NovelToon NovelToon
Janda Kembang Pilihan CEO Duda

Janda Kembang Pilihan CEO Duda

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan / Duda
Popularitas:10.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Cimai

Anak dibawah umur dilarang mampir🙅
Harap bijak dalam membaca👍

Slow update 🙏
Silahkan mampir juga ke novel pertama Cimai, klik profil Cimai yaaa😍

"Menikah Dengan Adik Sahabatku"

------

Belum ada dalam pikiran Dira untuk segera mengakhiri masa sendirinya, ia masih trauma pasca ditinggalkan oleh suami yang teramat ia cintai pergi untuk selamanya dan disusul satu-satunya superhero yang selalu berada disisinya, yaitu Ibu.

Meskipun pada kenyataannya sosok pria yang selama ini selalu memperlakukan Dira dengan lembut, ternyata diujung usianya menunjukkan sebuah kenyataan yang teramat pahit, sehingga menyisakan luka dan trauma yang teramat mendalam bagi Dira.
Dira masih tetap mencintainya.

Disisi lain, putra sulung dari pemilik Raymond Group mengalami kegagalannya dalam berumahtangga.
Setelah berhasil dari masa keterpurukannya dan memilih tinggal diluar negeri, akhirnya ia kembali ke tanah air dan menggantikan posisi ayahnya, Erick Raymond.

Awal pertemuan yang tidak sengaja anta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cimai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 25 : Kekecewaan Itu Pasti Ada

...Flashback on...

Saat Mentari berjalan kaki menyusuri jalanan yang ramai karena diam-diam pergi dari rumah Edgar. Di perjalanan ada seseorang yang memanggilnya Dira, namun, karena sekarang panggilannya sudah diganti, ia tidak menjawabnya. Kemudian ada seseorang yang meraih tangannya dari belakang, membuat Mentari sangat terkejut.

''Mas Ardi!'' pekiknya, kemudian Mentari langsung melepaskan tangannya.

''Dira, kenapa kamu tidak menjawab panggilanku?''

''Oh iya kah? maaf Mas, aku tidak mendengar sama sekali.''

''Mas Ardi kok disini? sejak kapan?''

''Aku kemarin pulang, ada sesuatu yang ku urus.'' jawabnya.

''Kamu mau kemana Dira? kenapa jalan kaki? kamu nggak kerja? dan kenapa kamu selalu mengabaikanku?'' cerca Ardi penasaran.

''E.. i-itu aku lagi jalan-jalan aja Mas, soal pekerjaan aku sudah berhenti, dan aku jarang bermain ponsel.''

Ardi menatap Mentari, terlihat sorot mata itu menyimpan sesuatu yang sengaja ditutupi.

''Kita duduk di cafe itu yuk, ngobrol sebentar.'' ajak Ardi.

Awalnya Mentari ingin menolak, tetapi karena dirinya juga lelah, akhirnya mengikuti.

Mentari ikut masuk ke dalam mobil milik Ardi. Ardi yang merasa Mentari sedang tidak baik-baik saja mencoba untuk menghargai diamnya Mentari, ia tidak bertanya-tanya terlebih dulu.

Mereka sampai di cafe yang memang tidak jauh dari tempat mereka bertemu. Ardi memesankan makanan dan minuman.

''Sudah lama kamu resign?'' tanya Ardi.

''Belum Mas.'' jawab Mentari.

''Ohya, berarti masih sempat bertemu sama pemimpin baru?'' tanya Ardi lagi.

''Hah?'' Mentari langsung mengangkat wajahnya terkejut. Ia baru teringat jika pria dihadapannya adalah saudara suaminya.

''I-iya Mas.''

''Kok kamu terkejut gitu Dir? kamu takut sama Edgar?''

Nama itu yang membuatnya bersedih, kenapa harus disebutkan lagi.

''Nggak Mas, biasalah yang namanya bos..'' jawab Mentari mencoba terlihat santai.

Tidak lama kemudian pesanan mereka datang, keduanya langsung menikmatinya tanpa berbicara.

''Dira..'' panggil Ardi setelah mereka selesai makan.

''Iya?''

''Maaf kalau aku lancang bertanya hal ini lagi. Apa kamu tetap masih belum terpikirkan untuk menikah lagi?'' tanya Ardi.

Mentari terdiam, ia tidak tau harus menjawab apa. Jikalau menjawab belum, nyatanya ia sudah menikah, bahkan sesuatu yang sudah lama tak tersentuh, kembali sudah tersentuh.

''Dira..'' Ardi melambaikan tangannya di depan mata Mentari yang terdiam.

