Tertukar itu kadang terjadi pada barang bawaan ditengah keramaian. Ada juga pada hal lain ditengah-tengah jumlah yang lumayan banyak. Tetapi kali ini, yang tertukar itu pasangan. Lho kok bisa? mbuh.. semua berawal dari jalan-jalan bareng.
Intinya, percikan api tumbuh karena melihat kelebihan pasangan teman yang menggoda iman ketika mereka lagi liburan bersama. Kedua insan itu menemukan sesuatu menarik di diri orang lain yang tidak mereka temukan pada pasangannya.
Keputusan untuk berselingkuh pun terjadi karena rasanya begitu indah. Cuma untuk senang-senang katanya, yang pada akhirnya kedua orang itu sadar bahwa tak selamanya selingkuh itu menyenangkan. Mereka mengalami kehancuran karena balasan dari orang yang tersakiti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai membanding-bandingkan
Kira-kira situasi di Villa saat liburan nggak jauh beda sama waktu di mobil. Moment tersebut sudah berlalu satu bulan, dan mereka belum lagi mengadakan rencana.
Kesibukan masing-masing menjadi kendala utamanya. Galang adalah orang yang paling nggak bisa agendanya dikondisikan karena memang kepentingannya kerap dadakan. Maka, acara healing bareng gak pernah lagi terlaksana. Paling ketemu ngopi juga makan bareng antara Aira, Melvi, dan kadang-kadang Adrian juga ikut.
"Akhir-akhir ini kamu lembur terus, aku bikinin kamu jamu ini Mas. Lumayan buat bikin badan segar." Aira bicara pada Adrian.
"Iya nih sayang. Dan Mas mau koreksi kalimat kamu yang salah."
"Hah?" Aira bingung mana yang salah. Memang benar kan Adrian sering pulang telat karena ada kerjaan tambahan di kantor.
"Aku nggak lembur sebenarnya. Mas ngerjain kerjaan yang numpuk itu hanya loyalitas. Bukan kantornya yang kejam nggak mau bayar, tapi emang ini ada kesalahan aku dan tim jadinya kami bertanggungjawab buat menyelesaikannya."
"Oh gitu Mas. Kesalahan apa memangnya?"
"Adalah pokoknya. Dijelaskan panjang lebar pun kamu nggak akan ngerti sayang. Kamu sendiri baru balik ke rumah ya?"
"Iya Mas. Hari ini toko bunga lagi agak sepi. Aku niatnya mau nunggu sampai malam kali aja ada rejekinya. Tapi ya...mungkin emang pendapatan cukup sampai segini aja."
"Lagian Ra, sebaiknya kamu tutup aja toko bunga itu ganti sama jualan barang yang banyak minat dipasaran atau bisa kamu jual bahan kebutuhan pokok. Bunga itu termasuk kebutuhan tersier yang nggak semua orang dan kalangan butuh itu. Prospeknya kurang bagus menurut aku sih."
Aira menghela nafas. Adrian memang dari awal sudah protes soal usaha yang ditekuni istrinya karena bukan jual kebutuhan primer, namun baru kali ini kalimat yang dilontarkan Adrian cukup menohok. Setidaknya dulu Adrian nggak sampai nyuruh tutup toko.
"Aku masih mau berusaha Mas. Passion ku ada di menulis dan juga suka keindahan bunga."
"Kamu coba deh kerja di kantoran kaya temanmu Melvi. Kalau kamu mau, aku bisa coba carikan."
"Nggak Mas. Aku udah nyaman begini saja. Lagipula aku bukan kepala keluarga yang ngoyo harus menutupi seluruh kebutuhan."
Adrian sadar dirinya sudah salah bicara. Jika Aira sudah berbicara sarkas maka Adrian melembutkan bicaranya.
"Maaf, sebaiknya kita jangan bahas itu lagi. Aku mau mandi dulu ya sayang. Air hangatnya sudah ready kan? oh iya, bagaimana novel kamu yang baru? bagus nggak retensinya?"
"Sudah Mas, air hangat sudah ready. Alhamdulillah bagus dan gajianku sudah mau cair juga. Aku mau nyiapin makan malam dulu."
Adrian pergi kamar sementara Aira nyelonong ke dapur. Baru banget depan pintu kamar hp Adrian bergetar ada telepon. Sebelum ngangkat teleponnya, Adrian nengok dulu ke arah istrinya berada. Aman. Aira sudah menghilang dibalik sekat ruang tengah. Adrian terlihat terburu-buru masuk ke dalam kamar.
...***...
Makam malam sudah selesai. Badan bersih, perut kenyang, tinggal.. bobo. Tapi adiknya Adrian gelisah minta di garuk.
"Sayang, Mas pengen."
Lelaki bisa gitu ya? aku masih badmood karena dibandingkan dengan wanita pekerja kantoran, eh Mas Adrian malah seakan kaya nggak pernah ngomong itu. Dumel Aira dalam hati. Cewek itu kalau tercubit perasaannya suka masih kepikiran, walaupun mereka sudah berlagak biasa saja. Aira selalu ingat pesan orangtua yang nggak boleh membesar-besarkan masalah.
"Maaf Mas, aku lagi halangan." Aira mengusap-usap kepala suaminya yang nyundul-nyundul mulu dari tadi.
