Caroline Blythe Berasal dari keluarga Broken Home dengan ibu yang harus masuk panti rehabilitasi alkohol. Hidup sebatang kara tidak punya kerjaan dan nyaris Homeless.
Suatu ketika mendapat surat wasiat dari pengacara kakeknya bahwa beliau meninggalkan warisan rumah dan tanah yg luas di pedesaan. Caroline pindah ke rumah itu dan mendapatkan bisikan bisikan misterius yang menyeramkan.
Pada akhirnya bisikan itu mengantarkan dirinya pada Rahasia kelam sang kakek semasa hidup yang mengakibatkan serentetan peristiwa menyeramkan yang dialaminya di sana. Mampukah Caroline bertahan hidup di Rumah tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Kau Sebenarnya
Caroline’s POV
Ketika kami melihat Melisa tidak sadarkan diri, Willy dengan sigap bangkit dan berusaha menyentuh Melisa dengan maksud untuk membangunkannya. Tetapi tiba tiba Melisa bangun dan kali ini dia kembali bersuara seperti suara Simon.
Aku spontan bertanya pada Arwah yang masuk,” Ada pesan apa yang ingin kau sampaikan?”
“Rumah ini terkutuk, kalian harus segera pergi. Jauhi rumah ini, jauhi Charles, dia bukan manusia dia….Lost soul,” ujar Arwah Simon
Setelah dia mengatakan Lost Soul, Melisa menghembuskan nafas dengan Kencang, lalu bangun dan membuka mata.
“Ambilkan aku air minum,” pinta Melisa
Willy sigap dan mengambil air minum untuk Melisa. Setelah meminumnya Melisa berkata pelan, “Kita harus segera pergi dari sini,”
Segera kita kami kemari semua barang dan perlengkapan yang kami bawa. Lalu kami kembali ke penginapan Ny Jenkins. Sesampainya di sana, Harry membuka satu kamar untuk Melisa dan Suzanne, lalu mempersilahkan Melisa beristirahat di kamar itu.
Harry berkata,” Kau dengar sendiri tadi, Caroline, arwah terakhir mengatakan bahwa kau tidak boleh ada di rumah itu, karena rumah itu terkutuk, dan kau juga sudah mendapat jawaban siapa Charles”
Aku mengangguk perlahan. Hanya saja aku masih merasa bahwa aku tidak punya pilihan.
“Aku tidak mungkin selamanya berada di penginapan Harry, dan aku juga tidak mungkin membawa ibu tinggal di sini. Apa lagi hidup bergantung padamu,”
Harry menghela nafas panjang lalu berkata,” Apa kau akan selalu bersikeras seperti ini? Kamu sendiri sudah jadi Korban dan dimanfaatkan oleh Charles. Lalu apa kau masih akan terus berencana tinggal di Rumah Kakekmu?”
Melisa datang bersama Willy dan Suzanne. Setelah duduk dengan tenang, Melisa menceritakan apa yang dilihat dan dialaminya.
“Tadi ketika aku melakukan Mediumship, arwah pertama yang masuk adalah arwah Simon. Dia adalah arwah dari kepala tanpa badan itu. Dia ada permintaan supaya kita mencari badannya atau setidaknya tempat yang menjadi perkiraan dimana badan dia dikubur, lalu menyatukan mereka. Setelah itu, aku dimasuki seorang kakek Tua, pemilik rumah itu, dia bersekutu dengan Iblis Asmodeus. Dia kejam dan mengerikan. Terakhir Simon berpesan agar siapapun yang tinggal di rumah itu menjauhi Charles. Karena dia adalah Lost Soul. Aku tidak tahu siapa Charles,” jelas Melisa
Kami semua terdiam, aku lalu bertanya pada Melisa,” Apa yang dilakukan kakek tua pemilik rumah itu sebenarnya?”
“Dia adalah seorang laki laki yang mempercayai berbagai keilmuan kuno terkait sihir. Ada kemungkinan dia mempraktekkan keilmuan itu untuk kepentingan pribadinya, seperti mencapai kekayaan, uang, kesuksesan bahkan cinta. Hanya saja semua dapat dicapai jika dia mengorbankan nyawa manusia. Karena iblis yang diajak bersekutu memang ingin nyawa manusia.”
“Apakah disana banyak arwah gentayangan?” tanyaku lagi
“Aku rasa iya, dan bukan hanya itu. Rumah Tua itu sudah menjadi kuburan bagi banyak mayat. Setelah jiwa mereka diambil dan dipersembahkan pada Asmodeus, maka mayat mereka pun ditanam atau dikubur di suatu tempat di bagian tertentu rumah itu. Hal itulah yang membuat rumah itu kurang baik untuk tempat tinggal,”
Aku terdiam dan mulai meneteskan air mata. Kakek mewariskan rumah yang bukan hanya berbahaya bagi siapapun yang tinggal didalamnya, melainkan juga mewariskan persoalan besar, jika dikemudian hari ada tuntutan hukum terkait siapapun ahli waris Reginald.
Aku juga bingung, seperti apa nanti jika ibu keluar dari rumah rehab, rasanya tidak mungkin aku membawa ibu ke rumah itu. Bisa bisa ibu akan mengalami goncangan lagi.
Setelah berbincang bincang cukup lama, akhirnya kami pun bubar. Willy pulang ke toko rotinya, aku kembali ke kamarku, demikian juga yang lainnya. Di dalam kamar Losmen, Harry kembali berusaha menenangkanku.
