Bagaimana jadinya saat tiba - tiba ibumu menanyakan saat ini berapa umurmu dan menawari hadiah ulang tahunmu yang ke 21 dengan hadiah jodoh?.
"Nis, Nisa sekarang umurmu berapa?." Tanya Dewi tiba-tiba saat masuk kamar putrinya. Nisa yang ditanya sang ibu pun langsung menjawab tanpa menaruh kecurigaan sedikitpun karena memang sang ibu terkadang sangat random. " Dua puluh tahun sebelas bulan ".
" Berarti sudah boleh menikah, hadiah ulang tahunnya jodoh mau? "Jawab sang ibu yang membuat Nisa kaget dan langsung tertawa.
Nisa yang sudah hafal betul tentang kerandoman ibunya pun berniat meladeni pembicaraan ini yang dia kira adalah candaan seperti yang sudah sudah.
" Boleh... Asal syarat dan ketentuan berlaku, yang pertama seiman, yang kedu-".Belum selesai Nisa bicara dia mendengar ibunya sudah tertawa lepas yang membuat Nisa juga ikut tertawa dan langsung pergi dari kamar putrinya.
Tanpa Nisa ketahui bahwa yang ia anggap candaan itu adalah sesuatu yang serius.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PERMATABERLIAN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14.
Hari ini Nisa akan diboyong ke rumah orang tua Bagas setelah sebelumnya Bagas menginap selama semalam di rumah Nisa.
Jangan tanya bagaimana malam pertama Nisa dan Bagas karena pastinya tadi malam tidak terjadi apa-apa sebab Nisa yang sedang dalam mode palang merah.
Flashback
"Nisa ... kamu bocor," ucap Bagas berbisik di telinga Nisa.
Kedua mata Nisa membulat sempurna mendengar perkataan Bagas. Ia tentu saja terkejut, tapi untungnya Bagas dengan cekatan melepas jaket yang dipakainya dan menggunakannya untuk menutupi noda darah yang merembes di pakaian Nisa.
Niat awal yang akan pergi jalan-jalan setelah selesai makan akhirnya pupus sudah karena tidak mungkin mereka melanjutkan rencana jalan-jalannya dengan keadaan Nisa yang seperti sekarang ini.
Selesai membayar, Nisa dan Bagas bergegas pulang. Saat menuju ke kendaraan Bagas tak melepas rangkulannya di pinggang Nisa, hal itu dilakukan Bagas juga untuk membantu Nisa menutupi noda darah menstruasinya.
*
*
Sementara waktu Bagas dan Nisa akan tinggal dulu di rumah orang tua Bagas selagi menunggu rumah milik Bagas sendiri jadi karena masih dalam tahap finishing.
Ya nantinya Bagas dan Nisa akan tinggal di rumah yang terpisah dengan orang tua Bagas. Alasannya sudah pasti agar lebih mandiri juga agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Bukan tanpa alasan Bagas memilih untuk mempersiapkan lebih dulu rumah yang nantinya akan ia tempati dengan pasangannya kelak karena Bagas belajar dari pengalaman yang ada, dimana sang kakak ipar yang tidak akur dengan sang ibu.
Bagas tidak ingin jika pasangannya kelak juga tidak akur dengan sang ibu karena tinggal bersama. Oleh sebab itu untuk meminimalisir terjadinya konflik Bagas memilih untuk tinggal terpisah dengan orang tuanya.
Pukul sepuluh pagi mobil yang ditumpangi Bagas dan Nisa telah sampai didepan rumah orang tua Bagas. Keduanya segera turun dan masuk kedalam rumah.
"Eh anak mantu ibu sudah sampai."
Nisa hanya tersenyum menanggapi sapaan Ibu mertuanya.
"Kamu pasti capek, kan?"tanya Suci kepada Nisa, menantu barunya.
"Bagas cepat bawa istrimu ke kamarmu supaya bisa istirahat dulu,"sambung Suci lagi memberi perintah kepada putranya.
"Iya ma."
Bagas segera membawa Nisa menuju kamarnya yang berada di lantai dua untuk beristirahat setelah mendengar mandat dari mamanya.
Bagas membuka pintu kamarnya dan masuk lebih dulu dengan membawa barang-barang Nisa. Terlihat Nisa mengekor dibelakang Bagas.
Pertama kali masuk kedalam kamar Bagas Nisa langsung mengedarkan pandangannya ke setiap sudut kamar.
"Oh begini ternyata kamar laki-laki."batin Nisa dalam hati.
Ini adalah pertama kalinya Nisa masuk ke dalam kamar Bagas sekaligus kamar seorang laki-laki jadi wajar saja jika Nisa bersikap demikian.
