Istri Kontrak CEO Dingin

"Kamu boleh keluar Siska!" usir Sky secara halus.

Siska mengangguk paham dengan ucapan Sky barusan. "Sahabat saya tolong jangan di apa-apain ya Tuan. Dia masih polos," canda Siska terkekeh geli, melirik Aletta yang sedang melotot seraya menyikut Siska dengan ekspresi panik. Siska hanya mengulum senyum jahil pada Aletta. Sementara Sky masih mematung belum memberikan reaksi apapun, sejak awal wajahnya belum berubah, masih tetap datar seperti biasanya.

"Semoga dapat pinjeman ya," bisik Siska.

"Makasih banyak kak," balas Aletta. Sudut ekor matanya menatap kepergian Siska yang sudah keluar dari ruangan itu, meninggalkan dia dan Sky.

"Ehem, duduk ngapain berdiri disitu!" celetuk Sky dengan nada datarnya.

Aletta menoleh ke arah Sky, "Eh i-iya Tuan." Aletta buru-buru duduk di depan meja Sky.

"Butuh uang berapa?" tanya Sky to the point. Sejak dulu sampai sekarang pria itu memang tidak suka basa-basi, hanya buang-buang waktu saja menurutnya. Sedangkan bagi Sky time is money, untuk seorang pengusaha sepertinya.

"500 juta Tuan," jawab Aletta cepat tanpa menjelaskan alasan apapun untuk apa uang sebanyak itu kepada Sky. Aletta yakin pria di hadapannya ini sudah tahu alasan dia meminjam uang karena ceritanya dari Siska.

"Kalau Tuan Sky tidak keberatan, saya mau pinjam uang sesuai dengan nominal tersebut," terang Aletta pelan. Wanita 23 tahun itu memilih mengesampingkan egonya demi mendapatkan uang untuk menyelamatkan nyawa orang tua yang masih tersisa satu-satunya.

"Saya kasih kamu 1 milyar, tapi kamu harus nikah sama saya," tegas Sky dengan tatapan elangnya.

Seketika Aletta tersentak kaget, melongo di buatnya. Wanita itu tidak percaya dengan apa yang barusan dia dengar. Bagaimana mungkin sosok Sky yang notabene bos nya sendiri di tempat dia bekerja bisa menawarkan hal gila seperti itu kepadanya. Terlebih Aletta yang hanya seorang staf biasa di perusahan tersebut. Dan merasa tidak pantas bila harus bersanding dengan bos nya yang memiliki wajah tampan, pria idaman sejuta umat. Begitulah menurut Aletta menggambarkan perasaannya saat ini.

"Hah?" ucap Aletta spontan. Manik matanya menatap wajah datar Sky yang tanpa ekspresi. Aletta mengira dia salah dengar karena tidak mungkin seorang CEO tiba-tiba mengajak staf nya menikah dan menawarkan uang dengan nominal yang fantastis. Aletta mungkin halusinasi akibat wajah tampan Sky yang membuatnya terhipnotis, alhasil pikirannya jadi kacau.

"Maaf Tuan, maksud anda bagaimana? Jujur saya tidak paham," tutur Aletta saat Sky mematung. Tergambar jelas kerutan tipis di dahi Aletta.

"Kamu nggak tuli kan? Saya ngajak kamu nikah," ulang Sky tanpa ekspresi seperti biasanya.

Sontak Aletta menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia masih bingung dengan obrolan bos nya yang sangat mengejutkan dirinya.

"Ck, kenapa bingung begitu? Kamu masih belum paham maksud saya?" Sky berdecak kesal melihat Aletta yang tampak bingung. Kini nada bicara Sky mulai ngegas, walaupun pembawaannya tampak cuek dan santai.

Sementara Aletta hanya mengangguk polos, jujur dia memang tidak paham. Tujuan Aletta menemui Sky untuk pinjam uang, tapi malah di ajak nikah. Mana tidak saling mengenal sebelumnya, dan hanya beberapa kali saja mereka bertemu di ruangan yang sama pada saat rapat di kantor.

"Ok, saya akan jelaskan lagi detailnya," kata Sky.

"Jadi begini ...." Tanpa basa-basi Sky mulai mengutarakan pokok permasalahannya yang sedang dia hadapi saat ini. Dan tujuan utamanya mengajak Aletta untuk menikah. Dengan dalih saling menguntungkan satu sama lain, Sky sekeras mungkin membujuk Aletta untuk menerima tawarannya.

