Satu psikopat mampu menebar teror pembunuhan berantai, bagaimana jika ada enam psikopat berkumpul dalam satu tempat?
Sekelompok mahasiswa dan mahasiswi yang berasal dari kota Jakarta memutusan untuk liburan semester ke sebuah kota Kyoto dinegara matahari terbit, Jepang.
Mereka diajak oleh salah satu teman mereka, yang merupakan seorang blasteran Jepang bernama Ayana dan adiknya Yuki. mereka kemudian bertemu dengan seorang pemuda tampan asal Jepang yang mengajak mereka untuk mengunjungi sebuah kabin mewah ditengah hutan, kaki gunung Kurama.
Sekelompok remaja tersebut tidak tahu bahwa terdapat sebuah misteri dari hutan lebat tersebut, penduduk sekitar percaya bahwa pada saat kabut tebal turun dan menutupi isi hutan maka saat itupun para tentara Jepang jaman dulu keluar untuk mencari potongan tubuh mereka yang terpisah akibat terkena ledakan sebuah bom, penduduk desa meyakini hutan tersebut telah dikutuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SemyAngelina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
“Aku hitung sampai 100 kalau kau masih ada di hadapanku, maka akan aku bunuh kau” ujar Kabuya.
Tanpa berfikir panjang Miso pun langsung berlari kencang kearah yang ditunjuk oleh Kabuya, pemuda tersebut tidak memperdulikan apapun lagi, bahkan pada Satoshi yang merupakan pemimpin geng sekaligus sahabat baiknya tersebut, yang ada dipikirannya hanya satu, yakni menjauh dari tempat yang sudah seperti neraka tersebut.
Kabuya yang menyaksikan korbannya kabur pun hanya tersenyum, namun tak lama kemudian lelaki berambut undercut berwarna hitam tersebut pun akhirnya berlari keluar dari dalam ruangan. Kabuya berlari berlawanan arah, bukan untuk keluar melainkan naik kelantai atas, ia pun berhenti dibalkon rumah pondok tersebut, disana sudah ada Yukana yang menunggu sambil membawa sebuah senjata yang tidak lain adalah crossbow.
“Waktunya berburu” ujar Kabuya dengan ekspresi senang, terlihat beberapa meter dari pintu keluar kabin tersebut, seorang lelaki yang tidak lain adalah Maso tengah berlari menjauhi kabin.
Shut..
Arrghh..
Sebuah panah berhasil menancap pada betis dari kaki kiri pemuda malang tersebut, lalu panah kedua kembali ditembakan tapi kali ini hanya berhasil menggores lengan Maso, pemuda tersebut pun mengumpulkan kekuatannya untuk bisa kembali berlari, namun baru beberapa langkah lagi ia bisa mencapai pintu keluar, tiba-tiba sebuah busur panah pun kembali ditembakan.
“100” ucap Kabuya..
Panah terakhir tersebut melesat lalu menembus kepala Maso, seketika pemuda itupun tewas secara mengenaskan.
Yamada dan Genji kemudian muncul dari balik pepohonan dan langsung menghampiri tubuh Maso, lelaki berbadan besar yakni Yamada segera mengambil kedua kaki pemuda tersebut, kemudian menyeretnya masuk kedalam kabin. Sedangkan Genji membawa sebuah garpu rumput dan botol putih berisi cairan kimia berupa hidrogen peroksida, ia pun segera menggunakan nya untuk membersihkan tempat tersebut.
Diruangan dimana Ryu dan Satoshi berada, keduanya masih nampak diam setelah ditingalkan oleh Miso dan Kabuya, tak lama berselang Ryu pun perlahan mendekati Satoshi dan lelaki berbadan tegap itupun bangkit berdiri, sambil menatap tajam kearah pemuda tampan yang tidak lain adalah Ryu. Ryu pun segera mengambil sebuah pisau lipat dari kantong celananya kemudian melemparkannya kehadapan Satoshi.
“Senjata ini adalah pisau bermata dua, ia bisa menyelamatkanmu atau juga bisa membunuhmu. Yang artinya bagaimana kau bisa menggunakannya dengan baik, jadi perlihatkan kemampuanmu dan cobalah untuk membunuhku” ujar Ryu dingin.
Satoshi pun segera meraih pisau lipat tersebut dan langsung menyerang Ryu, tetapi pemuda tampan tersebut sudah bersiap. Satoshi kemudian mengayunkan pisaunya kearah perut namun berhasil ditangkis, lelaki tersebut pun tak menyerah dan terus-menerus berusaha untuk menusuk tubuh Ryu.
