NovelToon NovelToon
Kamu Diantara Kita

Kamu Diantara Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / JAEMIN NCT
Popularitas:932
Nilai: 5
Nama Author: Sunshine_1908

Kisah cinta diantara para sahabat

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunshine_1908, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memperbaiki Keadaan

"Ca..?" Nicya sudah berdiri di ambang pintu, ketika kedua lelaki itu masuk.

"Ya ampun Kak Jery, lo mabok?" Nicya berpura-pura terkejut ketika melihat Jery datang dengan di papah oleh Juan.

"Nih, berat tauu.' Juan memberikan tubuh Jery yang masih sedikit oyong ke Nicya.

"Awh... kasih aba-aba kek. Untung gak jatoh." umpatnya kesal.

"Kalau gitu, gue langsung balik." Juan melemparkan kunci apartemen mereka ke atas lemari sepatu yang berada di dekat pintu.

"Udah ada smartlock juga, masih aja pakai kunci manual. Bikin ribet aja lu." umpatnya kesal sambil mengurut sebelah bahunya yang terasa keram.

"Biar Hazelnut aman, kalau pakai password gue takut ada orang jahat yang bisa nerobos masuk." jelas Jery tanpa diminta.

"Apa dia sadar ya aku ada disini?" batin Cya heran.

"Eh Hazel?" Jery menyeringai ke arah gadis manis yang tengah memapah tubuhnya saat ini.

"Bang juan tunggu!" Cya menahan ujung kemeja Juan saat lelaki itu hendak berbalik pergi.

"Apa lagi?" Sewot Juan. Berbeda dengan Jery yang justru malah menatap mereka dengan tatapan sendu.

"Apa dia gak mau bantu aku ya? Apa dia mau kasih aku ke Juan lagi?" batin Jery sedih.

"Bantu beliin obat pengar ya, di minimarket bawah. Please?" ujarnya memelas.

"Trus, gue harus naik lagi kesini? Gila aja lo nyuruh-nyuruh gue. Gue bukan asisten lu." umpat Juan kesal.

Tunggu, hati Jery terasa menghangat ketika ia merasakan bahwa tangan Nicya menggenggamnya lebih erat. Tangannya sekarang melingkar di sekitar bahu Nicya. Gadis itu nampak berusaha sangat keras untuk bisa menahan bobot tubuhnya yang pasti akan begitu berat untuknya. Namun gadis itu sama sekali tidak mengeluh.

"Pengamanan apartemen ini juga ketat banget, lo gak akan bisa masuk lagi kalau gak bareng kita. Jadi nanti, mintak tolong sama security bawah aja. Jadi lo kan gak harus jauh-jauh juga. Please, bantu kita ya?" Nicya mengerjapkan matanya berusaha terlihat semanis mungkin untuk bisa membujuk Juan agar mau membantunya.

"Oke, yaudah." Juan akhirnya memilih untuk untuk mengalah demi bisa memberi ruang kepada mereka untuk menghabiskan waktu bersama.

Pintu pun tertutup. Nicya menambahkan kuncinya dengan kunci pengaman tambahan. Lalu, berbalik dan membantu Jery untuk bisa masuk dengan aman.

Tubuhnya masih nampak oleng. Namun matanya sudah terbuka sempurna. Ia sudah cukup sadar untuk bisa diajak bicara dan berbincang.

"Duduk disini dulu." Nicya mendudukkan tubuh Jery di sofa panjang yang berada di ruang tengah.

Jery berfikir bahwa Nicya akan menyudahi sandiwaranya dan meninggalkannya disana begitu saja. Namun ternyata ia salah.

Nicya justru malah duduk bersimpuh di hadapannya, dan membantunya untuk melepaskan sepatu dan menggantinya dengan sendal rumah.

"Aku bikinin sup ya, biar perut kamu enakan. Nanti makan dulu sebelum minum obat yang dibeli sama Bang Juan." ujarnya lembut, lalu beranjak ke arah dapur untuk membuatkan makanan yang telah dijanjikannya untuk Jery.

Jery hanya diam menatap punggung Nicya yang mulai beranjak ke arah dapur. Untungnya dapur di desain menghadap ke arah ruang tengah, hingga ia bisa melihat dengan jelas bagaimana setiap gerakan Nicya yang tengah berkutat di dapur demi menyiapkan makanan untuknya.

Tringggg!!!!

Bel apartemen pun berbunyi. Nicya memberi kode kepada Jaryan agar tetap duduk di tempatnya dan membiarkannya yang bergerak untuk membukakan pintu.

"Titipan dari Mas Juan Mbak." ujar salah seorang security yang juga mengenal Juan karena saking seringnya ia berkunjung.

"Makasih ya Pak." Tak lupa, Nicya juga menyelipkan beberapa lembar uang tip kepada security itu sebagai ucapan terimakasih.

Butuh waktu sekitar dua puluh menit hingga masakannya selesai. Dan selama itu juga, Jery nampak sama sekali tak bergeming dan terus menatapnya dari sofa tempat nya berada.

