Novel ini lanjutan dari novel "TOUCH YOUR HEART" jadi jika ingin nyambung, bisa mampir dulu ke novel Author yang itu.
Nizar adalah seorang pilot muda yang tampan, kehidupan Nizar seakan kiamat kala melihat kedua orang tuanya meninggal secara bersamaan. Hidup Nizar seakan hampa bahkan sifat Nizar pun berubah menjadi dingin, cuek, dan juga galak.
Nizar dan adiknya Haidar harus melanjutkan hidup meskipun terasa sangat sulit tanpa kehadiran kedua orang tuanya. Hingga pada akhirnya, seorang wanita cantik tiba-tiba hadir di kehidupan Nizar dan memporak-porandakan perasaan Nizar.
Siapakah wanita cantik itu? apakah wanita itu mampu mengembalikan semangat hidup Nizar atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13 Curahan Hati Binar
Binar dan Nizar masuk ke dalam rumah, dari kejauhan tampak Vero dan Atta tertawa bersama bahkan Vero merangkul lengan Atta dengan sangat mesra. Binar mengeraskan rahangnya, dia menatap keduanya dengan tatapan kebencian. Nizar melihat ke arah pandang Binar, dan terlihat sekali mata Binar memperlihatkan kemarahan yang sangat luar biasa.
"Apakah itu pria brengseknya?" bisik Nizar.
"Iya dan wanita penyakitan yang ada di sampingnya adalah anak tiri dari Papaku," sahut Binar.
"Pria itu sudah kelihatan dari tampangnya, muka-muka pria tidak punya pendirian. Kamu percaya deh sama aku, tidak lama lagi dia akan bosan kepada wanita itu dan akan minta balikan sama kamu," ucap Nizar penuh keyakinan.
"Sok tahu kamu," ucap Binar dengan senyuman sinisnya.
"Dibilangin gak percaya, lihat saja nanti," sahut Nizar.
Virlo mengerutkan keningnya saat melihat Binar menggandeng seorang pria. Dengan wajah bengisnya, Virlo pun menghampiri keduanya dan langsung mendorong Nizar membuat Binar membelalakkan matanya.
"Kamu bawa pria dari mana? apa kamu pungut dia dari jalanan?" sinis Virlo.
Binar mendorong dada Virlo. "Jangan sembarangan kalau ngomong, lagipula jangan ganggu aku dan pacar aku!" tegas Binar.
"Hah, pacar?" seketika tawa Virlo pecah seolah-olah meledek Binar dan itu terdengar oleh Atta dan Vero.
"Itu 'kan Kak Binar. Mas, ayo kita ke sana!" ajak Vero sembari menarik tangan Atta.
Atta sebenarnya tidak mau tapi dia juga tidak enak jika menolak, hingga akhirnya dia pun menurut saja saat Vero menariknya. "Kak Binar, akhirnya kakak datang juga," ucap Vero dengan senyumannya.
"Kamu tidak apa-apa, 'kan?" Binar tidak memperdulikan Vero, dia justru fokus kepada Nizar.
"Tidak, aku tidak apa-apa kok," sahut Nizar.
"Loh, siapa dia, Kak?" tanya Vero.
"Bukan urusanmu. Ayo Mas, kita ke sana saja," ajak Binar sembari menarik lengan Nizar.
"Tunggu! kamu siapanya Binar?" tanya Atta.
Binar dan Nizar menghentikan langkahnya dan keduanya kompak membalikan tubuhnya. "Dia pacar aku," sahut Binar sembari merangkul lengan Nizar.
"Apa? tidak mungkin, aku tahu siapa kamu. Kamu tidak mungkin jatuh cinta kepada pria dalam waktu singkat. Pasti pria ini orang bayaran 'kan? supaya aku cemburu sama kamu?" ledek Atta.
Binar tersenyum sinis. "Untuk apa aku membuat kamu cemburu? supaya kamu kembali lagi kepadaku? sorry, sampah sepertimu tidak pantas untuk dipungut lagi," sinis Binar.
"Pekerjaanmu apa?" tanya Virlo kepada Nizar.
"Hanya seorang supir," sahut Nizar.
"Apa? benar 'kan apa yang aku bilang, kamu dibayar berapa sama Binar?" Virlo kembali melemparkan pertanyaan.
"Aku tidak butuh uang Binar. Aku punya harga diri dan harga diri seorang pria adalah bekerja keras untuk kebahagiaan pasangannya bukan bekerja keras untuk menjilat pasangannya demi uang," sahut Nizar.
Virlo mencengkram jas Nizar. "Maksud kamu apa?" bentak Virlo.
Binar menarik tangan Virlo dan mendorongnya. "Lebih baik kalian pergi dari hadapanku, aku datang ke sini karena menghargai Papaku saja bukan karena ingin melihat lamaran kalian!" sentak Binar.
"Papa tidak akan mengizinkan kamu pacaran dengan seorang supir, bikin malu saja!" bentak Virlo.
