Kamila gadis yatim piatu mencintai Adzando sahabatnya dalam diam, hingga suatu malam keduanya terlibat dalam sebuah insiden.
Adzando seorang artis muda berbakat.
Tampan, kaya, dan populer. Itulah kata-kata yang tepat disematkan untuknya.
"Apapun yang kamu dengar dan kamu lihat, tolong percayalah padaku. Aku pasti akan bertanggung jawab dengan apa yang aku lakukan. Kumohon bersabarlah."
Karena skandal yang menimpanya, Adzando harus kehilangan karier yang ia bangun dengan susah payah, juga cintanya yang pergi meninggalkannya.
"Maafkan aku, Do. Aku harus pergi. Kamu terlalu tinggi untuk aku gapai."
"Mila... Kamu di mana? Aku tidak akan berhenti mencarimu, aku pasti akan menemukanmu!"
Kerinduan yang sangat mendalam di antara keduanya, membuat mereka berharap bahwa suatu hari nanti bisa bertemu kembali dan bersatu.
Bagaimana perjalanan cinta mereka?
Mari baca kisahnya hanya di sini ↙️
"Merindu Jodoh"
Kisah ini hanya kehaluan author semata
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms TZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
...*...
"Saya Kamila, teman Zando," Kamila memotong ucapan suaminya dan memperkenalkan dirinya seraya menyambut uluran tangan dari kerabat Zando.
Pernyataan Kamila sontak membuat Zando tertegun, lalu menatap ke arah istrinya. Seakan mengerti arti tatapan sang suami, Kamila lalu membisikkan kata yang membuat suaminya itu langsung tersenyum.
"Oooh, teman Zando? Teman apa nih? Teman tapi mesra atau teman hidup?" tanya kerabat lainnya yang baru saja mendekat lalu bersalaman dengan Kamila seraya memainkan alisnya.
"Keduanya," Zando menjawab seraya menarik tangan sang istri, lalu membawanya masuk ke dalam untuk menemui mamanya juga keluarga yang lain.
Ketika Kamila mengulurkan tangannya ingin bersalaman dengan ibu mertuanya, tak disangka Mama Zeya justru menyambutnya dengan pelukan hangat. Hal yang membuatnya terpaku untuk beberapa saat.
"Selamat datang menantu mama. Selamat datang di keluarga besar kami. Jangan sungkan-sungkan ya, pastinya kamu sudah mengenal sebagian dari kami. Ayo bergabung bersama yang lain dan berkenalan dengan mereka." Mama Zeya menggandeng tangan menantunya dan memperkenalkan pada yang lain.
Kamila tidak bisa melukiskan perasaannya saat ini. Kekhawatiran yang tadi menghinggapinya perlahan mulai menguap. Yang bisa dilakukannya hanya menurut dan berlaku sebaik mungkin agar tidak mempermalukan suaminya.
"Mohon perhatiannya sebentar, ya! Aku akan memperkenalkan seseorang. Akan tetapi ada sebagian dari kalian pasti sudah mengenalnya. Perkenalkan dia adalah Kamila, teman Abang," ucap Mama Zeya.
Wanita itu beberapa saat lalu mengetahui, pada saat Kamila memperkenalkan dirinya sebagai teman Zando. Dan ketika menantunya itu membisikkan sesuatu dan membuat putranya tersenyum, di situ Mama Zeya paham, apa yang dimaksud menantunya.
"Yakin hanya teman, Do?" tanya tantenya Zando istri dari Danish.
"Teman hidup maksudnya, Tante," jawab Zando.
Seketika suasana langsung berisik, mendengar ucapan Zando. Kemudian dia mengajak Kamila untuk berkenalan dengan kerabat dari papanya satu persatu.
Selesai berkenalan, Zando mengajak Kamila untuk menemui keponakannya, twins Zo dan Zay.
Tok tok tok
"Kakak, ini abang," ucap Zando.
Tak lama kemudian pintu terbuka dan muncul Azura. "Wah ... Ini pasti kakak ipar, ya? Hallo, aku Azura adiknya Abang yang paling cantik." Selesai berkata Azura langsung memeluk Kamila.
"Ya iyalah, paling cantik. Adik Abang kan cuma kamu satu-satunya tidak ada saingan," sarkas Zando.
"Dasar tidak peka!" ucap Azura usai melepas pelukannya. " Menyenangkan adik sendiri, kenapa sih?" lanjutnya sambil bersungut.
"Ayo, Kak Mila, lihat twins. Mereka sangat lucu, loh!" ajaknya kemudian sambil menarik tangan Kamila.
"Hallo, Kamila. Apa kabar?" sapa Adzana, ketika Kamila mendekat. Kedua lantas berpelukan.
"Mau gendong debay?" tanya Adzana setelah melerai pelukan.
"Boleh," jawab Kamila.
Adzana mengambil baby Zo lalu memberikannya pada Kamila. Adik ipar Adzana itu mendekap baby Zo dalam pelukannya.
"Acaranya kapan dimulai, Kak?" tanya Zando.
"Acara apa yang Abang maksud?" balas Adzana.
"Ya, selamatan baby twins lah, Kak," jawab Zando.
"Acara sudah selesai dari tadi. Pada saat Papa datang, acara pas mau di mulai," beritahu Adzana.
"Berarti abang telat dong, ya?" Zando meringis sambil mengacak rambutnya bagian belakang.
"Sudahlah, tidak apa-apa. Kita mengerti, kok," ujar Adzana.
