NovelToon NovelToon
Bukan Salah Takdir

Bukan Salah Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti
Popularitas:56.3k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Memilik cinta yang begitu besar tak menjamin akan bertakdir. Itulah yang terjadi pada Rayyan Rajendra. Mencintai Alanna Aizza dengan begitu dalam, tapi kenyataan pahit yang harus dia telan. Di mana bukan nama Alanna yang dia sebut di dalam ijab kabul, melainkan adiknya, Anthea Amabel menggantikan kakaknya yang pergi di malam sebelum akad nikah.

Rayyan ingin menolak dan membatalkan pernikahan itu, tapi sang baba menginginkan pernikahan itu tetap dilangsungkan karena dia ingin melihat sang cucu menikah sebelum dia menutup mata.

Akankah Rayyan menerima takdir Tuhan ini? Atau dia akan terus menyalahkan takdir karena sudah tidak adil?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Miss You

"Makasih ya, udah mau makan malam di luar bareng gua."

Anthea malah tersenyum mendengar ucapan Rayyan.

"Kayak bukan kamu deh."

Rayyan menghadap ke arah Anthea dengan wajah serius. Meraih tangan istrinya yang kini terdiam.

"Boleh gak malam ini gua tidur di kamar lu?"

Dahi Anthea seketika mengkerut.

"Gua hanya ingin peluk lu untuk malam ini."

Anthea semakin tak mengerti. Tatapannya menunjukkan jika Rayyan harus melanjutkan ucapannya. Namun, Rayyan malah membisu.

"Ray--"

"Boleh enggak, Anthea?"

Manik mata itu penuh dengan permohonan. Kepala Anthea pun akhirnya mengangguk pelan. Toh, mereka pernah tidur bersama. Tapi, tak terjadi apa-apa.

Rayyan sudah merebahkan tubuhnya di kasur milik Anthea. Dia masih menunggu sang istri yang masih membersihkan wajah. Rasa gugup hadir pada diri Anthea. Untuk sekarang keadaannya berbeda. Dia sudah mengetahui hati Rayyan. Beda ketika beberapa waktu lalu.

Baru saja keluar dari kamar mandi, Rayyan sudah menepuk bagian kosong di sampingnya. Di mana sebelah tangannya sudah direntangkan karena akan dijadikan bantalan untuk kepala Anthea.

Melangkah dengan pelan menuju ranjang. Anthea pun mulai naik dan tanpa aba Rayyan memeluk tubuh Anthea. Jantung Anthea seperti orang yang lari maraton.

"Ray--"

"Gua ingin nyium aroma tubuh lu lebih lama lagi. Karena seminggu ke depan kita gak akan ketemu."

Anthea segera mengubah posisinya. Kini, dia menghadap ke arah Rayyan yang sedari tadi sudah menghadap ke arahnya.

"Maksudnya apa?"

Rayyan membuka mata. Wajah penuh penasaran terlihat sangat jelas.

"Gua mau nemuin Abang gua di Zurich."

"Zurich?"

"Ya."

Rayyan semakin erat memeluk tubuh Anthea. Wajah mereka pun kini semakin dekat.

"Gua mau minta maaf karena ketololan gua hubungan gua dan Abang gua merenggang."

Anthea masih belum bisa mencerna. Akhirnya, Rayyan pun menjelaskan semuanya tanpa terkecuali.

"Gua bodoh banget, ya?" tanya Rayyan kepada Anthea.

Anthea tersenyum sesaat. Tangannya mulai mengusap lembut wajah Rayyan yang penuh dengan penyesalan.

"Bodoh itu hanya untuk orang yang tidak mau berubah. Sedangkan kamu? Setelah kamu tahu semuanya, kamu ingin berubah. Itu tandanya kamu bisa menjadikan kebodohan yang pernah kamu lakukan sebagai pelajaran untuk memperbaiki hubungan."

"Setiap orang pasti pernah melakukan kebodohan. Termasuk aku. Benar kata Alan--"

Cup!

Bibir Anthea pun Rayyan kecup dengan singkat. Dan membuat Anthea membeku.

"Jangan sebut nama itu. Atau bibir lu akan gua lahap dengan bringas."

Anthea pun tak bisa berkata. Tapi, tangan Rayyan semakin erat memeluk tubuhnya.

"Jaga diri baik-baik di sini, ya. Gua akan sangat merindukan lu."

Tangan yang awalnya tak membalas. Kini, mulai membalas pelukan Rayyan dengan begitu erat. Bahkan, Anthea pun membenamkan wajahnya di dada bidang Rayyan.

