Terjebak Pernikahan

Terjebak Pernikahan

Bab 1: Terjebak Pernikahan

Perasaan Ralina sejak tadi tidak bisa tenang. Ia masih duduk di atas ranjang mengenakan gaun pengantinnya. Siapa yang menyangka di usianya yang baru memasuki 20 tahun, ia sudah resmi menyandang status sebagai istri orang.

Tidak pernah sedikitpun terbersit dalam pikirannya untuk menikah muda. Cita-citanya ingin menyelesaikan kuliah S1 yang baru ia tempuh empat semester, lalu lanjut S2 dan S3 di luar negeri. Tapi, dalam semalam ia tiba-tiba harus menikah.

Semua gara-gara Karina, kakak kandungnya. Entah mengapa tepat di hari pernikahan sang kakak memutuskan untuk kabur hanya dengan meninggalkan secarik surat permintaan maaf. Padahal, hari-hari sebelumnya, Karina tampak antusias dengan rencana pernikahannya.

Karina yang cerewet menceritakan seluruh perasaannya pada Ralina, betapa tidak sabarnya ia untuk menikah dengan seorang pengusaha muda sukses bernama Tristan Alfred. Hadiah-hadiah mewah, perhiasan, serta gaun pengantin yang indah dipamerkan kepada Ralina.

Sebagai adik yang baik, Ralina turut senang dengan kebahagiaan kakaknya. Ia juga berharap bisa menikah dengan lelaki idamannya kelak seperti sang kakak.

Entah mengapa saat prosesi pernikahan tiba, kakaknya mendadak menghilang. Aneh ... Sangat aneh ...

Kakaknya sangat menyukai Tristan. Janggal jika Karina kabur dengan alasan tidak menginginkan pernikahan itu seperti yang tertulis di surat.

Ayah Ralina hampir pingsan mengetahui putrinya kabur. Orang tua Tristan juga marah karena merasa dipermalukan. Apalagi pesta pernikahan yang mereka gelar dihadiri oleh orang-orang penting dari kolega bisnis kedua keluarga. Jika sampai pernikahan itu gagal, sudah dipastikan akan berpengaruh terhadap kerjasama bisnis mereka.

Dalam situasi yang memanas itu, Tristan bersuara. Ia meminta Ralina menggantikan Karina untuk menyelamatkan nama baik kedua keluarga.

Ralina tidak bisa berkata-kata. Apalagi menyaksikan ibunya yang terus menangis dan memohon agar dia mau menggantikan kakaknya. Dengan terpaksa, ia menyetujuinya. Menikahi lelaki yang seharusnya menjadi suami kakaknya.

Ralina terkejut saat mendengar suara pintu kamar terbuka. Tampak lelaki berperawakan tinggi masuk dan menutup kembali pintu yang dibukanya.

Ralina menghela napas. Kedua tangannya menggenggam gaun pengantinnya. Ia merasakan jantungnya berdebar lebih cepat. Kegelisahannya bertambah.

Tristan melangkah dengan pasti sembari melepas jas dan meletakkannya di sofa. Ia menghampiri wanita muda yang baru resmi menjadi istrinya.

"Kamu belum tidur?" tanyanya.

Sudah hampir larut malam. Tristan baru bisa menemui istrinya setelah menyapa semua tamu yang hadir. Ia tak bisa mengabaikan tamu-tamu penting yang hadir, mengingat mereka semua adalah koleganya.

"Aku mau pulang," ucap Ralina lirih.

"Orang suruhanku belum selesai membereskan apartemen yang akan menjadi tempat tinggal kita. Untuk sementara kita tinggal di sini dulu," jawab Tristan.

"Aku mau pulang ke rumah orang tuaku."

Tristan mengernyitkan dahi mendengar jawaban Ralina. Sorot matanya fokus menatap wanita yang terus tertunduk tak berani menatapnya.