"Perasaan dari tadi aku tidak lihat Papa sama Kak Arbi, ke mana mereka?" tanya Zando kemudian.
"Kakak, tidak tahu. Coba tanya Mama, mungkin tahu," saran Adzana.
"Beb, aku keluar, ya. Kamu di sini tidak apa-apa, kan?" tanya Zando.
"Iiih, lebay deh, Abang! Sudah sana, hush-hush-hush...!" usir Azura pada abangnya.
Zando lantas keluar dari kamar baby Z, sedangkan Kamila kini asyik mengobrol dengan kedua iparnya.
"Kak Mila, selama ini tinggal di mana?" tanya Azura kepo.
"Kakak, tinggal di kampung, Dek. Di sana kakak bekerja di Puskesmas," jawab Kamila.
"Terus,... apa Kak Mila sudah tahu, kalau Abang yang mengalami ngidam semenjak Kakak hamil?" tanya Azura lagi.
"Adik...!" Adzana memelototkan matanya, pada Azura agar gadis belia itu menjaga bicaranya.
"Iiih, kan memang benar Abang yang mengalami ngidam, bahkan sampai pingsan," sungut Azura tidak terima. "Memangnya Kak Mila tidak mengidam?" tanya Azura kemudian.
Kamila menggelengkan kepala. "Kakak tidak merasakan apa-apa, dan melakukan aktivitas seperti biasa. Tidak mual juga tidak muntah," sahut Kamila.
"Kak Arbi juga dulu begitu waktu Kakak hamil si twins. Dia yang mengidam," timpal Adzana.
"Nanti kalau adik hamil, semoga saja suaminya adik yang mengidam, aamiin." ucapan Azura tentu saja membuat kedua kakaknya tertawa.
"Kalian di sini rupanya," ujar Mama Zeya. Beliau masuk ke dalam kamar diikuti oleh ketiga nenek-nenek cantik.
"Kamila, sayang. Kenalkan ini Oma Mia, beliau ini maminya Papa, sedangkan ini ( Mama Zeya menujuk Ibu Safira) adalah Nenek Safira, beliau ibunya mama. Dan yang paling cantik ini, bundanya mama," terang Mama Zeya.
"Saya Kamila, Nek... Oma... Uti." Kamila lantas menyalimi ketiga wanita beda status itu dengan takzim, masih dengan baby Zo di dalam dekapannya.
"Wah, Abang rupanya pintar juga cari istri," celetuk Bunda Farah.
"Siapa dulu dong papanya," Oma Mia berkata seraya mengusap lembut pucuk kepala Kamila yang berbalut hijab.
"Mulai deh, narsisnya tidak tertolong," sindir Ibu Safira.
Mama Zeya hanya geleng-geleng kepala. Dia sudah terbiasa menyaksikan kedua besan itu selalu berisik ketika mereka bertemu. Selalu ada saja yang menjadi bahan candaan dan saling meledek.
Begitulah akhirnya suasana di kamar baby twins, menjadi lebih semarak penuh gelak tawa semenjak kehadiran trio grandma rempong. Tidak ada sekat di antara mereka, bahkan hubungan Ibu Safira dan Uti Farah tidak nampak kalau mereka itu mantan madu. Justru keduanya sudah seperti kakak beradik.
Kamila merasa nyaman berada di antara mereka. Meskipun mereka orang berpunya, akan tetapi bisa Kamila lihat mereka begitu bersahaja, baik penampilannya maupun sikap dan tutur katanya. Dia merasa bersyukur kehadirannya diterima dengan baik oleh keluarga Zando.
""Ze, kapan kalian menggelar resepsi pernikahan Abang sama Kamila?" tanya Mami Mia.
"Itu terserah pada mereka berdua sih, Mi. Kalau Ze, tinggal ngikut saja," sahut Zeya.
"Kalau menurut pendapat saya, lebih baik tidak usah diadakan resepsi, Ma. Kami sudah sepakat untuk tidak mengadakan acara itu. Sudah cukup kemaren yang di kampung," ungkap Kamila.
"Loh, mana bisa begitu! Kita ini keluarga besar dan setiap ada penambahan anggota baru, harus diperkenalkan dengan seluruh anggota keluarga. Contohnya itu ya dengan mengadakan resepsi," keukeuh Mami Mia.
"Tapi, Mi. Kita tidak bisa memaksa, kalau yang bersangkutan tidak mau." Zeya memberi alasan.
"Betul itu, dari pada buat pesta mendingan uangnya di sumbangkan kepada yang lebih membutuhkan," tukas Ibu Safira.
"Aku setuju sama Kak Fira," timpal Bunda Farah.
"Yaaah ... masa iya, dulu Daniel sama Zeya tidak ada resepsi, Kakak sama Arbi waktu nikah juga tidak. Dan sekarang Abang dan Kamila juga tidak mau. Kalian ini benar-benar." Mami Mia bersungut kesal.
Dia sungguh tidak mengerti dengan besannya yang satu ini, berbeda dengan besannya yang satu lagi yang hobinya hanya memeloroti uang menantunya alias uang anaknya.
"Maaf, Oma. Tapi saya memang tidak menginginkannya dan Zando sudah setuju untuk tidak mengadakan resepsi," papar Kamila.
...*...
.
.
.
.
.
yang ada zando yang meminta kmu dibawa ke markas/Sweat//Panic/
trus gimana dgn bayinya