Demi menyelamatkan perekonomian keluarganya, Herlina terpaksa menikah dengan Harlord, seorang CEO muda yang tampan, namun terkenal dengan sifat dingin dan kejam tanpa belas kasihan terhadap lawannya.
Meski sudah menikah, Herlina tidak bisa melupakan perasaannya kepada George, kekasih yang telah ia cintai sejak masa SMA.
Namun, seiring berjalannya waktu, Herlina mulai terombang-ambing antara perasaan cintanya yang mendalam kepada George dan godaan yang semakin kuat dari suaminya.
Harlord, dengan segala daya tariknya, berhasil menggoyahkan pertahanan cinta Herlina.
Ciuman Harlord yang penuh desakan membuat Herlina merasakan sensasi yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
"Entah kenapa aku tidak bisa menolaknya?" Herlina terperangah dengan perasaannya sendiri. Tanpa sadar, ia mulai menyerahkan diri kepada suami yang selalu ia anggap dingin dan tidak berperasaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Setelah menikmati makan malam yang lezat, Herlina merasa tubuhnya mulai lelah. Ia pun memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan beristirahat. Namun saat masuk, ia dikejutkan dengan kehadiran dua orang pelayan wanita yang masih muda berpakaian kebaya sopan.
"Perkenalkan kami, Nyonya. Saya Nina dan ini kembaran saya Rini." ucap Nina sembari menunduk hormat kepada sang nyonya.
Herlina terkejut sejenak, namun kemudian tersenyum dan mengangguk. "Oh, kalian berdua kenapa ada disini?" tanyanya, sedikit bingung, karena ia belum pernah bertemu dengan mereka sebelumnya.
"Kami ditugaskan untuk membantu nyonya bersiap tidur," jawab Nina.
"Kami ingin harus memastikan Nyonya merasa nyaman malam ini." tambah Rini.
"Baiklah, lakukan saja tugas kalian. Kebetulan saya ingin beristirahat sekarang," ucap Herlina.
Nina segera pergi ke kamar mandi, menyiapkan air hangat dan menabur kelopak bunga yang harum, sementara Rini dengan hati-hati membantu Herlina membuka pakaiannya.
"Hmm, terimakasih. Tapi saya bisa melakukannya sendiri," ucap Herlina tersenyum canggung.
"Tidak apa-apa nyonya, ini sudah tugas kami." ucap Rini langsung menemani sang Nyonya ke kamar mandi.
Air yang hangat dan aroma bunga mawar yang menyegarkan, membuat tubuh Herlina merasa sangat relaks saat berendam.
Nina mendekat dengan perlahan, membawa minyak esensial yang harum. "Nyonya, izinkan saya memijat pundak Anda,"
Herlina mengangguk dan menutup mata, merasakan sentuhan tangan Nina yang terampil dan mulai memijat pundaknya.
Sementara Rini yang berdiri di samping Herlina, mengangkat kaki sang nyonya dan menggosok telapak kakinya dengan batu apung.
Setelah Herlina selesai mandi air bunga, Nina membantunya mengenakan gaun tidur yang telah disiapkan. Gaun itu terasa ringan dan halus, memeluk tubuhnya dengan sempurna.
Rini juga membantu menyisir rambut panjang Herlina dan mengeringkannya. Herlina merasa sangat senang, tubuhnya jadi terasa lebih bersih dan sangat relaks, setelah di pijat dan di gosok.
"Tugas kamu sudah selesai nyonya, malam ini anda bisa beristirahat," ucap Nina.
Herlina pun segera keluar dari kamar mandi, bersiap untuk tidur nyenyak malam ini. Namun, begitu membuka pintu kamar tidur, matanya terbelalak melihat pemandangan yang tak terduga.
Di atas ranjang, ada Harlord yang sedang duduk santai membaca buku.
Glek!
Tubuh Herlina terdiam mematung beberapa detik, berusaha mencerna situasi ini. "Kenapa dia ada di kamarku!?" batinnya tidak tenang.
"Semuanya sudah siap, Tuan," ucap Rini.
Harlord pun mengangguk, setelah itu Rini dan Nina pergi keluar dari kamar tuan dan nyonya.
"Mau apa kamu ada di kamarku!" ujar Herlina ketus, matanya menyipit kesal.
Harlord, yang sejak tadi duduk membaca buku, akhirnya menoleh pelan. Wajahnya datar, tidak ada ekspresi marah atau cemas sedikit pun. "Kamarmu? Jangan lupa kita ini suami dan istri, jadi ini kamarku juga," jawabnya tak menggubris reaksi marah istrinya.
Herlina mendengus, hatinya kian berdebar, merasa canggung melihat suaminya berada diatas ranjang. Sudah 3 hari mereka menikah, namun Herlina dan Harlord sama sekali belum pernah tidur bersama sampai dengan malam ini.
"Bagaimana ini! Jangan sampai tindak pelecehan kemarin malam, terjadi lagi malam ini," ucap Herlina dalam hati, sambil mengingat kembali sentuhan-sentuhan nakal suaminya, membuat sekujur tubuh Herlina jadi terasa geli.
"Herlina..." panggil Harlord, memecah lamunan Herlina.
Glek!
Bulu kuduk Herlina berdiri saat suara bariton Harlord memanggil namanya. Terlebih lagi ia melihat Harlord menepuk-nepuk ranjang di sebelahnya, memberikan kode agar Herlina duduk didekatnya.
Tentu saja Herlina menolak, ia menggelengkan kepala. "A... Aku tidur di sofa saja malam ini." ucapnya, sembari berjalan dan duduk di sofa dekat jendela.
"Jangan takut, aku hanya ingin mengajarkan mu caranya berkuda, seperti kataku tadi siang." kekeh Harlord, masih masih menepuk-nepuk ranjang.
Herlina mendelik dan berpikiran sejenak. "Memangnya bisa, belajar tanpa naik keatas kuda?" tanyanya polos.
"Tentu saja, malam ini aku ajarkan teorinya, supaya besok kamu bisa praktek," Harlord menawarkan.
"Hmm.... Baiklah." seru Herlina, tanpa merasa curiga sama sekali.
.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**