Serpihan Luka

      Malam telah berganti pagi.

Sebelum Pras berangkat kerja, Pras di buat report dengan mengurus ibu nya yang sangat cerewet.

Bu Soraya hanya bisa mengomel, karena Pras sama sekali tidak bisa mengurus ibu nya. bahkan untuk makan pun sampai sampai jam 8 bu Soraya belum juga sarapan.

    "Kalau ada Fiona, dia sudah masak sejak subuh. jam segini ibu sudah mandi, sarapan dan berjemur. kamu yang anak ibu gak bisa di harap kan" ucap Soraya.

   Prasetya menghela nafas panjang, Pria itu hanya mendengarkan ocehan ibu nya sambil menyiapkan sarapan.

    "Bu,, ibu makan sendiri ya. nanti piringnya taruh aja di atas meja. aku harus segera berangkat kerja sekarang" ucap Pras.

   "ngak, ibu gak mau sendirian. kalau ibu butuh sesuatu atau ibu peno buang air besar gimana"?

     " Tapi bu, aku harus berangkat kerja sekarang karena aku sudah terlambat "

    "Ibu gak mau sendirian"!

Pyaaaar....

Bu Soraya melempar piring kaca yang berisikan bubur ayam yang Pras beli di tukang bubur keliling.

    " Makan juga bubur, kamu pikir ibu ini bayi. panggil kakak mu itu suruh pulang"!

Sekali lagi pras hanya bisa menghela nafas panjang.

Pria ini pun menghubungi kakak nya, yang sangat jarang pulang untuk sekedar menjenguk ibu nya.

 Baru satu hari kepergian Fiona, tapi rumah sudah sangat kacau.

Bahkan Pras sangat tidak tahan saat menunggui ibu nya buang air besar.

Belum lagi ibu nya ini sangat cerewet dan suka mengatur.

lalu bagai mana dengan Fiona selama ini?

Kembali pada Fiona, wanita ini sedang duduk berhadapan dengan Aditya di meja makan.

Aditya memperhatikan Fiona yang begitu telaten dan sabar saat menyuapi putra nya makan.

Di rumah ini aku tinggal sendiri, karena kedua orang tua ku sudah meninggal.

Di sini ada asisten rumah tangga ku, nama nya bi Minah sama pak Saiful mereka suami istri" ucap Aditya memberi tau.

"Jika kamu mau, kamu bisa bekerja di rumah ku ini membantu bi Minah membersihkan rumah ini, karena aku sendiri jarang pulang"

"Kenapa jarang pulang"? tanya Fiona penasaran.

"Aku lebih suka tinggal di apartemen sendirian, jadi bi Minah dan pak Saiful lah yang menjaga rumah ini"

"Memangnya tidak apa apa kalau aku dan anak ku tinggal dan bekerja disini"?

" Tidak masalah selama kau melakukan pekerjaan rumah dengan baik, aku akan memberi mu gaji empat juta perbulan. makan dan kebutuhan mu aku tanggung.

Tugas mu sama seperti bi Minah, mengurus rumah ini"

"Em-empat juta perbulan"? tanya Fiona seolah tak masuk di akal. Q

" Maaf, apa itu tidak berlebihan? secara kerjaan ku hanya bersih bersih kepana gaji nya sangat besar"?

"Karena kau punya anak, pasti kebutuhan anak mu lebih besar, uang tidak masalah bagiku yang penting rumah ini selalu rapi dan bersih"

Fiona benar benar tidak percaya jika hidup nya akan seperti ini, awan gelap yang semula menyelimuti perlahan akan mulai menghilang yang akan digantikan dengan awan putih.

Di rumah bu Soraya, Prasetya sudah beberapa hari ini direpotkan dengan mengurusi ibu nya, sementara kakak nya yang sudah di telfon belum juga datang.

"Aaaarrgh,,,," jerit Pras yang merasa pusing mengurus ibu nya di tambah ibu nya yang cerewet itu.

Tanpa menghiraukan ibu nya yang sendirian di rumah, Pria ini pergi menemui Mende.

" Secepatnya aku harus menikahi Mende agar ada yang mengurus Ibu" ucap nya dalam perjalanan.

Pras pergi ke apartemen Mende,

karena memang selama ini wanita itu tinggal di apartemen yang di sewa Prasetya untuk wanita pujaan hati nya ini, bahkan mobil yang di pakai Mende adalah mobil yang ia beli sendiri.

Semua itu dilakukan oleh Prasetya di belakang Fiona, dan sampai sekarang Fiona tidak tau kebusukan Prasetya.

ya,, selama ini istrinya ia biarkan terlihat kumel, hanya untuk menuruti semua keinginan Mende. termasuk membelikan mobil untuk Mende.

"Apa mas, menikah"?

Tanya Mende yang tidak percaya.

" Iya, kamu mau gak nikah sama mas"?

"Ya mau lah mas, kan aku sudah lama menunggu mu. tapi apa kamu sudah menceraikan Fiona?

" Aku gak mau ya mas, setelah menikah masih harus tinggal di apartemen kecil ini. aku mau nya tinggal di rumah besar mu itu,. kalau pun kamu belum menceraikan Fiona, aku ingin kamu mengusir nya carikan kontrakan kecil untuk dia tingal. aku gak mau serumah dengan nya" ucap Mende panjang lebar.

"Tenang aja sayang, aku tidak perlu mengusir dia. beberapa hari yang lalu dia sudah pergi sendiri dari rumah, dia juga sudah mengurus surat perceraian sebelum pergi" jelas Prasetya yang membuat Mende begitu bahagia.

"Mas,, aku ingin acara pernikahan kita dirayakan, karena aku pengen mengundang teman taman ku" pinta Mende.

"Baiklah" jawab Pras.

Senang hati Mende karena sebentar lagi akan dia akan menikah dengan Prasetya, dan menjadi istri Pras satu satu nya.

Rasanya sudah tidak sabar lagi untuk menikah dengan Prasetya.

wanita ini memeluk mencium Pras hingga terjadilah perguluman panas di antara keduanya.

Sudah biasa mereka seperti itu, bahkan saat masih bersama Fiona.

Kerap kali pria itu menuntaskan hasrat nya, pria ini akan datang ke apartemen menemui mende.

Sungguh pria ini sangat menjijikkan.

Untung saja Fiona sudah tidak pernah lagi tersentuh oleh pria kotor itu. sejak kehadiran Caraka.