Enggak dapet anaknya, Ayahnya pun jadi.
Begitu pula Isvara Kinandari Heksatama, gadis cantik patah hati karena pujaan hatinya menikah dengan wanita lain. Isvara atau yang kerap disapa Isva melakukan hal yang diluar nalar yaitu menikahi Ayah dari pria yang cintai yaitu Javas Daviandra Bimantara.
Keputusan terburu-buru yang diambil Isva tentu saja, membuat semua orang terkejut. Tidak terkecuali sang adik yaitu Ineisha Nafthania Heksatama, bagaimana tidak. Pria yang dinikai oleh Kakaknya adalah Ayah mertuanya sendiri, Ayah dari Archio Davion Bimantara.
Pria yang Isvara cintai memang menikah dengan adiknya sendiri, tentu hal itu membuatnya sangat sakit hati karena yang dekat dengan Archio adalah dirinya. Namun, Archio secara tiba-tiba malah menikahi Ineisha bukannya Isvara.
Demi menghancurkan pernikahan Ineisha dan Archio, Isvara harus tinggal bersama mereka. Salah satu caranya yaitu menikah dengan salah satu keluarga Archio, sedangkan yang bisa ia nikahi hanyalah Javas seorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14 | Keputusan Yang Isvara Ambil
"Mau lo apa sebenarnya, Chio? Gue nggak ada waktu buat ladenin tingkah nggak jelas lo. Lo harus inget ini kampus, banyak yang tahu kalo lo itu calon adik ipar gue. Gue juga takut Ineisha liat, nanti pasti bakal mikir yang aneh-aneh ke gue. Nggak pantes lo berlaku nggak jelas gini ke gue!" marahnya tak tertahankan.
Diluar dugaan, melihat Isvara marah-marah kepadanya. Chio malah semakin terkesima.
Chio dan Ineisha memang sudah melakukan lamaran, yang berarti status mereka tunangan atau bahkan sudah menjadi calon pengantin. Pernikahan mereka berdua pun hanya tinggal beberapa hari lagi saja.
"Tolong minggir, gue mau pulang?" pintanya dengan lembut, siapa tau jika pakai cara lembut bisa membuat Chio segera pergi dari hadapannya.
"Lo tanya 'kan mau gue apa, gue cuma mau ngobrol sebentar kok. Gue sadar dan tau seratus persen kalo kita ini lagi di kampus, Ineisha lagi nggak ke kampus. Nggak ada yang mikir aneh-aneh, yang lain biarin aja liat. Emang kita ngelakuin apa? Kita cuma ngobrol berdua, nggak ada yang salah kok," balas Chio tidak mau kalah.
Isvara menghela napas panjang, jika sudah begini mau tidak mau ia harus menuruti kemauan Chio. "Oke, kita ngobrol, tapi jangan lama-lama. 5 menit kayaknya cukup."
"5 menit mana cukup, Isvara Kinandari Heksatama," pekiknya.
"Cukup, atau nggak usah ngobrol sama sekali. Lagian gue bisa pulang naik taksi atau minta jemput siapa kek, kalo nggak bisa pake mobil gue. Lo harus sadar, gue nggak semiskin itu ya."
"Yaudah, 5 menit. Mau ngobrol di mana? Gimana kalo di cafe deket sini, atau di restoran yang baru buka."
"Kita cuma mau ngobrol 5 menit, kalo harus pergi ke cafe atau restoran dulu. Itu sama aja buang-buang waktu, bukannya lo itu pewaris Bimantara Grup. Lo pasti tau dong waktu adalah uang, buang-buang waktu sama aja kayak buang uang," tolaknya dengan panjang lebar.
"Oke, gue ngalah. Jadi mau ngobrol di mana?" balas Chio pasrah.
"Di sini aja, cepet ngomong! Emang lo mau ngobrolin apa sih, Chio. Atau gue panggil adik ipar?" titahnya.
"Kenapa lo berubah, Isvara? Gue kayak nggak kenal lo?"
"Berubah apa? Gue sama sekali nggak ngerasa berubah kok." Isvara memberikan jawaban dengan santai, dirinya memang tidak merasa sudah berubah.
"Lo berubah, sebelum lo tau gue sama Ineisha ada hubungan. Sikap lo itu baik, lembut, perhatian lagi. Kenapa sekarang berubah jadi galak, nggak perduli lagi sama gue?"
Rasanya Isvara ingin tertawa keras, sebenarnya gadis itu tidak berubah. Inilah dirinya yang sebenarnya, baik, lembut dan perhatian yang dikatakan oleh Chio itu sebenarnya karena ia mencintai Chio, berharap dengan perhatiannya yang ia berikan selama ini bisa membuat Chio membalas cintanya.
Sedangkan setelah mengetahui Chio memiliki hubungan dengan adiknya sendiri, lalu untuk apa Isvara bersikap baik dan perhatian lagi? Enggak ada gunanya, toh harapan untuk cintanya terbalas sudah tidak ada lagi.
