Melia menangis sejadi-jadinya saat terpaksa harus menerima perjodohan yang tak di inginkan. pasal nya melia sudah memilki kekasih yang begitu ia cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspita.D, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Siang itu Radit tengah mereguk kenikmatan bersama Juwita mantan teman seprofesi Rani.
Keringat membasahi tubuh keduanya. " Mas kamu memang luar biasa belum ada laki-laki yang kasih aku kepu*san hingga berkali-kali sepertimu" puji Juwita pada Radit.
Radit merasa tersanjung atas pujian Juwita. Yah kini Radit kembali ke kota menjadi simpanan Juwita. Ia merasa lelah bekerja dengan kondisi kaki yang tak bisa di harapkan lagi.
"Terima kasih cup" Radit mengecup pucuk kepala Juwita.
Juwita diam-diam mevideo saat mereka berbagi keringat, kemudian di kirim kan ke nomor Rani.
"( lihat lah suami mu begitu menikmati g*yangan ku bahkan ia sudah lupa bagaimana rasa g*yangan mu😁) isi pesan chat Juwita pada Rani yang di sertai video mes*m mereka.
"(ambil lah mungkin lu lebih butuh kehangatan nya, lagi pula aku sudah pernah menjajal nya sebelum lu jadi aku sumbang kan dia buat lu)" balasan dari Rani membuat Juwita panas juga geram.
"Dia memang cac*t tapi dia tampan dan luar biasa" gumam Juwita saat Radit tertidur.
Juwita menyulut sebatang r*kok, iya menyesap dan menghembuskan nya kembali dengan santai.
Tok tok tok. Suara pintu di ketuk mengganggu kenyamanan nya menikmati sebatang r*kok.
"Siapa sih siang panas gini kok yo bertamu" gumam nya sembari meraih gagang pintu.
"Eh Lyra...ada perlu apa? Tanya Juwita gugup setelah melihat siapa yang datang.
"Boleh aku masuk, aku butuh teman untuk cerita setelah Rani tak ada dan tak bisa di hubungi masalah ku seolah tak afa jalan keluar nya" kata Lyra sembari nyelonong masuk tanpa menunggu persetujuan Juwita.
"Oh Astaga...." lirih Lyra ia menutup mulut nya.
ia menggandeng tangan Juwita.
"Bukan kah dia Radit, suami Rani sedang apa kalian berada dalam satu kamar, dan apa yang sudah kalian lakukan" tanya Lyra tak percaya.
Juwita malah tersenyum mendengar ocehan Lyra.
"Apa yang kamu lakukan tega kamu terhadap teman mu sendiri" ucap Lyra.
"Teman? Itu dulu selagi kita satu profesi tapi sekarang kita sudah beda, dan ya...Radit yang datang kepada ku meminta kenikmatan" jawab Juwita.
Juwita mendekat kan bibir nya ke telinga Lyra.
"Apa kamu merasakan keperk*saan Radit" Juwita tersenyum melihat ekspresi wajah Lyra yang berubah penasaran.
"Dia begitu luar biasa, aku akan menjadikan nya simpanan ku, tak masalah bagiku bila dua cac*t karna aku tak butuh kaki nya, tapi aku butuh keperk*saan nya" Lyra mengernyit mendengar penuturan Juwita.
"G*la kamu bener-bener nggak w*ras" ucap Lyra yang kemudia keluar dari kos milik Juwita.
"Rani....Rani...aku memang selalu baik padamu bahkan aku rela kau rebut semua tambang emas ku, tapi tidak untuk sekarang jangan kan para tambang emas bahkan suami mu pergi kepada ku ha ha ha" lirih Juwita yang di sertai tawa kemenangan.
Radit terbangun dari tidur nya tubuh bugil nya yang belum ia tutup pakaian hanya selimut yang menutup nya. Ia melirik jam dinding yang menunjuk kan pukul 16:30.
"Sayang...kamu mau ke mana?" tanya Radit pada Juwita yang sudah berdandan cantik.
"Aku mau berangkat kerja, aku harap kamu nggak nakal, ingat kamu sekarang milik ku" jawab Juwita sembari mencolek hidung mancung milik Radit.