“Harry, sepertinya bisikan bisikan serta berbagai suara yang aku dengar selama ini, bukan karena aku mengalami trauma atau PTSD. Tapi itu memang karena ulah hantu hantu itu,” ujarku pada Harry.
“Bisa jadi sayang. Aku masih berpikir bagaimana caranya agar kau lepas dari masalah ini. Karena jelas kau tidak mungkin tinggal di sana. Namun kau juga ingin bekerja dan punya rumah tinggal. Jika begitu, maka seharusnya kau tidak usah tinggal di Ravenwood, Besok pagi ikutlah denganku ke London, kau bisa mencari kerja di sana, nanti aku akan sewakan rumah atau apartemen,”
“Harry, kau harus membereskan terlebih dahulu urusanmu dengan tunanganmu dan ibumu. Aku tetap pada pendirianku, bahwa aku tidak bisa ikut ke London jika urusan mu belum selesai. Kau ini punya calon istri Harry,” ujarku dengan suara bergetar.
“Jangan katakan dia Calon Istri ku. Aku tidak pernah mencintai Mary Ann. Lamaran itu pun tidak kukehendaki dan aku dipaksa. Tapi oke jika itu mau mu, aku akan bereskan semua urusanku dulu. Baru aku akan kembali ke sini dan menjemputmu,” ujar Harry mengakhiri pembicaraan kami.
Aku tidak begitu bisa tidur malam itu. Ya Tuhan semua nampak begitu nyata terkait Charles. Sempat aku berfikir untuk menikah dengan charles saja, menjalani hidup di Ravenwood sebagai warga desa dan tinggal serta berumah tangga layaknya warga lain. Ternyata semua itu hanya mimpi.
*****
Keesokan harinya, Harry, Melisa dan Suzanne meninggalkan Ravenwood.Sebelum pergi, Harry berpesan padaku,” Kau jangan pernah lagi tinggal di rumah kakekmu. Kau tidur saja di sini. Kalau kau mau kerja di Toko Roti Willy, silahkan. Tapi aku tetap akan kirim uang padamu. Tunggu aku menjemputmu, jaga dirimu baik baik”
Aku mengangguk lemah. Setelah itu Suzanne dan Melisa memeluk dan menciumku bergantian sebagai perpisahan, lalu bertiga mereka naik mobil Charles kembali ke London. Tinggal lah aku seorang diri di halaman Losmen itu.
Tidak ada hal lain yang ingin aku lakukan selain bertemu dengan Charles. Aku ingin dia memberiku penjelasan atas apa yang dilakukannya padaku. Bergegas aku kembali ke rumah tua itu dan menunggu hingga malam tiba.
Sebenarnya ada rasa takut yang luar biasa besar dalam diriku, terkait dengan Keberadaan berbagai hantu di rumah itu, terutama iblis Asmodeus. Tetapi aku merasa perlu mengajak Charles berbicara.
Aku menyalakan semua lampu di rumah itu, termasuk lampu di kamar rahasia tempat kepala Simon berada. Lalu aku tertidur di ruang tamu. Ketika aku bangun, waktu menunjukkan pukul 9 malam, tiba tiba aku mencium bau Cedarwood yang sangat kuat. Dalam hati aku merasa, Charles datang. Dan ya, memang dia datang, sebuah ketukan halus terdengar di pintu depan.
Aku mengintip dari celah dan aku melihat Charles berdiri di sana. Segera aku buka pintu itu dan mempersilahkan Charles masuk.
“Masuklah Charles,” ujarku.
Dengan ragu, Charles masuk dan duduk di ruang tamu. Pintu depan sengaja aku minta Charles menutupnya.
“Dari mana saja kau Charles, mengapa kau tidak pernah datang?” tanyaku
“Aku….aku sedang sibuk,” jawabnya
“Ada apa kau datang kemari? Apa ada hal yang kau inginkan dariku?” ujar ku bertanya
“Aku hanya ingin menemuimu?” jawab Charles.
Lalu dengan nada tajam, aku berkata pada Charles,” Aku ini gadis miskin Charles, aku tidak punya rumah selain rumah tua milik kakekku ini. Aku sebenarnya berharap bisa tinggal disini dengan tenang, dan memulai hidup baru di desa ini. Kau sudah tahu ceritaku dengan pacarku bukan? Kau tahu bagaimana keluarganya menghina ku? Karena aku tidak punya pilihan lain. Maka aku ingin berdamai dengan aura menakutkan rumah ini dan tinggal didalamnya. Namun sepertinya hal itu tidak mungkin.”
“Mengapa tidak mungkin?” tanya Charles
“Karena ada makhluk makhluk jahat sepertimu yang hanya ingin memanfaatkan aku selama aku tinggal disini. Bukan begitu? Siapa sebenarnya dirimu Charles, cepat katakan. Jangan kau selalu berbohong dan berputar putar terus. Apa tujuanmu sebenarnya padaku? Apa Charles? “
Aku melihat dia makin menundukkan kepalanya dan bahunya berguncang keras. Aku dengar dia menangis. Sepertinya pertanyaanku terlalu menyakitkan bagi dia. Tapi aku perlu paham apa maksud dan tujuannya. Aku tidak ingin dipermainkan oleh hantu ini.