"Maksudnya apa ini?" tanya Tristan memastikan. Rasa lelah menghadapi tamu belum hilang, kini ada ucapan yang membuatnya merasa kesal.

"Kamu mau meninggalkan aku? Meninggalkan suamimu?" sambungnya.

Ralina mengumpulkan segenap keberaniannya. Ia mengeratkan cengkraman tangannya pada gaun sembari perlahan mengangkat kepala, menatap lawan bicara yang ada di hadapannya. Raut wajah serius yang Tristan perlihatkan sebenarnya semakin membuat nyalinya semakin ciut. Lelaki bertubuh tinggi besar itu seperti menara yang memaksanya untuk mendongak maksimal untuk bisa menatapnya.

"Kita ... Kita menikah bukannya sekedar untuk menjaga nama baik kedua keluarga? Jadi, pernikahan ini palsu, kan?"

Tristan menyeringai. "Palsu katamu?"

"Pernikahan kita disaksikan banyak orang, digelar dengan meriah, kamu bilang palsu?"

"Orang gila mana yang mau melakukan pernikahan main-main dengan mengundang banyak orang penting dan menghabiskan biaya milyaran?"

"Tapi yang seharusnya jadi pengantin wanita itu Kak Karina," kilah Ralina.

"Siapa yang peduli dengannya, hah? Dia sendiri yang memilih kabur!"

Tristan tampak emosi. Wajahnya merah padam ketika nama Karina disebut.

"Memang mungkin niatnya ingin menghancurkan nama baikku dan juga mempermalukan keluargaku di hadapan umum. Luar biasa menang kelakuannya!"

Ralina menggelengkan kepala. Ia sebenarnya takut dengan respon Tristan tentang kakaknya.

"Aku yakin ini hanya salah paham. Kakakku tidak mungkin seperti itu. Dia sangat mencintai Kak Tristan!" Ralina kembali mencoba menyangkal perkataan Tristan.

Tristan kembali menyunggingkan senyumannya yang tampak seram. Ia maju selangkah, membungkukkan badannya tepat di hadapan Ralina. Wanita itu terlihat sedikit kaget dan reflek memundurkan badan menghindar.

Tristan yang provokatif semakin mendekatkan wajahnya hingga Ralina jatuh terlentang di bawahnya. Mau menghindar pun tak bisa, kedua tangan Tristan tepat di samping kanan kirinya.

"Bukankah kamu sudah membaca sendiri suratnya?" tanya Tristan mengintimidasi.

Ia seperti menikmati kelakuannya yang menakut-nakuti wanita di bawahnya.

"Kalau dia sangat mencintaiku, untuk apa dia kabur dari pernikahan ini?"

Sorot mata Tristan tak bisa lepas dari Ralina. Wanita itu tampak menggemaskan, apa lagi saat ketakutan. Ingin rasanya ia segera menerkamnya seperti seekor serigala yang kelaparan.

"Mungkin ... Kak Karina ada alasan lain. Kita harus menemukannya dan menanyakan langsung alasannya kabur," ujar Ralina.

Ia berusaha menyingkirkan kedua tangan Tristan, namun terlalu kuat seperti kayu. Ia merasa terjebak. Degup jantungnya semakin kencang. Tidak pernah ia sedekat itu dengan seorang lelaki sekalipun itu pacarnya sendiri.

"Itu tidak perlu. Lagipula kamu kan sudah jadi istriku."

Ralina melebarkan mata. Ia tidak menyangka Tristan akan memberikan respon seringan itu.

"Tidak bisa begitu ... Aku kan hanya menggantikan kakakku!"

Ralina semakin kuat berusaha menyingkirkan tangan lelaki itu. Namun, Tristan tak bisa dilawan. Kedua tangannya justru dipegangi oleh Tristan agar diam.

"Benar ... Kamu sendiri yang sudah memutuskan untuk menggantikan kakakmu sebagai istriku."

