Rea adalah gadis manis anak angkat keluarga Mahendra. Rea tumbuh menjadi gadis manis, anggun, lemah lembut namun pendiam. Dirinya jarang berekspresi karena didikan mamanya yang melarangnya untuk terlalu terlihat ceria. Rea selalu tersenyum, meskipun dirinya tak menyukai hal yang dia lakukan, dia akan tetap tersenyum
Saat kepindahannya, dirinya mengenal Arjuna. Juna mungkin terlihat nakal, namun Rea tak malu untuk tertawa dihadapan Juna dan Rea tak perlu memakai topeng saat berhadapan dengan orang lain. Rea menganggap bahwa Juna adalah tempatnya untuk pulang
Namun hubungan mereka kandas karena perbuatan mamanya. Membawa Rea pergi jauh dari Juna. Sampai akhir pun Rea dipaksa pindah agar bisa jauh
~Aku akan melepas topeng itu dan akan membuatmu menjadi jauh lebih berekspresi. setelahnya kau tidak akan pergi dariku~ Arjuna'
~Terima kasih Juna, aku menjadi sosok yang lebih baik setelah mengenalmu. Aku selalu menyayangimu Juna~ Andrea
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyelir 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14 - THE FACTS
“Sebenarnya … yang terjadi bukanlah karena itu, ada alasan lain mengapa Rea memilih pergi” ujar Deo
“Alasan apapun itu dia tetap memilih pergi kan” marah Juna.
Juna pergi meninggalkan Deo setelah mengatakan itu. Juna sangat kesal dan marah saat Rea memilih pergi darinya. Rea adalah segalanya. Baginya Rea adalah pelengkap yang sempurna untuknya. Saat Rea pergi, membuatnya berpikir bahwa uang adalah segalanya, kekuasaan adalah yang terpenting dan jika ia memiliki segalanya maka Rea akan kembali.
“Apakah kau akan tetap marah meskipun kepergian Rea untuk keselamatanmu dan juga keluargamu, Juna” ujar pelas Deo.
Juna yang mendengarkan ucapan itu terdiam, lalu menoleh dan kembali ke hadapan Deo
“Apa maksudmu Deo?” tanya Juna yang ingin mendengarkan penjelasan Deo
“Biar aku ceritakan apa yang terjadi. ini berawal dari hari dimana pertandingan Final basket”
FLASHBACK ON
Sesampainya di rumah, terlihat bahwa mamanya sedang duduk di ruang tamu seperti menunggu kedatangan mereka.
“Rea, kau berpacaran dengan seorang anak penjual sosis bakar” ujar mama saat melihat Rea masuk ke dala rumah
Rea menegang, dirinya ketahuan berpacaran dengan Juna
“Juna… apa yang dimilikinya sampai berani berpacaran dengan putri keluarga Mahendra” ujar mama sambil menekankan nama Juna
“dan Kau Deo, kau mengetahui hal ini dan tidak memberi tahu mama bahkan kau mendukung hubungan mereka bukan memisahkan mereka”
“kau Rea, mama tidak mau tau. Kau harus putus dengannya mengerti” Kemudian pergi meninggalkan Deo dan Juga Rea yang masih berdiri menegang disana
“baik ma” jawab Rea dengan lirih
“kakak, bagaimana ini?” tanya Rea
“kau tenang saja, saat mama tau bahwa anaknya bahagia bersama orang yang disayanginya pasti akan luluh” jawabnya
“kakak jamin itu” lanjutnya
“lebih baik kau beristirahat sekarang. Kamu pasti lelah bukan”
“iya kak, aku pergi ke kamar dulu” Rea pun berjalan masuk ke dalam kamarnya dengan lesu
FLASHBACK OFF
“Itulah yang terjadi. Keesokan harinya pasti dia bersikap aneh dan menghindarimu, benar bukan?” tanya Deo yang dijawab anggukan
“Dan dia pasti bercerita bahwa mama mengetahui hubungan kalian dan Rea ingin jaga jarak terlebih dahulu, benar bukan? tanya Deo lagi dan dibalas anggukan Juna
“Itu adalah solusi sementara yang bagus, namun kalian dekat lagi bukan. Padahal keadaan belumlah aman. Itu adalah kesalahan kalian” ujar Deo
“Aku dan Rea tau konsekuensi jika melanggar apa yang di perintah mama. Namun Rea tidak ingin kehilanganmu, karena itulah dia menjaga jarak sementara waktu denganmu”