''Ah iya, maaf Mas aku tidak bisa menjawab itu.'' jawab Mentari sendu.

Ardi memaksakan senyumnya yang kembali merasakan kekecewaan.

"Kamu sedang ada masalah?" tanya Ardi.

"Tidak Mas." jawab Mentari sedikit menunduk.

''Maaf Mas, sepertinya aku buru-buru, aku tidak bisa lama-lama disini. Eee.. tolong bayarin ya, terimakasih..'' ucap Mentari buru-buru.

''Dira.. Dira.. perasaanku masih sama seperti dulu!'' seru Ardi, ia tidak mempedulikan tatapan pengunjung lain.

Mentari tidak menghiraukan lagi, ia mendengar apa yang dikatakan oleh Ardi, sangat jelas ditelinganya. Sementara Ardi buru-buru membayar dan berusaha mengejar Mentari yang sudah keluar terlebih dahulu.

''Dira..!''

Ardi menoleh ke kanan dan ke kiri mencari Mentari, tetapi sosok itu sudah tidak terlihat.

''Kemana perginya?"

Ardi menaiki mobilnya, menyusuri jalanan untuk mencari Ghadira Mentari. Benar-benar sudah tidak bisa ia temukan lagi. Secepat itu dia menghilang dari pandangannya. Ia mencoba menghubungi nomor ponsel Mentari, tetapi sepertinya sengaja tidak dijawab.

Mentari menaiki ojek, ia meminta untuk diantar ke tempat pemakaman. Disana ia bersimpuh di samping makam ibunya. Ingin rasanya mengadu, tetapi, ia hanya bisa mengadu kepada sang pencipta tentang perasaannya sekarang.

Setelah selesai menabur bunga dimakam ibunya, Mentari beralih ke makam suaminya yang kebetulan berada di lokasi yang sama.

Kekecewaan itu pasti ada, tetapi ia tidak bisa terus menerus menyimpan sebuah benci. Bagaimana pun juga Nando membutuhkan do'a dari orang-orang yang ditinggalkannya.

Mentari hanya bisa menangis sembari mengusap nisan itu, mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu. Suaminya yang selalu lembut ternyata melakukan pengkhianatan secara halus, dan nyatanya ini sangat menyakitkan ketika terungkap.

Selesai dari dua makam itu, Mentari yang meminta tukang ojek untuk menunggunya langsung meminta untuk diantar ke suatu tempat.

"Terimakasih Pak.." ucap Mentari sembari menyerahkan uang untuk tukang ojek tersebut.

...Flashback off...

"Kebetulan sekali Tuan kita sampainya bareng.." ujar Jimmy saat melihat kedatangan Edgar.

"Hemm.."

"Kamu! yang dekat dengan Mentari, cepat tunjukkan.." seru Edgar pada Rita.

"Baik Tuan."

Rita melangkah terlebih dulu, dibelakangnya dua pria tampan dan gagah, mirip seperti bodyguard yang sedang mengawalnya.

"Bener-bener serasa aktris top dikawal bodyguard hihi.." batin Rita cekikikan, ia langsung menutup mulutnya.

"Ini makam ibunya, Tuan.." tunjuk Rita.

"Ini sepertinya bunga baru, Tuan. Berarti baru ada yang datang." ujar Jimmy.

"Kau benar Jim. Apakah yang datang itu Mentariku?"

"Bentar-bentar.. maaf Tuan, sebenarnya ada apa kalian mencari Dira?" tanya Rita memberanikan diri.

"Bukan urusanmu!" seru Edgar. Jimmy juga ikut menatap tajam kepada Rita sontak membuat perempuan itu terdiam.

"Dimana makam suaminya?" tanya Edgar.

"Disana Tuan." jawab Rita, ia kembali melangkah terlebih dulu.

"Nah, ini.."

"Nando? sepertinya tidak asing nama itu.." gumam Edgar.

"Ah ntahlah.."

"Sepertinya benar nona Mentari habis dari sini, Tuan. Taburan bunganya sama dengan yang tadi." ujar Jimmy.

Rita masih menatap bingung, ada apa dengan Dira? kenapa kedua atasannya ini mencarinya sampai seperti ini.

"Tuan, itu ada seseorang sedang bersih-bersih. Mungkin ada lebih baiknya jika kita bertanya." usul Jimmy yang langsung disetujui oleh Edgar.

"Permisi Bu.." ucap Jimmy.

"Iya Pak.. ada yang bisa saya bantu?"

"Begini Bu, saya mau bertanya, apakah tadi ada yang berkunjung ke makam ini, seorang perempuan, cantik, tingginya segini.." Jimmy mencoba menjelaskan ciri-ciri Mentari.

