Wina perempuan muda yang sengaja berpura-pura tidak tahu akan rencana suami dan keluarganya yang ingin menguasai harta warisan keluarganya,
Dia membalas mereka dengan Elegant dan perlahan agar suami dan keluarganya bisa merasakan penderitaan yang dia alamat selama menjadi istri dan menantu di keluarga suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Bu Surti menghela nafas kasar, satu persatu yang dulu mereka miliki kini harus dijual, dia mengepalkan tangannya, dia begitu membenci Wina karena semua ini berasal darinya, dia tidak akan tinggal diam, dia harus melakukan sesuatu agar wanita itu berhenti membuatnya harus kehilangan.
"Ibu akan ikut kesana, ibu akan bantu kalian mengemas barang agar besok tidak terlalu repot dan bisa diangkut kesini".
Reno tersenyum, dia memang tidak salah tempat datang kesini, walau ibunya menyebabkan tetapi dia satu-satunya orang yang bisa dia andalkan disaat genting seperti ini.
"Terus bagaimana dengan Dena bu, dia pasti akan sangat marah kalau tahu aku menjual rumah itu".
"Tidak usah pikirkan wanita itu, ini juga salahmu, kenapa kamu berselingkuh sampai Wina tahu, jadi berantakan semuanya kan, sekarang kamu lihat sendiri karena ulahmu kita kehilangan segalanya". Omelnya kepada anaknya itu.
Reno hanya bisa menunduk, dia tahu semua ini terjadi karena ulahnya, dia yang memulai semuanya dan sekarang semuanya hancur tanpa sisa, dia kehilangan segalanya, harta, keluarga kecilnya dan juga anak lelakinya.
"Sudahlah bu, sudah kejadian juga, aku memang salah dalam hal ini, maafin aku".
Bu Surti hanya bisa membuang nafasnya kasar, dia tahu percuma mengomeli anaknya, dia tidak pernah mau mendengar perkataannya, dia diam bukan karena tidak tahu tapi malas melarang anaknya karena hanya kekecewaan saja yang dia terima.
"Ayo kita kesana sekarang, ibu akan telpon Rena untuk kerumah kamu juga membantu nanti, biarkan saja Dena marah atau mengamuk toh itu bukan rumahnya".
Reno mengangguk kosong, dia sudah tak punya tenaga untuk berdebat dengan ibunya, dia sudah terlalu lelah dan tidak tahu harus berbuat apa.
Keduanya memesan mobil online karena mobil mereka sudah diambil oleh Wina, ya mereka bukan apa-apa dan siapa-siapa tanpa Wina, dan dia baru menyadarinya sekarang.
Segala keangkuhan dan kesombongannya selama ini hilang tanpa sisa begitu Wind mengambil semuanya.
Sesampainya di rumah, mereka disambut tatapan sinis dari Dena, Dena melipat kedua tangannya menatap tajam kearah kekasih gelapnya itu.
"Jadi sekarang bagaimana, aku dengar semua kos dan kontrakan yang kau miliki sudah dijual Wina?? ". Tanyanya tanpa basa-basi.
Dia bahkan tidak peduli dengan raut keduanya melihatnya dengan seperti itu.
"Enak saja kau bicara, kau tidak punya andil apapun sekalipun dijual oleh Wina memang mau apa kau". Hardik Bu Surti karena tidak terima anaknya di hina seperti itu.
"Tidak usah banyak bicara bu, ini urusan saya dengan anak ibu, dia menjanjikan saya hidup layak dan nyaman, terus kalau dia tidak punya apa-apa terus saya dan anak saya bagaimana?? ". Dena menatap bu Surti dengan tatapan berani sekaligus menantang.
Plak.. Sebuah tamparan keras membuat Dena terhuyung kesamping.
Dia memegang pipinya yang ditampar itu dan membelalakkan matanya, dia bisa lihat Reno yang menatapnya nyalang dan nafas yang memburu.
"Jangan kurang ajar pada ibuku, kalau kau tidak suka dengan kehidupanku sekarang pergi kau bawah anak itu, kau dengar". Hardik Reno dengan penuh emosi.
Matanya memerah dan giginya bergemeletuk marah, dia ingin melahap Dena hidup-hidup.
Dena menelan Salivanya melihat amarah yang berkobar dimata Reno, selama mengenal pria ini, ini pertama kalinya Reno berlaku kasar dan berani memukulnya.
"Oh yah, baik, akan ku pastikan kau tidak akan pernah bertemu dengan anak ini karena aku akan menggugurkannya tapi sebelumnya akan ku laporkan kau ke polisi karena berani memukulku". Dena tersenyum sinis menatap Reno dengan tatapan meremehkan.