Seolah semua pemandangan yang ia lihat saat ini hanyalah mimpi. Atau mungkin ia masih berada dalam pengaruh alkohol. Tapi, ia hanya tak ingin kehilangan setiap momen berharga itu di depan matanya.

Nicya datang menghampiri Jaryan dengan sebuah nampan berisi sup panas di tangannya. Ia lalu menghempaskan bokongnya tepat di sisi kosong sofa di samping tubuh Jery lalu duduk menyamping, agar bisa menghadap ke arah Jery dengan sempurna.

"Aaaa..." ujarnya mencoba untuk menyuapi sang suami.

Jery hanya menurut dan menerima setiap suapan itu tanpa berkomentar.

"Gimana rasanya?" Jery tersenyum manis ke arahnya, seolah memberi jawaban lewat tatapan matanya soal seberapa enaknya masakan Nicya untuknya.

"Slurrrrppp... Oh iya, beneran enak. Syukurlah." Nicya memilih untuk mencobanya sendiri dibanding hanya mempercayai Jaryan. bisa saja ia hanya menghargainya dan mengatakan itu enak, padahal tidak kan?

"Habis ini, makan obat yang dari Bang Juan ya? Mudah-mudahan perutnya kamu bisa enakan habis ini." ujar Nicya terdengar tulus.

Jaryan masih saja diam dan tidak berkomentar. Ia hanya ingin menikmati setiap hal yang diterimanya dari Nicya. Ia masih begitu takut kehilangan moment-moment tersebut. Ia takut, jika ia harus terbangun keesokan paginya dan keadaan malah berubah kembali seperti sebelumnya.

"Sudah selesai." Nicya meletakkan mangkuk sup itu kembali ke nampan. Lalu meminta Jery untuk meminum obat pemberian Juan untuknya.

"Sekarang kamu mandi ya Kak? Badan kamu bau alkohol." Nicya mengibas-ngibaskan tangannya di depan hidung, sebagai pertanda bahwa ia memang tak menyukai bau Jaryan saat ini.

Ia menarik tangan Jaryan menuju kamar mandi yang berada di dalam kamar pribadi pemuda itu. Ia bahkan juga menyiapkan air hangat lengkap beserta essense yang menenangkan di dalam bathtub untuknya. Lalu meninggalkan Jery seorang diri disana agar ia bisa segera membersihkan tubuhnya, sementara ia kembali ke dapur untuk membersihkan sisa pekerjaannya sebelumnya.

Tak butuh waktu lama, Jery keluar setelah menyelesaikan mandinya, yang hanya berdurasi sekitar sepuluh menit. Ia menatap ke arah tempat tidurnya yang sudah tertata satu set piyama lengkap, hatinya seketika menghangat.

"Aku harap ini bukan mimpi Cya." gumamnya, lalu memakai setiap perlengkapan yang telah disiapkan Cya untuknya.

Ia menghempaskan tubuhnya dengan begitu kasar ke atas tempat tidur, tepat setelah ia membereskan handuk kotornya dan memasukkannya ke dalam keranjang cucian.

Tok...Tok...Tok...

Sebuah ketukan terdengar tepat di depan pintu kamarnya.

"Masuk." ujarnya sekilas terdengar begitu dingin juga santai.

"Cya tidur disini ya?" Deg! Ini bukan mimpi, Jery bahkan tak bisa mengedipkan matanya saat ini.

Ia melihat Nicya masuk ke dalam kamarnya dengan menggunakan setelan piyama dengan lengan pendek serta celana pendek, tanpa merasa was-was sama sekali.

Padahal selama ini, ia nyaris tak pernah melihat gadis itu memakai pakaian yang terbuka saat berada di luar rumah, apalagi di luar kamarnya.

Nicya adalah tipikal gadis yang selalu memakai jenis pakaian yang sopan, namun selalu terlihat elegan. Ini adalah kali pertamanya melihat gadis itu berpakaian seperti itu di hadapan orang lain, meski itu dirinya.

"Ti..ti..tidur.. disi..ni?" tanyanya gugup.

Nicya mengangguk dan langsung masuk tanpa lagi menunggu persetujuan dari sang pemilik kamar.

"Aku takut, tadi habis nonton film horor." jelasnya, lalu langsung melompat masuk ke dalam selimut tanpa permisi.

"Kamu serius?" Nicya mengangguk.

Ia bahkan menarik tangan Jery agar mau mengulurkan tangan untuk menjadi bantalnya. Membuat jantung keduanya berdegup lebih kencang, namun ia tetap nekat untuk masuk ke dalam dekapan lelaki itu dan memilih untuk tidur disana.

"Apa dekapannya memang selalu sehangat ini?" gumam Nicya membatin.

Sementara Jery yang masih takut jika ini semua adalah mimpi, hanya bisa mengikuti alur keseluruhan ceritanya. Ia mematikan lampu kamarnya, lalu ikut masuk ke alam mimpi bersama pujaan hati yang tengah ia dekap saat itu.

1
Ridwan Nakku
kuuuuyylah semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!