NovelToon NovelToon
Let'S Mess Up The Story Line

Let'S Mess Up The Story Line

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Epik Petualangan / Masuk ke dalam novel / Fantasi Isekai / Summon
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mobs Jinsei

Kisah seorang pemuda yang meninggal akibat terlalu lelah bekerja dan dia bereinkarnasi ke dalam novel favoritnya. Namun dia tidak berinkarnasi menjadi main character, heroine, villain atau bahkan mob sekalipun, dia menjadi korban pertama sang villain yang akan membuat sang villain menjadi villain terkejam dan menggerakkan seluruh alur di novelnya.

Tapi ketika dia baru bereinkarnasi, dia langsung melakukan plot twist yang sudah pasti akan mengubah jalan nya alur cerita atau malah menghancurkan alur cerita yang sudah tersusun rapi, dia tidak mati dan malah membunuh villain yang seharusnya membunuhnya. Jadi selanjutnya apa yang akan terjadi dengan alur cerita novel yang di sukainya itu ?


Genre : Fantasi, komedi, drama, action, sihir, petualangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 14

Di depan gerbang desa, seorang penjaga gerbang yang di tugasi oleh guild, terlihat bersender dengan santai di dinding sebelah daun pintu gerbang, “huaaaah,” dia menguap dan matanya terlihat sudah redup sepertinya sebentar lagi dia tidur. Tapi, “brrrrm....ckiiit,” matanya langsung membulat karena melihat kereta besi berhenti tepat di depan hidungnya, “teeeeeeeet,” sang penjaga langsung melepaskan tombaknya dan menutup kedua telinganya ketika mendengar suara klakson yang berasal dari kereta itu.

“Sabaaaar,” teriaknya.

Dia langsung berlari ke pintu dan membuka gerbang desa, kereta besi tanpa kuda (mobil pick up) itu masuk ke dalam di ikuti sebuah kendaraan roda dua (motor) yang juga tidak menggunakan kuda. Penjaga itu melihat ke dalam sambil menggaruk garuk kepalanya,

“Ampun deh, kalau mereka kembali langsung berisik, lagipula itu benda sihir apa sih ?....dasar anak muda,” gerutunya.

Mobil terus berjalan masuk ke desa kemudian berhenti tepat di depan sebuah bangunan baru yang terbuat dari beton, Liam dan Laura turun dari mobil dan segera ke belakang, mereka membuka bak mobil sementara Charlotte melompat dari belakang mobil dan lari kedalam gedung. Tak lama kemudian Charlotte kembali keluar bersama dengan beberapa pria kekar dari dalam, mereka langsung ke bak mobil dan membantu menurunkan korban pedagang yang di tangkap oleh orc. Seorang wanita keluar dari dalam gedung menghampiri Liam, Laura, Ray dan Charlotte yang sedang berdiri melihat para pria kekar itu membawa turun para korban dari atas bak.

“Ray, Liam, Laura, Char,” tegurnya.

“Kak Inez,” balas ke empatnya.

“Hanya ada lima orang dari dua belas orang yang selamat ya ?” tanya Inez.

“Iya, maaf kita datang terlambat,” jawab Liam.

“Tidak apa apa, bukti orc nya ada ?” tanya Inez.

“Ah sebentar,”

Ray mengangkat tangannya, “dimensional box,”sebuah lubang hitam bagai pusaran air berwarna hitam muncul, dia memasukkan tangannya dan menarik keluar dua buah karung besar, “blugh,” kedua karung itu jatuh ke tanah seiring menghilangnya pusaran lubang hitam bersamaan dengan tangan Ray yang turun. Ray jongkok dan membuka karungnya, mereka semua langsung menutup hidung mereka dan melihat ke dalam karung, isinya adalah taring dan hidung orc yang berjumlah ratusan. Inez kemudian jongkok dan mengikat kembali kedua karung di depannya. Kemudian dia berdiri dan membersihkan rok nya,

“Ok, berarti pembasmian nya berhasil ya,” ujar Inez.

“Iya kak,” balas Ray.

“Letakkan saja di sini, ayo ke dalam, aku akan membayar kalian,” balas Inez berbalik.

