NovelToon NovelToon
Guruku Adalah Pacarku

Guruku Adalah Pacarku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Dikelilingi wanita cantik / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Teen Angst / Idola sekolah
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Grace caroline

GURUKU ADALAH CINTAKU, BIDADARI HATIKU, DAN CINTA PERTAMAKU.

******

"Anda mau kan jadi pacar saya?" Seorang pria muda berjongkok, menekuk satu kakinya ke belakang. Dia membawa sekuntum mawar, meraih tangan wanita di hadapannya.

Wanita itu, ehm Gurunya di sekolah hanya diam mematung, terkejut melihat pengungkapan cinta dari muridnya yang terkenal sebagai anak dari pemilik sekolah tempatnya bekerja, juga anak paling populer di sekolah dan di sukai banyak wanita. Pria di hadapannya ini adalah pria dingin, tidak punya teman dan pacar tapi tiba-tiba mengungkapkan cintanya ... sungguh mengejutkan.

"Saya suka sama anda, Bu. Anda mau kan menerima cinta saya?" lagi pria muda itu.

"Tapi saya gurumu, Kae. Saya sudah tua, apa kamu nggak malu punya pacar seperti saya?"

Sang pria pun berdiri, menatap tajam kearah wanita dewasa di hadapannya. "Apa perlu saya belikan anda satu buah pesawat agar anda menerima cinta saya? saya serius Bu, saya tidak main-main,"

"Tapi..."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Grace caroline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 14. Bagaikan Dewa Yunani

"Makan bakso enaknya dikasih lontong

Yang menggarap sawah itu petani

Kenalin nama gue Rudi dong

Si paling ganteng di kelas ini." 

Saat Kaesang baru saja menginjakkan kakinya di ambang pintu kelas, telinganya langsung menangkap seseorang asing yang tengah berpantun di depan kelas.

Seorang pria dengan rambut kriwil, berkacamata, dan postur tubuh mungil sedang berpantun di depan kelas. Pria itu lumayan gemuk, dan saat ia berpantun, semua atensi langsung mengarah kepadanya. Semua dari mereka tertawa dan mengej3knya.

"Kepedean Lo, dasar gajah!" ejek seorang siswi yang lain.

Siswi yang lainnya pun tertawa dan menimpali. "Haha, ganteng konon. Iya emang ganteng kalau dilihat dari sedotan yang isinya itu udah butek dan kotor." Semuanya pun tertawa, mereka mengejek pria itu yang sudah cemberut dan memajukan bibirnya.

"Yes, kalau lu mau tahu ya yang paling ganteng di sekolah ini tuh Kaesang, anak dari Pak Indra, pemilik sekolah ini. Masa lu sekolah di sini tapi nggak tahu siapa pemiliknya sih. Dasar gajelas!" ejek siswa lainnya, dia tertawa dan menoleh kearah temannya.

Pria yang diejek itu pun menyahut kesal. "Heh, di sini gue ya yang paling ganteng. Siapa tuh Kaesang, namanya aja udah aneh pasti orangnya nggak karuan! Masih mending gue kali. Udah ganteng, baik, pinter lagi meskipun nilai gue selalu di bawah enam puluh semua ...

Kata emak gue kalau gue itu ganteng. Saking gantengnya sampai ngalahin Lee Min Ho. Artis Korea yang doyan oplas itu aja kalah sama gue yang ganteng alami!" Entah pria itu dapat kepercayaan diri dari mana sampai dia bisa sebegitu percaya dirinya seperti ini.

Tapi Kaesang suka dengan sikapnya. Dia bahkan menyebut dirinya tampan dan melebihi dirinya, meskipun sebenarnya ... hahaha, ya begitulah. Lucu, saking lucunya dapat membuat siapapun yang melihatnya tertawa.

Para siswi yang mendengar pria itu menghin4 Kaesang dan menyebut dirinya jauh lebih tampan dari Kaesang segera emosi. Mereka tidak terima jika pria yang selama ini mereka puja-puja diremehkan begitu saja oleh orang asing di depan mata.

