NovelToon NovelToon
I Will Protect You

I Will Protect You

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Crazy Rich/Konglomerat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Kyurincho

Demi menjaga kehormatan keluarga, Chandra terpaksa mengambil keputusan yang tidak pernah terbayangkan: menikahi Shabiya, wanita yang seharusnya dijodohkan dengan kakaknya, Awan.
Perjodohan ini terpaksa batal setelah Awan ketahuan berselingkuh dengan Erika, kekasih Chandra sendiri, dan menghamili wanita itu.
Kehancuran hati Chandra membuatnya menerima pernikahan dengan Shabiya, meski awalnya ia tidak memiliki perasaan apapun padanya.
Namun, perlahan-lahan, di balik keheningan dan ketenangan Shabiya, Chandra menemukan pesona yang berbeda. Shabiya bukan hanya wanita cantik, tetapi juga mandiri dan tenang, kualitas yang membuat Chandra semakin jatuh cinta.
Saat perasaan itu tumbuh, Chandra berubah—ia menjadi pria yang protektif dan posesif, bertekad untuk tidak kehilangan wanita yang kini menguasai hatinya.
Namun, di antara cinta yang mulai bersemi, bayang-bayang masa lalu masih menghantui. Bisakah Chandra benar-benar melindungi cintanya kali ini, atau akankah luka-luka lama kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyurincho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

The Price of Choice

Hari masih pagi ketika Chandra tiba di kantornya. Gedung megah dengan jendela-jendela kaca yang menjulang, mencerminkan langit yang mulai cerah, adalah salah satu mahakarya modern yang menjadi simbol keberhasilan perusahaannya. Di balik dinding-dinding kaca yang sejuk, lantai-lantai marmer yang licin, dan pencahayaan yang dingin namun efisien, Chandra merasa inilah wilayah kekuasaannya. Di sini, segala sesuatunya berada di bawah kendalinya. Tapi di balik setiap langkahnya yang pasti dan penuh keyakinan, perasaan gelisah yang samar terus menggelayuti pikirannya. Pagi tadi, saat ia meninggalkan Shabiya di kantor, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Sesuatu yang tidak bisa ia abaikan, meskipun ia berusaha keras untuk menyingkirkannya.

Ia melewati lorong panjang yang berlapis karpet mewah, menuju ruangannya. Asistennya yang berwajah tegas membungkuk sedikit ketika ia melintas, memberikan sebuah berkas singkat tentang rapat yang harus ia hadiri siang ini. Chandra hanya mengangguk cepat, hampir tidak mendengar apa yang dikatakan, sebelum akhirnya membuka pintu ruangannya.

Ketika ia masuk ke dalam, ruangan itu sejuk dan modern, dihiasi dengan furnitur minimalis dan beberapa karya seni mahal yang tergantung di dinding. Di balik jendela besar, pemandangan kota terbentang luas, mengingatkan ia akan betapa berpengaruhnya ia di dunia bisnis ini. Namun, yang langsung menarik perhatiannya bukanlah pemandangan atau interior mewah ruangannya, melainkan sosok yang sedang duduk santai di salah satu kursi kulit hitam di depan mejanya.

Awan. Kakaknya.

Mata mereka bertemu sejenak, dan senyum miring penuh ejekan muncul di bibir Awan. Chandra tidak terkejut melihatnya di sana. Ia tahu, cepat atau lambat, Awan akan datang. Kakaknya itu selalu punya cara untuk muncul disaat yang tidak diharapkan, membawa serta aura sinis yang menempel padanya seperti bayangan.

“Kau datang lebih awal dari yang kuperkirakan,” ucap Chandra dingin sambil menutup pintu di belakangnya. Langkahnya tetap tenang dan terukur saat ia berjalan menuju mejanya, namun sorot matanya mengawasi Awan dengan waspada. Ia tahu percakapan ini tidak akan menyenangkan.

Awan tertawa kecil, suara tawanya bergema lembut di ruangan yang sunyi. “Tentu saja. Aku hanya mampir sebentar. Aku penasaran… Bagaimana kehidupanmu sebagai suami? Baru seminggu, tapi dari luar, tampaknya berjalan mulus.”

