Marda menikahi Pendi setelah satu tahun pacaran, namun satu tahun menikah dia mendapatkan teror yang sangat mengerikan sekali. setiap malam di dalam mimpi nya selalu di temui seorang wanita bergaun pengantin penuh darah sembari membawa gergaji mesin, seolah pengantin itu ingin membunuh Marda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2. Pengalaman Mona
"Kau ini kebiasaan kalau ngomong tidak di saring dulu!" Bu Asih memarahi Vita setelah Marda pulang.
"Ya kan tadi aku tanya, apa dia memang tidak pernah melihat penampakan." Vita menjawab pelan.
"Kalau ekspresi dia saja begitu maka sudah pasti dia tidak di ganggu, mungkin sekarang memang sudah tidak ada lagi." Bu Asih masih saja merutuk kesal.
"Masa iya secepat itu bisa menghilang, Bu?" Mona bertanya pelan sekali.
"Ya bisa kalau Allah sudah berkehendak, siapa tau Marda juga rajin ibadah sehingga tidak di ganggu." sahut Bu Asih.
"Kau pernah lihat, Mon?" Vita malah penasaran pada Mona yang nampak diam diam saja.
Yang di tanya cuma mengangguk pelan karena kejadian itu sangat melelat dalam pikiran nya, meski sudah setengah tahun yang lalu namun rasa nya masih tetap terbayang di pelupuk mata saja. bahkan semenjak itu pula Mona tidak pernah berani pulang sendirian dari kerja, bila tidak ada yang jemput maka akan menginap di rumah teman.
"Cerita dong, apa yang kau lihat?" Vita takut tapi kepo.
Mona menelan air ludah nya dengan susah payah karena rasa ngeri tetap saja ada ketika melihat vila yang sangat besar itu, sebagian orang tak akan percaya karena menganggap itu hanya karangan semata karena vila sudah lama kosong tak berpenghuni.
"Buruan ayo cerita, aku sudah tak sabar mau dengar?" desak Vita saat pulang beli sayur.
FLASHBACK ON.
Malam itu Mona pulang kerja sekitar jam dua belas malam dan naik motor karena dia mengambil motor setelah di rasa gaji nya cukup untuk angsuran, agak rintik juga serta pas di malam jumat legi membuat Mona sudah agak keder juga.
"Bapak kok ya enggak bisa di hubungi, pasti habis batrai ponsel dia." rutuk Mona di jalan.
"Aaaahhh!"
Tubuh Mona tegang seketika karena mendengar suara wanita sedang menjerit kesakitan, sedang takut takut nya dan ingin ngebut agar segera melewati vila ini. Mona malah harus menerima fakta lain, motor nya mogok tanpa sebab dan kalau rusak rasa nya sangat tidak mungkin karena. Masih baru.
"Ya Allah, kok pakai mogok segala!" keluh Mona dengan hati tidak karuan.
"Sakiiiitt, tolong hentikan!" pekik suara wanita itu lagi.
"Siapa ya? aku kok ragu mau mendekat, tapi takut nya ini orang butuh bantuan." Mona jadi di lema.
"Huhuhuuu, ku mohon hentikan lah.....
Motor mogok pun tepat di depan vila dan suara itu juga berasal dari vila yang tampak suram karena sama sekali tidak ada lampu, di satu sisi Mona rasa nya ingin kabur untuk minta tolong, tapi di sisi lain hati nya seolah di paksa untuk melihat sendiri saja.
"Bawa kayu ini saja untuk jaga jaga." Mona mengambil kayu dan perlahan menaiki tangga untuk masuk kedalam.
"Jangan siksa akuuuu...hentikan ini, kau menyakiti aku!" isak suara itu lagi.
"Pasti para preman yang memperkosa, lebih baik aku sambil menghubungi Pak RT." Mona sigap menghubungi Pak RT.
Pintu vila terbuka sedikit membuat aroma bangkai langsung menusuk kedalam hidung, Mona menahan nafas nya dan terus mengintip untuk melihat wanita yang sedang merintih itu. tak lupa juga sambil menghubungi Pak RT agar segera datang membawa bantuan, jadi mereka akan segera menemukan Mona di sini.
Braaaak.
"Aahhhkk!" Mona yang menjerit kaget karena tubuh jatuh dari lantai dua.
"Eeeghhhkk, pinggang ku patah." rintih wanita bergaun putih seperti pengantin.