"Yaah, jangan-jangan baru hari ini?"
Aira mengangguk, seketika Adrian jadi lesu, lemah dan lunglai. Suami Aira itu jadinya main hp sambil menunggu kantuk tiba. Dia scroll-scroll layar sambil bibirnya senyum kadang sampai cekikikan. Kelihatannya senang sekali Adrian sama hp nya.
Aira yang lagi ngetik tulisan di hpnya tergugah pengen ngintip hp Adrian. Apa yang sekiranya bikin Adrian senang sekali?
Dilihat ternyata Adrian lagi baca novel milik Aira. Anehnya novel yang lagi dibaca bergenre Angst alias sedih, tapi kenapa Adrian malah ketawa?
"Mas, kamu lagi baca novel aku ya? itu kan cerita sedih nggak ada lucu-lucunya sama sekali. Kok kamu malah senyam-senyum ketawa sih?" Aira merasa heran.
"Ah iya, ceritanya emang sedih banget. Mas ngetawain komentar pembaca. Masa akun Melvira_vira komentar nangis sesegukan si karakter cowok utama mati ternyata plotwist nya cuma mimpinya si cewek doang, eh si Melvira_vira ini air mata sama ingusnya yang keluar minta dibalikin gara-gara nangisin si tokoh utama yang gak jadi mati. Lucu banget kan?!"
"Ehehe.. ehehe.. " Aira tertawa garing, sedangkan Adrian senyumnya makin lebar.
"Itu kan akun kak Melvi." Celetuk Aira. Adrian bereaksi kaget seakan-akan dia baru tahu.
"Emangnya ya? pantesan kalau gitu."
"Pantesan apa nih Mas?"
"Pantesan lucu."
Udah lagi PMS, ditambah enggak tahu kenapa suaminya dari tadi mengagung-agungkan wanita lain mulu membuat Aira rajin tarik nafas.
"Kamu aku perhatikan akhir-akhir ini suka komentar tentang kak Melvi, bahkan kadang membandingkan aku sama dia. Kamu suka ya?" tembak Aira sembari cengar-cengir.
"Mulai deh. Jangan suka mengaitkan antara kagum sama suka ya. Beginian doang nggak usah di kait-kaitkan yang bikin kita berantem. Tidur yuk ah, dah malam." Adrian menghindar.
Aira malas memperpanjang. Wanita itu meneruskan kegiatan menulisnya dan membiarkan suaminya tidur duluan.
...***...
Di pasar tradisional.
Aira sedang melihat-lihat sayuran yang menyegarkan mata, tiba-tiba dia kepincut sama brokoli dan kangkung. Nggak pakai mikir ini itu dia langsung membelinya beberapa untuk stock bahan masakan. Dia bayar lalu menunggu kembalian. Datang lah pembeli lain berdiri di samping Aira nanya-nanya harga. Tapi sebelum itu, si pembeli menegur Aira duluan karena kenal.
"Mbak Aira, lagi belanja juga to?!"
"Eh iya ni kak," jawabnya. Siapapun orangnya, Aira bakal panggil dia kak. Kecuali cowok.
"Bagaimana kabarnya kak, sudah lama kita gak bertemu?"
"Baik Mbak Aira. Main lah ke rumah ku bareng Adrian."
Si cewek ini teman Adrian di kantor. Nggak heran kalau panggilannya cukup akrab tanpa embel-embel.
"Iya kak, nanti diatur. Oh iya kakak lagi nggak masuk kerja?"
"Aku lagi cuti. Kerjaan di kantor lagi senggang Mbak, makanya ini kesempatan karyawan ajuin cuti."
"Oh senggang ya."
"Iya Mbak, malah nggak ada lemburan bulan-bulan ini ya karena kerjaan lagi lancar. Udah gitu belum ada proyek masuk yang menyita atensi lebih."
Nggak ada masalah? padahal kak irene ini satu tim dengan Mas Adrian.
"Berarti pulang sore terus ya kak? apa ada loyalitas sampai malam gitu?"
Irene agak aneh sama pertanyaan Aira.
"Loyalitas ya? kayanya eng-gak ada deh Mbak. Soalnya kalau emang nambah jam ya harus lembur dibayar. Kalaupun nggak perlu nambah, ya harus pulang. Emangnya kenapa to Mbak?"
"Ah enggak kak, hehe, cuma nanya aja. Aku duluan ya kak."
"Iya Mbak Aira, hati-hati."
Aira tergesa-gesa menjauh dari Irene karena nggak mau raut wajahnya terbaca kalau dia lagi kepikiran sesuatu.
Mas Adrian selama ini kemana?
.
.
Bersambung.
enanti
ini detail penyakit melvi apaannn.. gimana....
terhuraku gak cantikk
mau kasian tapi gimana yaa.. keterlaluan juga sih si adrian
Seorang Melvi yang melihat suami Aira lebih segalanya dari suaminya sendiri, begitu pula Adrian, melihat Melvi lebih oke dari bininya sendiri. ternyata oh ternyata... menyesal kemudian tidaklah berguna.
Tapi syukurlah, Adrian dan Melvi akhirnya bisa saling menerima untuk hidup bahagia diakhir kebersamaan mereka.
Semangat dan sukses selalu buat kak Zenun😍😍😍
Semangat terus yaaa idolaku ❤️❤️