"Dasar bayi gorila! berani Lo hin4 Kaesang, hah?! Lo nggak ada apa-apanya dibanding dia," sahut siswi itu dengan nada tinggi. Ia maju selangkah, lalu menoyor kepala pria itu dengan keras. Pria tersebut terhuyung mundur beberapa langkah karena terkejut.

"Hooh, Lo tuh gak cocok sekolah disini. Cocoknya Lo tuh sekolah di kebun binatang. Disana kan ada gorila ya, spesies Lo haha," kata siswi lainnya, turut menghujani pria itu dengan beragam hin4an yang akhirnya berhasil membuat pria itu meneteskan air matanya.

Di dalam kelas itu semua siswa laki-laki memilih bersikap acuh. Mereka nggak mau ikut campur. Sedangkan yang wanita pada bikin rusuh di depan. Sejak dulu tidak ada satupun kasus bullying di sekolah ini.

Tapi sekarang ... astaga. Kaesang tidak menyangka jika dia akan melihat langsung kasus bullying itu. Terlebih di kelasnya sendiri lagi. Parah.

Akhirnya Kaesang pun masuk dan berjalan cepat kearah wanita yang tadi menghin4 pria itu. Berdiri di samping pria tersebut, Kaesang menatap tajam para wanita yang berdiri di hadapannya.

Tatapannya yang tajam membuat para wanita itu langsung menunduk, ketakutan. Seolah-olah tatapan tajam Kaesang mampu membuat mereka semua bungkam.

"Siapa yang ngajarin kalian ngebvlly orang kayak gini? kalian mau kalau gue laporin kelakuan kalian ini ke papa biar papa keluarin kalian dari sekolah, iya?!" Kaesang tampak marah. Setelah mendengar ucapan Kaesang tidak ada satupun siswi yang berani berkutik. Mereka semua diam.

"Maaf, Kae. Kita nggak maksud tadi. Kita cuma bercanda," elak siswi lainnya.

Kaesang semakin marah mendengar ucapan siswi itu. Dia tak suka dengan orang yang suka melempar hin4an, apalagi berlindung di balik dalih "bercanda." Itu sudah kelewatan. Kaesang tak terima.

"Bercanda sampai ngehin4 orang lain? dasar gil4 Lo semua! udah, Lo semua balik duduk aja di kursi kalian, jangan ganggu dia lagi! 

Kalo sampe gue nemuin kalian ganggu dia, awas aja, gue nggak bakal biarin kalian sekolah disini. Inget itu!" Setelah kata-kata tegas dari Kaesang terucap, semua murid yang tadi sempat menghin4 pria itu pun satu persatu membalikkan badan dan kembali ke bangku mereka.

Setelah para siswi berlalu, Kaesang mendekati pria berambut keriwil itu. Dia masih terlihat sedih. Tapi tidak menangis. Yakali pria menangis. Cemen dong! wkwk.

"Udah Lo nggak usah sedih. Abaikan aja mereka. Anggap mereka nggak ada." kata Kaesang.

Pria itu menoleh, matanya terpaku pada Kaesang. Di hadapannya berdiri sosok yang bagaikan dewa Yunani, sempurna dalam setiap lekuk tubuhnya. Sulit untuk melukiskan kekaguman yang terbersit dalam hatinya saat memandang wajah tampan itu.

Pantas saja jika semua siswi tadi tidak terima saat dia menghin4 Kaesang. Eh ternyata wajahnya saja setampan ini. Wajar saja!

"Makasih udah nolongin gue. Ehm, gue Rudi. Gue anak baru disini." Pria itu pun mengulurkan tangannya, mengajak Kaesang bersalaman. Tanpa ragu Kaesang pun menerima uluran tangan pria bernama Rudi itu.

"Kaesang," balas Kaesang.

Rudi tercengang melihat jika pria di depannya ini memang benar Kaesang. Idola di sekolah ini. Dia tidak menyangka jika dia bisa sekolah di sekolah sebagus ini, bersama dengan orang-orang tampan dan cantik seperti mereka. Dia sangat beruntung.

"Wah, jadi Lo yang di omongin mereka tadi. Ehm, gue minta maaf ya tadi udah sempet hin4 Lo, gue nggak ada maksud tadi. Gue cuma mau bela diri aja." kata Rudi merasa bersalah.

