Arindita memutuskan pindah rumah setelah bercerai dari mantan suami yang lebih memilih wanita simpanannya.
Didampingi oleh putra satu-satunya yang baru berusia delapan tahun, mereka pindah ke sebuah perumahan elit di kawasan ibukota.
Namun kepindahan mereka membuat Arindita dekat dengan anak tetangganya, disitulah kehidupan kedua Arin dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berbelanja
Sonny sudah siap dengan pakaian kerjanya, ia keluar dari rumah dan mengunci pintu bersiap untuk berangkat.
Pria berjas hitam itu berjalan ke arah mobilnya, baru saja ia membuka pintu mobil tiba-tiba Arin datang menghampiri Sonny.
"Mas Sonny... " Panggil Arin.
Sonny menatap heran, namun ia buru-buru mengubah ekspresinya menjadi datar. Perempuan yang sempat membuatnya kesal kini datang entah akan bermaksud apa.
"Mas Sonny mau berangkat sekarang?" Tanya Arin.
"Hmm... " Jawab Sonny acuh.
Tanggapan Sonny membuat Arin jadi sedikit canggung, ia tahu Sonny masih belum memaafkannya.
"Emm... Boleh tidak aku menumpang sampai ke depan Mall Plaza? Aku mau belanja bulanan, tapi aku sedang malas membawa mobil sendiri" Ujar Arin beralasan, padahal dirinya sengaja agar bisa berbarengan dengan lelaki ini.
"Ya, masuk saja" Ujar Sonny yang tetap irit bicara, pria itu masuk ke mobil lebih dulu disusul Arin yang duduk di samping kemudi.
Kendaraan itupun melaju meninggalkan pekarangan komplek.
Di perjalanan Arin maupun Sonny saling diam seribu bahasa, sonny fokus berkendara sedangkan Arin terlihat tengah memikirkan sesuatu.
Wanita dua puluh delapan tahun tersebut meremass jari-jarinya sendiri, ia bingung cara meluluhkan kemarahan pria di sampingnya ini.
"Maaf ya mas, aku jadi merepotkan" Seru Arin membelah kesunyian.
"Tak apa, lagipula tujuan kita searah" Sahut Sonny.
Mendengar Sonny yang menjawab ucapannya Arin sedikit mempunyai keberanian untuk berbicara lebih.
"Oh jadi perusahaan mas juga ke arah sini?" Kata Arin pura-pura tidak tau.
"Ya, bukankah kamu sudah tau alamat perusahaan ku?"
"Emm... I-iya, tapi aku tidak pernah melewatinya. Jadi aku kurang tau kemana saja arah menuju perusahaan mas" Timpal arin.
"Oh... Aku kira kamu lupa lagi" Kata-kata Sonny seolah menjadi sindiran untuk Arin, wanita itu merasa malu sekaligus tidak enak hati.
"Mas Sonny masih marah ya?" Lirih Arin menatap sendu pada pria tersebut.
Sonny tak menjawab, ia sibuk memarkirkan mobil miliknya.
"Sudah sampai" Tutur Sonny mengalihkan arah pembicaraan.
Arin mengalihkan perhatiannya ke luar, tanpa sadar mereka sudah berada di depan Mall yang ingin Arin kunjungi.
"Kamu yakin akan kesana sendirian?" Imbuh lelaki itu.
"Iya, mas"
"Lalu kamu pulang naik apa nanti?"
"Mungkin naik taksi atau naik bus kota" Jawab Arin.
Sonny diam seraya memikirkan sesuatu, ia pun tak menyuruh Arin turun dari mobilnya.
"K-kalau begitu aku turun sekarang ya mas, sekali lagi terimakasih banyak atas tumpangannya" Arin pamit untuk keluar, namun suara Sonny menghentikan langkahnya.
"Biar aku antar!" Seru Sonny tiba-tiba.
"Hah??!" Arin terperangah! Ia menatap Sonny heran.
"Kamu pasti akan belanja banyak, aku tidak yakin kamu sanggup membawanya" Kata Sonny memperjelas, pria dewasa itu pun turun lebih dulu meninggalkan Arin yang masih ternganga akan sikapnya.
Arin melihat Sonny yang berjalan menjauhi kendaraannya, tanpa Sonny ketahui perhatian lelaki itu membuat Arin tersenyum malu. Ternyata meski Sonny masih marah tapi dia tetap memikirkan kondisi sang istri.
Arin pun akhirnya menyusul Sonny yang sudah lebih dulu masuk ke dalam Mall.
Setibanya ditempat pembelanjaan Arin langsung memilih bahan-bahan yang akan ia beli, wanita itu berjalan sambil mendorong troli beriringan dengan Sonny disebelahnya.
Sonny mengamati berbagai merk makanan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Sudah lama sekali ia tak mengunjungi tempat seperti ini, biasanya Sonny akan langsung membeli sesuatu yang ia butuh di supermarket yang berada di dekat komplek mereka, ia bukan seseorang yang suka menyetok sesuatu sehingga harus pergi ke swalayan seperti ini.
Sesekali mereka berhenti ketika Arin sedang memilih sesuatu, kemudian melanjutkan lagi langkahnya ke tempat yang lain.
