Kisah ini bercerita tentang seorang pemuda berbakat bernama Palette. Ia terlahir sebagai pelukis yang luar biasa. Kemampuan istimewanya menyeretnya masuk ke dalam masalah hidup yang jauh lebih pelik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penjara Tanpa Warna
Jack gagal menunaikan misinya untuk mengakhiri perang dunia dengan lebih cepat.
Jack dan misinya menjadi salah satu dari sekian banyak usaha yang dilakukan yang tidak berhasil untuk membunuh para pemimpin tertinggi musuh.
Alih-alih menjadi seorang pahlawan yang tidak terlihat. Sekarang Jack diasingkan oleh pihak musuh di dalam penjara antah berantah.
Kenapa Jack tidak dibunuh? Karena itu akan terlalu mudah.
Musuh menginginkan Jack Palette merasakan penderitaan hidup.
Jack yang usianya masih sangat muda harus menjalani sisa umurnya yang masih panjang dengan rasa sakit dan penyesalan.
*
Jack terbangun di ruangan yang sangat gelap.
Sejauh mata memandang hanya ada hitam. Jack sampai tidak bisa melihat dirinya sendiri.
Terdengar suara pintu besi yang dibuka.
“Keluar lah”,
Seru orang yang baru saja membuka pintu.
Jack pun keluar melalui pintu yang sudah terbuka itu. Mengikuti suara dan langkah kaki orang tadi.
Setelah cukup jauh berjalan baru lah Jack bertemu dengan cahaya.
Ini sudah pagi.
Dan ketika Jack melihat ke arah belakang. Ia baru saja berjalan menyusuri lorong gelap nan panjang.
Jack pun akhirnya sadar dimana sekarang dirinya berada. Jack berada di dalam penjara. Ruang gelap yang tidak terlihat itu adalah sel nya.
Entah dimana letak penjara yang sekarang mengurungnya. Jack sendiri merasa asing dengan tempat dan suasana di sini.
Dan setelah melihat sekeliling Jack pun menyadari. Tidak banyak tawanan di sini. Dan kebanyakan mereka adalah orang yang sudah tua.
Para penjaga yang bertugas pun terhitung sedikit.
“Argh………”,
Jack berteriak dengan sungguh miris. Suaranya hampir tidak terdengar.
Ia menemukan kondisi dirinya yang sudah tidak terurus.
Jack sangat kurus. Bulu-bulu di tubuhnya mulai tumbuh dengan lebat tidak beraturan.
Satu hal yang paling menyedihkan bagi Jack adalah ketika ia melihat kedua tangannya. Dan ini lah yang membuatnya berteriak tanpa mengeluarkan suara.
Ia masih ingat ketika Rosemary menggunakan kapak untuk memotong semua jari-jari tangannya.
Tapi sekarang yang ada di hadapan mata adalah kedua tangan Jack yang sudah tidak memiliki telapak tangan lagi.
Kedua tangan Jack telah diamputasi sampai pergelangan tangannya. Kondisi tangan Jack sekarang buntung dua-duanya.
Di Potrait Jack sering bilang kepada teman-temannya dengan bangga;
“Melukis adalah hidupku”,
Tapi tanpa kedua tangan yang utuh Jack tidak bisa lagi melakukannya. Hidup Jack sama saja sudah mati.
Dan di dalam ruang penjara yang seluruhnya gelap gulita. Jack tidak akan pernah lagi melihat warna menjelang tidurnya.
Seorang pelukis tanpa tangan dan warna. Apa yang hendak diperbuatnya?
Melukis di dalam angan-angan pun akan terasa sulit tanpa melihat warna.
Musuh sengaja melakukannya untuk menyiksa jiwa Jack Palette secara perlahan. Hingga menjadi gila dan hilang akal.
*
Di dalam penjara ini awalnya Jack kerap keluar sel ketika pagi hari para penjaga membukakan pintu untuknya.
Jack juga mencoba untuk berbicara dan mengenal antar sesama penghuni penjara. Jack juga pernah mencoba untuk berbicara dengan para petugas penjara.
Tapi itu sia-sia karena di dalam penjara ini para sipir dilarang untuk berbicara kepada para tawanan. Jadi yang Jack bisa lakukan hanyalah menguping pembicaraan mereka.
Para tahanan akan kembali dimasukkan ke dalam kurungan mereka ketika hari sudah mulai sore.
Malam harinya mereka akan disiksa oleh kesepian dan kehampaan. Karena tidak ada satupun penghuni di penjara ini yang memiliki teman satu sel.
Semua tahanan ditempatkan di selnya masing-masing dengan jarak yang berjauhan.
Jika mereka ingin berbicara mereka bisa melakukannya kepada diri mereka sendiri. Banyak tawanan di sana yang sudah terganggu kejiwaannya karena keterasingan yang mereka alami.
Jack mulai berubah. Ia tidak lagi menjadi tahanan yang ramah.
Ia jarang keluar dari dalam selnya meski pintu sudah dibuka bahkan dipaksa untuk keluar.
Jack hanya mau keluar dari dalam selnya satu kali dalam seminggu. Dan saat ia melakukannya Jack hanya berjalan mengelilingi penjara tanpa berbicara kepada siapa pun.