NovelToon NovelToon
Dikira Mandul Ternyata Tidak

Dikira Mandul Ternyata Tidak

Status: tamat
Genre:CEO / Tamat
Popularitas:416.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lautan Biru

Shasy yang sudah menjalani pernikahannya selama dua tahun,harus menabahkan hatinya saat sang mertua dan kerabat menghinanya Mandul. Karena keadaan yang membuatnya stres dan merasa tersakiti. Sashy yang sedang kalut dan rapuh memilih untuk bersenang-senang bersama temannya. Hingga dirinya terjebak dengan pria yang membuatnya melampiaskan amarah dan kecewanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

"Fatur, kapan kamu ceraikan istri kamu. Lihat kandungan Celine semakin besar." Ibu Farah melirik Celine yang duduk dengan kepala menunduk. Sedangkan Fatur duduk diseberang mereka menikmati makan malam.

Malam ini Fatur tak pulang ataupun ke rumah sakit. Padahal ia tahu jika ibu mertuanya sedang di rawat.

"Mah, sudah aku bilang, aku-"

"Jika kamu tidak bisa, Mama yang akan mencarikan pengacara untuk proses perceraian mu!" Tegas Farah.

Sedangkan Celine terus menunduk dengan perasaan sesak.

Fatur menghela napas lelah, "Celine, apa kamu sengaja menggunakan kehamilanmu untuk menekan ku!"

Celine yang namanya disebut mengangkat wajahnya, dan tatapannya mengarah pada Fatur yang menatapnya dengan tajam.

"Fatur! Apa maksud mu, Celine mengandung darah daging mu, dan kamu masih saja membela wanita mandul itu!" Farah semakin kesal dengan wajahnya yang memerah menahan amarah.

"Mas, sebelumya kamu begitu menginginkan bayi ini. Tapi sekarang kamu seperti tidak ingin bertanggung jawab." Wajah Celine bercucuran air mata. "Perut ku semakin besar, apa kata orang-orang dan teman kantor ku kalau aku hamil dengan suami wanita lain." Tutur Celine dengan berurai air mata.

"Ck, Dari awal kamu sudah setuju, tapi sekarang kamu justru seolah menjadi korban disini."

Fatur pun pergi tanpa menghabiskan makanan nya, pria itu sudah terlalu lelah.

Celine menangis terisak, membuat Farah merangkulnya dan berusaha memenangkan.

"Kamu tenang saja, Mama akan bantu kamu untuk mendapatkan status yang jelas." Ucap Farah dengan sungguh-sungguh, "Biar bagaimana pun, kamu sedang mengandung cucu ku, darah daging Fatur."

...

"Bu, kita tinggal di sini ya." Sashy membuka pintu apartemennya dan menyuruh ibunya untuk masuk.

Ibu Halimah tampak tersenyum dan menelisik isi ruangan yang cukup nyaman meskipun tidak terlalu luas.

"Tidak apa nak, ini cukup nyaman."

Sashy pun tersenyum, dan menaruh beberapa barang ibunya ke kamar sebelah.

"Besok Sahsy sudah bekerja, ibu tidak apakan sendirian."

"Iya, kamu bekerja saja, ibu sudah terbiasa tinggal sendirian."

Sashy pun membuat beberapa masakan untuk mereka berdua, hari ini ibunya sudah keluar dari rumah sakit. Dan Sashy langsung membawanya ke apartemen tanpa memberi tahu siapapun, termasuk Fatur.

Berkutat kurang lebih satu jam, Sashy pun sudah selesai memasak, dan kini keduanya duduk bersama di meja makan.

Namun suara bel membuat acara makan mereka sedikit terganggu.

"Siapa siang-siang begini, Gita ngak mungkin. Dia ini masih jam kerja." Ucap Sashy.

"Biar ibu saja yang buka." Ibu Halimah hendak berdiri, namun Sashy lebih dulu mencegah.

"Biar Sashy saja Bu. Ibu selesaikan makannya." Sashy pun berdiri. Dalam hati ia sambil menembak siapa yang datang, karena tempatnya sekarang hanya di ketahui oleh Gita dan Arga.

Ceklek

"Selamat siang mbak, ini ada pesanan."

Sashy mengerutkan keningnya melihat kurir pengantar makanan didepannya.