Ke empatnya berjalan mengikuti Inez, tapi tiba tiba sebelum membuka pintu di depannya, Inez berbalik,

“Clean,”

Tangan Inez terangkat dan sebuah sihir perpaduan elemen air dan angin keluar membalut tubuh Liam, Laura, Ray dan Charlotte dalam gelembung sabun yang besar. “Pyas,” gelembung pun pecah, pakaian Liam, Laura, Ray dan Charlotte mendadak menjadi bersih.

“Nah segar...makasih kak Inez,” ujar Laura sambil melihat tubuhnya.

“Sama sama, lain kali tolong mandi dulu,” balas Inez dengan senyum sinis di wajahnya.

“Haha iya,” balas Ray, Liam dan Charlotte yang peka kalau Inez menyindir mereka.

“Krieek,” pintu di buka, Inez masuk ke dalam di susul oleh Ray, Liam, Laura dan Charlotte. Di dalam banyak petualang yang sedang duduk duduk di meja meja yang disediakan dan banyak juga petualang yang sedang melihat papan tugas untuk memilih tugas yang ingin mereka kerjakan. Ketika Liam, Laura, Ray dan Charlotte masuk ke dalam, hampir seluruh mata melihat mereka dan mulai berkasak kusuk,

“Wow...lihat itu, kelompok rank A, masih muda muda sekali,” ujar seorang pria paruh baya yang bertubuh besar.

“Iya benar, ganteng ganteng dan cantik cantik, tapi mereka memang layak jadi rank A, mereka kuat dan kendaraan aneh di depan itu punya mereka kan,” tambah seorang pria kurus berpakaian seperti penyihir.

“Mereka umur berapa ? 14 tahun ya kalau ga salah,” tambah seorang wanita yang membawa pedang besar dan kekar.

“Benar, banyak yang bilang mereka pakai koneksi supaya bisa jadi rank A,” ujar seorang pria mabuk yang sepertinya sengaja mengeraskan suaranya.

“Liat aja bajunya, mereka pakai seragam tentara, wajar saja ayah salah satu dari mereka penguasa wilayah ini,” teriak pria mabuk lain nya.

Masih banyak lagi kasak kusuk tentang mereka. Ke empatnya berjalan santai saja dan mengacuhkan semua yang mereka dengar, Ray melirik ke arah ke empat orang itu duduk,

“Hmm bener juga ya, kalau di pikir pikir kita sekarang sudah 14 tahun, Char ulang tahun di awal tahun dan aku, Liam, Laura ulang tahun bulan lalu, berarti sudah hampir 2 tahun sejak kematian Desmond,” ujar Ray dalam hati.

Melihat Ray berwajah sedikit murung, Charlotte yang berjalan di sebelahnya langsung menggandeng tangan nya. Ray menoleh melihat Charlotte yang melihatnya sambil tersenyum, dia pun kembali tersenyum dan tanpa sadar melihat beberapa lokasi di tubuh Charlotte yang lebih pendek dari dirinya sudah terlihat menonjol di balik pakaiannya.

“Benar kan, cuman dalam waktu hampir 2 tahun, dia udah berubah jadi seksi....terima kasih, ga nyesel aku mati dan bereinkarnasi kesini, langsung dapet tunangan bule kayak Charlotte, tapi beberapa bulan lagi.....tidak...aku harus melindungi Charlotte, aku tidak akan membiarkan iblis itu membunuh nya,” ujar Ray dalam hati.

“Kamu tidak apa apa Ray ? ucapan mereka tidak usah di dengar,” ujar Charlotte.

“Char benar Ray, kamu tidak usah pedulikan, biar saja mereka berkata apa,” Liam menoleh ke belakang melihat Ray.

“Yup, biarkan saja, mereka iri karena mereka tidak mampu dan hanya mulut mereka yang mampu bekerja,” tambah Laura yang juga menoleh.

“Kalian ini...terima kasih ya (walau sebenarnya aku sama sekali tidak perduli dengan ucapan orang orang itu),” ujar Ray.

Mereka berdiri di depan counter kemudian menaruh kartu petualang mereka di meja, Inez masuk ke dalam membawa kartu mereka sekaligus untuk mengambil bayaran mereka, masih terdengar banyak petualang petualang yang mencibir dan membicarakan mereka. Tak lama kemudian, Inez keluar membawa nampan berisi koin perak dan perunggu di dalam dua buah kantung dan kartu petualang mereka. Setelah Liam mengambil kedua kantung dan memberikan kartunya kepada Laura, Ray dan Charlotte,

“Oh ya, guild master mau bicara sama kalian, langsung naik saja, kalian tau kan ruangannya ?” tanya Inez.

