Elara tidak tahu apa yang terjadi padanya setelah dirinya sadarkan diri. Tubuhnya yang terasa remuk dengan pakaian yang sudah berceceran di lantai.
"Apa yang terjadi padaku?"
Elara ingin sekali menyangkal apa yang terjadi pada dirinya, tapi keadaannya yang sudah menjelaskan semua apa yang tengah dia alami meskipun tidak tahu siapa yang tega melakukanya. Malam itu dunia Elara hancur saat kesuciannya di rampas oleh orang yang tidak dia tahu sama sekali.
Setelah lama dalama kesulitan bersama buah hatinya, tiba-tiba seseorang yang tidak dia kenal datang dan membuat kehidupannya berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al-Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diusir
Brak
Brak
"Elara keluar kamu!!"
Brak
Brak
Elara yang baru saja selesai berpakaian terkejut mendengar gedoran pintu dan teriakan seseorang yang suaranya sangat familier.
Dengan langkah kaki cepat dan jantung berdebar kencang Elara membuka pintu dengan wajah pucat saat melihat banyak orang di depan kost nya.
"keluar kamu!"
Mili sang ibu kost yang galak dan terkenal sadis menarik tangan Elara kuat membuat gadis itu hampir tersungkur jika tidak ditahan oleh orang di sekitarnya.
"Angkat kaki dari tempat saya!" Bentaknya dengan kedua tangan berkacak pinggang dan tatapan melotot sampai bola matanya ingin lepas.
Elara sudah berkaca-kaca, mendengar bentakan Mili sang ibu kost yang galak. Mungkin karena hormon kehamilan membuat Elara sensitif.
"Sudah tiga bulan kau tidak bayar, dan saya tidak akan berbaik hati lagi! keluar sekarang atau saya paksa kamu angkat kaki dari sini!"
"Mili kenapa kau kejam sekali, mungkin dia belum punya uang, biarkan dia tinggal beberapa hari dulu untuk mendapatkan uang," Ucap salah satu wanita yang menolong Elara hampir terjatuh tadi.
"Kalau tidak punya uang untuk apa berani sewa kost, dasar menyusahkan!" Mili masih dengan mata melotot menatap tajam Elara.
Mendengar suara teriakan Mili penghuni kost pun terganggu dan keluar melihat keributan.
Tidak biasanya Mili marah-marah sampai membuat gaduh seperti ini.
"Mili beri aku waktu lagi-"
"Tidak akan! sekarang kamu saya usir dan keluar dari tempat ini!"
Mili masuk kedalam dan melempar apa saja barang milik Elara keluar.
Elara yang melihat itu tentu saja panik dan mencoba menghalangi, tapi karena tubuh Mili gempal Elara kalah telak dan malah membuatnya tersungkur.
Auwss
Elara mendesis saat tubuhnya ambruk ke tanah, gadis itu langsung di bantu untuk berdiri.
Elara mengusap air matanya, barang-barangnya berserakan begitu juga dengan pakainya, bahkan ada pakaian dalam miliknya juga tercecer membuatnya malu sekaligus marah.
"Kau keterlaluan Mili, kau tidak punya hati!" Maki Elara yang sudah tidak tahan dengan perbuatan Mili.
Tanganya meraih pakainya dan memungutnya memasukkan kedalam tas ransel.
"Cih, kau itu yang keterlaluan tidak punya rasa terima kasih!" Mili segera mengunci pintu kost nya dan langsung pergi tidak peduli dengan wajah marah Elara.
"Ela, kau bisa menginap di kamar ku dulu," Ucap wanita yang bertetangga sebelah dengan Elara.
"Tidak usah Medy, aku tidak mau melihat wajah menyeramkan Mili." Elara tersenyum tipis dan pergi meninggalkan tempat yang beberapa bulan sudah ia tinggali. Tempat yang juga memberikan dirinya takdir buruk.
Hari mulai petang saat Elara meninggalkan kost, gadis 20 puluh tahun itu tidak tahu harus pergi kemana, dia tidak punya uang yang cukup untuk mencari tempat baru lagi.
"Elara!"
Elara yang namanya merasa di panggil menoleh kebelakang.
"Gizel." Gumam Elara yang melihat Gizel teman Kate.
"Kenapa kau di sini?" Tanya Gizel saat sudah didekat Elara.
Elara diam sejenak, dirinya tidak dekat dengan Gizel teman Kate itu. Tapi melihat hari semakin malam Elara juga takut berada di luar.
"Apa kau bersama Kate?" Elara malah mengajukan pertanyaan.
Gizel mengerutkan keningnya, "Kate sedang di penginapan ku, kau mau bertemu dengannya?"
Elara tampak berpikir, dirinya memang tidak bisa menghubungi Kate, tapi ada Gizel yang bisa membantunya bertemu dengan Kate.
"Boleh, kalau kamu tidak keberatan." Jawab Elara.
"Baiklah ayo." Gizel mengajak Elara naik keatas motor besarnya, pria itu tersenyum menyeringai tanpa Elara tahu.
*
*
Tinggalkan jejak kalian 😘😘💗