Menikah dengan pria idaman adalah dambaan tiap wanita. Adelia menikah dengan kekasihnya bernama Adrian. Di mata Adelia Adrian adalah laki-laki yang baik, taat beragama, perhatian sekaligus mapan. Namun ternyata, setelah suaminya mapan justru selingkuh dengan sekretarisnya. Apakah Adelia mampu bertahan atau justru melangkah pergi meninggalkan suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rasakan
"Mas, kau berselingkuh dengan wanita manapun aku sudah tidak peduli. Jadi, tolong jangan urusi urusanku. Aku lelah," protes Adelia.
"Tapi, aku tidak suka kau bersama pria tadi," balas Adrian.
Adelia tersenyum kecut. "Hanya duduk bersama saja kau sudah cemburu, bagaimana kalau aku tidur dengannya setiap hari? Apa kau cemburu juga? Kamu ini lucu Mas, tiap kamu selingkuh kamu tidak ingat aku sama sekali. Bahkan ketika kau melakukannya dengan wanita-wanita itu, aku hanya diam. Sekarang, aku hanya duduk berbincang dengannya saja kau sudah cemburu setengah mati. Ini tidak adil!" ucap Adelia panjang lebar.
"Tok ... tok ... tok."
"Adelia, kamu masih di dalam?" terdengar suara Arga di depan pintu toilet. Keduanya langsung berpandangan satu sama lain.
Adelia kaget mendengar panggilan Arga, akhirnya ada kesempatan untuk lepas dari cengkeraman Adrian.
"Jangan kau buka pintunya," larang Adrian.
"Aku bisa berteriak dan semua orang akan kesini," ancam Adelia.
Adrian melepaskan cengkeramannya. Ia tidak tahu darimana Adelia punya keberanian untuk menentangnya. Biasanya wanita di hadapannya itu cenderung ketakutan dan penurut.
Adelia akhirnya keluar dari toilet meninggalkan Adrian yang masih bersembunyi di dalam sana.
"Maaf, sampai menyusulmu kemari. Aku khawatir terjadi apa-apa karena kau lama sekali." Adrian mengungkapkan rasa kekhawatirannya.
"Oh, tidak apa-apa. Tadi, perutku sedikit mulas," bohong Adelia.
"Tapi sekarang sudah lega kok," imbuhnya.
"Syukurlah, yuk kita kesana," ajak Arga. Adelia mengangguk mengiyakan mengikuti langkah Arga. Sementara di balik pintu, Adrian melihat kepergian Adelia bersama Arga.
"Aku mungkin tidak bisa menyaingi kekayaan pria itu. Tapi, aku tahu kau masih mencintaiku Adelia," gumam Adrian percaya diri. Ia merasa yakin Adelia masih mencintainya, apalagi baru saja mereka habis berciuman. Membuat Adrian yakin perasaan dan tubuhnya Adelia miliknya seutuhnya.
Sementara Adelia kelihatan canggung duduk berhadapan dengan Arga. Mata lelaki tampan itu tak henti-hentinya memperhatikannya sejak tadi.
"Apa ada yang salah dengan penampilanku?" tanya Adelia.
"Oh, tidak. Maaf, bukan maksud apa-apa. Hanya saja aku merasa ada yang kau sembunyikan dariku," balas Arga.
'Apa dia tahu ya kalau tadi aku bertemu dengan Adrian?' batin Adelia.
"Tidak ada yang ku sembunyikan. Kalaupun ada, itu karena aku tidak ingin berbagi cerita dengan orang lain," balas Adelia.
"Oh, maaf kalau begitu. Aku bukannya ingin mencampuri urusanmu. Hanya saja aku ingin mengurangi bebanmu," balas Arga.
Mendengar ketulusan Arga, hati Adelia merasa tidak enak. Pria itu peenah menolongnya dan terbukti teman barunya itu memang sangat perhatian. Tapi urusan rumah tangganya bukanlah konsumsi publik. Ia terlalu malu menceritakan masalah pribadinya. Hubungan rumah tangganya terlalu rumit untuk di ceritakan.
"Oh, ya aku mau cerita. Kemarin ada karyawan perusahaanku yang melakukan affair dengan sekretarisnya. Mereka keterlaluan melakukan hubungan intim di kantor. Kalau suami istri mungkin aku bisa maklum. Tapi, lelaki itu bukanlah suaminya," cerita Arga.
Adelia tercekat mendengar cerita Arga. Kebetulan sekali ceritanya mirip dengan perilaku suaminya.
"Lalu, bagaimana tindakanmu sebagai bosnya?" tanya Adelia berusaha untuk menahan gejolak hatinya yang kacau.
"Aku tidak memecatnya, tapi aku menurunkan pangkatnya menjadi cleaning servis," terang Arga.
