NovelToon NovelToon
Istri Dari Ketua Geng Motor

Istri Dari Ketua Geng Motor

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:16.6k
Nilai: 5
Nama Author: Laura Putri Lestari

Air mata terus mengalir dari sepasang bola mata abu-abu yang redup itu. Di dalam kamar sempit yang terasa semakin menyesakkan, Aria meringkuk, meratapi nasib yang menjeratnya dalam belenggu takdir yang tak pernah diinginkannya. Aria, gadis polos nan culun, begitu pendiam dan penurut. Orang tuanya memaksanya untuk menikah dengan anak dari bos ayahnya, sebagai jalan keluar dari kejahatan sang ayah yang telah menggelapkan uang perusahaan. Aria tidak berani menolak, tidak berani melawan. Ia hanya bisa mengangguk, menerima nasib pahit yang seolah tak ada ujungnya.

Tanpa pernah ia duga, calon suaminya adalah Bagastya Adimanta Pratama, lelaki yang namanya selalu dibicarakan di sekolah. Bagastya, si ketua geng motor paling ditakuti se-Jakarta, pemimpin SSH yang tak kenal ampun. Wajahnya tampan, sorot matanya dingin, auranya menakutkan. Dan kini, lelaki yang dikenal kejam dan berbahaya itu akan menjadi suami dari seorang gadis culun sepertinya. Perbedaan mereka bagaikan langit dan bumi—mustahi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laura Putri Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ancaman Bagastya

Brak...

Aria terbangun dari tidurnya saat mendengar suara dobrakan pintu. dilihatnya pintu kamar terbuka memperlihatkan Maudy dan Ibrahim yang sedang tersenyum menatap kearah Aria dan Bagastya.

"ma kan papa udah bilang kita tuh jangan dulu kesin, lihat kan jadi menganggu ." ucap ibrahim

"Ya mama kan khawatir pa." Maudy mendekati Bagastya dan Aria yang sedang tidur dengan posisi berpelukan, ntah kedua orang itu sadar atau tidak. Maudy meletakkan telapak tangan nya ke dahi Bagastya, dirasakan jika suhu badan Bagastya yang normal. lalu maudy tersenyum kepada Aria yang sedari tadi memperhatikannya.  dia mengalihkan telapak tanganya ke kepala Aria lalu mengusapnya.

"Kamu akayaknya bergadang banget ya sayang tadi malam" Aria tersenyum lalu memejamkan mata merasa nyaman dengan usapan maudy.

"Iya ma. Suhu tubuh Bagas lama banget turunnya"

"Bagas kalo sudah demam memang kayak gitu sayang, bahkan sekarang ini suhu tubuhnya termaksut cepat menurun."

"Ha? serius ma?" termaksut cepat, berarti selama ini suhu tubuh Bagastya akan menurun lebih lama lagi.

"Iya, biasanya kalo udah jam delapan suhu tubuh Bagas gak nurun, berarti memang harus di bawa ke rumah sakit kalau dibiarkan Bagastya akan kejang-kejang." Bagastya memang jarang sakit, tapi sekalinya sakit maka maka akan menjadi parah sekalipun itu hanya demam biasa.

Maudy memajukan kepalanya lalu mengecup dahi Bagastya dan Aria. "Terima kasih ya sayang udah mau jagain Bagas. mama tadi khawatir banget saat baca pesan kamu. mangkanya mama langsung ngedobrak pintu kamar kalian. Bagastya tuh paling jarang sakit sekalnya sakit yah bisa parah."

"Iya ma gak papa, udah kewajiban Aria juga untuk merawat bagas"

"udah kamu lanjut aja tidur mama udah izinkan kalian di sekolah, Bagas itu tidur udah kaya orang pingsan kalo lagi sakit gini." Ucap Maudy

"Mama mau buat soup sama bubur dulu ya. kamu lanjut tidur aja" Aria mngangguk lalu merebahkan tubuhnya di kasur dengan posisi Bagastya yang masi memeluk pinggang nya.

Aria memperhatikan wajah tampan Bagastya, laki-laki itu memiliki wajah yang lebih mirip dengan Maudy dari pada Ibrahim. Bagastya terlihat sangat tenang sekarang tanpa muka juteknya.

"Gua tau gua ganteng, gak usah diperhatikan terus " Aria tersentak mendengar itu. dia melihat Bagastya yang sudah membukak matanya.

"Kamu sudah bangun?"