"Dasar perempuan sialan, kau seperti nya tidak bisa diajak bicara baik-baik, lihat saja apa yang bisa kulakukan pada perempuan seperti mu".
Wajah Reno begitu menyeramkan membuat Dena mundur seketika dengan waspada, dia harus berhati-hati, dia tidak mungkin mau mati konyol, lagian dia sudah menguras uang Reno dengan membeli banyak perhiasan hanya dia berat pada anak yang dia kandung dan tak mau membawanya.
"Lakukan saja, begitu kau menyentuhku akan kupastikan kau membusuk di penjara Reno, kau pasti mengenal ku dnegan bai, aku bukan orang yang akan diam saja kau perlakuan seperti ini". Teriak Dena melawan.
Mendengar ancaman itu bu Surti langsung menghentikan anaknya, mereka sudah banyak masalah jangan sampai mereka kembali mendapatkan masalah baru.
"Jangan pedulikan dia Reno, kita rapikan saja rumah ini, ibu sudah membeli banyak dos besar sesuai pesananmu, kita mulai saja, ayo". Bu Surti langsung menarik anaknya untuk berkemas.
Dena melotot mendengar itu, mengemas rumah, memang mereka mau ngapain
"Mau apa kalian dirumahku?? ". Tanyanya dengan berang.
Dia lupa jika rumah ini adalah rumah Reno, dia selama ini menempati rumah ini untuk bersenang-senang dengan Reno, tapi dia tidak membalikkan nama yang ada di sertifikat itu.
"Ini rumah anak saya, kamu cuma numpang disini, kami akan menuai rumah ini jadi jangan banyak tanya". Bu Surti melenggang mengambil semua perbuatan kecil dan memasukkannya ke dalam dos.
Dena mengepalkan tangannya, dia merasa malu sekaligus fi tipu oleh Reno, Reno sendiri mengatakan kalau ini akan jadi rumahnya karena dibeli untuknya.
"Ini rumah saya, Reno sendiri mengatakannya kalau dia membeli rumah ini untuk saya dan juga anak yang saya kandung". Dia menunjuk kasar wajah bu Surti.
Reno menepis tangan Dena dengan kasar dan menatap Dena dengan kemarahan, dia tidak pernah berlaku seperti itu pada ibunya dan wanita ini berani melakukannya.
"Jangan banyak bicara, kami akan menjual rumah ini, semua ini aku yang beli, kalau kau mau ikut dan tetap bersamaku, ikuti aturan ku, jika tidak pergilah dari hadapanku, aku tidak sudi bersama perempuan yang tidak bisa menghormati ibuku".
Dena mengepalkan tangannya, dia tidak menyangka hidupnya akan seperti ini, dia harus segera mengamankan semua perhiasannya jangan sampai Reno juga mengambilnya, dia tidak akan punya apa-apa lagi.
Dia tidak menjawab melainkan memasuki kamarnya dan membereskan semua pakaiannya dan juga barangnya, perhiasannya dan beberapa aset lainnya dia amankan, dia lewat jendela karena kamarnya terdapat tangga darurat.
Reno menghela nafas, sebenarnya dia tidak ingin seperti ini tapi dia harus bisa tegas kepada Dena, dia yakin perempuan itu tidak akan pergi kemanapun karena mengandung anaknya.
Perkiraan Reno salah karena Dena bukanlah orang yang mudah takluk seperti yang dia pikirkan.
Dia akan pergi diam-diam, dia yakin Reno akan mengambil semua yang akan dia miliki melihat sikap Reno yang menghalalkan segala cara.
Selagi Reno dan ibunya sibuk membereskan barang dirumahnya dia sudah pergi dari sana membawa semua harta miliknya dan juga mobilnya yang dibelikan oleh Reno beruntung karena mobil itu atas namanya.
"Tunggu saja, aku akan kembali memberikan anak yang kau kira anakmu itu, aku akan buat kau menyesal melakukan ini padaku". Ucapnya dalam hati.
haddeuh ngelus dada aku nya Bu 😆😆😆
ternyata 🤣🤣🤣🤣
Ditungggguuuuuuuu😍😍😍😍
cari jalan keluar nya,kalau Leo tetap mau sama Ratna bujuk donk Ratna agar mau mempercepat pernikahan mereka...
klo Ratna gak mau juga,nasehati Leo baik²..mau sampai kapan melajang terus... haddeuh...kayak penasehat aku nya 😆😆😆😆
mna punya urat malu...
drama percintaan orang kaya ya gini,
selalu ada drama kasta nya,elo anak sapa, keturunan sapa...
🤦♀️
udah di kasi tau jangan mengusik Wina masiiih juga cari cara untuk mengusiknya ...
haddeuh 🤦♀️