"Memangnya kenapa dengan supir? dia mencari uang dengan halal, gak kaya kalian ingin hidup enak dengan merebut Papaku," sahut Binar.
Virlo sudah melayangkan tangannya hendak menampar Binar, namun dengan cepat Nizar menahannya. "Wanita bukan untuk di kasari, jangan pernah sekali-kali menyentuh Binar atau aku akan membuat tanganmu patah!" bentak Nizar.
Nizar menghempaskan tangan Virlo, lalu menarik tangan Binar untuk menjauh dari mereka. "Sialan, seorang supir berani sekali melawanku," geram Virlo.
"Kamu harus mengawasi Binar, aku yakin pria itu hanya ingin memanfaatkan Binar," ucap Atta.
"Tenang saja, aku tidak akan membiarkan itu terjadi," sahut Virlo.
"Mas, kok kamu masih perhatian sama Kak Binar? apa Mas masih sayang sama Kak Binar?" kesal Vero.
"Bukan begitu, kalau aku nanti menikah sama kamu otomatis kita 'kan saudaraan dan aku gak mau sampai Binar ditipu oleh pria miskin itu," sahut Atta dengan mengusap kepala Vero.
Nizar membawa Binar jauh dari manusia-manusia penjilat itu. "Serius, kamu kuat satu rumah dengan orang-orang seperti itu?" tanya Nizar kesal.
"Terpaksa, demi menyelamatkan hak aku. Aku gak rela jika harta Papa yang didapatkan dari nol bersama Mama dengan mudahnya jatuh ke tangan manusia-manusia jahat itu," sahut Binar.
Wajah Binar memerah menahan amarah, sedangkan Nizar memperhatikan Binar dengan tatapan iba. "Kenapa aku merasa kasihan sama wanita ini? aku pikir hidupnya bak Tuan Putri, enak dan sempurna tapi ternyata dia begitu sangat menderita dikelilingi manusia-manusia tidak tahu malu itu," batin Nizar.
Binar hanya bisa melihat acara lamaran Atta dan Vero dengan tatapan menerawang. Tidak bisa dipungkiri ada perasaan sakit yang dia rasakan, bagaimana pun Atta sudah mengisi hatinya cukup lama.
"Kamu masih mencintai pria itu?" tanya Nizar dengan santainya.
"Waktu 3 tahun bukan waktu yang sebentar, dibilang masih cinta atau tidak aku tegaskan cinta aku sudah hilang saat dia mengkhianatiku, tapi entah kenapa hati aku rasanya sakit melihat mereka," sahut Binar.
"Bagaimana kalau kita pergi saja dari sini, daripada kamu sakit melihat mereka," usul Nizar.
Binar menatap Nizar dan itu membuat Nizar salah tingkah. "Baiklah."
Akhirnya Binar dan Nizar pun memilih untuk pergi dari sana. Nizar membawa Binar ke tempat nongkrong para anak muda karena di kota metropolitan, jam segitu masih ramai.
"Ngapain ke sini?" tanya Binar.
"Kita nongkrong saja di sini," sahut Nizar.
Nizar keluar dari dalam mobilnya dan Binar pun ikut keluar. Keduanya duduk di salah satu kursi yang ada di sana, keduanya terdiam sembari melihat para muda-mudi yang sedang nongkrong. Nizar bangkit dari duduknya, dan membeli minuman untuk dirinya dan juga Binar.
"Ini, minum dulu," ucap Nizar sembari menyodorkan minuman kepada Binar.
"Terima kasih," sahut Binar.
"Kenapa kamu tidak tinggal bersama Mama kamu?" tanya Nizar.
"Inginnya seperti itu, tapi Papa mengancam kalau aku tidak ikut dengannya, maka aku akan dihapus dari kartu keluarga dan tidak akan mendapatkan warisan. Aku gak mau harta kekayaan Papa jatuh ke tangan keluarga tidak tahu diri itu, enak saja Mama aku sampai depresi karena Papa lebih memilih wanita pelakor daripada Mama," sahut Binar dengan nada penuh dengan amarah.
"Aku kira kehidupan kamu sempurna dan sangat disayangi oleh Papa kamu karena ke mana-mana selalu dikawal," ucap Nizar.
"Pak Suga sudah aku anggap seperti Papa aku sendiri, dia adalah satu-satunya orang yang tulus menyayangi aku dan dia tidak mau aku terluka sedikit pun. Pak Suga sudah menjaga aku sejak kecil dan aku pun tidak mau sampai Pak Suga meninggalkanku," sahut Binar.
Nizar mengangguk-anggukkan kepalanya, ternyata dia baru tahu kenapa pengawal Binar sangat protektif kepada Binar.
mau di mana taruh tuh muka dengan PD nya ngaku²sahabat...
sahabat dari hongkong, sedangkan jin Qorin aja males ngakuin elu bagian dari dia 🤣🤣🤣
dewa gimana reaksinya setelah tau binar hilang ya
liat saja kemarahan mak nya binar, aku dukung Yulia kalau mau acak² dewa beserta keluarganya dan anak² tiri nya