Bagaimana jadinya,jika seorang kakak harus menggantikan posisi adiknya untuk menikah dengan seorang wanita yang sama sekali tidak ia kenal,wanita yang akan ia nikahi adalah Anjani Pratiwi,ia seorang gadis yang telah menjadi korban pemerkosaan oleh adiknya sendiri yakni Cakra,hingga akhirnya Anjani hamil dan meminta pertanggung jawaban dari Cakra,namun naas,saat menjelang hari pernikahan mereka,Begitu teganya Cakra memilih untuk kabur bersama mantan kekasihnya,Elang Abimana Wijaya,pada saat itu sedang berada di luar kota karena urusan pekerjaan yang tidak bisa ia tunda,terpaksa menggantikan posisi Cakra karena desakan dari papahnya dan juga untuk menjaga nama baik keluarga Abimana,pada akhirnya mereka melakukan pernikahan secara online,kini Anjani telah resmi menikah dengan Elang,bukan dengan Cakra!
Akankah dua orang asing yang tidak saling mengenal ini bisa menjalani bahtera rumah tangga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menginap di rumah Anjani
Kini siang telah berganti menjadi malam, namun itu semua Tidak menyurutkan warga ibu kota untuk melakukan rutinitasnya, tidak bisa di pungkiri suasana di kota besar seperti Jakarta ini selalu ramai dan tidak pernah sepi, sekitar pukul sepuluh malam, ketiga adiknya Anjani sudah tertidur pulas, dimana Caca tidur dikamar ibu, sedangkan Ali dan Sadam tidur di lantai beralaskan kasur lantai, karena mereka sedari tadi merasa kepanasan, kipas angin pun rasanya tidak bisa menghilangkan cuaca panas kota metropolitan saat di malam hari, berbeda dengan Caca, si bocah paling gampang tidur, sekali nempel di atas bantal langsung saja matanya terpejam, mereka pun selalu menjulukinya si putri tidur.
sedangkan Anjani dan ibunya masih mengobrol di ruang tengah, dimana Sadam dan Ali tengah tertidur, sambil garuk-garuk di sekitar tangan dan kakinya akibat gigitan nyamuk, memang nyamuk di daerah sini banyak sekali, apalagi kalau sudah menjelang malam hari, sepuluh obat nyamuk pun tidak akan mudah membasminya.
Kemudian dari arah depan pagar rumah Anjani, terdengar suara klakson mobil, baik Anjani dan ibunya tidak menghiraukannya, karena mereka berfikir jika itu adalah mobil milik tetangganya yang sengaja melintas.
Namun saat ada yang membuka pintu pagar, Anjani dan ibunya mencoba menghentikan aktifitas mereka mengobrol
"Sepertinya ada tamu, Anja? Tapi siapa yang bertamu malam-malam begini ya?" tukasnya sambil menengok ke arah jendela ruang tamu.
"Biar Anja saja yang ke depan Bu, siapa tahu cuma orang lewat mau nanya alamat rumah!" jawabnya langsung bangkit dari duduknya dan melangkah menuju pintu depan ruang tamu.
Tok
Tok
Tok
"Tunggu sebentar!" jawabnya sambil membuka kunci selot pintu.
Ketika pintu di buka, betapa terkejutnya Anjani saat melihat sosok yang sangat ia benci telah berada di hadapannya.
"T tuan muda!" ucapnya dengan mulut menganga dan terus mengucek kedua matanya.
"Jadi ini rumahmu!" jawabnya melengos masuk ke dalam rumah tanpa permisi dan tanpa membuka alas kakinya, yakni masih mengenakan sepatu, Anjani sempat mengepalkan kedua tangannya.
'Kenapa pria menyebalkan ini bisa berada di sini? Mau apa dia kesini? Apa dia belum puas untuk menyiksaku!' Batinnya merasa geram.
"Siapa yang datang Anja?" tanya Bu Fatma sembari berjalan perlahan menuju ruang tamu, Anjani buru-buru menghampiri ibunya dan membantunya.
"Maaf, anda ini siapa?" tanya Bu Fatma, karena selama ini Bu Fatma belum pernah bertemu dengan Elang yakni menantunya
"Saya Elang Abimana Wijaya, suaminya Anjani!" cetusnya sambil berkacak pinggang
Anjani sangat sebal dengan sikap suaminya yang seperti itu.
