Alam semesta yang tak terbatas ini penuh dengan banyak keajaiban.
Aku, XUAN XIE, hanya mempunyai satu pedang, untuk memindahkan gunung, membalikkan lautan, menekan iblis, menampar wajah para dewa, mencabut bintang-bintang, memecah sungai-sungai, menghancurkan kota-kota, dan membuka kediaman surgawi!
Namaku XUAN XIE, ya itu benar hanya dua kata saja. Dari keadilan, dan aku seorang pendekar pedang.
ini adalah kisahku, menjadi kaisar pedang terkuat di seluruh daratan benua timur, dan mengejar cinta ku yang mereka anggap bahwa ini adalah cinta terlarang!
Ingin tahu kisahku!
ikuti selalu dan jangan sampai melewatkan satu langkah pun dari setiap perjalananku untuk mencapai ahli pedang yang sesungguhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon APRILAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HULU SUNGAI - Suasana baru
Dalam satu malam, dibawah sinar rembulan yang bersinar terang, menyinari seluruh alam manusia dari gelapnya langit malam.
Xuan Xie, menerima dua berkah sekaligus.
Mendapatkan warisan dan juga kepercayaan roh sungai, untuk mewarisi element air dari roh sungai atau di kenal juga sebagai Dewi sungai Yun xiao.
Selain itu, xuan Xie juga mendapatkan satu buah pedang dari wu Xia. Walaupun sampai saat ini, pedang hitam itu belum jelas asal usulnya.
Terlebih lagi, wu Xia sebelumnya berkata, bahwa pedang hitam inilah yang memilih xuan Xie sebagai tuan nya yang baru. Nampaknya, pedang hitam itu bukanlah pedang biasa.
Setelah Dewi sungai Yun xiao menghilang!
Xiao mei, wu Xia, dan juga ren Jian bergegas menuju hulu sungai. Menemui xuan Xie yang sedang duduk bersandar di bebatuan yang sangat berkilau, mengkilat.
Terlihat, raut wajah Xiao mei yang sangat begitu khawatir kepada xuan Xie.
Setibanya Xiao mei di hadapan xuan Xie, Xiao mei langsung memeriksa seluruh bagian tubuh xuan Xie. Namun, tidak ada sama sekali keanehan dan tidak ada sedikitpun luka di tubuhnya.
Hanya saja, xuan Xie nampak sangat begitu kelelahan.
WU Xia, melihat tanda di dahi xuan Xie. Tanda itu berbentuk bagaikan setetes air, berwarna putih, dan sangat samar samar terlihat tidak jelas di dahi xuan Xie.
"apa kau baik-baik saja xuan Xie?" tanya Xiao mei. Nadanya sedikit keras dan jelas sangat merasa khawatir
Xuan Xie pun tersenyum. "aku baik-baik saja, namun aku rasa sangat begitu mengantuk!" ucap xuan Xie dengan suara yang sangat lemah
Tanpa pikir panjang! Ren Jian dengan tubuh kekar nya, mengangkat lalu menggendong xuan Xie di punggung nya. "aku akan membawamu untuk beristirahat!" ucap ren Jian dengan seperti biasa, sifatnya yang selalu terlihat riang
Xuan Xie pun, digendong oleh ren Jian, menuju gubuk tua di tepi hulu sungai. Lalu, xuan Xie pun beristirahat di gubuk tua itu.
Xuan Xie, tertidur lelap, ketika tubuhnya terlentang di atas ranjang yang hanya beralaskan kayu.
Hari masih gelap, dan sinar bulan purnama masih menemani Xiao mei, wu Xia, dan juga ren Jian.
Duduk santai di depan gubuk tua, di temani suara aliran air yang sangat tenang dari sungai suci.
Xiao mei kemudian bertanya kepada Wu Xia. Xiao mei, masih saja belum cukup tenang, walaupun wu Xia dan juga ren Jian, terlihat tidak mempunyai niat jahat terhadap xuan Xie.
"nona wu, apa sebenarnya tujuanmu mendekati xuan Xie?" tanya Xiao mei kepada Wu Xia.
WU Xia, menatap Xiao mei dengan sangat tajam. Tatapan yang tajam dan dingin itu, bagaikan ujung pedang yang terbuat dari kristal es yang membeku.
"itu bukanlah urusanmu!" jawab ketus dan dingin wu Xia.
Xiao mei, merasa sangat begitu kesal. Karena wu Xia selalu saja bersifat dingin!
mendengus.....
