Cinta, apakah sungguh-sungguh ada di dunia ini, Zea nyaris tak percaya, menikah apakah akan menjadikan kebahagiaan? Zea pun nyaris tak percaya, pernikahan hanya pintu untuk seruntutan peristiwa yang memusingkan dan mengecewakan. Lelah berpikir tentang cinta, jodoh dan pernikahan Zea justru sibuk dengan berkebun dan berkuda, baginya hal ini lebih menyenangkan.
Namun siapa sangka hadirnya pemuda yang jauh dari usianya itu mampu mengacaukan pondasi dan perasaanya. Lalu bagaimana kah kisah selanjutnya? Akankah dirinya bisa merasakan indahnya cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ngambek
"Aaaaaa, Kamu kemana Zeee!!! " Al Jovano uring-uringan seharian kemarin tak bisa menghubungi Zea sama sekali.
Al Jovano berteriak-teriak frustasi rasanya, baru dua minggu saja Zea sudah amat sangat jarang meluangkan waktu untuk sekedar ber telfonan lama-lama, setiap malam Zea menerima panggilan namun selalu di sambi dengan mengerjakan tugas latihan maupun perusahaan.
"All, mari makan dulu dan minum obatmu. " Kata Seo Jin yang baru datang, semenjak Zea kembali ke Indonesia Seo Jin tinggal di rumah Al Jovano.
"Seo Jin, menurut kamu, seorang wanita jika sudah jarang bertemu dan jarang memberi kabar apakah dia ada laki-laki lain?? " Al Jovano tak menjawab namun justru bertanya tentang kerisauan hatinya.
"Istri kamu mungkin benar-benar sibuk sehingga belum sempat membalas pesan kamu. " Kata Seo Jin menenangkan Al Jovano yang gusar.
Al Jovano menarik nafasnya kasar, namun tetap keluar dengan kursi rodanya menuju tempat makan, di luar ada Seo Jun yang tengah menyapu namun sudah memakai seragam sekolahnya.
"Ckkk, setidaknya kamu menyapunya pagi-pagi agar baju seragam mu tidak kusut, Seo Jun. " Nasihat Al Jovano lalu mengambil sarapannya.
"Sini kita makan dulu. " Ucap Al Jovano mengajak kakak beradik itu untuk makan.
Mereka pun sarapan bersama dengan menu ala kadarnya, Al Jovano merasa begitu rindu pada Zea, pagi begini Zea pasti akan membuat menu masakan Indonesia yang selalu enak dan membuat dirinya kenyang.
Al Jovano makan sambil terus menatap layar ponselnya barang kali ada panggilan dari Zea, namun wanita yang di rindukan itu tak juga menunjukan kabarnya, bahkan akun media sosial Zea sudah sangat jarang aktif.
📨" Zeeeeeee!!!! "
📨" Yangggggg!!!
📨"Aku kangennnnnn!!! "
📨"Kamu kemana???? "
📨"Dengan siapa??? lagi apa??? "
📨"Setidaknya kabari aku. "
📨"Apa hanya aku yang merindu??? "
Al Jovano semakin gelisah, seandainya kondisinya memungkinkan Al Jovano ingin terbang segera ke Indonesia dan menghukum wanitanya itu, karena sudah berani mengacuhkan dirinya hingga seperti ini.
📨"Aku sakit, sakaw rasanya menahan rindu, suaramu wajahmu semuanya, setidaknya balas pesan dan angkat panggilan dariku sebentar saja. " Pesan Al Jovano lagi lalu menaruh ponselnya dan kembali melanjutkan makanannya.
"Seo Jin, Nanti kita ke gallery seni ya, kita lihat lukisanku kemarin sudah ada yang tertarik belum." Kata Al Jovano pada akhirnya memilih menyibukkan dirinya agar sejenak lupa rasa rindunya.
"Siap, Oh ya, kemarin ada seorang wanita yang menghubungi aku meminta untuk di lukis oleh dirimu, katanya lukisanmu halus dan indah, dia ingin menjadi objeknya. " Kata Soe Jun memberitahu Al Jovano.
"Ckkk, aku malas melukis objek wanita. " Kata Al Jovano, jujur wanita Korea pakaian suka terbuka Al Jovano tak ingin ada salah paham nantinya.
"Dia berani bayar banyak untuk itu, katanya ini akan jadi lukisan spesial dirinya untuk pacarnya. " Kata Soe Jin menerangkan.
Al Jovano berpikir sejenak, selama ini lukisan-lukisan hanya terjual paling mahal tiga puluh jutaan belum sampai tembus ke angka ratusan, Al Jovano ingin menunjukan pada Zea meski dirinya masih muda mampu menjadi pelukis hebat yang bisa membuat bangga istrinya bahkan bisa menafkahi lebih dari sebelumnya.