"Saya tidak pesan makanan Mas?" Katanya bingung.

"Tapi ini alamatnya mbak Sashy kan?"

Kepala Sashy mengangguk, hingga ponsel di sakunya bergetar.

"Arga," gumam Sashy melihat nama yang tertera.

"Sayang, aku kirim makanan ke apartemen mu, apa sudah sampai." 

Suara Arga terdengar lembut dan perhatian di seberang sana.

"Em, sudah pak. Tapi-"

"Bagus, semoga belum terlambat. Ingat kamu harus makan makanan yang sehat. Dan untuk ibumu juga. Jadi habiskan aku pesankan khusus untuk kamu." 

Tut

Penggilan terputus, Sashy menatap layar ponselnya yang sudah mati. "Kenapa dia," gumam Sahsy.

"Kalau begitu terima kasih Mas." Pada akhirnya Sashy menerima makanan dari kurir tersebut.

"Siapa Sas?"

"Kurir nganter makanan Bu."

"Kamu pesan? Lalu kenapa kamu masak?"

Kepala Sashy menggeleng, "Ngak Bu, ini teman kantor Sashy yang kirim." Balasnya sambil membuka kotak makanan yang Arga pesan.

Beberapa menu makanan sehat yang semua sudah di buat dengan khusus.

"Sas, kamu sedang diet?" Tanya Bu Halimah membuat Sashy tersenyum kaku.

Melihat menu sehat yang ada membuat Bu Halimah menyimpulkan sesuatu.

"I-iya Bu, akhir-akhir ini makanan Sahsy gak terkontrol jadi berat badan Sahsy naik." Jawabannya berkilah. Mana mungkin Sashy menjawab jika semua ini adalah menu sehat untuk kesuburan dirinya.

"Oh, ibu kira badan kamu masih ideal." Bu Halimah memperhatikan Sashy.

"Masa sih Bu, tapi timbangan Sahsy naik."

"Ya sudah, tapi jangan terlalu di porsir, kalau kekurusan juga jelek."

....

Pagi-pagi Sashy sudah sampai di kantor, jabatannya yang sebagai asisten direktur membuatnya tiba lebih pagi dari atasan ataupun lainya. Sashy memang pekerja keras dan profesional dalam melakukan pekerjaan. Dan sampai detik ini Sashy belum mendapatkan kesulitan berarti menghadapi klien maupun atasannya yang suka sekali merubah mood.

"Mbak Sashy, ada yang menunggu dari tadi." Sashy menghentikan langkahnya saat satpam bicara padanya.

"Menunggu saya pak? Pagi-pagi begini?" Tanyanya dengan tak percaya.

"Iya Mbak, itu mbaknya duduk di sana." Satpam itupun menunjuk ke arah lobby dimana tempat menunggu ada seorang wanita.

"Terima kasih pak." Sashy beranjak pergi, mendekati wanita yang duduk dengan kepala menunduk. Dari jauh Sashy juga sudah tahu siapa wanita itu.

"Ada apa kamu mencari ku!"

Suara tegas Sahsy membuat kepala Celine terangkat, wanita itu berdiri dan menatap Sashy.

"Mbak, ada yang ingin aku bicarakan." Ucap Celine dengan sungguh-sungguh.

"Bicara apa? Paling-paling kamu ingin mengemis agar Fatur menjauhi dariku." Sashy melipat kedua tangannya di dada, menatap Celine dengan sinis.

Celine sendiri tampak kesal melihat bagaimana Sashy tampak arogan.

"Mbak, aku hanya ingin mas Fatur menikahi ku sah dimata hukum dan agama, seharunya mbak tahu kalau aku sedang mengandung anak mas Fatur. Tapi Mas Fatur tidak ingin menceraikan kamu Mbak!" Suara Celine tampak bergetar, namun ia tetap menahan air matanya agar tak tumpah.

Sashy tersenyum sinis, tatapannya mengarah pada Celine seolah meremehkan. "Lalu aku harus apa? Fatur sendirilah yang tidak ingin bercerai. Asal kamu tahu, aku sudah mengirim surat perceraian itu sejak lama." Tegas Sashy. "Dan aku juga tidak sudi lama-lama menjadi istri seorang pria yang selingkuh."

