*ini novel remaja bukan novel dewasa*
Amelia Chandra Kusuma sudah lama jatuh cinta pada
Arjuna Suryanata,namun cintanya bertepuk sebelah tangan
perjodohan yang diatur dua keluarga konglomerat itu menjadi beban untuk Juna
karena sebenarnya dia menentang perjodohan itu
karena mamanya yang terus mendesak
membuat Juna tak bisa menolak
berbeda dengan Amel yang dengan senang hati menerima perjodohan itu
apakah cinta Amel akan terbalas
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lion Queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mencuri hatiku
Rasa marah bercampur dengan rasa,bersalah kini menyelimuti hati Juna,setan apakah yang sudah merasuki Juna, hingga dia bisa berbuat kasar pada Amel,walau tak dipungkiri kalau menikmati ciuman kasarnya tadi
Tapi berbeda dengan Amel,yang merasa Juna telah salah menuduh dirinya,dan menjadikan Amel sebagai pelampiasan amarahnya,dengan cara yang tidak di sukai Amel
"sorry Mel,,tadi gue,,"Juna tak melanjutkan ucapannya kemudian Juna duduk dengan kedua sikunya bertumpu pada pahanya
lalu menyatukan tangannya
"dengar Juna,,aku tahu kamu bisa berbuat apa saja padaku karena aku istrimu,,
tapi aku tidak suka kamu melampiaskan amarahmu dengan cara seperti itu,,
bahkan kamu tidak memberiku kesempatan untuk menjelaskan tentang kesalahpahaman mu"Amel duduk menegakkan tubuhnya sambil merapikan baju serta rambutnya
"baiklah sekarang kamu jelasin siapa laki laki tadi,kenapa kamu kelihatan sangat akrab dengannya"Juna mulai terlihat tenang
"dia kak Arya,, kakak sepupu aku,,"
"namanya Arya,,?"Juna yang tak melihat dengan jelas wajah Arya tadi saat di area parkir,merasa familiar dengan nama Arya
"iya dia seorang polisi,, komandan di unit cybercrime"
"pantas saja namanya terdengar tidak asing"
Juna merubah posisi duduknya melipat siku di sandaran sofa lalu pipinya menempel pada tangannya dan menatap ke arah Amel
"memangnya kamu kenal sama kak Arya?"
"tadi dia yang bantuin aku beresin masalah dikantor,,Lexi yang ngenalin dia ke aku"
"maksud kamu masalah virus di perusahaan kamu tadi"Amel tak mengungkap kalau dialah yang sudah membantu Juna tadi
"apa kak Arya tahu kalau aku yang bantuin Juna"Amel menebak dalam hati
"iya, Lexi memang rese,,kenapa dia tadi gak bilang kalau Arya itu sepupu kamu"kata Juna
"sekarang semuanya sudah jelas kamu gak marah lagi kan,,?"tanya Amel
Juna yang merasa bersalah tak menjawab ucapan Amel
"kita berangkat ke rumah mama sekarang,"lalu Amel bangkit dari duduknya,tapi dengan cepat Juna memeluk tubuh Amel dari belakang,yang membuat Amel terkejut dan matanya terbelalak, Juna menempelkan bibirnya di telinga Amel
"Amel,aku men,,,,,"ucapan Juna terpotong oleh suara ketukan pintu
Tok! Tok!