"Menurut lo?" Aria ingin bangkit dari tidurnya tapi pinggangnya masih tertahan dengan lengan Bagastya.

"Bagas, lepasin. aku mau kedapur" Aria berusaha melepaskan diri dari peukan bagastya. tapi bukannya melepaskan, Bagastya malah makin mengeratkan pelukannya.

"Udah biarin tuh orang berdua masak. gua mau tidur" Bagastya mendekatkan wajahnya keceruk leher Aria.

"Kamu lanjut aja tidur, aku mau keluar" Aria berusaha keras untuk menolak Bagastya. Bisa-bisa dia terkena penyakit jantung nanti.

"Gua itu kalo sakit tidur wajib meluk sesuatu. karena kita gak punya bantal guling jadi lo harus jadi gulignya"

"kan kamu bisa meluk bantal kepala" Aria masih berusaha membebaskan diri. tapi tenaga Bagastya sangat kuat walaupun laki-laki itu sedang sakit.

"Udah lo diam, gua tau lo semalaman gak tidur. lanjut aja tidur lagi. mama juga pasti manggil kalo masakannya udah jadi." Bagastya makin mengeratkan pelukannya ketika Aria memberhentikan berontakannya, ntah mengapa Bagastya merasa sangat nyaman dengan pelukan ini. tanpa tersadar mereka berdua sudah kembali lagi ke duania mimpi mereka.

--

jam di dinding menunjukkan jam setengah tiga, sekarang Aria dan Bagastya sedang duduk di Ruang tv, bagastya sedang bertiduran di sofa sambil memainkan ponselnya, laki-laki itu sudah tidak merasa pusiing lagi berkat obat yang dibawa oleh Mamanya tadi pagi sedangkan Aria, gadis itu sekarang lagi mengerjakan tugas PR yang akan di kumpul besok.

"Bagas, kamu besok udah mau masuk sekolah?" Pertanyaan itu di jawab anggukan oleh Bagastya.

"Besok kita ada Praktikum fisika, kita sekelompk berdua kan?" lagi-lagi dijawab anggukan oleh Bagastya, kenapa laki-laki ini kembali ke setelan awal.

"Vernon di tambahkan ke kelompok kita" kali ini nama laki-laki yang disebutkan oleh Aria mengalihkan pandangan Bagastya dari ponselnya

"kenapa harus di kelompok kita?" Tanya laki-laki itu

"kata Vernon tadi sistemnya di spin, dapatnya di kelompok kita" Bagastya mengerutkan dahinya

"kapan lo tau?"

"Barusan"

"Lo kontak kan sama cowo bule itu?" Aria mengangguk mengiyakan

Huft.....

Bagastya memilih untuk mengalihkan pandanganya lagi ke ponselnya.

"Bagas, nanti jam tiga aku mau pergi sama Vernon mau cari bahan praktikum untuk besok" Ucap Aria

"Ha? lo mau ninggalin suami lo yang lagi sakit untuk jalan jaan sama cowo lain?" ketus BAgastya

"Kami gak jalan-jalan kok, kan udah aku bilang kalo kami mau beli bahan praktium"

"Kenapa gak ngajak gua? kan gua sekelompok samao lo berdua juga"

"Kamu kan lagi sakit"

"Gua udah sehat"

"Yakin?"

"Iya"

"Kami nanti jalan kaki loh, kamu yakin mau ikut?"

"Lo ngeraguin gua banget kayaknya"

"Yaudah sih klo memang mau ikut" Aria bangkit berdiri menuju kamar ingin bersiap siap karena sebentar lagi jam menunjukkan pukul jam tiga. Tapi tanganya di tahan oleh Bagastya

"Kenapa?"

"Bantu gua" Aria mendengus lalu mengambil lengan Bagas dan meletakkannya di ceruk leher nya.

"Kamu mau tegak aja di bantu gini, gimana mau ngikut juga"

"Diem deh lo"

"Emang masih pusing ya sampe harus di papah kayak gini?" Bagastya terdiam, sebenarnya dia sudah tidak pusing lagi tapi ntah mengapa fikiran nya ini mengatakan ingin memeluk gadis ini. lagi lagi Aria harus mendengus kasar karena Bagastya tidak menjawab pertanyaannya.

Ting....tong...

Terdengar suara Bell apartemen berbunyi.

