💮Warning mengandung unsur 21+ jadi bijak dalam memilih bacaan ya💮
Di tinggalkan oleh orang yang kita cintai tentu sangat berat. Apa lagi dengan hadirnya sesosok makhluk kecil yang di sebut anak. Gerry Ardana seorang pengusaha properti harus menelan kenyataan pahit karena istrinya mendadak meninggalkan dirinya setelah melahirkan putra pertama mereka. Sang istri tak terima melahirkan bayi prematur yang di diagnosa dokter memiliki kekurangan itu. Di sisi lain bayi yang diberi nama Zafa Ardana itu memiliki alergi terhadap susu sapi. Lalu bagaimana nasib baby Zafa? ikuti kisah selengkapnya.
S2. Menceritakan tentang kehidupan percintaan Didi, Aldo dan Arsen. (S2 ini gado-gado kisahnya. Jika suka silahkan lanjut, jika tidak tinggalkan othor disini tanpa kata" yang menyakitkan)
Plagian harap menjauh, kisah ini pure dari hasil Meres otak. Jadi jangan sekali sekali mencontek
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
💮Selamat membaca💮
New York
Selena masih enggan keluar dari kamar apartemennya. Sejak kejadian semalam, Selena lebih memilih mengurung dirinya. Semakin dicoba mengingat semakin kesal ia dibuatnya. Bagaimana bisa dirinya dipermalukan oleh Mark, di tinggal dalam keadaan hampir ***** Karena dia masih dalam keadaan nifas.
"Ah .. nifas mengingatkanku pada bayi si*alan itu. Jika bukan karena melahirkannya aku pasti sudah merasakan betapa perkasanya Mark." gerutu Selena.
"Seorang Selena hampir seharian ada di apartemen? apa kau sedang sakit? cibir Rian.
"Diamlah, jika kau kesini hanya untuk mencibirku pergi saja!" ketus Selena.
"Oh ayolah, aku membawamu ke New York untuk menikmati tubuhmu, tapi sekarang apa? Bukannya mendapat kesenangan, kau justru membuatku sebal." Jawab Rian.
Rian Al Fares adalah mantan pacar Selena, Sebelum wanita itu berkenalan dengan Gerry Ardana. Meski sempat kecewa karena Selena memilih Gerry, namun cinta membuatnya memaafkan segala perbuatan Selena.
"Kau tau pasti, aku dalam keadaan masih seperti ini." Kata Selena cemberut, Rian pun langsung mengecup bibir Selena yang cemberut.
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
Dian duduk melamun di taman, pikirannya menerawang, ia rindu mengunjungi makam kedua orangtuanya. Tapi dia pun takut jika bertemu dengan keluarga pamannya. Suasana hati Dian sedang buruk. Ia tak menyangka hidupnya akan serumit ini.
Side story' Dian
Dulu dia bercita² sebagai perawat. Dian termasuk siswi berprestasi di sekolahnya, namun nasib malang tak dapat ditolak. Karena anak dari pamannya menginginkan melanjutkan kuliah di universitas swasta, membuat Dian mau tak mau harus mengubur mimpi²nya karena pamannya tidak mau membiayai Dian, Bahkan gadis itu dipaksa mencari uang untuk mencukupi keperluan keluarga pamannya. Ditinggalkan orang tua saat usianya masih kecil, Dian tidak tau siapa sanak keluarga yang lain selain pamannya. Ia yang masih polos sering kali di eksploitasi oleh paman dan bibinya. Dian harus membantu jualan bahkan saat ia masuk SMP Dian harus rela sebagian besar waktunya bekerja di tempat tetangganya menjadi buruh cuci dan setrika. Kehidupan Dian benar² menyedihkan selama ini, ditambah di usianya yang ke 20 Dian harus hamil dan menyandang status janda. Hal itu merupakan beban tersendiri baginya.
Side story' end
Nyonya Arini menggendong Zafa, sedang bi Esih membawa Zafrina, kedua bayi itu menangis setelah di mandikan, Namun tangisan keduanya tak membuat lamunan Dian buyar. Nyonya Arini sampai terheran², tidak biasanya Dian seperti ini.
Nyonya Arini menepuk pelan pundak Dian, hingga ia tersentak. Wajah Dian sangat sendu. Dan nyonya Arini semakin yakin jika Dian tidak baik² saja.
"Ada apa Dian, ceritakan masalahmu! agar setidaknya beban di hatimu sedikit berkurang." Kata nyonya Arini, namun Dian lebih fokus pada Zafa dan Zafrina yang menangis.
"Apa mereka sudah lama menangis Bu?" tanya Dian mengalihkan pembicaraan. Nyonya Arini mendesah berat. Dian masih belum bisa terbuka padanya.
"Ya, sudah 10 menit mereka menangis mencari ibunya." Jawab nyonya Arini. Dian segera meraih Zafa dan mengayunnya.