Hingga akhirnya Ryu yang bertahan dengan tangan kosong pun berhasil memegang tangan Satoshi, yang tengah menggenggam sebuah pisau lipat, keduanya lalu saling tarik menarik. Akhirnya Satoshi berhasil mendorong pemuda tampan tersebut ketembok dengan memberi serangan berupa tendangan ke arah perutnya.
Satoshi segera mengarahkan pisaunya ke tubuh Ryu, namun berhasil ditahan.
Tidak tinggal diam, lelaki yang merupakan pimpinan dari gangster tersebut, nyatanya memiliki tenaga yang lebih kuat dari Ryu dan ia pun berhasil menusukkan pisaunya kebagian bahu kiri Ryu, pemuda itu pun meringis kesakitan lalu sesaat kemudian ia pun tertawa. Satoshi yang merasa heran kemudian ditendang oleh Ryu hingga tubuhnya tersungkur kebelakang.
Ryu kemudian menarik pisau yang menancap pada bahunya,
“Akan ku tunjukan cara menggunakan pisau yang benar”
Ryu kemudian loncat kearah Satoshi dengan kedua tangannya menggenggam pisau lipat kearah atas, melihat itu Satoshi terkejut dan segera menangkap tangan Ryu namun tenaganya tidak cukup dan akhirnya pisau tersebut pun akhirnya menancap pada keningnya, dan iapun tewas seketika.
“Kenapa kau senang sekali membahayakan nyawamu dan bermain-main dengan korban mu? padahal kau bisa saja langsung membunuh mereka” tanya Tsubasa yang tengah berdiri didepan pintu sambil menyilangkan tangannya.
“Melihat manusia yang nyawanya sudah diujung tanduk, membuat aku penasaran seberapa besar keinginan mereka untuk mempertahankan hidupnya”
“Semakin besar keinginan mereka untuk hidup, semakin sulit juga untuk aku mengakhiri hidup mereka, itu menyenangkan bagiku” lanjut Ryu sambil tersenyum. Ia pun memegang lukanya yang kini mengeluarkan banyak darah akibat tusukan pisau, akibat pertarungannya tadi.
“Kau memang lebih gila dari kami, kau tidak punya rasa takut dan senang menyakiti dirimu sendiri, hanya untuk sebuah pertarungan yang tidak perlu” ujar Tsubasa dingin.
Gadis cantik itu kemudian menghampiri Ryu lalu memapahnya.
Tsubasa dan Ryu pun meninggalkan ruangan tersebut, tak lama kemudian Yamada datang untuk mengambil tubuh Satoshi yang sudah tidak bernyawa, ia lalu menyeretnya kesebuah ruangan disampingnya dan didalam ruangan tersebut, terdapat juga sembilan mayat yang tergeletak. Untuk menghilangkan jejak dari mayat mereka, tubuh mereka akan dihancurkan oleh mesin penggiling besar kemudian sisanya akan dimasukan kedalam sebuah kantung plastik besar berwarna hitam.
Mereka kemudian akan menguburkannya, dengan cara menaburkannya disebuah lubang galian yang cukup dalam, lalu diatasnya akan diletakkan bangkai hewan buruan seperti rusa ataupun babi hutan, gunanya sebagai samaran, yang akhirnya akan terlihat seperti kuburan hewan biasa. Terkadang mereka juga akan menyisakan bagian tubuh yang telah dipotong, untuk kemudian dibuang di area umum dan sengaja agar ditemukan.
Alasannya agar mereka bisa menakut-nakuti penduduk dan pengunjung sekitar, dengan mitos tentang pembunuhan yang dilakukan oleh hantu tentara jepang. Bagian tubuh nya pun akan dihilangkan, pada bagian yang bisa mengidentifikasi korbannya seperti sidik jari.
Ryu dan teman-temannya tidak mau sampai ada orang asing, yang mengganggu aktifitas pembunuhan mereka, meskipun pada akhirnya perbuatan mereka berhasil diendus oleh pihak kepolisian.
Namun kumpulan psikopat tersebut nyatanya bisa satu langkah lebih maju dari jangkauan polisi, karena pada akhirnya pihak kepolisian hanya bisa menemukan jalan buntu.
Ryu memiliki kawasan yang digunakan untuk memancing korbannya, kawasan tersebut berada disebelah barat dan timur hutan lebat yang berada dibawah kaki gunung kurama, pada bagian barat adalah letak dari sebuah kabin mewah, yang dibuat seperti tidak terurus dan dijadikan markas oleh mereka.
Sedangkan pada bagian timur hutan, dipakai untuk tempat berkemah dimana Ryu sering membagikan brosur liburan, untuk memancing para korbannya dan dikawasan milik Ryu telah dipasangi banyak cctv tersembunyi.