Hanya Anthea yang terlelap. Tidak dengan Rayyan. Dia begitu berat meninggalkan istrinya. Jika, dia terus menunda bertemu dengan sang Abang akan membuatnya tak tenang.

Rayyan menatap dalam wajah Anthea yang sudah terlelap dengan begitu tenang. Membenarkan anak rambut yang hampir menutup wajah Anthea.

Ketika Anthea membuka mata, Rayyan sudah tidak ada. Tanpa cuci muka, Anthea bergegas ke kamar samping. Ketika dia membuka pintu, kamar itu kosong. Anthea segera ke dapur dan hanya ada Mbok Arum di sana.

"Mbok, apa Rayyan sudah berangkat?"

"Sudah dari dua jam lalu, Mbak."

Anthea tersenyum tipis. begitu tega Rayyan pergi tanpa pamit kepadanya.

"Mas Rayyan tak ingin membangunkan Mbak. Mbak terlihat lelah."

Anthea tak menjawab apapun. Dia kembali ke kamar. Ketika pintu tertutup air matanya pun terjatuh.

"Jahat kamu, Ray!" Lirih sekali kalimat itu.

Secarik kertas tergeletak di atas nakas samping tempat tidur. Diraihnya, dan dibacanya.

Maaf, Anthea. Gua sengaja gak bangunin lu karena gua gak mau semakin berat ninggalin lu. Tapi, gua janji gua akan kembali lagi dan akan melanjutkan usaha gua untuk buat lu balas cinta gua. I Will always Miss you, Anthea.

"Aku juga akan rindu kamu, Rayyan."

.

Hari ini Anthea terlihat tak bersemangat bekerja. Apalagi Rayyan yang tak memberikan kabar sama sekali. Belum lagi ibunya yang terus menghubunginya. Untung saja hari ini tidak terlalu ramai.

"Kak Abel, ada yang nyariin Mbak."

"Siapa?"

Pipit menunjuk ke arah meja di mana ada seorang wanita duduk di sana. Anthea sangat mengenal wanita itu. Enggan untuk mendekat, tapi dia tak enak. Alhasil, dia pun berjalan menuju meja tersebut. Senyum tipis dengan tatapan tajam wanita itu berikan.

"Jangan di sini."

Anthea melangkah pergi dari kafe dan diikuti wanita itu. Dada Anthea sudah bergemuruh hebat.

"Jangan bahagia di atas penderitaan kakakmu, Anthea!"

Langkah Anthea terhenti. Dia memutar tubuhnya dan kini dia berhasil menatap wajah sang ibu.

"Kenapa gak boleh, Bu? Bukankah lebih sering kakak yang bahagia di atas penderitaan aku?"

Plak!

Tamparan keras wanita itu berikan. Anthea hanya tersenyum sembari memegang pipinya yang terasa perih.

"Serahkan mahar yang suamimu berikan! Uang itu milik Alanna. Dan sekarang Alanna sedang membutuhkan uang itu!"

Sedari Anthea sah menjadi istri Rayyan, sang ibu terus meminta uang mahar. Padahal, dia tidak tahu di mana uangnya.

"Sudah berapa kali aku bilang, Bu? Aku tak menyimpan uang itu."

"Jangan bohong kamu, Anthea! Cepat berikan!"

Sang ibu seperti orang kesetanan. Terus menarik baju serta rambut Anthea. Namun, Anthea membiarkannya saja. Diladeni atau tidak dia akan terus diperlakukan seperti itu.

"Kalau kamu tidak mau menyerahkan uang itu. Sekarang juga ceraikan Rayyan! Dia sudah menghancurkan hidup kakakmu!"

Anthea tersenyum begitu tipis. Dia menatap ibunya dengan begitu Lamat.

"Bukankah terbalik? Bukankah anak yang Ibu banggakan itu yang sudah menghancurkan hidup suami aku?" balas Anthea dengan penuh penekanan.

"Anggap saja itu sebagai karma."

Plak!

Untuk kedua kalinya Anthea ditampar. Dan pada saat itu juga Anthea pergi meninggalkan ibunya karena sudah sangat tidak tahan menahan semuanya. Sekarang, Anthea tengah berada di kursi taman tak jauh dari kafe. Tangisnya pecah dan isakan lirih terdengar menyayat hati. Getaran ponsel membuat atensinya teralihkan. Dia segera menjawabnya.

"Maaf, aku baru bisa hubungin kamu. Aku baru tiba di tempat tran--"

"I Miss you."

Rayyan yang berada di balik sambungan telepon terkejut akan kalimat yang dia dengar. Suara Anthea begitu berat.

"Anthea, are you okay?"

"I Miss you, Rayyan."