"Jadi, bertanggung jawablah dengan keputusanmu!" kata Tristan tegas.

"Kak Tristan, tolonglah ... bukan aku yang seharusnya menikah denganmu."

Ralina yang pasrah berusaha memohon. Tristan benar-benar membuatnya takut.

"Aku tidak peduli. Siapapun yang aku nikahi, berarti itu istriku!"

"Aku tidak bisa menempati tempat yang seharusnya menjadi tempat kakakku."

Tristan semakin bersemangat melihat wajah lugu dan takut Ralina. Sangat mempesona dan menantang.

"Buktinya sekarang kamu bisa, kan?"

"Menjadi pahlawan untuk kakakmu ... Juga untuk ayahmu yang tadi sempat hampir pingsan."

"Aku yakin ayahmu akan benar-benar pingsan jika mendengar anaknya minta pulang."

Ralina seketika terdiam mendengar perkataan Tristan.

"Susah payah aku meluruskan situasi kacau yang kakakmu lakukan, menjelaskan kepada satu per satu tamu undangan sampai aku kelelahan ...."

"Sekarang kamu mau mengacaukannya lagi?"

"Kamu mau keluarga kita benar-benar hancur dan malu?"

"Kalau itu memang maumu, ayo kita lakukan ... Kamu mau pulang, kan?" Tantang Tristan.

Ralina tidak bisa menjawab. Pikirannya kacau. Ada banyak hal yang dia pertimbangkan dan membuatnya sakit kepala.

Ia masih bertanya-tanya, kenapa hal seperti ini bisa terjadi? Kenapa dia bisa terjebak dalam pernikahan yang tak pernah dibayangkannya?

Terpopuler

Comments

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

yg trian dilanjut g kak q udah mmpir dsini

2024-12-28

1

Ummi_ Qiadina

Ummi_ Qiadina

lama tak jumpa kak momo....