“Tau kak, kami naik ya,” jawab Liam.

Ke empatnya langsung berjalan menuju tangga, “tuh kan koneksi,” terdengar beberapa petualang mencibir mereka dalam keadaan mabuk. Tanpa memperdulikannya, mereka menaiki tangga untuk ke lantai dua. Setelah berjalan melalui koridor, mereka berdiri di depan pintu besar tepat di ujung koridor. “Tok...tok,” Liam mengetuk pintunya, “masuk,” terdengar suara seorang pria dari dalam. Liam membuka pintunya dan masuk ke dalam bersama Ray, Laura, Charlotte.

Di dalam terlihat seorang pria yang sedang sibuk menulis dan banyak sekali tumpukan kertas di depannya sampai dirinya tertutup. Setelah menutup pintunya kembali,

“Ada apa papa mencari kita ?” tanya Liam.

Dua tangan menggeser dua tumpukan kertas yang menggunung di depannya, ternyata yang berada di balik dua tumpukan kertas itu adalah Jonah yang sekarang menjabat sebagai guild master.

“Kalian ini....lihat, gara gara kamu, Liam dan Laura, kerjaan papa jadi menumpuk begini, harusnya papa sudah pensiun sejak keluar jadi komandan ksatria kerajaan, gimana sih kalian,” omel Jonah.

“Hehe maaf pa,” balas Laura.

“Iya, lagipula waktu tuan Edward datang ke rumah dan meminta papa jadi guild master kenapa terima ?” tanya Liam.

“Haaah..kamu itu ya, tuan Edward itu teman masa kecil papa, tidak mungkin papa menolak permintaan dia,” ujar Jonah.

“Ada apa paman memanggil kita kesini ?” tanya Ray.

“Oh benar juga, duduk dulu, ada yang mau ku bicarakan,” jawab Jonah.

Liam, Laura, Ray dan Charlotte duduk di sofa, kemudian Jonah berdiri berjalan ke sofa dan duduk di depan ke empatnya, wajah Jonah terlihat tegang dan resah, kemudian dia menatap ke empatnya,

“Liam, Laura, Ray, aku minta minggu depan kalian berangkat ke ibukota, peramal kerajaan meramalkan perang dengan bangsa iblis akan segera terjadi dalam waktu dekat, pertama iblis akan menyerang kerajaan Liberus dan merembet ke seluruh kerajaan. Raja berniat merekrut pemuda pemudi dari seluruh desa juga kota dan dari segala kalangan untuk di latih menjadi pejuang yang mempertahankan kerajaan di akademi ibukota, nah persiapkan semua kebutuhan kalian dari sekarang,” ujar Jonah sambil mengeluarkan surat yang di stempel oleh penasihat kerajaan.

“Brak,” melihat surat yang di taruh di meja oleh Jonah, Ray langsung berdiri, wajahnya pucat dan dia menatap Jonah.

“Aku mau tetap disini,” ujar Ray berteriak.

Liam, Laura, Charlotte dan Jonah menoleh melihat Ray yang terlihat sangat ketakutan. Alasan Ray berteriak karena dia tahu betul kalau surat itu adalah awal dari segalanya, karena surat itu Liam dan Laura pergi ke ibukota dan ketika mereka mendengar desa Ragal di serang, mereka melarikan diri untuk kembali ke desa, namun ketika mereka sampai semua sudah terlambat.

“Kalau Ray tidak pergi, aku juga tidak akan pergi papa,” ujar Liam berdiri sambil merangkul Ray.

“Aku juga tidak akan pergi,” tambah Laura yang berdiri.

“Aku memang tidak pergi kan, namaku tidak di sebut,” tambah Charlotte yang juga berdiri.

“Haaaah....kalian ini,” ujar Jonah sambil menunduk menutup matanya dengan tangan dan menggelengkan kepalanya.

1
Vemas Ardian
semangat Thor, jangan buat Charlotte sebagai bebannn
Mobs Jinsei: siap kak, makasih dukungan nya
total 1 replies
Aryanti endah
wahahahaha.. lain sendiri senjatanya 😂😂😂
Mobs Jinsei: makasih dukungan nya ya kak
Mobs Jinsei: iya haha
total 2 replies
Eight
lanjut thorr
Mobs Jinsei: siap, makasih dukungan nya kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!