Tuan Dave Anderson dalam usianya yang terbilang muda, dirinya sudah mempunyai segalanya. Pemimpin Intel Group itu memiliki karier yang sangat sukses, harta berlimpah, dan otak yang cerdas. Tapi semua yang di milikinya itu percuma, karena di dalam hidup Dave tidak akan pernah ada kata hubungan cinta.
Jingga gadis yatim piatu yang sangat berani, masuk kedalam kehidupan Dave Anderson. Akankah sosok Jingga bisa membuat seseorang Dave Anderson mau menjalani sebuah hubungan?
Ig mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 23
Keesokan harinya.
Jingga yang sudah menyiapkan pakaian kerja untuk tuan Dave, langsung bergegas keluar dari kamar tersebut. Dan memilih untuk menyiapkan sarapan pagi untuk tuan Dave secepat mungkin. Agar Jingga tidak harus bertemu dan melihat wajah Tuan Dave yang menyebalkan itu. Karena Jingga masih marah pada perkataan pedas yang keluar dari mulut tuan Dave Anderson.
Sementara itu Dave yang baru saja keluar dari bathroom, sudah mendapati kemeja kerjanya tergeletak di atas tempat tidur. "Bagus juga pilihannya." Gumam Dave, mengangkat kemeja yang dipilih oleh Jingga. Dave kembali teringat saat kemarin malam, meminta Pak Tri menyampaikan pesan pada Jingga. Agar menyiapkan pakaian kerjanya, dan semua kebutuhan dirinya sampai dengan sarapan pagi.
Setelah selesai mengenakan pakaiannya, Dane berjalan menuju ruang makan. Dilihatnya sudah ada sarapan pagi dan kopi di meja makannya. Dave menatap ke seluruh ruangan mencari sosok Jingga, namun yang dicari olehnya tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali.
"Pak Tri, di mana Jingga?" tanya Dave.
"Nona Jingga ada di dalam kamarnya, tuan." Jawab Pak tri.
"Panggil dia kesini!" perintah Dave.
"Baik tuan." Pak Tri berlalu pergi dari hadapan tuan Dave.
Beberapa menit kemudian.
"Tuan memanggilku?" Jingga yang sudah berdiri di samping tuan Dave, menatap malas kearah tuannya.
"Kenapa lama sekali?" Dave balik bertanya pada Jingga.
"Aku baru selesai --"
"Duduklah!" Dave memotong perkataan Jingga.
"Terima kasih tuan, aku berdiri di sini saja."
"Aku bukan memintamu, tapi memberi perintah!" ucap Dave, dengan suara yang tegas.
Dan mau tidak mau Jingga duduk di kursi makan, tepat di sebelah tempat tuan Dave. Karena Pak Tri sudah menarik kursi makan di sebelah tuan Dave untuk dirinya.
"Mulai hari ini, kau tidak perlu datang ke kantorku!" Dave berkata, dengan suara datarnya.
"Baik tuan."
"Dan kau tidak boleh keluar dari mansion tanpa seijin ku!"
"Baik tuan." Jingga kembali menjawab dengan singkat, tanpa menatap ke arah tuan Dave.
Dave mengerutkan keningnya, di tatapnya wajah Jingga dengan intens. Karena dari tadi Jingga hanya menjawab singkat perkataanya tanpa protes sedikit pun. Dan itu bukanlah seorang Jingga, karena yang Dave tahu. Jingga pasti akan protes, dan selalu membantah setiap perkataanya.
"Mulai hari ini, kau juga diwajibkan mencium bibirku!" goda Dave.
"Baik tuan." jawab Jingga, tanpa sadar. Namun setelah beberapa detik, Jingga langsung menutup bibirnya dengan kedua tangannya. Menatap tuan Dave sambil menggelengkan kepalanya.
"Kenapa?" Dave mendekatkan wajahnya kearah Jingga. "Buka bibirmu!" Dave semakin semangat menggoda Jingga, karena melihat wajah Jingga yang yang terlihat memerah.
"Tidak mau!" seru Jingga, menjauhkan diri dari wajah tuan Dave. "Tadi .. tadi, aku sedang melamun. Jadi aku salah ucap."
Dave menghela napasnya. "Maka dari itu, di saat bersamaku kau tidak boleh melamun!" Dave menjauh dari wajah Jingga.
"Ba-baik tuan." Jingga menundukkan kepalanya, mengatur napasnya yang sempat naik turun karena ketakutan akan dicium kembali oleh tuan Dave.
"Untuk kali ini kau aku maafkan, tapi tidak ada lain kali. Kau mengerti!" Dave berkata dengan tegas, memulai sarapan paginya. "Cepat makan!"
Jingga menuruti perintah Dave untuk sarapan, karena memang perutnya sangat lapar.
"Jingga, makanan yang kau bawa kemarin sangat enak."
"Makanan kemarin?" Jingga mengerutkan keningnya, menatap wajah tuan Dave.
"Ya, makanan yang kau berikan pada Jo." Dave mengambil gelas yang berisi air minum.
Jingga mengingat kembali kejadian kemarin. "Oh, itu makanan yang dibelikan oleh tuan Mike untukku." Ucap Jingga.
Dan seketika itu juga, tuan Dave menyemburkan air yang tadi diminumnya. Membuat Jingga dan Pak Tri terkejut.
"Jadi makanan yang kemarin itu, Mike yang membelinya?" tanya Dave, dengan wajah yang kesal.
"Ya tuan." Jawab Jingga. "Tuan Mike yang membeli dan membungkusnya untukku. Karena kemarin saat aku dan tuan Mike ingin -- " Jingga menghentikan perkataannya, saat melihat tuan Dave yang berdiri dari duduknya.
"Pak Tri, ambilkan tas kerjaku!" Dave langsung pergi dari ruang makan, tanpa berpamitan pada Jingga.
"Dia kenapa?" gumam Jingga, lalu kembali fokus memakan sarapan paginya.
Sementara itu Dave yang sudah berada di dalam mobilnya, membanting tas kerja miliknya dengan kasar. Dave merasa kesal, karena sudah memuji makanan yang dibelikan Mike untuk Jingga.
"Jo ..!" teriak Dave, dengan penuh amarah.
tapi apa spesial ny, jingga? mike Dave tampan, tajir smpe klepek"?
seperti makhluk kasat mata /Facepalm//Facepalm//Grin/
kayaknya jingga itu anak mereka ya.
Kaka adik donk sm jeny
tapi bagus jingga, /Casual/