NO.14 I'M LEGENDS

Sore harinya.

Tobias baru saja sampai di rumah dengan keadaan lelah. Apakah karena pertandingan atau apakah karena perjalanan yang jauh.

Keduanya di rasakan oleh Tobias.

Tobias mandi dengan air hangat dan segera istirahat.

Bangun saat makan malam, Tobias makan malam bersama ibunya, Sylvia.

Setelah menyelesaikan makan malamnya,.Tobias kembali ke kamarnya dan karena tidak bisa lagi tidur, Tobias menyalakan sistemnya.

Tobias melihat poin ball di layar sistem adalah 25 poin ball.

Di dapat dari bermain di pertandingan dan dua gol yang di cetak. Selain memperhatikan poin ball, Tobias melihat itemnya yang berkurang.

Tangan pencuri Tobias gunakan untuk mencuri atribut reactions dari Kusej karena setelah memikirkannya, Tobias menilai lebih baik mengambilnya dulu, apalagi peningkatannya sangat tinggi.

Mematikan sistemnya, Tobias melihat jadwal berikutnya dan tertegun.

"Werder Bremen, pemuncak klasemen liga pemuda wilayah north/northeast."

"Di saat tim sedang membangun kepercayaan diri untuk meraih lebih banyak kemenangan, ujian segera datang." Tobias menggeleng.

Tobias kembali menyalakan sistemnya dan melihat statistik dirinya sendiri bersama tim Union Berlin U - 19.

Goal yang telah diciptakan adalah 3 dan semuanya merupakan gol gol yang baru saja terjadi di 2 pertandingan sebelumnya.

Assist, ada 4 dengan 2 assist sebelumnya dan 2 assist di pertandingan terbaru.

"Dari 10 pertandingan, aku mencatatkan 3 gol dan 4 assist, dengan total 7 kontribusi gol&assist."

"Ini lumayan."

Melihat 25 poin ball yang di milikinya, Tobias sedikit ragu apakah harus membuka atribut baru lagi.

Tobias melihat atributnya terlebih dulu.

Reactions : 61 >>> 73 (+12).

Stamina : 65.

Balance : 60 >>> 70 (+10).

Strength : 60 >>> 72 (+12).

Shot Power : 69.

"Di pertandingan selanjutnya lawan Werder Bremen, pasti akan ada beberapa atribut yang bagus, tapi atributku saat ini sepertinya cukup. Jadi tidak perlu membuka atribut baru lagi kan?"

Tobias menilai 5 atribut miliknya yang sudah di buka ini memiliki nilai yang stabil dan tidak terlalu tertinggal dengan pemain U - 19 lainnya.

"Lebih baik aku menabung terlebih dulu." Tobias yang menyelesaikan pemikirannya langsung membuat keputusan mengenai poin ball yang baru di milikinya.

Setelah mematikan sistemnya lagi karena melihat atribut, Tobias berusaha untuk tidur.

Keesokan paginya, Tobias bangun lebih awal dan menyiapkan segalanya terlebih dulu sebelum melakukan aktivitas paginya.

Tobias hari ini akan libur latihan pagi dan akan melakukannya sore untuk pergi ke.gym saja.

Menyiapkan sarapannya dan membangunkan ibu yang tidak tahu apakah masih tidur atau sudah bangun.

"Nak?" Sylvia melihat anaknya masuk ke dalam kamar dan bingung kenapa anaknya membangunkannya.

"Bangun Bu."

"Oh."

Sylvia juga mengucek matanya dan bisa dengan jelas melihat beberapa perbedaan dari Tobias.

Padahal baru saja kejadian itu terjadi beberapa hari yang lalu.

Keduanya melakukan sarapan bersama dan setelah ibu sarapan, ibu segera mandi sementara Tobias membereskan dan membersihkan alat alat makan yang sudah di gunakan.

Beberapa waktu kemudian, Tobias mengantar ibunya ke depan dan melihat ibunya berangkat bekerja.

"Hah." Tobias menyandarkan punggung nya di sofa dan terlihat sangat leluasa.

"Bagian rumah sudah selesai, sekarang bagianku."

Tobias segera mandi dan berganti pakaian dengan pakaian santai.

Baju putih polos dan celana pendek berwarna cream.

Tobias menyalakan komputernya untuk bermain game karena hari ini Tobias ingin memanjakan dirinya sendiri.

Tobias bermain game sampai pukul 2 siang dan merasa bahagia karena saat bermain game, Tobias bertemu dengan teman teman global.