"Mas Sonny ada yang ingin dibeli? Jika ada sekalian saja, mas" Ucap Arin.
"Tidak ada, aku suka lupa mengingat sesuatu yang aku butuhkan jika sedang disini. Aku akan mengingatnya ketika sampai di rumah" Cetus Sonny.
Arin terkekeh mendengar hal itu, entah Sonny sedang bergurau atau memang sedang menceritakan kenyataan yang terjadi.
"Tunggu sebentar mas, aku ingin beli mie dulu"
Sonny menurut dan berhenti saat Arin memilih stok mie instan itu.
"Mas Sonny suka mie yang tadi malam tidak? Menurut mas sonny apa rasanya enak?" Tanya Arin.
"Lumayan"
Arin lantas memilih mie dengan rasa yang sama, alis Sonny mengkerut kala melihat Arin yang mengambil mie dengan satu rasa saja.
"Kamu suka mie rasa itu? Kenapa tidak mencampur dengan rasa mie yang lain" Tanyanya penasaran.
Seketika Arin menghentikan aktivisnya, "Lho, bukannya tadi mas bilang suka mie instan rasa ini?"
"I-iya aku suka, lalu apa hubungannya denganku?" Kini Sonny malah menjadi bingung sendiri.
"Aku membelinya untuk mas Sonny, kalau mas Sonny kelaparan seperti tadi malam setidaknya aku punya stok mie ini"
Sonny membeku! Pengakuan Arin membuat aliran darahnya berhenti mendadak! Apa yang dikatakan wanita ini?? Apa ia tidak salah dengar?? Sonny merasa jantungnya ikut berhenti berdetak.
"Tapi jangan keseringan makan makanan seperti ini, tidak sehat. Mas Sonny akan memakannya jika stok di rumahku benar-benar sudah habis, aku akan membeli makanan yang lain yang lebih sehat" Tambahnya.
"T-tapi.... K-kenapa? M-maksudku... Aku bisa membelinya sendiri" Tanya Sonny terbata-bata.
"Begitukah? Aku kira mas Sonny akan sering berkunjung ke rumahku" Lirihnya polos.
Deg!
Apalagi ini??!! Arin mengharapkan nya untuk lebih sering berkunjung?? Sebenarnya apa yang sedang wanita ini pikirkan?!
"I-itu..... "
"Sudah tidak apa-apa mas, mumpung kita berada disini lebih baik sekalian saja kan? Kalau begitu ayok kita jalan lagi"
Sonny mengangguk bak orang bodoh, ia melangkah sambil terus mengingat ucapan Arin barusan.
Mereka kembali mengelilingi seisi tempat tersebut, Sonny dan Arin terlihat seperti suami dan istri yang harmonis. Jarang seorang suami yang mengantarkan istrinya berbelanja dengan menggunakan jas kerja di hari biasa.
Tak sedikit pandangan pengunjung tertuju pada mereka berdua, tak terkecuali seorang SPG wanita yang menyapa keduanya.
"Permisi Nona dan Tuan, boleh saya menganggu waktunya sebentar?"
Sonny sempat kebingungan namun berbeda dengan Arin yang sudah sering dicegat oleh wanita-wanita yang sedang mempromosikan sebuah produk.
"Oh... Iya silahkan" Tanggap Arin.
"Kalau boleh saya tau, apa Tuan dan Nona adalah suami istri?" Tanya SPG itu.
Arin dan Sonny saling pandang, tak lama Arin pun menjawab pertanyaan wanita itu.
"Iya, benar"
"Kebetulan sekali saya ingin memproduksi beberapa produk pada kalian" Lanjutnya.
"Perusahaan kami sedang ada produk terbaru, kebetulan ada diskon besar-besaran hari ini. Ada berbagai model dan merk yang bisa kali pilih" Jelas wanita tersebut memamerkan barang-barang pada Arin dan Sonny.
"Apa ini, mbak?" Tanya Arin tak tau.
"Ini pengaman, Nona!"
Seketika Arin dan Sonny langsung dibuat terkejut, mereka terperangah mengetahui produk yang sedang dipromosikan!
Wajah Arin dan Sonny tampak memerah menahan malu, tak salah memang SPG itu menawarkan sebuah produk tersebut pada pasangan suami istri, namun mereka tak pernah memiliki pengalaman bercinta. Lantas untuk apa pengaman itu??
"Kami sedang ada promo lima puluh persen khusus untuk hari ini, jika kalian berminat kalian bisa mendapat voucher nya sekarang juga" Tawarnya lagi.
Sonny tampak semakin malu, bagaimana pun benda itu di khususkan untuk seorang pria. Lagi pun seumur-umur ia tak pernah memakai benda itu!
"Bagaimana Tuan, Nona? Berminat membeli produk kami?"
Arin memandang benda tersebut dengan perasaan yang sulit diartikan, sebagai perempuan yang sudah menikah ia tau betul fungsi benda tersebut.
Tanpa disangka salah satu lengan Arin mengambil benda berwarna hitam itu dari tangan sang SPG.
"Kami ambil yang ini" Ujarnya.