Chandra mengambil tempat di belakang mejanya, menumpukan tangan di permukaan kayu yang halus. Ekspresinya tetap tenang, namun di dalam dirinya, gelombang perasaan mulai bergolak. Ia tahu arah pembicaraan ini, dan ia tidak punya waktu untuk permainan sinis kakaknya. Tapi Awan, seperti biasanya, selalu tahu cara menekan tombol-tombol yang tepat.

“Apa maumu, Awan?” tanya Chandra langsung, mengabaikan basa-basi. Ia tidak tertarik dalam obrolan santai atau sindiran halus. Ini adalah kantornya, wilayah kekuasaannya, dan ia tidak akan membiarkan Awan merusak suasana.

“Tenang saja,” jawab Awan sambil tersenyum lebar, matanya memicing sedikit, seperti seorang pemburu yang sedang menikmati perburuan. “Aku hanya ingin tahu, bagaimana rasanya hidup dengan wanita yang… dipilihkan untukmu? Apa kau benar-benar merasa... bahagia?”

Chandra merasakan ketegangan di lehernya. Awan sedang berusaha memancing reaksi darinya, seperti biasa. Sejak pernikahan itu, Awan tidak pernah berhenti memberikan komentar sinis, seolah-olah pernikahan Chandra dengan Shabiya adalah sebuah lelucon baginya. Dan mungkin memang bagi Awan, itulah kenyataannya_karena ia tahu kisah yang lebih kelam di balik pernikahan itu.

“Shabiya dan aku punya hidup yang nyata, pekerjaan yang harus diselesaikan. Tidak seperti kau, yang tampaknya hanya bisa bersenang-senang tanpa tanggung jawab,” jawab Chandra, suaranya tetap tenang namun penuh dengan nada peringatan.

Awan tersenyum lebar, seperti predator yang melihat celah. “Tentu saja. Tapi katakan padaku, Chandra... Benarkah ini yang kau inginkan? Pernikahan ini? Shabiya? Atau apakah kau melakukannya hanya karena terpaksa? Kau tahu, dunia di luar sana masih bergosip tentang bagaimana kau menikahi wanita yang seharusnya menjadi tunanganku.”

Chandra menahan desahan. Kata-kata Awan adalah pengingat yang tajam tentang bagaimana hubungan mereka rusak oleh pengkhianatan. Awan, yang pernah menjadi tunangan Shabiya sebelum skandal dengan Erika meledak. Awan, yang dengan mudahnya menghancurkan kepercayaan keluarganya dan melibatkan Chandra dalam situasi yang sulit.

“Aku menikah dengan Shabiya karena aku ingin, bukan karena terpaksa,” Chandra berkata tegas. "Dan kau tahu, Awan, jika ada seseorang yang tahu apa itu keterpaksaan, itu kau. Kau yang menghancurkan segalanya, dan kau yang sekarang hidup dengan akibatnya.”

Kata-kata itu membuat senyum Awan perlahan memudar, meski hanya sedikit. Ada kilatan di matanya, kilatan kemarahan yang samar namun nyata. Tapi Awan, dengan kebiasaannya yang penuh licik, dengan cepat menyembunyikan perasaannya di balik senyum sinisnya yang biasa.

“Aku hanya heran, Chandra,” lanjut Awan pelan, seolah-olah ia sedang berbicara tentang hal yang sepele. “Kau dan Shabiya. Tinggal di rumah seperti itu, mengunci diri selama seminggu. Pengantin baru biasanya pergi berbulan madu, menikmati kebebasan sebelum tenggelam dalam rutinitas. Tapi kalian? Mungkin karena kau masih teringat pada masa lalu?”

Chandra merasakan kemarahan perlahan-lahan membara di dadanya. Awan selalu punya cara untuk menyusupkan keraguan dan menyulut emosi yang paling dalam. Tapi Chandra tidak akan membiarkan kakaknya menang. Tidak kali ini.

“Shabiya adalah istriku. Dan kami bahagia dengan cara kami sendiri. Apakah itu sudah cukup menjelaskan?” Chandra membalas dengan suara yang rendah dan berbahaya, sorot matanya menusuk langsung ke mata Awan.

Awan tertawa kecil, memutar bola matanya seolah-olah ia tidak percaya. “Tentu saja. Jika kau berkata begitu. Tapi kau tahu aku selalu bisa mencium kebohongan, Chandra. Kita lihat saja berapa lama kau bisa menjaga topeng itu tetap utuh.”