“Saat Rea pikir keadaan aman, dia mencoba dekat secara perlahan denganmu lagi bukan. Namun keadaan yang di kiranya aman, malah sebaliknya…”
“Mama tetap mengetahui bahwa kalian berhubungan secara sembunyi-sembunyi. Dari itulah, Rea mengetahui bahwa ada mata-mata di sekitarnya baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Karena itulah, menuruti perintah mama adalah satu-satunya cara agar kau tetap selamat” jelas Deo
“Apa maksudnya tetap selamat?” tanya Juna
“Apakah kau tidak ingat dengan preman yang menyerang om dan tantemu, Juna. Preman itu bukanlah preman yang secara kebetulan menyerang kedai keluargamu, tetapi suruhan mama…”
Deo menjeda ceitanya, Deo ingin melihat bagaimana reaksi Juna setelah mengetahui kebenarannya. Reaksi yang ditampilkan Juna membuat Deo puas
“… kau pasti berpikir, bagaimana bisa Rea mengetahui bahwa preman itu adalah suruhan mamanya. Apakah Rea mengetahui hal itu dari awal? Mengapa tidak mengatakan padanya lebih awal? Pasti kau berpikir begitu bukan” Juna melirik Deo terkejut, bagaimana bisa Deo mengetahui pemikirannya
“Jika berpikir begitu, jawabannya adalah salah. Rea mengetahui itu setelah kejadian. Kau ingat, Rea ikut denganmu bukan saat kejadian preman datang. Saat Rea membantumu membereskan kekacauan yang dibuat preman itu, dia melihat pegawai mama yang sedang mengawasi kalian….”
“…itu adalah bukti bahwa preman itu adalah suruhan mama. Dan kau harus tau, jika sejak awal Rea mengetahui rencana mamanya Rea pasti memberi tahumu disaat itu juga” jelas Deo.
“Jadi … Rea pergi karena---“
“Iya, untuk keselamatanmu, untuk keselamatan keluargamu” potong Deo
Deo yang melihat Juna yang sedang terdiam pun juga ikut terdiam. Keterdiaman Juna dan raut wajahnya sudah mengatakan segalanya, Deo dapat meliihat apa yang sedang dipikirkan Juna
“Pasti kau berpikir, Rea tidak perlu memilih pergi. Dan kau berpkir pasti ada cara yang lebih baik daripada memilih pergi…”
“Juna… apakah kau ingat kesulitanmu saat tidak mendapat pekerjaan. Kejadian saat kau kesulitan mendapatkan pekerjaan adalah karena mama. Rea sudah memilih menuruti perintah mama saja, kau masih dibuat kesulitan, apalagi Rea memilih tinggal. Apa yang akan terjadi?” Juna yang awalnya ingin menyanggah pun terdiam kembali. Dirinya sedikit terkejut bahwa dirinya kesulitan mencari pekerjaan karena ulah mamanya Rea
“Sebenarnya, Rea ingin membantumu. Namun aksesnya di blokir oleh mama, bahkan aku yang ingin membantu pun juga ditutup aksesnya. “
“Dan asal kau tau Juna, Rea tidak sepenuhnya meninggalkanmu. Meskipun dia tak menghubungimu, tetapi Rea mengetahui apa yang terjadi padamu, apa saja kegiatanmu. Semuanya dia tau…”
“Dia memiliki mata-mata untuk melihat kegiatanmu bahkan sepertinya dia memiliki 2 mata-mata hanya untuk mengawasimu” ujar Deo
Juna terkejut fakta yang baru saja ia ketahui. Rea mengawasinya, Rea mengetahui apa saja yang ia lakukan, Rea masih menyukainya. Fakta itu membuat Juna senang.
“Kau sudah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, aku pergi dulu” ujar Deo yang kemudian berdiri, berjalan meninggalkan Juna
“Tunggu… aku masih belum mengetahui apa yang terjadi pada Rea saat di Amerika” Ujar Juna yang penasaran apa yang terjadi pada Rea selama tinggal di Amerika
Deo berhenti. Berbalik menghadap kearah juna, kemudian bertanya “kau ingin tau kehidupan Rea saat di Amerika?” yang dibalas anggukan oleh Juna
“Sayangnya aku tidak ingin mengatakannya padamu. Jika kau ingin tau cari tau saja sendiri atau tidak tanyakan saja pada dia” ujar Deo. Deo melirik dimana Rea berdiri memperhatikannya dan juga Juna.