"Lumayan Loh Al, coba nanti berani bayar berapa dia, kalau tinggi kita ambil ya?? " Rayu Seo Jun berharap karena bakat Al Jovano perlu di tampilkan lebih ke khalayak umum.
"Ckkk, berani bayar 200 juta aku ambil!! " Jawab Asal Al Jovano baginya hanya orang bodoh yang meminta untuk di lukis dengan harga segitu.
Soe Jin hanya menarik nafas, sungguh Al Jovano susah sekali jika di ajak berinteraksi dengan wanita, padahal wanita yang meminta untuk di lukis ini adalah seorang artis lumayan jika Al Jovano mau menerima tawarannya, pikir Soe Jin.
"Kak, seandainya aku berbakat seperti kamu pasti aku tak akan kekurangan uang untuk membayar biaya sekolah." Tutur Seo Jun membuat Al Jovano tertegun seketika.
"Tapi sayang aku tak bakat untuk itu, jadi aku hanya bisa menjadi tulang bersih-bersih di rumahmu. " Lanjut Seo Jun membuat Seo Jin menatap tajam ke adiknya memberi peringatan untuk berkata yang sopan dan bersyukur.
"Seo Jun, Perhatian ucapanmu, kau harusnya bersyukur kita tak perlu bayak kontrak dan mendapatkan penghasilan untuk membayar sekolahmu dan makan tanpa harus berpanasan!! " Ucap Seo Jin menegur Seo Jin.
Al Jovano tertegun, ada sudut gantinya yang trenyuh mendengar ucapan jujur Seo Jun tentang keadaannya. "Ok, kita ambil Seo Jin, kapan dan dimana?? " Tanya Al Jovano pada akhirnya.
"Aku tidak ingin memaksa jika kamu keberatan. " Ungkap Seo Jin hati-hati namun juga berharap.
"Tak apa, toh Zea juga sibuk hari ini, pumpung kita libur kuliah. " Ucap Al Jovano.
***
Siang saat makan siang akhirnya dering ponsel Al Jovano berbunyi dari Zea, melalui panggilan video call.
"Assalamualaikum Al, Maaf... " Ucap wanita pujaan Al Jovano itu lengkap dengan baju kantornya, nampak begitu cantik, anggun, dan berkelas. Al Jovano tertegun seperti tak mengenali wanitanya yang biasanya tampil sedikit santai dan tomboi itu.
"Maafkan Aku, semalam ponselku habis batrai dan aku lelah sekali setelah kembali dari jogja, aku baru sampai pagi tadi di Jakarta dan ini aku mulai kerja lagi di kantor Ayah. " Cerita Zea, nampak sangat lelah sekali wajahnya.
Al Jovano hanya menatap penuh rindu namun tak segera menjawab semua ucapan Zea, karena kesal dan rindunya di tambah kecewa atas semua pekerjaan Zea yang lebih utama dari pada dirinya.
"Al... Jangan diam aja dong, I Miss you. " Ucap Zea merayu Al Jovano yang masih membisu itu.
"Al, Ayolah, waktuku tidak banyak, sebentar lagi aku akan keluar ada survey lapangan ke pabrik Ayah. " Tutur Zea yang justru membuat Al Jovano semakin masam.
Zea menatap Brondong tersayangnya itu yang masih setia dengan diamnya, Zea sadar dirinya salah karena baru menghubungi Al Jovano, namun pagi tadi ada rapat sehingga membuat dirinya mematikan nada ponselnya, lalu meletakan di tas tanpa dia lihat lagi.
"Al, aku minta maaf, tinggal lima belas menit loh, bentar lagi istirahat selesai aku bahkan belum sempat makan. " Curhat Zea memohon agar Al Jovano segera memaafkan dan mau bicara.
"Ya udah makan sana, telfon lagi kalau sudah ingat! " Kata Al Jovano lalu menutup panggilan itu.
Al Jovano membanting ponselnya di kursi mobilnya, jujur kecewa pada Zea yang super holik dengan pekerjaannya, seperti seorang yang masih lajang bahkan sampai menyepelekan makan yang di butuhkan tubuhnya.
Seo Jun yang menyetir mobil itu hanya geleng kepala dengan sahabat juga bosnya itu, tadi pagi uring-uringan sekarang justru saat di telfon tak mau bicara dan mengabaikan gantian istrinya.
***
Hallo kak semua, Vote, like, komen dan subscribe jangan lupa ya🙏🙏🙏
Jangan bosan dan selalu setia ya...
Sehat-sehat semua kak, semoga selalu setia membaca karya receh dua pasangan beda usia ini ya. 😍😍