Puas melihat-lihat sudut kamar, Nisa yang dibantu oleh Bagas segera menata pakaiannya di dalam lemari. Saat Bagas akan membuka tas berukuran sedang terakhir milik Nisa untuk ia masukkan kedalam lemari tiba-tiba saja Nisa merebutnya dari tangan Bagas dengan buru-buru.
"Ee ... cuma tinggal ini kok Kak aku bisa sendiri,"ucap Nisa dengan mendekap erat tas itu.
"Ada-ada saja,"batin Bagas melihat tingkah Nisa.
Melihat respon Bagas yang hanya tersenyum dan meninggalkannya menyelesaikan menata pakaian dalam tas terakhir sendiri Nisa baru bisa bernafas lega.
Bukan apa-apa sebenarnya, hanya saja tas terakhir itu berisi pakaian dalam milik Nisa, sehingga Nisa malu jika Bagas melihatnya apalagi jika sampai menyentuhnya.
Mendapat penolakan dari Nisa untuk membantu menata pakaian yang berada dalam tas terakhir, Bagas memutuskan untuk merebahkan dirinya di kasurnya dan mengecek pesan dari teman-temannya yang mengucapkan selamat atas pernikahannya.
Selesai membalas pesan teman-temannya, Bagas saat ini sedang asik memperhatikan semua gerak-gerik Nisa tanpa Nisa ketahui tentunya.
"Oh itu yang dia sembunyikan sehingga aku tidak boleh membantunya," batin Bagas tersenyum geli setelah tahu apa yang berada di dalam tas terakhir itu.
Selesai menata pakaian di dalam lemari, Nisa saat ini sedang melepas kerudung yang dipakainya karena merasa gerah, lagi pula ia sedang berada jadi tidak apa-apa pikirnya.
Namun tiba-tiba saja Nisa dikejutkan dengan sepasang tangan yang memeluknya dari belakang dengan erat.Siapa lagi pelakunya jika bukan Bagas.
Tidak hanya disitu, tak lama setelahnya Bagas memberikan kecupan ringan di leher Nisa yang membuat Nisa merinding seketika.
"Akh"pekik Nisa tertahan saat tiba-tiba saja tubuhnya digendong oleh Bagas dengan gaya bridal style.
Bagas membawa tubuh Nisa ke atas pembaringan dan meletakkannya secara perlahan.
"Cup." terdengar bunyi kecupan yang diberikan Bagas kepada Nisa sebelum akhirnya ia berguling ke sisi kiri Nisa.
Nisa mengerjapkan mata beberapa kali mencerna apa yang baru saja terjadi.Setelah sadar bahwa baru saja mendapatkan serangan dadakan Nisa memiringkan badannya untuk membelakangi Bagas.
Nisa merasa jantungnya sedang lari maraton didalam sana sehingga ia merasa tidak siap jika harus berhadap-hadapan dengan Bagas sehingga Nisa memilih menghindar dengan cara membelakangi.
Greb
"Jangan jauh-jauh," ucap Bagas menarik tubuh Nisa mendekat kearahnya dan memeluk Nisa dari belakang.
"Ayo istirahat sebenarnya,"sambungnya kemudian.
Nisa hanya menganggukkan kepalanya sebagai respon.
"Apa karena ini dirumahnya ya jadi Kak Bagas jadi berani begini,"batin Nisa bermonolog karena Nisa terkejut saja dengan perubahan sikap Bagas setelah sampai di rumah orang tuanya.
" Tapi tidak salah juga si jika Kak Bagas bersikap demikian, kan aku istrinya."
Lama Nisa bermonolog dengan dirinya sendiri hingga ia sadar bahwa Bagas sudah tertidur dengan memeluknya karena mendengar deru napasnya yang teratur.
Nisa memutar tubuhnya menghadap Bagas untuk memastikan apakah Bagas benar-benar sudah tertidur. Tapi melihat respon Bagas yang tidak terganggu dengan pergerakannya dapat Nisa simpulkan bahwa Bagas memang sudah tidur.
Dipandanginya wajah Bagas yang telah terlelap, dari alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung, dan berakhir dibibir Bagas.
"Ini bibir yang tadi mengecup ku,"batin Nisa yang saat ini perhatiannya tertuju kepada bibir Bagas.
Cup
Nisa mengecup bibir Bagas sesaat sebelum akhirnya Nisa yang gantian memeluk Bagas dengan erat.
"Nyaman." batin Nisa saat merasakan kenyamanan didalam pelukan antara dirinya dan Bagas. Apalagi dada Bagas yang lebar membuat Nisa membayangkan bahwa ia sedang memeluk sebuah boneka beruang besar.
Entah karena capek atau nyaman tapi tidak butuh waktu lama Nisa juga ikut memejamkan matanya dan tidur dalam keadaan memeluk Bagas.
Bersambung
Tinggalkan jejak dengan like dan komen.