"Uuh .. anak ibu haus ya?" ujar Dian, ia membawa masuk Zafa ke ruang tamu lalu ia mulai menyusui bayi itu. Sedang Zafrina harus menunggu gilirannya untuk menyusu, Nyonya Arini terharu melihat sikap Dian yang selalu memprioritaskan Zafa. Setelah Zafa terlelap Dian meletakkan Zafa di stroller dan mengambil alih Zafrina untuk disusui. Entah mengapa melihat wajah Zafrina, tiba² Dian menitikkan air mata. Nyonya Arini mengelus punggung Dian, ia tau Dian sedang menyembunyikan sesuatu. Saat Dian menangis Zafrina pun ikut menangis.
Nyonya Arini mengambil Zafrina dari pangkuan Dian. Ia menyerahkan Zafrina pada bi Esih, dan memberi kode pada bi Esih agar meninggalkan mereka. Dengan patuh bi Esih membawa keluar Zafrina.
"Jika kamu seperti ini terus, kasihan putrimu nak. Ceritakan pada ibu apa yang jadi beban pikiranmu. Ibu janji akan merahasiakannya dari siapapun jika kamu menginginkannya." Kata nyonya Arini.
Dian masih terus menangis dan dengan sabar nyonya Arini menenangkan Dian.
Dian menatap nyonya Arini sesaat. Lalu ia menunduk dan berkata, "Aku rindu kedua orang tuaku Bu, sejak terakhir aku kesana, ini sudah hampir 1 tahun aku tak mengunjungi makam mereka, aku merindukan mereka Bu." Kata Dian, nyonya Arini mengerti dengan perasaan Dian, apalagi wanita seusia Dian adalah usia yang matang yang butuh untuk di arahkan agar tidak salah bergaul dan menempatkan diri.
"Besok kita kunjungi makam orang tuamu bagaimana?" tawar nyonya Arini, Dian menggeleng lemah, membawa dua bocah untuk perjalanan Jakarta Bandung bukan ide yang baik. Mengingat usia mereka yang belum genap 1 bulan rasanya egois jika ia terlalu memaksakan diri.
"Tidak bu, Zafa dan Zafrina belum genap 1 bulan, aku tidak mau ambil resiko. Lagipula Dian juga tidak berani ke Bandung, karena disana ada keluarga paman Dian, aku takut jika mereka menemukanku, mereka akan kembali menjualku." Ujar Dian.
Nyonya Arini turut prihatin dengan nasib Dian. Bagaimana pun dia akan menceritakan masalah ini pada Gerry, nyonya Arini merasa jika Dian sedang mengalami baby blues sindrom. Yang biasa dialami ibu muda.
Nyonya Arini khawatir akan mengganggu kondisi Dian, apalagi yang bergantung padanya bukan hanya satu Bayi melainkan dua.
Setelah kondisi Dian sedikit tenang, nyonya Arini segera membawa Dian untuk istirahat.
"Bi, saya titip Dian. Tolong di awasi ya bik! Saya mau keluar sebentar karena ada urusan." Kata nyonya Arini. Ia berniat bertemu dengan dokter yang menangani kelahiran Zafa.
Saat di dalam mobil ponsel nyonya Arini berdering, melihat nama putranya di layar membuat segaris senyum terbit dari bibirnya.
Nyonya Arini : "Halo Ger, ada apa?"
Gerry : "Apa mamah menghubungi dokter Fany? Apa terjadi sesuatu pada Zafa mah?"
Nyonya Arini : "Zafa baik² saja Ger, yang tidak baik itu Dian. Mamah merasa dia kena baby blues sindrom. Seharian ini mama lihat dia hanya melamun dan menangis. Mamah takut sesuatu terjadi padanya.
Gerry yang mendengar kondisi Dian pun menjadi khawatir.
"Gerry akan segera balik Jakarta secepatnya mah." Ujar Gerry lalu menutup sambungan telepon. Pikirannya kembali tertuju pada Dian, ia pun merasa khawatir dengan kondisi Dian.
Setibanya nyonya Arini di rumah sakit, ia segera mendatangi ruangan dokter Fany. Setelah menunggu beberapa saat, nyonya Arini dipersilahkan masuk.
"Ada apa nyonya Arini, kenapa anda ingin berkonsultasi?" tanya Dokter Fany.
"Begini dok, sepertinya Ibu susu baby Zafa mengalami baby blues. Tindakan apa yang sekiranya harus saya lakukan dokter?" Kata nyonya Arini, ada nada kecemasan dari suaranya yang bergetar.
"Dampingi dia nyonya, ajak dia bercerita apa yang dia rasakan, jika bisa jangan sampai ia merasa tertekan." jelas dokter Fany.
💮💮💮💮💮💮💮
Maafkan aku, jika nanti menjelang lebaran aku makin sering ga teratur jadwal up-nya karena othor beneran sibuk banget, dari beberes, ngasuh, dll
Love u all, Senin nih ada yang mau sedekah vote untuk othor yang kiut ini gaes.. Please like komen dan beri aku 🌹
tamat ❤❤