"Celine, kamu bisa membuat suami orang takluk dengan kelicikan mu, lalu kenapa kamu tidak bisa membuatnya menandatangani surat perceraian itu."

Tubuh Celine mematung, wajahnya terlihat beroikirk sedangkan Sahsy hanya tersenyum miring sebelum meninggalkan Celine sendiri.

"Sepertinya Celine akan berguna." Gumamnya dengan senyum menyeringai.

Brak

"Auwss.."

Sashy meringis saat tubuhnya tiba-tiba terhempas dan membentur tembok.

"Sudah berani tidak mau angkat telepon, huh!"

Alis Sahsy terangkat sebelah, melihat siapa pria yang sedang mengungkungnya membuat Sahsy mendelikkan matanya dan mendorong dada pria itu.

"Pak Arga apa-apaan sih. Ini kantor pak." Kesal Sashy.

Pagi-pagi sudah dibuat badmood. Padahal sengaja datang pagi-pagi agar terhindar dari pria menyebalkan ini. Tapi siapa sangka kalau Arga justru datang lebih pagi darinya.

"Ini kantor ku, jika kamu lupa. Aku bos di sini." Ucap Arga dengan bangga.

Sashy memutar kedua bola matanya malas. "Lalu apakah atasan seperti anda patut di contoh, Hem!" Sashy mendelikkan matanya.

Arga justru tersenyum, lalu duduk di kursi kerja Sahsy membuat wanita itu mendengus kesal.

"Tidak perlu dicontoh, tapi perlu di-"

Sreet

"Akhh..pak Arga!" Pekik Sashy saat tubuhnya mendarat di atas pangkuan Arga.

"Sssttt.. ini masih terlalu pagi, jangan berteriak." Bisik Arga dengan napas hangatnya yang menerpa sisi wajah Sashy.

Tubuh Sashy jadi menegang, wajahnya tampak terasa panas dengan jantung berdebar kencang.

"Ya Tuhan..cobaan apalagi ini. Kuatkan imanku." 

1
Marina Tarigan
gitu dong ibu pintar dan bijak dia tdk mau me.vonis seseoran mandul kalau belum melalui prosedur pemeriksaan yg akurat
Marina Tarigan
banyak cara mendapatkan anak progam hamil bayi tabung dan teravhir adopsi anak
Marina Tarigan
keluarga margasatwa satupun tak ada yg benar heran
Marina Tarigan
aduh fatur sudahlah kau tak uzah cari gara2 sm Arga
Marina Tarigan
sengaja mamanya Arga dia sdh tahu Arga dan Sahsu sdh dekat pura2 saja itu utk mengerahui sampai dimana kedekatan mereka
Marina Tarigan
berarti Arga menvintai Sahsy bukan hanya main2
Marina Tarigan
mknya jangan amburadul mendekati orang karena marahmu akibatnya mati kutu semoga pak Arga tdl menganggap gadis murahan kamu Shasy
Marina Tarigan
selingkuh bukan urusanmu celin urus dirimu dendiri dan fatur
Marina Tarigan
berarti kau jalang kaliber kakap Shasa perempuan biadap tdk tahu malu sm kamu biadapnya dgn suamimu itu
Marina Tarigan
jgn salah langkah sas kamu orang tersakiti minta cerai baik2 jgn salah langkah
Marina Tarigan
celin itu jalang Fatur nanri kamu akan kwna getahnya kamu sia2kan istrimu yg tulus mencintaimu
Novika Riyanti
jgn bnyk berfikir Mirza hbs nanti bonus mu/Facepalm/
Novika Riyanti
lah untung sadar😁
Novika Riyanti
gak ke bayang SM expresi a/Facepalm/
Novika Riyanti
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Rina Arie
good book
Oki Muvida
koklanjutannya blm ada?sdh promosi novel baru aja Author?
Dayu Dayu
mandeg sampai disinikah kisah FATUR ????? Gaje banget thor..kadung serius ngebacanya
Mazree Gati
innalillahi mikirin ibunya umroh, tp sashi suka zinah,,ampuni dosa ibunya sashi
Mazree Gati
BELINYA BAJU MUSLIM SAMA KHIMAER tapi doyan zina, gimana???
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!