Permainan yang di mainkan nya adalah game War Open World.

Tobias juga menemukan teman baru asal Indonesia yang tidak sengaja bertemu dan menjadi satu grup dengannya.

Mematikan komputernya, Tobias menyiapkan minum pada botol yang akan di bawanya ke gym.

Setelah berganti pakaian, pada pukul 3 kurang Tobias langsung berangkat ke gym klub.

Tobias berada di gym klub sendirian tapi Tobias melakukan pelatihan sesuai dengan daftar yang sudah di berikan Maximillian Kallensee yang merupakan pelatih fisik dan otot.

Pada pukul 6, Tobias kembali ke rumah dan segera membersihkan tubuhnya.

Setelah menyelesaikan mandinya, Tobias melihat ibunya yang sedang menghidangkan makan malam di atas malam.

Tobias tahu bahwa ibunya membuat di tempat kerja.

Dan ini sudah biasa.

"Makan malam nya ini oke?"

"Ini juga masuk dalam kategori untuk menjaga kesehatan tubuhmu." Ucap Sylvia.

"Ya Bu, kamu lebih tahu dariku." Sahut Tobias sambil menarik kursi dan segera duduk.

Keduanya melakukan makan malam bersama.

"Bu, apakah kita tidak memiliki keluarga di Indonesia?" Tobias bertanya lagi.

Sebab saat berangkat ke Jerman di usia 10 tahun, Tobias belum pernah di ajak oleh ibu untuk bertemu keluarga ibunya dan ibu tidak menjelaskan apapun.

Seakan ibu tidak memiliki keluarga atau ibu memilikinya tapi takut dengan keadaannya yang sudah tiba tiba memiliki dirinya.

Tobias di Indonesia tinggal berdua bersama ibu.

"Nak, apakah ada sesuatu?"

"Ya, aku tadi bermain game dan bertemu dengan pemain dari negara Indonesia. Tiba tiba aku teringat bahwa aku juga orang Indonesia."

"Aku tidak tahu, apakah ada kesempatan untuk mengunjungi nya lagi? Sudah 7 tahun kurang lebih aku tinggal di sini dan masa kecil ku di Indonesia juga tidak terlalu teringat. Aku ingin kembali dan melihat lihat tapi tentu itu akan memakan banyak waktu dan aku harus menemukan tempat tinggal bukan. Jadi aku bertanya, apakah kita memiliki keluarga lain di sana?"

Mendengar ini, Sylvia juga tahu bahwa sudah waktunya bagi Tobias tahu semuanya.

Apalagi melihat perkembangan anaknya dalam beberapa hari ini yang semakin berpikir dengan baik dan cermat.

"Nak, ibu memiliki keluarga dan keluarga ibu tidak sembarangan."

"Mereka juga sebenarnya tahu bahwa ibu sudah memiliki kamu. Mereka juga tahu tentangmu tapi mereka membiarkannya karena ibu."

"Mereka sepertinya ingin melihat bagaimana ibu membiayai kehidupan mu."

"Apakah kamu ingin pulang?" Tanya Sylvia.

Tobias mendengar ini terdiam tapi otaknya bekerja dengan sangat cepat.

'Ibu mengatakan keluarganya tidak biasa.'

'Jadi masuk akal bukan jika ibu berjuang sendirian karena ibu melahirkan ku tanpa pernikahan dan tanpa di ketahui oleh keluarga.'

'Ada dua alasan, entah ibu malu atau tau diri dengan identitasnya atau keluarga sengaja membuang ibu.'

"Apakah jika aku pulang itu akan menambah masalah bagi ibu?" Tobias bertanya pada ibunya dengan sangat serius.

Meski ingin kembali ke Indonesia dan membutuhkan tempat tinggal, tapi jika ini membuat ibunya mendapatkan tekanan dari keluarganya, lebih baik Tobias menunda atau bahkan bisa menginap di hotel dengan menggunakan uang yang sudah di kumpulkan nya.

"Tidak apa. Mereka juga sudah memberitahu ibu beberapa kali, apakah ibu ingin pulang atau tidak. Tapi ibu tidak meresponnya karena kamu sedang sibuk di klub dan tidak memiliki keinginan kembali."

"Sekarang kamu ingin kembali, jadi tak masalah. Sekalian juga kamu bertemu dengan kakek dan nenekmu kan?"

Tobias melihat ibunya yang tersenyum.

Tobias bisa menilai bahwa ibu sebenarnya sudah berbaikan dengan keluarganya sendiri.