"Jawab, Isva. Gue butuh jawaban dari lo."
"Chio, gue sama sekali nggak berubah. Untuk sekarang gue tentu harus tau batasan, lo itu calon suami adik gue. Nggak mungkin gue perlakukan lo kayak dulu sebelum lo punya pasangan."
"Tapi gue nggak suka dengan perubahan lo, Isvara."
"Waktu 5 menit udah habis, lo sekarang tolong minggir dari pintu mobil gue." Sebenarnya Isvara bisa masuk ke mobilnya dengan pintu lain, tetapi ia yakin Chio tetap berusaha menghalanginya.
Isvara masuk mobil dan langsung mengendarainya tanpa memperdulikan Chio yang masih berdiri di tempatnya.
"Gue nggak suka sama perubahan lo, Isva. Karena gue suka sama lo yang dulu, gue cinta sama lo Isvara." Suara Chio tidak terlalu keras, tetapi Isvara tetap bisa mendengarnya.
Mobilnya sudah jalan, Isvara juga tidak berniat untuk putar balik untuk menanyakan ucapan yang baru saja ia dengar dari mulut Chio. Karena semua sudah terlambat, pertanyaan cinta Chio tidak berarti apapun karena nyatanya Chio sebentar lagi akan menjadi adik iparnya sendiri.
Mengingat kejadian itu, langsung membuat Isvara menangis. Andai Ineisha tidak melakukan rencana jahatnya, mungkin dirinya dan Chio bisa bersatu. Karena mereka berdua saling mencintai.
Tidak ingin berlama-lama di taman, apalagi sendirian pun hari sudah semakin malam. Isvara langsung memutuskan untuk pulang.
Flash back off
***
Paginya, entah keberanian dari mana. Pada pukul jam 5 pagi. Isvara sudah ada sampai di depan hotel Bimantara Grup. Setelah semalaman menimbang-nimbang, akhirnya Isvara dapat memutuskan hal yang besar. Persetan dengan ia menjilat ludahnya sendiri, kini ia ingin bersikap egois hanya memikirkan kebahagiaannya sendiri.
Isvara.
Saya sudah sudah sampai di depan hotel Bimantara, Oma.
Isvara memang mengirimkan pesan kepada Oma Tiana, untuk mengabari beliau bahwa ia sudah sampai di tempat yang dijanjikan.
Oma Tiana.
Kamu langsung masuk aja, tanya ke resepsionis kamar yang sudah saya pesan. Nanti akan ada pegawai hotell yang akan mengantarkan kamu menemui saya.
Isvara.
Baik, Oma.
Isvara benar-benar mengikuti apa yang Tiana perintahkan, kini pun dia benar diantarkan oleh pegawai hotel ke kamar yang Tiana pesan. Semua orang yang bekerja di Bimantara hotel jelas mengenal Tiana, karena wanita paruh baya itulah pemilik hotel megah ini.
Pintu kamar hotel yang dipesan oleh Tiana sudah terbuka, munculah wanita paruh baya itu dengan wajah angkuhnya.
"Masuk, Isvara," titahnya. Lagi-lagi Isvara hanya bisa mengikuti perintah Tiana. Isvara masuk ke kamar hotel yang bisa ia tebak adalah salah satu kamar VVIP, ia bertanya-tanya mengapa harus bertemu didalam kamar hotel. Padahal banyak tempat lain.
Tiana langsung mempersilakan Isvara untuk duduk di sofa, wanita paruh baya itu tersenyum melihat Isvara kini sudah berada dihadapannya.
"Kamu datang ke sini, berarti kamu setuju untuk mengikuti rencana saya. Sebelumnya saya hanya ingin mengucapkan, bahwa pilihan kamu sangatlah benar. Keluargamu tidak akan perduli denganmu, bahkan mereka tidak akan sadar dengan kepergianmu, Isvara."
"Iya, Oma. Saya akan ikuti rencana, Oma, memangnya apa rencana Oma."
"Saya ingin kamu menghancurkan rumah tangga Chio dan Ineisha dari dalam?" jawabnya dengan tegas.
"Caranya, Oma?"
"Saya ingin kamu menghancurkan rumah tangga Chio dan Ineisha dari dalam?" jawabnya dengan tegas.
"Caranya, Oma?"
"Kamu harus menikah dengan salah satu anggota keluarga saya, dengan begitu kamu bisa tinggal di rumah saya dan menghancurkan pernikahan adik kamu dari dalam. Adik kamu sudah melakukan rencana jahatnya, agar bisa menikahi cucu saya. Saya tidak ingin adik kamu bahagia dalam pernikahannya."
Isvara bingung sekali, mengambil keputusan untuk menikah tentu tidak akan semudah itu. Dirinya memang sudah setuju membantu menjalankan rencana Tiana, tetapi sampai harus menikah jelas sama sekali pikirannya.
mampir juga dikaryaku yuk/Smile/