Edgar menatap tajam kepada Jimmy, bisa-bisanya asistennya itu mengatakan Mentari cantik didepannya tanpa merasa bersalah.

Ibu tersebut mencoba mengingat orang-orang yang datang, kebetulan belum banyak orang.

"Ohh iya benar Pak, tadi ada neng cantik datang, tapi, kayaknya dia sedih banget, nangis terus Pak.. pas dia mau pergi ngasih uang nih ke saya." jelas ibu tersebut.

Edgar merasa pilu membayangkan Mentari, menangis sendirian.

"Apakah perempuan ini Bu?" Rita menunjukkan foto di ponselnya.

"Iya itu, benar sekali.." jawab ibu tersebut.

Jimmy langsung merebut ponsel Rita, dan melihat didalamnya ada foto Rita dan juga Mentari, kemudian ia menunjukkan kepada Edgar.

''Apakah Ibu melihat wanita ini perginya ke arah mana?'' tanya Edgar.

"Kesana Pak..'' jawab ibu tersebut sembari menunjuk.

Ketiganya mengikuti jari telunjuk ibu itu yang tengah menunjuk.

''Kapan terakhir kamu komunikasi dengan Mentari?'' tanya Edgar beralih ke Rita.

"Maksudnya Dira?'' tanya Rita balik.

"IYA!'' seru Edgar dan Jimmy bersamaan membuat Rita langsung menutup telinganya.

"Waktu Dira masih bekerja, Tuan. Dira tidak pernah lagi menjawab chat saya, begitupun ketika saya telpon. Saya penasaran kenapa dia keluar, tapi, benar-benar nggak ada kabar, Tuan.." jelas Rita.

''Huh! yasudah Jim, kau antar dia. Aku mau jalan sendiri.."

''Terimakasih Bu, mari.." ucap mereka, Edgar memberikan lima lembar merah kepada ibu tersebut dan langsung pergi.

1
Ejan Din
apa Salahnya jujur.. siapa jua akan rasa seperti mentari dipergunakn Tanpa syarat.. dimanfaat Tanpa syarat.. yg klu aku juga lebih balik pergi daripada menunggu seperti boneka.. tiada luahan isi hati masing2 CEOnya yg egois, selfish,
Danty Wirodonomo
ayang edgar,... aku padamu👈@👉
Wulan Catur
mungkin Jimmy kali ya 🤔
Mimi Sanah
hahahaha koplak 😁
kyxhgle
author plis buat lanjutan Erin sm Jimmy 🙁
kyxhgle
suka gantung² cerita deh author
kyxhgle
author plisplis
kyxhgle
author buat lanjutan Erin dan Jimmy dongg plis
Budiman Wahid
😋😋😋
Budy Firmansyah
hahaaaahasa😄😄😄
Mimik Pribadi
Art nya ada yng ingin jdi ulat bulu nich,,,,lgi kerja mlh ingin bertingkah,itu namanya gali lobang utk sendiri,,,,
Mimik Pribadi
Aku ko merasa agak lebay aja liat Mentari,pdhl udh sah msh aja ketakutan,sering menghindar gitu,,,,
Gak berusaha ikhlas toh Edgar jga memperlakukan dia lembut ko, gak grasak-grusuk mementingkan napsunya sendiri,,,
Mimik Pribadi
Jngn smpe Ardi berbuat macam2 thor,saking gak relanya gebetan nikah sm sepupunya,,,pleace!!!! 😃😃
Mimik Pribadi
Erin saking smangatnya nangkap bunga,smpe dibela2in lompat,,,,skrng pertanyaannya apakah selama ini Erin udh punya pacar belum????
Mimik Pribadi
Oohh apakah itu sepupunya Edgar yng suka sm Mentari??? Adhi klo gak salah namanya sih
Mimik Pribadi
Ini baru yng namanya Horang kaya,,,,bkn cuma kaya harta,tapi kaya akan budi pekerti,karna tidak membeda2kan kasta,dngn tetap menjaga wibawa sebagai atasan di sebuah perusahaan bsr,utk menjaga semua karyawannya disiplin dan bertanggung jawab dlm menjalankan pekerjaannya 🥰🥰🥰
Mimik Pribadi
Hahaaa,,,,baju tdur nya disediain lingerie,kira2 Edgar bakal ngungkapin perasaannya gak y
Mimik Pribadi
Manggilnya msh Tuan terus,,,,
Mimik Pribadi
Edgar mode Koplak klo lgi cemburu 🤣
Mimik Pribadi
Ktemuuuu,,,,,Edgar! Papimu menemukan Mentariiii
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!