Anthea pun mengakhiri panggilannya dan menangis tersedu. Dia tidak ingin Rayyan melihat keadaannya sekarang. Bukan hal baru sang ibu bersikap kasar kepadanya. Juga selalu memihak kepada sang kakak. Namun, semenjak tinggal bersama Rayyan, rasa sakit juga sedih atas perlakuan ibunya hilang. Perhatian Rayyan yang dibungkus dengan kalimat sedikit galak membuat Anthea merasa senang. Akhirnya, dia kembali merasa diperhatikan dan perlahan ditarik dari lubang kesedihan.

Jam satu pagi lagu kebangsaan yang tengah Anthea putar mendadak mati. Panggilan dari Rayyan pun masuk. Mata yang sudah sembab kini kembali menitikan bulir bening.

"Anthea--"

"Miss you."

"Gua lebih kangen lu."

Anthea tak bisa berkata. Hanya air mata yang mengungkapkan semuanya.

"Gua video call, ya. Gua akan temani lu sampai lu tidur."

Panggilan pun Rayyan alihkan. Dan dia dapat melihat wajah sembab sang istri.

"Sekarang tidur, ya. Di sana kan udah hampir jam dua. Besok kan lu harus kerja."

Tak ada jawaban. Tapi, Anthea menuruti perintah Rayyan. Sekarang, dia sudah berbaring di atas tempat tidur. Tubuhnya sudah dimiringkan ke arah ponsel yang dia letakkan di samping dalam posisi bersandar di pinggiran bantal.

"Mimpi indah, Sayang. Good night and i love you."

Rayyan masih menatap ke arah layar ponsel di mana wajah Anthea yang dipenuhi kesedihan juga luka dapat dia lihat dengan jelas.

"Ketika gua kembali, gua akan peluk lu dengan erat, Anthea. Dan gak akan gua biarin satu orang pun nyakitin lu. Termasuk keluarga lu sendiri."

...*** BERSAMBUNG ***...

Mau tambah lagi gak? Tembusin atuh 50 komen

1
nonaleutik
wuhuuu mantappp kasih paham Rayyan
Salim S
uwaaaaaah....kereeeen rayyan emang keturunan restu narendra semuanya gokil...dingin dan kejam di luar tapi hangat dan melindungi di dalam....emang ngga punya otak emak nya anthea...teruskan rayyan dan anthea jangan mau peduli sama s jalang
Rabiatul Addawiyah
Rasain tuh mak lampir yg pilih kasih sm anaknya sendiri.
nuraeinieni
mantap tuh anthea,,,sekali kali ibumu perlu kata kiasan biar mata hatix terbuka,masih ada anak yg perlu pelukan,,,jgn allana melulu yg di sayang.
wardah
dh biar alana berjuang sendiri sama.ibunya biar ngerasain apa yg abel rasain
Riris
cover nya ganti akak jadi ber warna👍
Cristella Tella
bgus... singkirkan lampir
Lusi Hariyani
klo dh susah dtg2 minta tolong tp klo lg seneng g mau th org lain susah...ayo anthea ungkapkan perasaan mu klo km jg dh cinta sm rayyan
Rani Kamila
good Rayyan...ambil tuh rumah ..biar jadi gembel sekalian...lanjut kk
Yus Nita
ambil aja lg ru? ah yg di tempatiemak ny di na lang biar sekalian ibu da amsk Jalang jadi gembel 😀😀😀
biar tau rasa..
Ita Rosdiana
lanjuut ka
Ida Lestari
rayyan Uda bucin ya hehehehehe
ksih plajaran aja ibu yg jahat itu Rayyan....
lanjut trus Thor
semangat
NadiraDira
kerennnn....jangan kasih kendor....modelan orang gak tahu diri itu mah alana sama emak'y....
Neny Mardiyanti
widihhhhh semakin seru ini 👍 tggl nunggu gongny si mantan balik
Widya Triani
hahaha udah numpang aja belagu.. ambil aja Ray biar kapok jadi gelandangan
double up thorr
U_Lee
Hahahhaha emang enak si Emak lampir kena semprot si Rayyan dan juga Anthena... makanya buka elu bu, dulu disaat si Anthena kesusahan elu malah gak peduli malah menjadikan si Anthena pekerja keras hanya demi menuruti keinginan elu dan juga anak kesayangan elu aka si Alana yg suka foya2... sekarang giliran si Anthena gak mau membantu kakaknya elu malah sewot... hadeeehh heran deh kok ada ibu macan elu di dunia ini.
Anrezta Zahra
kapokk ga itu emak²....
Ida Farida
loe yg bodoh Alanna
Ddek Aish
mampus kau jalank
Wiwin Winarsih
cakep...👍👍👍 dah si amang yayan...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!