Tak tanggung-tanggung Sky memberikan tawaran yang begitu menggiurkan kepada Aletta yang sedang membutuhkan uang banyak. Di iming-iming dengan uang sebesar 1 milyar dan jaminan fasilitas serba ada selama menjadi istrinya, Sky menawarkan kontrak pernikahan selama 1 tahun. Dan itu hanya sebuah pernikahan di atas hitam putih untuk status di depan keluarga besar Sky. Selebihnya mereka hanyalah sebatas karyawan dan bos, tidak lebih. Ya begitulah isi dalam kontrak tersebut.

"Bagaimana, kamu setuju kan?" kata Sky yakin sembari menaikkan satu alisnya menatap Aletta. Sebab Aletta sedang di posisi terdesak, membutuhkan uang banyak dalam waktu yang singkat. Dan Sky sangat yakin jika Aletta akan menerima tawarannya itu, tawaran yang sangat menguntungkan bagi Aletta karena dalam sekejap dia akan menjadi orang kaya tanpa harus bekerja dengan lembur-lembur seperti biasanya.

Sontak Aletta terdiam beberapa saat, dia masih tidak menyangka dengan apa yang terjadi padanya. Sungguh Aletta di buat dilema antara menyelamatkan nyawa Mama nya dan mempermainkan sebuah pernikahan. Jelas Aletta sangat sulit menentukan pilihan yang akan dia ambil.

Sementara Aletta yang masih terdiam mematung membuat Sky kembali berdecak kesal.

"Kenapa diam? Menikah dengan saya kamu tidak akan rugi. Uang 1 milyar itu untuk kamu bukan hutang walupun kontrak pernikahan selesai," bujuk Sky pantang menyerah. Sky yang memiliki IQ di atas rata-rata serta kemampuan nya dalam mempromosikan diri tidak di ragukan lagi. Pria itu biasa melakukannya saat menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar.

Mendengar ucapan bos nya, Aletta semakin bimbang. Secara logika memang benar apa yang di katakan Sky barusan. Siapa yang tidak kenal sosok Sky pewaris dari keluarga Harison Galaxi dengan total kekayaannya mencapai ratusan triliun yang tidak akan habis 7 turunan, 7 tanjakan, dan kelokan.

Beberapa saat kemudian ....

"Saya setuju Tuan," kata Aletta tanpa ragu setelah berperang dengan hatinya. Sebelum akhirnya dia memantapkan diri mengambil keputusan yang terbaik demi keselamatan orang tuanya. Aletta tidak ingin terjadi hal apapun pada orang tua yang di miliki satu-satunya.

Tentang masa depannya setelah menikah kontrak dengan Sky akan Aletta pikirkan nanti. Yang penting Mamanya bisa segera di operasi dan bisa kembali sehat seperti dulu.

"Tulis nomor rekeningmu." Sky menyodorkan selembar kertas dan bolpoin pada Aletta.

"Uangnya akan segera saya kirim," kata Sky yang tatapan nya tak lepas dari Aletta. Entah kenapa sedari tadi Sky mencuri pandang saat Aletta tidak menatapnya.

Aletta pun menerima kertas itu, dan membuka ponselnya untuk menyalin nomor rekeningnya.

"Ini Tuan." Aletta mengembalikan kertas tersebut pada Sky yang sudah berisi dengan nomor rekeningnya.

Pria dengan setelan jas itu tampak mengamati sekilas deretan angka pada kertas dan membaca nama lengkap Aletta yang tertera disana.

Sejenak suasana berubah menjadi hening, tampak mereka berdua seperti sedang terlibat jual beli. Walaupun memang faktanya seperti itu.

"Jangan lupa sore nanti sepulang kerja, temui saya disini. Ada surat perjanjian yang harus kamu tandatangani," kata Sky dengan manik mata yang masih fokus dengan benda pipih di tangannya.

"Apa harus pakai surat kontrak Tuan?" tanya Aletta.

Sky melirik sekilas pada Aletta dan kembali fokus pada benda pipih di tangannya. Seharusnya Aletta paham betul dengan hal yang semacam ini perlu surat perjanjian agar tidak ada yang melanggar peraturan dan menghindari kerugian.

"Tentu saja," jawab Sky santai.

Hening, mendadak Aletta kembali dilema. Aletta begitu sangat khawatir dengan isi perjanjian surat kontrak yang di buat oleh Sky. Dia takut ada point yang tidak bisa dipenuhi nantinya.

"Kenapa, kamu berubah pikiran?" tanya Sky sembari meletakkan ponselnya di meja kerjanya.

"Uang sudah saya kirimkan ke nomor rekening kamu. Jangan berpikiran untuk kabur dari saya," tukas Sky.

.

.

.

🌷Bersambung🌷