Brahma Satria Mahendra merasa lelah dengan banyak wanita yang terus mendekati serta mengejarnya. Kedua orang tuanya terutama sang ibu sering kali mendesaknya untuk segera menikah. Pernah mencintai dan berpacaran cukup lama dengan sahabatnya sejak SMA bernama Ajeng Notokusumo. Namun hubungannya kandas di tengah jalan karena Ajeng memilih fokus kuliah dan mengejar cita-citanya di luar negeri. Membuat hati Brahma tumpul dengan yang namanya cinta.
Brahma menyodorkan sebuah kontrak pernikahan pada gadis asing bernama Starla yang baru ia kenal di stasiun. Takdir membawa keduanya dalam sebuah pernikahan tanpa cinta. Hanya sekedar rasa tanggung jawab semata. Tanpa sengaja Brahma telah mengambil kesucian Starla yang dikenal sebagai primadona gang Ding Dong sekaligus klub malam ternama yakni Black Meong, karena pengaruh obat dari seseorang. Tanpa Brahma tahu, hidup Starla tak lama lagi.
Bagaimana kehidupan pernikahan kontrak mereka selanjutnya yang tak mudah ?
Bagian dari novel : Bening🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 - Sebuah Bekas Luka
Entah siapa yang memulai duluan, kini sepasang suami istri itu tengah menikmati acara berbagi saliva. Pertautan bibir keduanya tak mampu dibendung lagi. Bagai sebuah bendungan di mana isinya tengah penuh dan kini tumpah ruah keluar. Itulah yang terjadi saat ini.
Brahma sendiri tak habis pikir pada reaksi tubuhnya yang mudah tersulut api gai*rah ketika berdekatan dengan Starla. Bahkan ketika di rumah, beberapa kali ia terpaksa melakukan aksi solo karir di kamar mandi karena melihat kem0lekan tubuh istrinya itu. Starla selalu berpakaian se_xy ketika di dalam rumah saat berdua saja dengannya.
Hasrat yang sejak semalam Brahma tahan hingga dirinya sulit untuk tidur nyenyak, ketika pagi ini justru menyala dan berkobar bagai api yang melahap sebuah rumah hingga hangus tak bersisa.
Tubuh keduanya sudah polos dengan pakaian tidur yang berserakan di lantai. Pagi ini suasana di atas ranjang semakin panas membara. Saling menyentuh satu sama lain dilakukan Brahma dan Starla. Mengenai perasaan pada kedua insan itu ketika menyentuh apakah menggunakan cinta atau tidak, hanya hati keduanya dan Tuhan yang tahu.
Penyatuan raga keduanya yang dilakukan sudah hampir satu jam kini sampailah di puncak acara. Tubuh Starla sejak tadi terus dikungkung dan digempur di bawah daksa tegap Brahma. Tenaga Starla habis terkuras. Sebab Brahma berhasil membuat Starla mengalami pel3pasan berkali-kali hingga lemas tak berdaya tapi nikmat.
Walaupun ini bukan malam pertama bagi mereka berdua, namun sen_sasinya terasa bagai melakukan pertama kali. Bisa jadi karena saat ini keduanya melakukan secara sadar sepenuhnya tanpa pengaruh obat. Starla tak bisa terlalu memforsir fisiknya, sebab khawatir sesak menderanya di tengah permainan yang sangat melenakan ini bersama Brahma, suaminya.
Starla tetap bermain aman dan membiarkan Brahma menguasai permainan ranjang mereka. Walaupun sesekali ia nakal dan menyenangkan suaminya dengan sejenak menari di atas tubuh Brahma hingga membuat lelaki ini tanpa sadar begitu memujanya.
"Massh..." cicit Starla yang memberi tanda pada Brahma bahwa ia akan kembali mendapat pel3pasan.
"Tunggu aku, La." Brahma terus berkonsentrasi penuh dengan mempercepat gerakan di bawahnya.
Dan akhirnya pagi yang panas membara kali ini ditutup dengan indah. Kedua insan bersamaan meraih puncak madu asmara. Rahim Starla penuh nyaris tumpah. Bibit-bibit masa depan telah disebar di dalam rahimnya.
Tubuh Brahma kini sudah berbaring di samping tubuh istrinya. Keringat membanjiri tubuh sepasang suami istri tersebut. Keduanya tengah menarik napas usai melakukan ritual melenakan yang tak terduga. Brahma menarik selimut hingga menutupi tubuh urian mereka. Tiba-tiba...