"Mel,boleh gue masuk,?"suara Cindy dari luar ruangan
Lalu Juna melepaskan pelukannya,dan Amel membuka pintu untuk Cindy
"ada apa ndy,gue harap ini urusan penting"kata Amel
"itu ada orang ngantar pasokan bahan cafe,,
lo tanda tangani nota tanda terima ini"
Cindy yang penasaran dengan Amel dan Juna
sengaja cari alasan
"kenapa gak lo aja sih yang tanda tangan"
Cindy hanya nyengir sambil menggaruk kepalanya dengan pulpen
"ok bestie,lo lanjutin pacarannya" bisik Cindy pada Amel
"rese lo"Amel terkekeh mendengar ucapan sahabatnya itu
"Juna kita berangkat sekarang, takutnya mama kelamaan nunggu"
Juna sedikit kesal karena hampir saja dia akan mengungkap perasaannya,tapi terganggu oleh Cindy
Juna dan Amel turun kebawah,Juna melihat Memet lalu memanggilnya
"hey kaki panjang,,sini kamu"celetuk Juna
"saya bos,,"Memet menunjuk dirinya sendiri
"iya kamu,, siapa yang kakinya panjang kalau bukan kamu"
"sekate kate lah si bos nih,,nama saya Matthew bos Matthew"
"bukannya nama lo Memet"
"Memet pun Memet lah"kata Memet pasrah
Amel dan Cindy terkekeh, mendengar percakapan Juna dan Memet
"mulai sekarang itu mobil lo yang rawat, pastikan lo antar jemput Amel dengan selamat,"
"maksudnya gimana bos"Memet tak paham dengan ucapan Juna
"ya itu mobil buat lo,dengan syarat lo harus awasi istri gue baik',kalau ada apa' lo langsung laporin ke gue"jelas Juna
"siap bos ganteng,,ya Allah mimpi apa gue,, bisa dapet rejeki nomplok,, pasti karena Mak gue rajin tahajud,, Alhamdulillah"
Dalam perjalanan menuju rumah
keluarga Amel
"kamu beneran ngasih mobil itu ke Memet,,"tanya Amel
"iya,,dari pada Menuhin garasi,,lagian mobil itu jarang di pake,,kenapa kamu keberatan?"
"gak lah,,itu kan mobil kamu jadi terserah kamu mau diapain,gak nyangka kalau kamu sebaik itu"
"Amel,,lo inget waktu kita ketemu di bandara tempo hari"Juna mengalihkan pembicaraan
"inget,, kenapa"
"Bagaimana mungkin gue lupa kalau lo pura pura gak kenal sama gue"gumam Amel dalam hati
"aku mau mulai sekarang kamu panggil aku
sama seperti saat kita bertemu di bandara"
"emang aku manggil apa"Amel pura' lupa
"jangan pura' lupa,, atau kamu mau aku berbuat kasar seperti tadi supaya kamu ingat"
"iya iya mas Juna"
"itu pinter,,"kata Juna sambil mencolek pipi Amel
"memang aku pinter"kata Amel dengan pedenya
"pinter mencuri"celetuk Juna
"mencuri apa maksudmu"
"mencuri ciuman diam diam"kekeh Juna
"kapan aku men,,"Amel tak melanjutkan ucapannya dan mengingat kalau dia pernah
diam' mencium Juna
"jadi malam itu kamu gak tidur"Amel memukul dan mencubit lengan Juna
Juna tertawa puas dan membiarkan Amel
melampiaskan rasa kesalnya
Lalu Amel melipat tangannya di dada dan membuang muka ke arah jendela mobil
"kamu bukan cuma mencuri ciuman Amel
tapi kamu juga telah mencuri hatiku,dalam waktu yang singkat"gumam Juna dalam hati sambil melirik ke arah Amel
...----------------...