"Apa? Cleaning servis? Menarik sekali. Lalu apa dia mau?" tanya Adelia penasaran.
"Dia langsung ngomel-ngomel dan mengundurkan diri dari perusahaan," ucap Arga.
"Baguslah, setidaknya dia menerima balasannya," kata Adelia. Ia berharap peristiwa itu nenimpa suaminya. Adelia sudah tidak bisa memaafkan ada perselingkuhan di matanya.
"Ya, tapi menurutku hukumam itu belum setimpal atas semua kesalahannya," kata Arga.
"Mungkin dia punya alasan mengapa berselingkuh," jawab Adelia. Arga kaget mendengar pernyataan Adelia. Ia sedikit kecewa karena Adelia masih saja membela suaminya.
"Menurutku, kepuasan. Itu satu-satunya alasan yang tidak dapat di pungkiri. Dia tidak bisa puas hanya dengan satu wanita," balas Arga. Entah mengapa ia tidak ingin Adelia masih mengharapkan suaminya yang yang sudah bertindak kelewatan itu.
"Sudah agak siang, aku harus pulang," kata Adelia mengakhiri percakapan. Ia memang tidak ingin Arga terlampau jauh membicarskan hal yang menyangkut perselingkuhan. Hati Adelia rasanya sakit bila ada yang secara tidak langsung membicarakan perselingkuhan.
"Maaf, sudah mengganggu waktumu. Kalau begitu aku antar kembali ke apartemen," kata Arga.
Usai makan, keduanya kini masuk ke dalam mobil. Adelia merasa tidak enak, beberapa hari ini merepotkan Arga.
Sepanjang perjalanan keduanya diam. Arga berusaha mencairkan suasana dengan membunyikan lagu romantis dalam mobilnya. Adelia malahan semakin terbawa perasaan. Ia teringat saat masih bahagia bersama Adrian. Ketika lagu yang di putar sedih, ia teringat dengan perselingkuhan suaminya.
Tanpa sadar air mata Adelia meleleh jatuh melewati pipinya yang mulus. Melihat perubahan yang terjadi pada sikap Adelia, Arga malahan mematikan tapenya. Ia tidak bermaksud untuk mengingatkan perasaan Adelia yang campur aduk.
"Loh, kok di matikan?" tanya Adelia.
"Aku tidak ingin membuat wanita cantik di sampingku ini menangis terus-menerus karena lagu tadi," balas Arga.
"Ooh, tidak apa. Aku sudah terbiasa menangis," kata Adelia keceplosan.
"Tolong ceritakan padaku Adelia semuanya," pinta Arga.
"Cerita apa? Semua sudah berskhir tidak ada yang di ceritakan," balas Adelia. Wanita itu memilih melihat ke arsh luar jendela mobil untuk mengalihkan perhatian Arga. Cukup hanya dirinya yang merasakan. Adelia lelah bila harus membicstskan masalah yang selama ini membuatnya sakit hati.
Mobil melaju pelan menuju ke apartemen Adelia. Arga tidak berani bertanya banyak karena ingin memberikan ruang pada Adelia untuk bernafas. Ia sadar perempuan di sampingngya itu sudah terlalu sering menderita.
Di rumah Adrian kembali bertemu dengan Salsa. "Mas udah pulang?" tanya Salsa.
"Ya," jawab Adrian pendek. Buru-buru ia meninggalkan Salsa agar wanita itu tidak bertanya terus padanya.
"Mas mau kemana sih? Di tanya kok sepertinya menghindar," kata Salsa.
"Siapa yang menghindarimu?" balas Adrian.
"Aku hanya mau mandi bukannya menghindar," kata Adrian membela dirinya. gd
"Kalau tidak menghindar, mau dong di kasih uang untuk belanja," pinta Salsa.
"Loh, bukannya kemarin sudah kok minta lagi sih,?"
"Mana cukup uang segitu untuk perawatanku," kata Salsa. Ia pikir menjadi Nyonys Adrian haruslah tampil memukau. Apa kata teman-teman arisanku," imbuh Salsa.
"Kau sudah cantik Salsa, untuk apa kau perawatan lagi," balas Adrian.
"Hem, ngomong saja pelit tidak mau kasih aku duit,"sindir Salsa.
"Terserah apa katamu, hari ini aku capek sekali," kata Adrian. Istri barunya itu tak segan-segan selalu aaja minta uang dalam jumlah fantastis.
"Alesan, ngomong saja sekarang kamu lagi irit." Salsa melihat kepergian suaminya dengan perasaan jengkel. Tak berhasil membeli perhiasan kemarin dulu. Padahal dia sudah ada niatan untuk pamer pada teman-temannya.
---Bersambung---