My Startling Destiny

Selepas dari menemui teman-teman yang tak bisa hadir, mereka ber-enam pun pergi ke tempat tujuan. Yaitu di open area, tepatnya di dek 16. Mereka memilih tempat duduk yang dekat di jejeran kabana, persisnya di sudut bagian belakang. Tempat yang sedikit sepi. sedikit tidak, jauh dari kumpulan pasengger.

Mereka duduk membentuk lingkaran, dengan berbagai camilan di hadapannya. Salah satu teman laki-laki Lany memegang gitar, sedangkan yang satu mulai menepuk-nepuk botol air mineral sebagai gendangnya.

Sambil makan cemilan dan menikmati angin malam yang cukup kencang di tengah laut, mereka mulai bernyanyi diiringi petikan gitar dan tepukan botol dari kedua laki-laki itu.

Karena berasal dari negara yang berbeda, mereka memilih menyanyikan lagu western yang terkenal, tentunya semua menghafal lagu itu.

“Coba yang ini, ini rasa beef gril” Emma menawarkan snack yang ia makan.

“Ini juga enak, rasa spicy cheese!” seru Zao Liu

“Ini juga enak, roasted corn dengan pepsi sebagai minumannya. Ah mantap!” pria Amerika bernama xander itu menyodorkan snack dan botol pepsi miliknya

“Ah, aku mau coba semuanya..!” pria spanyol bernama Fedro itu mulai mencoba semua yang temannya tawarkan

“Aku mau makan ini..” Lany meraih sebatang coklat silverqueen untuk dimakan.

“Aku tidak mau makan apapun, hanya ingin minum coca cola!” sahut wanita Italia bernama Agnesia itu.

Ya, setelah selesai bernyanyi mereka kembali menikmati banyak cemilan yang ada. Sebelumnya, mereka memang sempat mampir di Crew Mart (toko khusus kru) untuk membeli berbagai camilan.

Mereka menikmati semua dengan penuh suka cita. Terlihat akrab satu sama lain. Inilah rasa kekeluargaan yang tidak pernah Lany dapatkan saat bersama keluarganya sendiri.

“Mari bernyanyi lagi!” seru Fedro sambil mulai memetik gitarnya

“Oke..” Xander mulai memukul-mukul botolnya.

Mereka semua tertawa mendengar Fedro menyanyikan lagu lawas menggunakan bahasanya.

“Ganti Fedro, kami tidak tahu lagu itu..”

“Ya, kami juga ingin bernyanyi..”

“Lagu westren saja, agar kami ikut bernyanyi!”

“Iya, bagaimana kalau lagu Maroon Five, Memories” Emma memberi saran

“Nah itu..”

“Karena suatau saat kisah kita semua ini hanya akan jadi kenangan, huhuu...”

“haa, Iya! Itu benar, dan kita semua akan saling merindukan..” sahut Lany, yang merasa paling sedih mendengar ucapan Xander

“Betul sekali, guys..!"

“Huh, kenapa jadi sedih begini!”

“Ayolah jangan menghabiskan tenaga hanya untuk bersedih! Kita nikmati saja hidup ini..!”

Mereka saling sahut dan menimpali satu sama lain.

Tanpa berbasa-basi, Fedro yang tak ingin teman-temannya menyebut hal yang belum terjadipun langsung memetik gitar dan menyenandungkan lagu yang di request Emma tadi.

Here's to the ones that we got

Cheers to the wish you were here, but you're not

'Cause the drinks bring back all the memories

Of everything we've been through

Toast to the ones here today

Toast to the ones that we lost on the way

Cause the drinks bring back all the memories

And the memories bring back, memories bring back you

There's a time that I remember, when I did not know no pain

When I believed in forever, and everything would stay the same

Now my heart feel like December when somebody say your name

'Cause I can't reach out to call you, but I know I will one day, yeah

Everybody hurts sometimes

Everybody hurts someday, aye aye

But everything gonna be alright

Go and raise a glass and say, aye...

*Maroon 5, Memories*

Mereka semuapun ikut menyenandungkan lagu dengan serentak, begitu merdu dan seru. Mulai dari tapuk tangan bersama, mengangkat tangan, melambai-lambai seperti di sebuah konser, lalu sambil saling menyuapi makanan satu sama lain. Jika kalian tanya, apa mereka tidak kedinginan duduk di open area malam-malam begini? Sepertinya tidak, karena mereka semua menggunakan jaket tentunya.

Lagu berganti lagu, mungkin semua judul lagu dari artis papan atas manca negara sudah dinyanyikan. Mulai dari lagunya Calum scott, Selena gomez, Celin Dion, Shane Filan, wetslife, Avril Lavigne, Taylor Swift, Jason Mraz, Jessie J, Lady Gaga dan sebagainya sudah disenandungkan bersama.

Masih sama-sama asyik bernyanyi, Xander yang duduk di samping Lany. Mengisyaratkan agar Lany menyuapi cemilan roasted corn untuknya, tangan yang sibuk memukul botol membuat ia meminta tolong pada Lany.

Dengan senang hati Lany menyuapi Xander camilan Roasted corn requestannya.