Radit menghela nafas nya. "Baik lah, kamu akan pulang jam berapa?" tanya Radit yang sebenar nya tak rela wanita yang barusan berg*yang di atas tubuh nya, sebentar lagi berg*yang di atas tubuh pria lain dengan berbagai macam gaya.
"Tergantung keinginan pelanggan ku" ucap Juwita dengan santai.
"Baik lah jaga diri mu jangan terlalu cape" ucap Radit.
Setelah Juwita pergi, Radit merasa begitu bosan.
"Lebih baik aku keluar saja" saat Radit meraih gagang pintu ia begitu terkejut dengan kedatangan Lyra yang tiba-tiba.
"Astaga!" seru Radit. Lyra tersenyum nakal, rok mini yang ia pakai menampak kan paha mulus Lyra.
"Mau ke mana?" tanya Lyra sembari mengelus dada Radit.
"A a aku mau keluar cari angin" ucap Radit tergagap.
"Temani aku sebentar ya?" Lyra membimbing Radit untuk masuk kembali dan mengunci pintu nya.
Tangan Lyra mulai bergerilya di tubuh Radit.
Radit merasa tertantang dengan sentuhan Lyra, ia membalas nya dengan cumb*an bertubi-tubi hingga tubuh Lyra jatuh ke atas tempat tidur.
Permainan panas yang di pamer kan oleh Juwita sebelum nya kini Lyra rasakan dengan penuh kepu*san.
"Ternyata benar kata Juwita bahwa kamu memang luar biasa aku suka permainan mu" ucap Lyra dengan nafas ngos-ngosan.
"Kamu juga luar biasa cup" Radit mengecup pucuk kepala Lyra.
Begitu lah kehidupan yang Radit jalani sekarang, dalam keputus asaan mencari jalan keluar yang tak pernah ia temukan semua orang menganggap ia salah, tak ada satu pun yang mau mendengar apa keinginan nya.
"Mas...mas Radit buka pintu nya" teriak Juwita dari balik pintu, ia pulang dalam keadaan sempoyongan.
"Kamu kenapa? Kamu mabuk?" tanya Radit.
"Aaaah nggak usah banyak b*cot bantu aku ke kamar" kata-kata kasar yang keluar dari bibir Juwita seolah mencubit hati kecil Radit.
Juwita yang tengah mabuk, memuntah kan semua isi perut nya, dengan telaten Radit merawat Juwita, yah ada sedikit ruang cinta di hati Radit untuk Juwita, ia mulai nyaman bersama Juwita.
Setelah memuntah kan isi perut nya tubuh Juwita jatuh.
"Sayang hati-hati" seru Radit.
Radit membantu Juwita berdiri dan berpindah ke tempat tidur.
Ia pandangi wajah dan tubuh molek Juwita ada rasa tak rela jika membayangkan tubuh Juwita di sentuh pria lain.
Saat Juwita dalam keadaan mabuk, Lyra datang.
Radit menyambut kedatangan Lyra, yang tentu saja mereka melakukan hubungan tanpa status kembali.
Peluh membanjiri tubuh Lyra dan Radit erangan, desahan menggema di ruang tamu kos milik Juwita.
Juwita membuka mata ia memegang kepala nya.
"ssst kepala ku pusing sekali" keluh Juwita.
Ia berjalan sedikit sempoyongan menuju ruang tamu, namun mata nya membola melihat Radit yang tertidur di ruang tamu dengan hanya menggunakan CD.
"Mas Radit bangun kamu sedang apa di sini kenapa tak menggunakan pakaianmu" tegur Juwita.
Radit terbangun ia mencari keberadaan Lyra yang sudah tak ada di samping nya, Radit mengurut dada nya merasa lega karna Lyra sudah pergi sebelum Juwita bangun.
"Aku ngantuk sayang...tapi nggak mau ganggu istirahatmu, jadi aku tidur di sini dan aku kepanasan, jadi aku lepas semua baju ku" jawab Radit tentu saja berbohong.
...****************...
Bantu Like dan komen , katakan pendapat kalian ya guys☺️
"Bagaimana dengan mimpiku, Bu? Apa aku tak berhak untuk memiliki mimpi atau mewujudkannya?" Melia nelangsa, dengan derai air mata bla bla bla
semisal,
Di hadapan
Diduga
dan untuk nama menggunakan huruf kapital. Melia
dan untuk kata -nya itu digabung, bukan dipisah ya.