Deo kembali berjalan menghampiri Rea. Juna yang melihat kehadiran Rea, menatap sendu Rea. Namun Rea hanya diam dan bertanya-tanya apa yang sedang mereka bicarakan, pikir Rea.
Setelah di dekat adiknya, Deo merangkul bahu adiknya dan mengajak Rea untuk pergi
“Kakak, apa yang kau bicarakan dengan Juna?” tanya Rea
“Kakak … sedang mengancamnya. Jika dia berani membuat adik cantikku ini menangis maka dia akan berurusan denganku bahkan dengan papa juga. Untuk selebihnya Rea tidak perlu tau. Itu rahasia antar laki-laki.” ujar Deo.
“Baiklah, terserah kakak saja. Lebih baik ayo pulang” ajak Rea
“Kau tidak ingin mengobrol berdua dengan mantan kekasih terindahmu adik?” tanya Deo
“Kak, apa yang kau katakana. Kau sudah mengajakku pergi dari tempat Juna duduk tadi dan kau baru menyuruhku untuk berbicara berdua dengan Juna, apa kau sedang bermasalah” ujar Rea dengan kesal
“Ahhh … maafkan kakakmu ini. Maafkan kakakmu yang tidak peka ini.”canda Deo
“Sudahlah kak, jangan bercanda. Lebih baik kita pulang, aku ada operasi besok pagi” ajak Rea.
“Ayo.. ayo pulang. Kasihan adikku yang sedang lelah ini” Deo menggandeng tangan Rea dan berjalan ke arah mobilnya
***
Selama perjalanan terasa hening, hanya terdengar suara radio yang menemani perjalanan mereka.
“Rea, apa yang mama bicarakan padamu saat di pesta tadi”
“Ahhh… mama hanya mengenalkan seseorang padaku. Lebih tepatnya ingin menjodohkanku.” ucap Rea
“Hanya itu?”
“Dan memperingatkanku untuk tidak dekat-dekat dengan Juna. Bahkan mama mengancamku tadi” ucap Rea
“Mengapa mama masih tidak menyukai Juna, bukankah Juna sekarang adalah orang yang cukup sukses. Bahkan kekayaannya sudah dapat menghidupi mungkin sekitar 10 keluarga”
“Mungkin mama tidak menyukai asal usul Juna lebih tepatnya keluarga Juna”
“Keluarga ya…” lirih Deo
“Rea, bisa kakak minta tolong. Bisa kau carikan data mengenai keluarga Juna dan berikan pada kakak”
“Apa yang ingin kakak lakukan?” Rea penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Deo
“Kau akan mengetahuinya nanti” Deo sepertinya mulai mengerti alasan mengapa mamanya tidak menyukai Juna
“Kakak, kapan kita akan membuat dia pergi?” tanya Rea secara tiba-tiba
“Rencana yang dibuat papa belum selesai. Papa masih ingin bermain dengannya” jelas Deo
“Baiklah, aku akan mencari bukti yang lain untuk lebih memberatkannya kak”
“Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan Rea. Kakak akan mendukungmu selama itu adalah hal baik”
“Sebaiknya kau segera turun, kita sudah sampai” ujar Deo
“Baiklah kak, sampai jumpa” Rea pun turun dan segera masuk ke apartemennya
Melihat bahwa adiknya sudah masuk ke apartemennya, Deo pun merasa lega. Kemudian melirik bahwa ada seseorang yang mengawasinya pun menyeringai
“Andi suruh bodyguard kita mengurusi tikus yang mencoba menyelinap” Andi pun segera melaksanakan perintah Deo
“Pak, antar saya ke kantor sekarang” Deo harus segera menyelesaikan pekerjaannya agar dia bisa bermain dengan adiknya itu
“Boss, saya menginfokan bahwa Ken, Hugo dan Erik sudah melaksanakan tugasnya” Ujar Asisten Andi
“Baiklah, kerja bagus” puji Deo
“Sekarang kau bisa merasa leluasa, tetapi lihat saja bahwa semua rencanamu tidak akan berhasil. Kau ingin membuat adikku patuh padamu, maka aku akan menjadi penghalang rencanamu” batin Deo
Asisten Andi merasa merinding melihat seringai yang ditampilkan oleh atasannya. Dia tau bahwa saat tidak ada adiknya, bosnya akan berubah menjadi binatang buas yang menyeramkan, namun jika ada adiknya maka akan berubah menjadi kucing rumahan yang jinak.
“Oh iya, jangan lupa perketat penjagaan Rea Andi”
“Baik Bos”