"Siapa yang bertamu?" Tanya Bagastya

"Gak tau"

"Lo kasih tau alamat Apartemen sama cowo bule itu?" Aria menggeleng

"Gak aku kasih tau kok, aku periksa dulu ya" Aria pergi membuka pntu Apartementnya dan terlihat Vanessa telah berdiri sambil membawa sekotak kue.

"Hai Aria" Sapa Vanessa

"ah iya aku mau jenguk pacar aku boleh kan?" Tanya Vanessa yang mendapatkan Anggukan dari Aria.

"ayo masuk" Vanessa masuk angsung menuju ruang tv, dan mendudukkan diri di sofa sedangkan Aria pergi e daput membuka kue yang di bawa oleh Vanessa dan menajikannya kedam piring.

"Bagas di mana Aria?" Tanya VAnessa saat Aria menaru piring berisikan kue itu di meja depannya.

"Di kamar" VAnessa bangkit ingin memasukki kamar Aria dan BAgastya. tapi Vanesa seketika berhenti saat Aria menahan tanganya.

"Kenapa?" Tanya Vanessa

"Biar aku panggil aja"

"Loh kok gitu, Bagas kan lagi sakit jadi langsung ke kamar aja"

"Gak bisa, kamar itu sebuah Privasi seseorang" wajah Vanessa berubah menjadi kesal

"Yaudah deh panggilin sana" Aria mengangguk lalu berjalan menuju kamar.

dikamar terlihat Bagastya yang tengah duduk menyenderkan kepalana di dinding kamar dengan mata yang tertutup. Mendengar pintu kamar di buka membuat Bagastya membuaka matanya.

"Vanessa datang kesini mau jenguk kamu" Ucap Aria

"Yaudah suruh masuk aja ke sini" Ucap Bagastya

"Gak bisa" Bagastya menaikkan alisnya sebelah

"Kamar itu Privasi kita, jadi gak sembarang orang harus masuk kamar ini"

"Vanessa itu udah sering masuk kamar kamar gua yang di rumahnya, jadi gak masalah kalo dia juga masuk ke kamar gua di sini"

"ini itu bukan kamar kamu aja Bagas, tapi ada aku juga yang tidur di sini." Bagastya mendengus mendengar itu. lalu berdiri ingin menuju ruang Tv. Tap langkahnya terhenti saat Aria memasukki Walk in Closet. Dia beriam diri di posisinya hingga Aria telah selesai bersiap.

Saat keluar dari walk in Closet, Aria dikagetkan dengan keberadaan Bagastya yang masih di kamar. seingatnya Bagastya tadi sudah ingin pergi menemui Vanessa tapi kenapa sekarang masih berada di kamar.

"Lo mau kemana?" tanya Bagastya

"aku mau pergi sama Vernon"

"Gak boleh"

"Loh?"

"Lo gak boleh pergi sama Vernon kali gua gak ikut"

"Terus sekarang kamu mau gimana?"

"Ya gua mau ikut lh" Bagastya ingin berjalan ke Walk in Closet tapi dia berhenti saat mendengar nama seorang wanita yang sudah menjadi pacarnya selama dua tahun disebutkan oleh Aria.

"Kamu mau gimanakan Vanessa" BAgasty menoleh ke Aria

"Vanessa udah nungguin kamu di ruang Tv dari tadi, akmu belum kelluar keluar" Baiklah sekarang BAgastya baru mengingat keberadaan pacarnya itu yang tengah duduk di sofa depan TV

"Udah kamu pacaran aja sama Vanessa di rumah, aku mau pergi sama Vernon." Aria membalikkan badanya Tanpa menunggu kalimat dari Bagastya. tapi langkah nya terhenti di depan pintu saat mendengar ancaman dari Bagastya

"Gua kasih waktu sampe jam lima soreh. kalo lo belum pulang gua susul dn gua bongkar setatus kita sama cowo bule itu."

Ada apa dengan laki-laki itu, mengapa haru mengancamnya. BAgastya yang Pacaran dengan Vanessa di dpannya saja Aria tidak ambil pusing walaupun dalam hatinya menahan rasa sakit.

--

1
JoddyRizka Permana Putra
baik
Retno Harningsih
up
Neneng Dwi Nurhayati
kak buat Aria pergi jauh dari Bagas,kasian
Nabila
jangan berharap dengan orang yang gak mengerti dengan perasaanmu aria, carilah orang yg benar benar sayang kamu , bagastya pasti akan menyesal menyakiti cewek sebaik kamu
Erma Triwiyatmi
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!