Kaesang menjawab, raut wajahnya datar, tanpa ekspresi. "Nggak masalah. Gue tau Lo cuma bercanda tadi. Merekanya aja yang terlalu serius," kata Kaesang.

Rudi hendak membalas, tapi tiba-tiba seorang guru memasuki ruangan, melangkah menuju meja. Seketika, semua murid beranjak menuju kursi mereka. Rudi mendekat ke guru itu, dan setelah diminta memperkenalkan diri, ia pun maju ke depan papan tulis, tatapannya menyapu wajah teman-temannya. Senyuman manis ala Pepsodent terbit di bibirnya.

"Halo, semuanya. Kenalin namaku Rudi Wicaksana Nugraha, kalian bisa panggil aku Rudi, aku pindahan dari SMA tiga Bekasi," ucap Rudi memperkenalkan diri. Setelah selesai memperkenalkan diri, guru itu pun menyuruh Rudi untuk duduk di bangku belakang di sebelah Kaesang. Lebih tepatnya di sebelah Zefa.

Setelah Rudi duduk, Zefa berdecak kesal. Dia tidak menyangka jika dia akan duduk di dekat pria seperti Rudi. Baginya Rudi adalah sebuah tembok yang akan menghalanginya untuk berada dekat dengan Kaesang.

Jika Rudi duduk disana, pasti dia tidak bisa lagi untuk menggoda Kaesang seperti biasanya. Pasti akan terhalang oleh Rudi yang tubuhnya saja sebesar induk gajah.

"Ck, kenapa sih harus ada pria kayak gitu disini. Ganggu pemandangan aja!" gumam Zefa pelan, bibirnya mengerucut kesal

Setelah Rudi duduk, pelajaran pun dimulai. Semua murid langsung membuka buku masing-masing, sibuk dengan tugas yang diberikan guru. Mata mereka tertuju pada penjelasan guru di depan kelas.

*********

Saat jam istirahat tiba, Kaesang tetap berada di kelasnya dan asyik dengan dunianya di layar ponsel. Males keluar, pikirnya. Tiba-tiba, Rudi muncul di sampingnya, berdiri di dekat kursi Kaesang.

"Kita ke kantin yuk," ajak Rudi sambil nyengir lebar, memperlihatkan deretan giginya yang putih.

Kaesang menoleh ke arah Rudi. Dia menatap heran ke arah Rudi. Tidak biasanya ada seorang murid yang mengajaknya ke kantin seperti ini. Biasanya di antara mereka pada takut dan segan untuk mengajaknya. Tapi Rudi, dengan senyum lebar dan penuh percaya diri, langsung mengajak Kaesang untuk ke kantin.

Sebenarnya malas bagi Kaesang untuk pergi ke kantin, tapi sepertinya tidak masalah juga untuk dia pergi ke sana.

"Ehm, oke, yuk," tanpa banyak kata Kaesang langsung berdiri dari duduknya dan pergi ke kantin bersama dengan Rudi.

Saat Kaesang berjalan bersama Rudi semua mata menatap ke arah mereka. Mereka semua heran melihat Kaesang pergi bersama dengan Rudi.

Bagi mereka sangat aneh, karena selain Kaesang adalah orang yang sangat pendiam dan tidak pernah pergi ke kantin, Rudi adalah anak baru di sekolah itu. Rasanya sangat aneh melihat mereka berjalan beriringan pergi ke kantin seperti ini.

Kaesang dan Rudi pun tiba di kantin. Mereka pergi ke salah satu kios dan masuk ke dalam kios itu. Mereka memesan dua porsi bakso dan duduk di sudut kios.

Beberapa saat kemudian bakso yang mereka pesan pun selesai dibuat. Rudi, yang memang sudah sangat lapar, langsung melahap baksonya dengan semangat. Saking lahapnya, sampai belepotan dia!

"Makan yang anteng. Belepotan tuh mulut Lo," pesan Kaesang sambil menggelengkan kepalanya.

Rudi terkekeh pelan, menyeka bibirnya yang belepotan dengan tisu. Tak lama kemudian, Tyas melintas, langkahnya ringan seperti angin. Rudi dan Kaesang, yang sedari tadi asyik mengobrol, sontak terdiam dan menoleh, mata mereka mengikuti Tyas hingga sosoknya menghilang dari pandangan.

