Baikal, Karyawan tertekan yang mengalami Burn Out tidak ada hal lain yang bisa dilakukan selain terjebak dalam pekerjaannya. Satu satunya hiburan yang bisa dilakukan di waktu sempitnya adalah berimajinasi.
Imajinasi ini yang kini menjadi nyata dan Baikal berpindah di dalamnya.
Baikal merasa dunia baru sangat berbahaya dan merasa jiwanya terancam. Beragam imajinasi dia wujudkan untuk menjamin keselamatan jiwanya.
Imajinasi pertama yang berhasil diwujudkan Bayangan Kegelapan Neraka "Helcourt The Shadow". Namun, hanya berguna untuk membawanya lari, menyalakan api dan menangkap ikan.
Apakah Baikal bisa bertahan di dunia baru?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MishiSukki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAMBA THE SNAKE
Suara mengeong panjang mengejutkan Baikal. Nero yang tiba tiba manja melompat ke atas bupet untuk mengusap kepalanya pada televisi.
“Nero, Hati-hati. Kamu bisa jatuh.”
Hanya suara mengeong lirih sebagai balasan untuk kemudian dia turun dan meringkuk di sofa.
Setalah loading beberapa saat televisi menyala dengan 9 kotak gambar dalam tayangannya.
ASTAGA…. HEBAT….
Sembilan kotak menunjukkan lokasi 9 level dungeon yang dia buat. Pada level pertama, dia melihat mulut goa hingga level kesembilan dia melihat lembah sunyi di malam hari yang merupakan area tempat tinggalnya.
Setiap satu menit Baikal mengetahui posisi kamera pada masing masing level berganti posisi menunjukkan bagian yang lain.
Baikal menekan tombol ‘1’ pada remot. Seluruh layar televise lantas menampilkan pantauan pada dungeon level pertama dengan layar penuh.
Hebat ini CCTV, luar biasa. Baikal menemukan rasa aman tambahan. Dia bisa melihat kitanya ada penantang dungeon yang datang.
Memberikan kewaspadaan dan waktu untuk bersiap siap lari jika penantang sampai di level Sembilan.
Baikal menekan tombol NEXT, sudut kamera berganti posisi demi posisi di dungeon level pertama.
Arterius Jonas menyusuri lorong gua yang panjang berhari hari hingga dia merasa bosan. Parade hewan buas beranega ragam dan beraneka rupa menyerbunya bertubi tubi. Meskipun mengatasi semudah menepuk nyapuk, arteries merasa bosan.
Kapan sampai di ujung?
Ketika kamera hendak menyorot Arterius Jonas, Nero membalikkan ekornya seperti kucing malas.
Baikal melompati satu lokasi yang terdapat Arterius Jonas saat melakukan NEXT, NEXT dan NEXT pada remotenya.
Nero telah mendengar dengan baik apa yang disampaikan Bent, sedangkan Bent meneruskan perkataan Helcourt.
Bahwa tuan sangat takut dengan orang asing, sebisa mungkin tuan jangan sampai bertemu dengan orang asing atau orang yang tak dikehendakinya.
Takut merusak kedamaian tuannya, nero melakukan SKIP pada satu sudut kamera yang saat itu sedang menyorot lokasi Arterius Jonas.
Tak lama kemudian Baikal merasa aman. Mengembalikan fitur CCTV ke 9 layar kecil terpisah. Meletakkan remote untuk kemudian beranjak ke ruangan tidurnya.
Nero terbangun dari posisi tidur malasnya. Kepalanya mendongak melihat punggung Baikal meninggalkan ruangan perapian.
Nero kemudian memandang televisi sangat lama tanpa berkedip. Untuk kemudian melingkar kembali menjadi bola bulu yang lembut. Dia tertidur.
Nero memanipulasi seluruh kamera di dalam dungeon. Sebanyak apa pun penantang tiba di seluruh level, Baikal hanya akan melihat dungeon normal tanpa adanya penantang sama sekali.
Hanya melihat beberapa penjaga dungeon hilir mudik beraktifitas seperti tak ada apa pun yang terjadi.
Demi tuannya agar merasa tenang dan damai.
Pekerjaan hebat kan? Nero bangga bisa berguna untuk tuannya.
Pagi yang cerah Baikal menuju pohon apel yang berbuah lebat di mana Helcurt biasa tidur di bawahnya. Pohon rindang di pinggir sungai jernih dan dangkal.
Memang di sini adalah salah satu tempat terbaik. Baikal merencanakan memindahkan kursi santai di sini. Pemandangan lembah hijau berbunga terlihat sangat cantik dan sempurna.
