"Caranya dapatin Zahra gimana sih?"tanya seorang pemuda bernama Xavier pada seorang gadis yang saat itu sedang membaca sebuah buku
"Mudah aja,kamu cukup belajar ilmu agama yang sekarang ini Zahra pelajari."balas Gadis itu acuh tanpa menoleh pada pemuda yang tadi berucap
"Kalau aku beneran ngelakuin kamu beneran bakalan trima aku?"tanya pemuda itu dengan suara pelan.Kalimat tersebut berhasil membuat gadis itu menoleh
"Jalanin aja dulu aku pengen liat sebesar apa perjuangan kamu tapi aku juga mau minta sesuatu bisa?"tanya gadis bernama Zahra itu
"Apa?"
"Kamu belajarnya Because off Allah yah.Jangan karna niat cuman mau dapatin apa yang kamu mau, niati karna Allah."ujar Zahra membuat pemuda itu tersenyum tipis
Xavier benar benar melakukan apa yang di perintahkan Zahra ia bahkan sudah bisa melampaui gadis itu.
Sampai pada Saatnya Zahra mendapat pinangan dari seorang gus akankah Zahra menerima pinangan itu atau terus menunggu Xavier yang malah tidak memiliki kabar lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CallMe_Nurul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 9
"Zahra, zahraaaa!"panggil Xavier beberapa kali namun tidak di gubris oleh gadis tersebut.
"Vier kam-"Miska memegang tangan Xavier namun tiba tiba tangannya di hempaskan secara kasar oleh Xavier
"Tau jaga batasan gak!"bentak Xavier lalu ia berlari meninggalkan kerumunan mencoba untuk mengejar Zahra.
Semua orang terdiam dengan segala fikiran mereka sendiri.
"Mba Zahra se penting itu di bagian ini"
"Aku gak nyangka ternyata pemeran utamanya mbak Zahra."
"Pantas aja kayak ada kode kode aneh gitu ternyata emng ada beberapa rahasia antara tiga manusia ini"
"Woah percintaannya para gus itu menarik bangat yah"
"Aku salut sama mas Avi. Dalam keadaan seperti ini pun dia masih jaga jarak bangat sama yang bukan mahramnya."
"Iyya sih"
"Jadi di sini kita bisa simpul in kalau mbak Zahra nunggunya mas Avi makanya dia belum jawab atau terima lamarannya Mas Zayn"bisik beberapa orang
"Oh!sekarang aku tau!"antusias mereka
"Tau apa?"
"Kalau sebenarnya yang mas Avi maksud itu mba Zahra!ingat saat di mana mas Avi cerita soal teman yang nyuruh dia berubah dan belajar?"
"Oh iya yah kalau di gabungin sama pertanyaan Mba Zahra di beberapa minggu yang lalu udah cocok bangat tuh sama kisah mereka!"
"Ingatan kalian sangat baik."Ujar seorang pemuda yang bukan lain adalah Zayn membuat gadis gadis itu terbungkam mereka tidak tau jika Zayn masih berada di dekat mereka
"Tapi akan sangat baik jika kalian lebih merhatiin adab. Percuma kaji hadis Kitab Adab kalau kalian aja susah buat jadiin contoh"
"Kalau mau ngomongin orang jangan langsung di hadapan nya. Kalian gak tau aja kalau kalimat kalian sempat nyakitin orang itu."ujar Zayn meninggalkan mereka semua yang terdiam seribu bahasa
Sementara itu tampak Xavier berdiri mematung saat mendapati bus yang berjalan menjauh darinya. Yah Zahra lebih dulu masuk kedalam bus sebelum dirinya sampai.
"Maaf"cicit Xavier merasa bersalah akan apa yang terjadi hari ini. Rasa bersalahnya semakin besar saat di mana Zahra menjelaskan keseluruhannya
"Aku gak mungkin ngelakuin itu kalau misal aku tau kamu bakalan sakit Zahra."ujar Xavier pelan
***
***
Terlihat seorang gadis melamun di salah satu kursi bus. Itu adalah Zahra matanya terlihat jelas memancarkan kesedihan yang begitu besar
Tiba tiba air matanya kembali luluh ia memilih duduk paling belakang sebab ia tau dirinya akan menangis seperti ini
"Seharusnya dari awal aku dengarin mas Zayn hikss"
gumam nya pelan sembari menutup mulutnya berusaha menahan suaranya agar tidak keluar
"Lupakan dan berhenti untuk berharap ehhehh hikss"
tangis nya menutup wajahnya
Beberapa orang menoleh pada Zahra mereka tidak bereaksi apa apa. Mereka membiarkan Zahra melepaskan rasa sedih nya, tanpa harus melarang gadis malang itu.
Tiga hari, yah tiga hari Zahra sama sekali tidak menampakkan diri di beberapa kajian. Gadis itu tidak memiliki kabar apapun selama tiga hari.
Hal itu membuat Xavier kefikiran, ia ingin meminta nomor Zahra di ponsel Miska. Namun, ia merasa itu akan mengganggu Zahra.Lagipula, ia tidak ingin kalau nantinya Zahra berfikiran buruk padanya.
"Aku tau kamu lagi mikirin Zahra."ujar Zayn tiba tiba membuat Xavier yang saat itu duduk dengan beberapa kitab hadis di hadapannya.
"Astagfirullah, utamakan salam dulu mas."kaget Xavier membuat Zayn malah tersenyum tipis
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
"Mba Zahra lagi di rawat di rumah sakit"lanjut Zayn membuat Xavier yang tadinya sibuk menderes beberapa halaman di Hadisnya tiba tiba terhenti
"Ru-rumah sakit?"
"Sejak kejadian tiga hari lalu, mbak nya demam. Sudah dua hari dia di rawat inap"jelas Zayn
"..."
"Semalam aku sama ibu aku jengukin dia. Maz Avi, " panggil Zayn membuat Xavier menoleh
"Misal kalau mau nanya jangan sungkan. Ini nomor Zahra beserta alamat rumah juga alamat rumah sakit yang sekarang ini dia tempatin."ujar Zayn memberikan dua kertas berwarna abu abu pada Xavier. Xavier hanya terdiam ia menatap intens pada dua kartu yang kini ada di hadapannya
"Malu bertanya, sesat di jalan."lanjut Zayn menepuk nepuk pundak Xavier lalu meninggalkan pemuda itu seorang diri.
...ΩΩΩΩΩΩ...