"Bu Tyas ... cantik," gumam Rudi, matanya masih tertuju ke arah tempat Tyas berdiri tadi, meski sosoknya sudah menghilang.

Kaesang terkesiap, menoleh cepat ke arah Rudi. "Lo kenal sama Bu Tyas? Lo kan masih baru disini, kok udah kenal aja sama Bu Tyas?" tanyanya, rasa penasaran terpancar di wajahnya.

Rudi menoleh ke arah Kaesang, lalu mengangguk sambil terus menikmati baksonya. "Oh, kenal lah. Bu Tyas itu tetangga gue. Udah lama kenal, cuma nggak terlalu akrab aja," jawab Rudi santai.

Kaesang mengernyit heran. "Tunggu, Lo kan pindahan dari Bekasi. Kok bisa tetanggaan sama Bu Tyas?" lagi Kaesang.

Rudi terkekeh, melihat Kaesang yang penasaran dengan ucapannya. Dia menyeruput kuah bakso miliknya hingga tandas, lalu menyegarkan tenggorokannya dengan es teh di depannya. Dengan senyum cerah di wajahnya, Rudi menoleh kembali ke arah Kaesang.

"Haha penasaran kan Lo? gue emang tinggal di Bekasi. Yang tetanggaan sama Bu Tyas itu nenek gue. Selama gue liburan gue selalu tinggal di rumah nenek gue,

Ya akhirnya gue tau deh soal Bu Tyas. Gue sekarang bakal tetanggaan terus sama Bu Tyas, gue bakal tinggal sama nenek gue sekarang." kata Rudi.

"Oh iya, Lo mau tau nggak, Bu Tyas ada beberapa kali di datangi cowok ganteng di rumahnya. Pake jas gitu, orangnya tinggi, ganteng banget, kayaknya udah umur tiga puluhan deh ...

Orang itu sering ngasih Bu Tyas bunga dan makanan, tapi setelahnya dibuang sama Bu Tyas. Hhh, sayang banget. Makanannya enak banget. Harusnya dikasihin ke gue aja ya daripada di buang ...

Pengen mungut rasanya gue, tapi nggak jadi, ada di tong sampah soalnya." Cerita Rudi tentang Tyas sukses bikin Kaesang penasaran. Dia pengen tahu lebih banyak.

Kaesang kembali bertanya. "Lo tinggal di rumah nenek Lo dari kapan?" 

Rudi menjawab santai. "Dari tiga hari yang lalu, tapi gue baru pindah kesini hari ini. Gue dapet kuota dari paman gue. Dia kan kerja disini sebagai guru, guru bahasa." jelas Rudi.

"Rud, cowok yang datengin Bu Tyas tadi Lo tau nggak siapa? tiba-tiba gue penasaran nih, pengen tau tuh cowok siapa," Kaesang belum puas juga. Dia kembali bertanya dan ini membuat Rudi curiga.

Rudi mengerutkan kening, lalu menjawab. "Nggak tau gue. Nggak kenal. Tapi kayaknya tuh cowok orang penting. Dari pakaian dan mobilnya aja dah keliatan banget. Ehm, udah bunyi tuh belnya, kita masuk yuk. Di lanjut nanti bicaranya," 

Rudi dan Kaesang segera berdiri dari duduk mereka dan membayar tagihan masing-masing. Keduanya beranjak meninggalkan kios, lalu keluar dari kantin menuju kelas mereka.

Sepanjang perjalanan, Kaesang masih penasaran dengan siapa pria yang mendatangi Tyas di rumahnya. Dia ingin tau lebih banyak, tapi tidak ingin siapapun tahu jika dia sedang mencari tahu tentang pria itu.

Setelah berjalan beberapa saat, mereka pun sampai di kelas. Keduanya kembali duduk di tempat masing-masing, dan tak lama kemudian, seorang guru memasuki ruangan. Pelajaran pun dimulai.

Bersambung ...

1
Misnati Msn
Lanjut
◍•Grace Caroline•◍: makasih kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!