motifnya hingga vanisa yg di culik?
jd makin penasaran aku