“Mau minum juga?” Lany menyodorkan kaleng pepsi pada Xander sambil tersenyum.

Xander mengangguk sambil terus berteriak bersama teman yang lain menyanyikan lagu dari Lady Gaga yang berjudul “Always remember us this way”

Begitu Xander selesai minum, ia kembali meletakkan kaleng Pepsi di lantai.

Kemudian kembali ikut bernyanyi. Namun saat matanya menoleh, ia tak sengaja menangkap bayangan beberapa orang pria dan satu wanita, sedang duduk di sebuah kursi yang tak jauh dari tempat mereka.

Eh, bukan bayangan, itu asli orang. Lebih tepatnya, satu pria itu tidak asing di matanya, Lany menyerngit heran. Alandra lagi?? Hah!! Tidak, awalnya ia sempat mengira dirinya sempat menghayal seperti saat di kamar tadi. Namun, ketika pria berjaket bomber putih itu membakar rokoknya, disitu ia semakin yakin, jika itu memang benar-benar Andra. Apalagi ketika dia sempat menoleh, dan sesaat pandangan mereka bertemu. Andra terlihat menatapnya dengan sinis.

Tatapan macam apa itu?

Hufff, Andra lagi, Andra terus dan mengapa Andra ada dimana mana??? Sudah seperti hantu yang bergentayangan.

Mengapa di atas kapal yang panjangnya 362 meter ini, bahkan sudah diibaratkan sedang berada di Hotel atau kota yang mengapung. Namun ia selalu saja bertemu dengan Andra, si -cowok aneh- yang ingin ia hindari.

Ya, Andra seolah tak pernah lelah mengikutinya. Cih, jangan geer, Lan! Bisa saja hanya kebetulan.

Tidak, ini bukan kebetulan! Bagi Lany, dia memang sengaja! Arggggh, Lany benci situasi ini! Baginya Alandra adalah definisi peneror yang sesungguhnya. Selalu muncul dimana-mana, seperti mata-mata dari agen rahasia. Bagai teror yang mengintainya setiap saat..

...------...

Semenjak kejadian malam itu, Andra benar-benar menjauhi Lany. Ia tak pernah lagi menemuinya secara langsung, ya walaupun ia merasa Andra selalu mengawasinya dari kejauhan. Seperti dimalam saat ia dan temannya berkumpul di open area . Namun sejak saat itu, Andra benar-benar cuek dan tak perduli.

Bahkan saat kebetulan berpapasan pun Andra sama sekali tak menyapanya, seperti orang tak dikenal. Untuk sekedar senyum pun tidak. Entah karena menjalankan perannya dengan baik atau memang ia sudah enggan berurusan dengan Lany, dan melupakan niatnya yang katanya akan bertanggung jawab. Cih, Bullshit! untuk apa percaya! Semua laki-laki terkadang hanya suka membual, bukan?

Siang ini Lany tengah mendapat tugas dari pasengger untuk membelikan kopi Starbucks yang berada di dek 15, tentunya ia akan diberi tip dari tugas tersebut. Sebenarnya bisa saja si pasengger meminta bagian room service untuk melakukan hal itu, namun karena kebetulan Lany ada di kamarnya, jadilah ia minga tolong kepadanya. Dan dengan senang hati Lany pun akan melakukannya. Lumayan, penambah uang jajan! Katanya.

Sambil menunggu pesanan. Ia duduk di kursi, tepat di samping meja kasir. Lany duduk sambil menopang dagu, namun tiba-tiba tatapannya tertuju pada pria yang baru saja datang dan sedang memesan minuman juga.

Begitu pria itu selesai, ia langsung berbalik dan juga menoleh ke arah Lany yang sedari tadi diam-diam memperhatikannya.

Ternyata pria itu adalah Alandra, si -cowok aneh- yang katanya ingin menikahinya itu malah cuek seperti orang asing, (Bukannya memang orang asing ya, Lan?🤭)

Namun Lany merasa Andra begitu berlebihan karena hanya menatapnya sekilas tanpa tersenyum.

(Tidak senyum bagaimana Lan? Ini Andra senyum loh, kamu jangan mengada-ada!🙄)

Dasar Lany! Bukankah dia yang meminta Andra menjauh, namun kenapa dia juga yang kebakaran jenggot ketika Andra benar-benar menepati janjinya untuk menjauh.

Tanpa sadar, ia terus menatap Andra yang kini juga sudah duduk di salah satu kursi yang cukup sulit dijangkau oleh pandangannya. Entah karena apa ia malah merasa kesal sendiri, apa karena melihat Alandra berbincang dengan seorang wanita?

Cih, memangnya kenapa kalau dia berbincang dengan wanita lain? Biarkan saja! Justru bagus dong, itu artinya aku tidak perlu takut dia mengganggu ku lagi.

Bersamaan dengan tatapan kesal, si barista sudah memanggil namanya dan memberikan sekotak pesanannya. Setelah melakukan pembayaran Lany langsung pergi dari sana. Tentunya dengan mengabaikan keberadaan Andra tanpa menoleh sedikitpun.