Chandra tidak menjawab. Ia tahu ini bukan percakapan yang bisa dimenangkan dengan kata-kata. Awan sudah pergi terlalu jauh, dan tidak ada gunanya mengajaknya kembali. Chandra menatap kakaknya dengan dingin, menunjukkan bahwa percakapan ini telah selesai.

Awan mengangkat bahu, bangkit dari kursinya dengan gerakan santai namun penuh rasa puas. “Baiklah, aku harus pergi. Aku hanya mampir sebentar untuk melihat bagaimana adikku yang baru menikah menjalani hidupnya. Aku akan segera bertemu dengan Erika. Sampaikan salamku untuk Shabiya.”

Dengan langkah yang ringan, Awan berjalan keluar dari ruangan, meninggalkan Chandra sendirian dengan pikirannya.

Setelah pintu tertutup, Chandra duduk kembali di kursinya, merasakan kemarahan yang mendidih di bawah ketenangan permukaannya. Kata-kata Awan bergema di kepalanya_keraguan, ejekan, dan sindiran tentang pernikahannya dengan Shabiya. Ia tidak ingin memikirkan itu, tidak ingin membiarkan Awan meracuni pikirannya. Tapi di suatu tempat di dalam dirinya, pertanyaan itu tetap menggantung: apakah ia benar-benar bahagia? Atau apakah pernikahan ini, meskipun didasarkan pada rasa tanggung jawab dan cinta yang berkembang, masih dibayangi oleh masa lalu yang belum sepenuhnya ia lupakan?

***

1
Kyurincho
Recommended
Kyurincho: /Heart/
total 1 replies
Coffeeandwine
Bagus
Kyurincho: /Drool/
total 1 replies
Anne139
knp sii brp dikit banget thor 😁😁😁 next
Kyurincho: lagi kendor nih semangatnya /Gosh/
total 1 replies
Anne139
ni laki bini modelan 2024 😂😂😂 next
Kyurincho: tiada hari tanpa gelud /Hey/
total 1 replies
ona
bener tuh badut sirkus, shabiya
Kyurincho: sebel yaa kaa sama Erika /Smirk/
total 1 replies
Anne139
aing lieur... pdhal tinggal blg dy telp krn mau batalin janji. udeh beres 🤦‍♀️ next thor
Kyurincho: udah bilang padahal, Chandranya ajah yang paranoid /Smug/
total 1 replies
Anne139
kuuuraaang thor... aduuuhh gantung euy
Kyurincho: ditunggu kelanjutannya besok yaa kaa /Kiss/
total 1 replies
Anne139
baaaguusss
Kyurincho: /Heart/
total 1 replies
Anne139
kenapa ga lsg diusir aj si tu cwe gatel... gw yg kesel. next
Kyurincho: /Facepalm/ mau diapain nih si Erika, nanti aku sampein Shabiya /Smirk/
total 1 replies
Anne139
next thor
Kyurincho: ditunggu ya kaa
aku update daily tiap jam 19.00
sambil nunggu boleh baca novelku yang lain 🤭
total 1 replies
Siti Amalia
plissss....up yg buannnyakkkkkk thorrrr
Kyurincho: sabar yaaa kaaa 😭
authornya kerja juga soalnya, jadi nyuri waktu senggang dulu, tapi aku usahain daily, makasih supportnya 🥰
baca juga novel aku yang lain yaa
total 1 replies
Nenti Malau
smngat thor lanjut
Kyurincho: komenmu bikin aku semangat ka, makasih banget 😭
total 1 replies
Faf Rin
padahal bagus ceritanya kenapa sepi
Kyurincho: ngga tau ka 😅
tapi makasih udah ngeramein 🥹
total 1 replies
Cahaya Langit
bagus
Kyurincho: makasih kaaa 🥹
total 1 replies
ona
full revisi kah??
Kyurincho: iya ka, saran editor karakter Shabiya kurang strong 😭
total 1 replies
ona
waduh, susah /Scowl/ dua-duanya ngeri /Shame/
Kyurincho: biasanya sama-sama ngatur, jadi ngga suka klo diatur 😅
total 1 replies
ona
selamat atas pernikahannya, shabiya dan chandra /Hey/
Kyurincho: /Facepalm/
total 1 replies
ona
wih keren banget, kakak /Applaud/ semangat ngetik lanjutannya /Determined/
Kyurincho: aaaaa makasih /Sob/
seneng banget ada yang komen
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!