"Mbak?!" Mona masih agak ragu mau mendekat.
"Dia...dia yang membunuh ku, laki laki itu membunuh ku!" tangan wanita menunjuk keatas sehingga Mona pun ikut mendongak kesana.
Tapi sama sekali tidak ada apa apa di lantai dua membuat Mona melongo, ketika dia menunduk lagi. Mona langsung tersurut mundur melihat pengantin itu sudah berdiri menyeringai menatap dia, bahkan di tangan ada gergaji mesin berlumuran darah.
"Kau bisa melihat ku?" tanya nya sembari menyeringai.
"Ha..hantu! apa ini hantu?" Mona tergagap ngeri melihat darah di gaun pengantin.
"Ihihiiiiii...apa kau tau aku sangat kesakitan, tapi dia tidak mau mendengarkan aku." pengantin menangis darah.
Bruuummm, Bruuuum.
"Diaaaahhhh..dia memotong tangan ku, apa kau juga mau ku potong?" tawar pengantin setan.
"Jangan! aku tidak ada salah padamu, ku mohon jangan sakiti aku." Mona sudah menangis ketakutan.
"Menangis lahhhhh...aku juga menangis, tapi dia tidak mau menghentikan nya." pengantin setan berjalan menyeret gaun putih.
"TOLOOOONGG, KU MOHON TOLONG AKU!" pekik Mona tersengal sengal.
"Mon! kamu kenapa, Mon?" Pak RT yang di hubungi jadi kaget mendengar teriakan Mona alias calon mantu nya.
"Paaaak Rt tolongin saya, ada setaaan!" teriak Mona histeris.
Sementara pengantin setan terus mendekat dengan kaki yang terlihat patah sehingga di seret seret, Mona tak bisa menunggu saja sampai Pak RT datang menolong. yang ada nanti malah keburu mati di buat setan ini, jadi lebih baik segera kabur saja sebisa mungkin.
"Jangan lariiiiii, dia pun tak mengizinkan aku lari." teriak pengantin setan.
"Keparat haram jadah, mampus saja kau sendirian." Mona berlari tanpa menoleh dan meninggalkan motor nya.
"Ihihihiiiiiiii....
Terdengar tawa nya yang sangat melengking dan juga campur serak, Mona tak akan pernah mau lagi lewat sana karena sangking trauma nya melihat setan. untung tak lama ia berlari ketemu lah dengan Pak RT dan juga kekasih nya, sehingga ada yang menolong Mona.
FLASHBACK OFF.
"Untung kau masih hidup, Mon." lirih Vita dengan wajah pucat.
"Maka nya itu aku tak akan pernah mau lewat sana lagi kalau malam, sudah cukup sekali itu saja." Mona memang sangat takut.
"Setan nya pakai gaun pengantin! mungkin dulu nya ada yang mau menikah dan dia mati di sana ya?" tebak Vita.
"Aku tidak tau, bahkan orang tua sini saja tidak tau! mereka tau nya dulu Anita yang punya vila itu, tapi kata nya Anita pergi keluar negeri." jawab Mona.
Vita manggut manggut dengan hati yang gelisah juga karena dia penakut, padahal bukan dia yang melihat secara langsung, tapi masih saja takut dan tak akan mau kesana.
"Apa setan nya tidak kelihatan muka, Mon?" tanya Vita.
"Muka nya sudah hancur seperti kena benda panas gitu loh, kayak terbakar juga jadi tidak bisa mau di kenali." jawab Mona.
"Ih serem banget, Ya Allah!" Vita takut sekali.
Mona yang sudah mengalami nya cuma bisa menelan ludah dengan susah payah, sebab dengan ada nya cerita dari dia itu lah yang membuat para warga jadi begitu takut mau mendekati vila besar. tidak ada satu pun yang berani karena mereka percaya dengan cerita dari Mona, terlebih bukan cuma Mona saja yang cerita akan hantu di vila tersebut.
Like dan comen nya kencengin ya guys.
untung bca nya dah subuh 🤣🤣🤣
jadi merinding kan... makin nggak bisa tidur... ya Alloh Gusti... kalo jadi Marda ya wajar kalau langsung syok... jadi patung... pasrah deh mau dimakan atau mau digergaji....
lah.... jadi kena beneran yang bvnvh diri... nyesel lo Ardi... gara-gara kenikmatan sementara, lo kehilangan anak... bentar lagi juga kehilangan bini Lo.... mungkin juga nyawa Lo...