2024-12-12

1

Aisyah Ranni

Aisyah Ranni

lanjutkan dengan semangat

2024-12-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Terjebak Pernikahan
2 Bab 2: Desakan Menikah
3 Bab 3: Mengantar ke Kampus
4 Bab 4: Malangnya Ralina
5 Bab 5: Awal Obsesi
6 Bab 6: Jebakan Karina
7 Bab 7: Hasrat Terlarang
8 Bab 8: Pelindung Rahasia
9 Bab 9: Saling Menguatkan
10 Bab 10: Si Tuan Arogan
11 Bab 11: Diam-Diam Mencium
12 Bab 12: Tersulut Emosi
13 Bab 13: Dating
14 Bab 14: Pertemuan Keluarga
15 Bab 15: Keluarga Sampah
16 Bab 16: Akting
17 Bab 17: Dunia yang Berbeda
18 Bab 18: Mencari Ares
19 Bab 19: Mungkinkah Kita Bisa Bersama?
20 Bab 20: Hari Pernikahan
21 Bab 21: Ancaman
22 Bab 22: Tiba-Tiba Harus Menikah
23 Bab 23: Hati yang Terluka
24 Bab 24: Gagal Malam Pertama
25 Bab 25: Dikira Menyimpang
26 Bab 26: Interogasi
27 Bab 27: Musuh Bebuyutan
28 Bab 28: Putus
29 Bab 29: Kasus Suap Sang Ayah
30 Bab 30: Benih Kebencian
31 Bab 31: Digigit Kucing
32 Bab 32: Otak Sebenarnya
33 Bab 33: Kemalangan Bertubi-Tubi
34 Bab 34: Tolong Aku
35 Bab 35: Menantu Yang Baik
36 Bab 36: Tarif Sekali Bercinta
37 Bab 37: Malam Pertama yang Tertunda
38 Bab 38: Belum Selesai, Sayang
39 Bab 39: Kegemparan
40 Bab 40: Demam
41 Bab 41: Dokter Ansel
42 Bab 42: Persembunyian Karina
43 Bab 43: Anak Sang Mantan
44 Bab 44: Serpihan Masa Lalu
45 Bab 45: Jangan Ganas-Ganas
46 Bab 46: Kangen atau Pengen?
47 Bab 47: Selamat Pagi, Sayang!
48 Bab 48: Belum Bisa Menerima
49 Bab 49: Masih Ada Perhatian
50 Bab 50: Ada yang Marah
51 Bab 51: Haruskah Aku Sopan?
52 Bab 52: Mantan Kekasih Suami
53 Bab 53: Intimidasi
54 Bab 54: Keributan
55 Bab 55: Permintaan Gila
56 Bab 56: Peringatan
57 Bab 57: Aku Tidak Khawatir
58 Bab 58: Ucapan Sampah Bobby
59 Bab 59: Panas
60 Bab 60: Cemburu
61 Bab 61: Festival Olahraga Kampus
62 Bab 62: Rasa Syok
63 Bab 63: Telepon dari Karina
64 Bab 64: Kehamilan Karina
65 Bab 65: Memilih Lari
66 Bab 66: Mengejar Ralina
67 Bab 67: Calon Cucu?
68 Bab 68: Menghadapi Wanita Ular
69 Bab 69: Drama Baru Karina
70 Bab 70: Permintaan Memuakkan Karina
71 Bab 71: Anak yang Tak Dinanti
72 Bab 72: Calon Bayi Ralina
73 Bab 73: Tukang Gosip Kompleks
74 Bab 74: Pertemuan Kembali
75 Bab 75: Ancaman Balik
76 Bab 76: Usaha Pencarian
77 Bab 77: Firasat Buruk
78 Bab 78: Kesalahpahaman
79 Bab 79: Tristan Menggila
80 Bab 80: Kegilaan Tristan
81 Bab 81: Konfrontasi
82 Bab 82: Kesepakatan
83 Bab 83: Jatah Setelah Tiga Bulan Puasa
84 Bab 84: Kepulangan Karina
85 Bab 85: Nasihat Mommy
86 Bab 86: Biang Masalah
87 Bab 87: Waktu yang Belum tepat
88 Bab 88: Makan Siang Perusahaan
89 Bab 89: Mengunjungi Rumah Lama
90 Bab 90: Kejujuran
91 Bab 91: Penerimaan
92 Bab 92: Malu Tapi Takut
93 Bab 93: Kebenaran yang Terkuak
94 Bab 94: Mengunjungi Penjara
95 Bab 95: Tidak Ada Maaf
96 Bab 96: Karma is Real
97 Bab 97: Di Ambang Bahaya
98 Bab 98: Perasaan yang Berkembang
99 Bab 99: Antara Hidup dan Mati
100 Bab 100: Gabriel Arthur Alfred
101 EPILOG
102 Bab 101: Laura Menjadi Gembel
103 Bab 102: Cinta Pertama, Kisah Lama