"cih, jika saja kau mempunyai niat jahat terhadap xuan Xie. Aku tidak akan segan-segan untuk menghabisi mu!" ucap Xiao mei dengan sangat tegas. Raut wajahnya sangat begitu kesal, matanya terbuka lebar, menatap wu Xia dengan sangat serius.
WU Xia pun mendengus.
"cih, aku takut kau tidak mempunyai kemampuan itu!" ucap wu Xia sangat meremehkan Xiao mei
Lalu, ren Jian berdiri tepat di tengah tengah wu Xia dan juga xiao mei yang sedang dalam keadaan sangat tegang.
"sudahlah, sudahlah!, kita adalah rekan untuk saat ini, tidak baik jika kita terus berdebat seperti ini!" ucap ren Jian dengan sikapnya yang selalu saja riang
WU Xia dan Xiao mei pun saling membalikkan badan nya, duduk saling membelakangi.
Tanpa disadari, Xiao mei saat ini sangat begitu memperdulikan xuan Xie.
Xiao mei yang pada awalnya, hanya menuruti permintaan kepala desa ouyang ba, untuk menemani xuan Xie berlatih di gubuk tua. Itu semua di turuti dan dilakukan oleh Xiao mei, demi membalas Budi kepala desa ouyang ba, karena telah menyelamatkan Xiao mei pada saat itu.
Namun, setelah melihat usaha xuan Xie. Xiao mei sangat begitu tersentuh, dan memutuskan untuk menjadi pelindung nya dalam beberapa waktu kedepan ini.
Xiao mei selalu merasa, ada yang tidak beres dengan wu Xia dan juga ren Jian, yang secara tiba-tiba datang dan mendekati xuan Xie.
Beberapa waktu kemudian!
Hari telah pagi.
Burung berkicau dengan sangat merdu, embun di pagi hari membasahi dedaunan, mentari pagi pun mulai terlihat dari arah timur.
Sinar mentari pagi yang begitu hangat, membuat suasana semakin hidup dan segar.
Saat itu, ren Jian masih tertidur lelap.
Ren Jian tertidur di batang pohon besar, di samping gubuk tua.
WU Xia, yang tengah bermeditasi, di atas batu datar di tepi hulu sungai.
Xiao mei, menggeliat. Mengangkat kedua tangan nya sangat tinggi, hingga kedua puncak kembar nya pun sangat jelas terlihat besar, kencang, dan sangat bulat. Namun itu tertutup dengan pakaian yang terbuat dari benang sutra yang sangat halus.
Menikmati suasana di pagi hari yang begitu tenang.
Xiao mei, berdiri menatapi alam sekitar. Rambutnya yang berwarna biru, membuatnya terlihat sangat cantik, anggun, dan menggoda. Bisa di bilang, ini adalah sosok peri yang nyata. Sehelai kain sutra menutupi kakinya, namun itu sangat transparan, sehingga kulit kaki nya yang sangat putih, seperti giok murni itu terlihat sangat jelas.
Bertepatan dengan xuan Xie, yang baru saja bangun dari tidur nya, lalu keluar dari gubuk tua itu.
Biasanya, xuan Xie hanya sendiri di rumahnya. Setelah kedua orang tuanya meninggal dunia.
Namun sekarang, xuan Xie di temani oleh tiga orang yang sangat asing, namun suasana yang di rasakan oleh xuan Xie sangat begitu ramai dan sangat bahagia.
Pandangan nya yang masih sedikit kabur, menatap dengan samar samar, Xiao mei yang sedang berdiri dengan sangat anggun.
"apakah aku sedang bermimpi" ucap xuan Xie, ketika melihat sosok Xiao mei yang kini telah merubah pakaian nya menjadi sangat begitu feminim.
Xiao mei pun menyadari, xuan Xie yang keluar dari pintu gubuk tua itu.
Satu tangan memainkan rambutnya yang sangat indah. "kau sudah bangun, xuan Xie!" ucap Xiao mei. suaranya sangat merdu, lembut, selembut kain sutra.
Membuat Xuan Xie sangat begitu tersipu malu. Ketika wajah cantik Xiao mei menatap xuan Xie dengan sangat anggun.
xuan Xie seakan akan tak berkedip sedikitpun.
Melihat kecantikan yang sangat luar biasa, terpampang jelas di hadapan nya.
Namun, pemikiran Xiao mei sedikit tidak bagus. Xiao mei mengira bahwa xuan Xie sedang memperhatikan sisi kewanitaan nya.
"dasar bocah mesum, di pagi hari kau sudah berpikiran sekotor itu!" ucap Xiao mei lalu melesat, melesatkan pukulan keras nya tepat di wajah xuan Xie.