Kim Woo-jin masih bertahan membaca komik romansa remaja karena tertarik pada karakter Shimizu Miyuki, teman masa kecil karakter utama laki-laki dalam cerita. Namun, seperti yang sering terjadi, teman masa kecil biasanya hanya berperan sebagai pemanis di awal kisah dan tidak terpilih sebagai kekasih hingga akhir cerita.
Fenomena ini sudah menjadi klise dalam komik bergenre 'Harem,' yang merujuk pada karakter utama laki-laki dan para gadis-gadis yang menyukainya. Sebuah pola yang, meski berulang, tetap berhasil menarik perhatian pembaca.
"Selalu sama seperti yang lain, hanya saja sifatnya sangat baik dan polos. Tapi menerima semuanya dengan senyuman saat ditolak, sungguh hebat sekali. Awal cerita mereka selalu bersama seperti tidak terpisahkan, tapi setelah SMA, banyak gadis yang mendekati Protagonis Sampah," gumam Kim Woo-jin.
(Penulis : Sudah lama ya nggak ketemu xixixi~ aku sibuk dan lupa password, baru inget dan dah lupa lanjutan cerita yang aku buat ... selamat membaca~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayang_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Langkah Baru untuk Miyuki
Langkah Baru untuk Miyuki
Seseorang yang populer pasti banyak yang menyukainya. Miyuki melihat, Ren adalah salah satu orang yang bisa dikatakan seperti itu, begitu populer, Miyuki berpikir akan berbahaya jika Ren berpaling dan menemukan gadis yang disukainya. Takut akan semua terulang kembali, sudah cukup bagi Miyuki untuk merasakan pahitnya saat Ryuji berpaling pada gadis-gadis geng Four Flowers.
Tidak ingin hanya bisa diam melihat semua, terus terang dalam hati, Miyuki tidak ingin kalau Ren akan seperti Ryuji. Miyuki memiliki perasaan yang egois yang mulai tumbuh, tidak ingin menyembunyikan, tidak ingin hanya diam melihat semua terjadi begitu saja dalam waktu singkat.
"Aku tidak mau! Aku tidak ingin Ren-kun berpaling dariku."
Okabe Aoi sudah cukup membuat Miyuki gelisah. Fujikawa Miyu berusaha mendekati Ren. Mereka berdua begitu antusias untuk bicara dengan Ren, dan itu membuat Miyuki terkejut dalam diam.
Lebih memilih menyimpan perasaan suka, tidak ingin mengungkapkannya, malu jika mengucap suka atau cinta. Ren sangat tahu kalau dia menyukai Ryuji.
"Akan lucu kalau aku tiba-tiba bilang, suka kamu, cinta kamu, kan?" Miyuki bertanya pada diri sendiri.
Dalam tawa hampa, merasa sedih dan malu, Miyuki melangkah sambil banyak berpikir.
Ryuji menyapanya. "Miyuki-chan?"
Miyuki melihat Ryuji.
Miyuki terdiam, lalu kembali melanjutkan langkah, pergelangan tangan kirinya digenggam.
"Miyuki-chan, kamu kenapa sedih begitu?"
"Mmm...?"
Saat melihat Ryuji, Miyuki menilai dirinya sendiri. Dia merasa, dia juga bukan gadis yang baik. Melihat Ryuji, perasaannya biasa saja, tidak lagi berdebar seperti dulu. Semakin memperjelas, dia juga telah berpaling dan kini menyukai Ren, mungkin lebih dari itu.
Jijik pada dirinya sendiri, seperti gadis yang mudah jatuh cinta, rasa malu semakin merambat naik, mempertanyakan apakah dia cocok sebagai seseorang yang pernah sedih karena Ryuji, yang pernah dia suka, memilih gadis lain.
"Miyuki-chan, kalau ada masalah, kamu bisa cerita. Lebih baik cerita pada seseorang, daripada cuma memendamnya."
"Aku sedang malas bicara." Miyuki melanjutkan langkah setelah meminta agar Ryuji melepaskan genggamannya.
Memejamkan mata saat telapak tangan Ren menyentuh dahinya.
"Apa kamu sedang tidak sehat? Miyuki-chan, wajahmu terlihat pucat. Apa kurang darah?"
Miyuki buru-buru melihat Ren, kedua tangan bergerak.
"Tidak, tidak, aku tidak kurang darah, aku tidak sakit, Ren-kun."
"Sungguh? Syukurlah kalau kamu tidak sakit. Wajahmu terlihat pucat, aku khawatir kalau ada sesuatu. Biasanya, kamu selalu menceritakan masalahmu."
"Aku tidak ada apa-apa yang perlu diceritakan, Ren-kun. Sekarang, aku tidak khawatir tentang masalah seperti dulu—"
"Benarkah?"
"Ya," jawab Miyuki, tegas.
"Kalau begitu, kamu sudah merelakan Ryuji?"
"Ya, aku sudah merelakan dia..."
"Langkah baru untukmu, Miyuki-chan." Ren memegang kedua pundak Miyuki.
"Langkah baru untukku?"
"Ya, langkah baru yang bisa membantu kamu punya banyak pilihan, mencari seseorang yang bisa kamu percaya atau memilih untuk mengejar cita-citamu."
"Cita-citaku..." Miyuki menatap Ren.
Ren menyadari kecerobohannya. Cita-cita dan keinginan Miyuki bersama Ryuji...
"Ah, aku yakin ada seseorang yang baik."
"Aku percaya, ada orang yang baik."
"Kamu percaya? Sangat melegakan kalau kamu percaya."
"Wow, kenapa kalian bicara di sini? Apa kalian cari tempat sepi?" tanya Shiratori Hikari sambil menghampiri mereka berdua.
Ren dan Miyuki langsung malu dengan pertanyaan itu.
"Oh, apa aku bisa minta tolong padamu?"
"Aku?"
"Ya. Aku akan ke perpustakaan. Apa kamu bisa membantuku? Buku yang aku cari diletakkan di tempat yang cukup tinggi."
"Bukannya ada tangga di perpustakaan?" tanya Miyuki langsung.
"..."