Cup...
Sebuah kecupan hangat dari bibir Brahma mendarat dengan sempurna di kening Starla.
"Makasih istriku," ucap Brahma.
Seketika rasa haru semakin menyeruak di hati Starla. Senyum bahagia pun terlihat jelas di wajah cantiknya.
"Makasih juga suamiku. Love you..." balas Starla seraya memeluk tubuh Brahma.
Namun balasan ungkapan cinta dari bibir Brahma, tak ia dengar. Hanya balasan pelukan hangat dari Brahma yang mengusap lembut punggungnya yang sedang basah. Starla tak mau terlalu ambil pusing. Ia tak ingin serakah. Sebab, ia tahu mencintai seseorang pasti butuh proses. Terlebih bagi seorang Brahma Satria Mahendra. Dan ia akan sabar menunggu hal indah itu.
Baginya pagi ini dirinya sudah cukup bahagia karena Brahma mau memberikan nafkah batin yang sudah lama ia nantikan setelah hari pernikahan.
"La,"
"Hem,"
Setelah itu keheningan terjadi. Brahma tak berucap apapun lagi. Starla merasa aneh melihat sikap Brahma itu. Seketika otaknya berpikir dengan cepat. Lalu, ia menduga sesuatu hal.
"Kenapa Mas diem? Apa ada yang dipikirkan?"
"Iya," jawab Brahma singkat.
"Apa Mas khawatir aku hamil karena tadi buang di dalam?" tanya Starla.
"Salah satunya itu,"
"Mas enggak perlu khawatir soal itu. Aku selalu bawa pil anti hamil kapan pun dan di mana pun. Aku minum ya sekarang biar Mas enggak kepikiran lagi,"
Brahma hanya diam seraya menatap Starla. Akhirnya Starla bangun dan duduk di tepian ranjang. Starla mengambil tas miliknya yang kebetulan diletakkan Brahma di atas nakas yang berada di dekat ranjang. Starla mengeluarkan morning after pill dari tasnya dan juga tumbler miliknya berwarna hitam yang sudah terisi dengan air putih.
Tanpa basa-basi, Starla pun memasukkan pil anti hamil tersebut ke dalam mulutnya seraya meneguk air putih dari tumblernya tersebut secara cepat.
"Nah, beres kan. Jadi, Mas jangan cemas kalau aku hamil. Oke," ucap Starla seraya tersenyum manis di depan Brahma. Ia berusaha meyakinkan Brahma bahwa tidak perlu khawatir perihal kehamilan.
Starla pun segera menutup tumblernya kembali dan meletakkan di atas nakas, tepatnya di belakang tas miliknya. Ia kembali masuk ke dalam selimut yang sama dengan Brahma. Keduanya sengaja tak langsung membersihkan diri di kamar mandi. Entah mengapa mereka masih sama-sama betah di atas ranjang. Kini Brahma justru tengah memeluk tubuh Starla dari arah belakang.
"La,"
"Iya, Mas."
"Aku boleh tanya sesuatu?"
"Boleh, tanya apa?"
"Luka bekas apa itu?" tanya Brahma tiba-tiba.
Deg...
"Mak_sud, Mas?" Starla terkejut mendengar pertanyaan Brahma sehingga sontak membuat suaranya terbata-bata.
"Tanda bekas sayatan di area dada kamu. Apa kamu sakit?"
Deg...
Ya, sejak tadi Brahma tengah sibuk dengan pikirannya bukan hanya karena khawatir Starla hamil. Akan tetapi, ada hal utama yang terus memenuhi pikirannya yang membuat dirinya dihinggapi rasa penasaran. Sebuah bekas luka yang ia duga karena sayatan dan berada di area dada Starla. Sejenak ia lihat ukuran bekas luka itu sekitar 3-4 inci.
Walaupun bekas luka itu Brahma prediksi bukan baru, sebab dari warnanya sudah tampak memudar. Namun masih cukup kentara terlihat bagi Brahma yang seorang polisi. Terlebih suami Starla tersebut juga pernah menjadi bagian dari satuan reserse.
Bersambung...
🍁🍁🍁
*Bantu like dan komen banyak-banyak💋
Nuhun...