Tak berapa lama kemudian,Amel dan Juna,sampai dirumah keluarga Chandra Kusuma
Amel dan Juna langsung menuju ke ruang makan
Bu Riska, Ferdi dan Bu Laras,sudah menunggu di ruang makan
"selamat siang semuanya"sapa Amel
"mama kok ada disini"Juna heran melihat mamanya juga ada dirumah mamanya Amel
"apa mama gak boleh datang kesini"protes Bu Laras
"ya boleh dong ma"Amel menyahut sambil cipika cipiki sama Bu Laras
"lihat Laras,,baru berapa hari dia menikah,dia sudah lupa sama mamanya sendiri,dan lebih sayang sama mertua"celetuk Bu Riska
"apaan sih mama"lalu Amel mendekati Bu Riska lalu memeluknya
"sudah,,sudah,,kamu duduk dulu,,kita makan sama',,"ujar Bu Riska
"hi bang,apa kabar"Juna menyapa Ferdi
yang tengah mengunyah makanan
"hi Jun,,gimana masalah di kantor lo,,udah beres"tanya Ferdi
"iya Juna,tadi mama dengar dari Romi,,ada masalah di kantor"Bu Laras menyela pembicaraan
"tenang aja ma,,sudah beres kok"kata Juna
"baguslah kalau seperti itu"Bu Laras merasa lega
Keakraban terlihat jelas diruang makan,canda tawa mengiringi makan siang dirumah keluarga Chandra Kusuma
Setelah makan siang Ferdi,mengajak Juna,ketaman samping rumah dan berbicara empat mata
"Juna lo ikut gue ketaman"kata Ferdi
Juna mengikuti langkah Ferdi,keduanya berada di gazebo kayu jati di taman
"Juna,,gue harap lo bisa berlaku baik pada Amel,, selama ini dia tidak pernah kekurangan suatu apapun,, termasuk kasih sayang dari kita,,gue harap lo bisa menghargai dia,, karena dia tulus sama lo"jelas Ferdi to the point
Perkataan Ferdi membuat Juna,semakin tersentuh dengan perasaan Amel
"ya bang,,aku janji gak akan membiarkan Amel kekurangan apapun,, termasuk kasih sayang,,aku akan berusaha sebaik mungkin
untuk menyayangi Amel"ucap Juna dengan penuh keyakinan
Lalu Ferdi menepuk nepuk punggung Juna
"sekarang tugas menjaga Amel gue serahin Sama lo"ungkapan serius dari Ferdi
"siap abang ipar"
Setelah selesai berbicara dengan Ferdi
Juna menyusul Amel ke kamarnya,Juna langsung masuk saja tanpa mengetuk pintu
Lalu Juna meneliti setiap sudut kamar Amel,karena Juna baru pertama kali masuk ke kamar Amel,ada beberapa foto Amel terpajang di dinding, Juna mengamati foto Amel saat wisuda di luar negeri
"cantik sekali"Juna memuji foto Amel
Amel yang habis mandi keluar mengenakan,baju mandi dan handuk membalut rambutnya yang basah
"astaga,! mas sejak kapan kamu masuk, kenapa gak ketuk pintu"Amel terkejut
"kenapa aku harus ketuk pintu,,ini kan kamar istriku,,aku bebas keluar masuk kapan saja"
Lalu Amel duduk di meja rias,melepas handuk yang membalut rambutnya dan mengeringkan rambutnya dengan hairdryer
Juna mendekati Amel mengambil hairdryer,dari tangan Amel lalu membantu Amel mengeringkan rambutnya, kebucinan mas Juna sudah mulai terlihat dan hal itu membuat jantung Amel berdeba
"aku dengar dari Lexi, kalau kamu mengalami kecelakaan lima tahun yang lalu,apa kamu mau menceritakan tentang kecelakaan itu"
ucap Juna dengan nada lirih
"kejadian itu tidak sesederhana seperti yang orang lain kira"ujar Amel penuh arti
"apa maksud kamu"tanya Juna
"sebetulnya itu bukan kasus kecelakaan tapi penyerangan yang sudah di rencanakan
seseorang"
Juna mematikan hairdryer,agar bisa mendengar perkataan Amel dengan jelas
"lalu siapa pelaku penyerangan itu"Juna penasaran
"sekelompok preman bayaran,,CCTV di sekitar tempat kejadian sudah di hapus,dan tidak ada saksi mata, jadi sulit menangkap pelaku"jelas Amel
"siapa saja yang ada di lokasi kejadian saat itu Amel"Juna ingin memastikan apakah Juna juga berada di tempat kejadian saat itu
Atau tidak
"apa kamu mengingat sesuatu mas"
Amel balik bertanya
Juna menggelengkan kepala
"sudahlah mas tidak perlu di bahas lagi,,
mending bahas yang lain saja"Amel mencoba menghindari pertanyaan Juna
Amel ke lemari pakaian mengambil baju dan berganti baju di kamar mandi
Juna masih terdiam di depan meja rias merasa kalau ada hal yang Amel sembunyikan,dan tak ingin Juna mengetahuinya
~£Q~