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1: Terjebak Pernikahan
2
Bab 2: Desakan Menikah
3
Bab 3: Mengantar ke Kampus
4
Bab 4: Malangnya Ralina
5
Bab 5: Awal Obsesi
6
Bab 6: Jebakan Karina
7
Bab 7: Hasrat Terlarang
8
Bab 8: Pelindung Rahasia
9
Bab 9: Saling Menguatkan
10
Bab 10: Si Tuan Arogan
11
Bab 11: Diam-Diam Mencium
12
Bab 12: Tersulut Emosi
13
Bab 13: Dating
14
Bab 14: Pertemuan Keluarga
15
Bab 15: Keluarga Sampah
16
Bab 16: Akting
17
Bab 17: Dunia yang Berbeda
18
Bab 18: Mencari Ares
19
Bab 19: Mungkinkah Kita Bisa Bersama?
20
Bab 20: Hari Pernikahan
21
Bab 21: Ancaman
22
Bab 22: Tiba-Tiba Harus Menikah
23
Bab 23: Hati yang Terluka
24
Bab 24: Gagal Malam Pertama
25
Bab 25: Dikira Menyimpang
26
Bab 26: Interogasi
27
Bab 27: Musuh Bebuyutan
28
Bab 28: Putus
29
Bab 29: Kasus Suap Sang Ayah
30
Bab 30: Benih Kebencian
31
Bab 31: Digigit Kucing
32
Bab 32: Otak Sebenarnya
33
Bab 33: Kemalangan Bertubi-Tubi
34
Bab 34: Tolong Aku
35
Bab 35: Menantu Yang Baik
36
Bab 36: Tarif Sekali Bercinta
37
Bab 37: Malam Pertama yang Tertunda
38
Bab 38: Belum Selesai, Sayang
39
Bab 39: Kegemparan
40
Bab 40: Demam
41
Bab 41: Dokter Ansel
42
Bab 42: Persembunyian Karina
43
Bab 43: Anak Sang Mantan
44
Bab 44: Serpihan Masa Lalu
45
Bab 45: Jangan Ganas-Ganas
46
Bab 46: Kangen atau Pengen?
47
Bab 47: Selamat Pagi, Sayang!
48
Bab 48: Belum Bisa Menerima
49
Bab 49: Masih Ada Perhatian
50
Bab 50: Ada yang Marah
51
Bab 51: Haruskah Aku Sopan?
52
Bab 52: Mantan Kekasih Suami
53
Bab 53: Intimidasi
54
Bab 54: Keributan
55
Bab 55: Permintaan Gila
56
Bab 56: Peringatan
57
Bab 57: Aku Tidak Khawatir
58
Bab 58: Ucapan Sampah Bobby
59
Bab 59: Panas
60
Bab 60: Cemburu
61
Bab 61: Festival Olahraga Kampus
62
Bab 62: Rasa Syok
63
Bab 63: Telepon dari Karina
64
Bab 64: Kehamilan Karina
65
Bab 65: Memilih Lari
66
Bab 66: Mengejar Ralina
67
Bab 67: Calon Cucu?
68
Bab 68: Menghadapi Wanita Ular
69
Bab 69: Drama Baru Karina
70
Bab 70: Permintaan Memuakkan Karina
71
Bab 71: Anak yang Tak Dinanti
72
Bab 72: Calon Bayi Ralina
73
Bab 73: Tukang Gosip Kompleks
74
Bab 74: Pertemuan Kembali
75
Bab 75: Ancaman Balik
76
Bab 76: Usaha Pencarian
77
Bab 77: Firasat Buruk
78
Bab 78: Kesalahpahaman
79
Bab 79: Tristan Menggila
80
Bab 80: Kegilaan Tristan
81
Bab 81: Konfrontasi
82
Bab 82: Kesepakatan
83
Bab 83: Jatah Setelah Tiga Bulan Puasa
84
Bab 84: Kepulangan Karina
85
Bab 85: Nasihat Mommy
86
Bab 86: Biang Masalah
87
Bab 87: Waktu yang Belum tepat
88
Bab 88: Makan Siang Perusahaan
89
Bab 89: Mengunjungi Rumah Lama
90
Bab 90: Kejujuran
91
Bab 91: Penerimaan
92
Bab 92: Malu Tapi Takut
93
Bab 93: Kebenaran yang Terkuak
94
Bab 94: Mengunjungi Penjara
95
Bab 95: Tidak Ada Maaf
96
Bab 96: Karma is Real
97
Bab 97: Di Ambang Bahaya
98
Bab 98: Perasaan yang Berkembang
99
Bab 99: Antara Hidup dan Mati
100
Bab 100: Gabriel Arthur Alfred
101
EPILOG
102
Bab 101: Laura Menjadi Gembel
103
Bab 102: Cinta Pertama, Kisah Lama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!