Memetik buah apel langsung dari pohon dengan riang gembira. Menjangkau buah demi buah pada ranting terbawah sesuai panjang uluran tangan dia berdendang ria.
Tak pernah bosan menikmati apel, yang menjadi buah favoritnya.
Mencicipi sebutir, Baikal membelalakkan mata kemudian menutupnya erat dengan hmmmm…. Enaknya.
Buahnya renyah dan sangat berair. Sangat manis membuat ingin terus digigit habis hanya menyisakan tangkai.
Sangat segar, dibandingkan dengan apel di dunia lama. Bak bumi dan langit, sementara di dunia lama apel dibudidayakan dengan berbagai pupuk bahan kimia, pertisida dan hormone. Lebih tepat memakan zat beracun daripada menuai manfaat nutrisi darinya.
Di sini, apelku organic bro.
Mata Baikal melirik pada sosok yang melingkar di ranting terdekat. Ular berwarna hitam mendesis dengan lidah yang menjulur.
HISSSS….
“Ah, Kamu akhirnya muncul juga salah satu peliharaanku. Halo Mamba.” Baikal menyapa dan meraih mamba untuk kemudian dikalungkan ke lehernya.
Tanpa takut ular itu berbisa atau tidak, namun naluri Baikal sebagai penciptanya adalah aman aman saja. Mengingat Helcourt yang terlihat jauh mengerikan. Toh ternyata dia sangat jinak.
Baikal tertawa riang dan bermain main dengan Mamba.
HISSSS….
Pohon apel dan ular hitam, inspirasi saat di surga Eve tergoda memakan buah apel oleh seekor ular yang hasutannya berbisa.
“Masuklah ke dalam rumah…” Baikal merajuk.
Namun Mamba mengulurkan tubuhnya dan lebih suka tinggal di pohon apel. Baikal menyerah, memang dia menciptakan pohon apel untuk Mamba, dan menciptakan Mamba hanya untuk keberadaan pohon apel.
Dua duanya seperti satu kesatuan. Rumahnya Mamba memang di pohoh apel.
Baikal mengingat kembali pengaturannya. Setelah mengangguk akhirnya dia mengabaikannya.
Ah, memang begitu aku membuat pengaturan. Selama dia nyaman biarlah dia tinggal di sana. Toh ketika main aku bisa mengajaknya ke mana saja.
Teringat Nero, dia tinggal di mansion.
Kalau Bent di mana dia tinggal? Baikal mencari Bent dan memanggilnya, namun tak ada jawaban.
Ah, namanya juga burung. Mungkin dia terbang ke tempat jauh yang dia suka. Terserah, nanti kalau pulang mungkin aku akan membuatkannya sarang untuk tidur.
Kembali ke mansion Baikal meletakkan keranjang penuh apel di atas meja dapur. Membuka kulkas untuk meraih sekaleng bir.
Menenggaknya, ah… ini baru hidup.
Berfikir kembali akan keselamatan jiwa. Selain senapan shotgun dan belati sebagai pertahanan diri. Mungkin aku harus memasang jebakan di sekitar rumah seperti jepretan beruang atau lubang penuh tombak di dalamnya.
Namun pemikirannya menjadi buyar saat Nero mengeong dan megelus kakinya.
Jika nero yang masuk jebakan malah menjadi masalah besar nampaknya. Lupakan sejenak tentang jebakan. Aku akan berfikir lagi nanti bagaimana untuk mengurangi resiko dari bahaya orang asing.
Di Dungeon Level Pertama Forbidden Cave.
Di suatu area lebih dalam.
Dinding batu kasar mulai berganti dekorasi menjadi susunan batu yang ditumpuk rapi menjadi dinding. Mulai memasuki titik terdalam yang menurut Arterius Jonas merupakan area terlarang.
Dia merasa hampir menyentuh ujung dari level pertama. Karena melihat setiing goa mulai berubah. Pungkasnya.
Di sana mulai melawan binatang dengan parwa rupa bermacam macam.
Arterius Jonas sedikit mengeluarkan tenaga saat menghadapi beberapa chimera. Selain menggunakan serangan fisik beberapa bagian tubuh dari binatang tak ditahui dapat melepaskan sihir.
Berupa sihir elemen air, api tanah dan udara.
Meskipun serangan tidak berdampak pada armor yang dikenakan, serangan mereka cukup merepotkan dan memiliki kekuatan yang cukup untuk menuduh Arterius Jonas.
Sedikit ada perlawanan.
Artorius Jonas menangkis cambukan ekor chimera yang bertubuh singa, berkepala ular, dengan ekor yang sangat panjang seperti ekor kadal.