"Ya ampun, jadi ini suamimu Anja? Masya Allah tampannya suamimu!" puji Bu Fatma tersenyum ramah.
"Terima kasih atas pujiannya, Bu!" jawabnya membalas senyuman Bu Fatma.
"tuh lihat Anja, kamu menginap di sini saja sampai di cariin sama suamimu!" Sindir Bu Fatma.
'Dia datang ke sini sengaja untuk menindas aku bu, jangan tertipu oleh tampangnya yang sok baik, dia bukanlah manusia Bu!' Batinnya menjerit.
"Betul sekali Bu, aku mencari istriku kesini!" imbuhnya langsung merangkul pundak Anjani.
Bu Fatma tersenyum bahagia melihat putrinya di cintai oleh suaminya, meskipun sampai sekarang Bu Fatma masih bingung kenapa putrinya memutuskan untuk buru-buru menikah, dan yang lebih herannya lagi, sedari awal harusnya Anjani menikah dengan Cakra, tapi pas di hari pernikahan, Anjani malah menikah dengan kakaknya Cakra, yakni Elang.
"Baiklah, ini kan sudah malam, Anjani kau ajak suamimu ke kamarmu, pasti suamimu sangat lelah!" ucap Bu Fatma menyuruh Anjani.
"i iya Bu!" jawabnya terbata
"Maaf ya tuan muda, rumah ibu sangat sempit dan pastinya tidak sebesar dan seluas rumah anda, tapi di sini nyaman untuk di tempati, yasudah kalau begitu ibu tinggal tidur dulu ya, Anja jangan lupa pintu depan di kunci!"
"Baik Bu!" jawabnya.
Anjani kini mengunci pintu rumahnya, ia kemudian melirik ke arah suaminya yang sedari tadi melihat lihat keadaan rumahnya.
"Tuan memang betah menginap di sini? di rumahku banyak nyamuk loh, nanti tuan di gigit nyamuk!" Kelakar Anjani sambil menahan tertawanya.
Kemudian Elang mendekat ke arah Anjani."Kau berani meledekku hah? Aku tidak takut menghadapi pasukan nyamuk di rumahmu ini, Hoooaammm...baiklah dimana kamarmu, aku ingin merebahkan tubuhku!"ucapnya sambil menarik tangan Anjani.
"Sebentar tuan,eeemmhhh.. mau sampai kapan anda memakai sepatu di dalam rumahku?" sindirnya langsung mengedarkan pandangannya ke arah bawah kakinya, dimana Elang masih memakai sepatu.
"Ya ampun, aku lupa! Baiklah kalau begitu tolong kau buka sepatuku, cepat!" pintanya dengan seenaknya, ia pun duduk di kursi ruang tamu, raut wajah Anjani berubah menjadi kesal.
'Brengsek, anda benar-benar tidak membiarkan ku bisa menghirup udara bebas, anda terlihat ingin selalu mencekik ku.' Batinnya seraya ingin memukul wajah tengil suaminya.
Anjani langsung menyipitkan matanya, wajah kesalnya ia tunjukan kepada Elang
"Ayo cepat Anjani, apa kau ingin aku buka mulut dengan keja...!" Anjani langsung membekap mulut Elang oleh tangannya.
"Baiklah, aku akan menuruti semua kemauan tuan, ku mohon tuan jangan sampai mengatakan kata seperti barusan lagi!" pintanya dengan menatap wajah Elang, kemudian Anjani bergegas melepaskan sepatu suaminya, Elang malah tersenyum memperhatikan Anjani.
"Baiklah tuan, sudah selesai! Sebaiknya anda cuci kaki dulu, setelah itu anda boleh tidur di kamarku!"
Kedua mata Elang langsung berbinar, tidak lama kemudian perutnya berbunyi
Kkrruukkk...krrruuukkk! Elang malah memegang perutnya
Anjani tertawa kecil saat melihat suaminya terus mengusap perutnya
"Tuan lapar, memangnya tuan belum makan di rumah?"
Elang pun menggeleng dengan tangan bersidekap.
"Emmhhh, apa tuan mau coba makan sayur asem Betawi buatanku dan juga ibu?"
Elang langsung memutar kedua bola matanya."Makanan apa itu?" tanya nya menatap aneh ke arah Anjani.
Lagi-lagi Anjani tersenyum geli di buatnya." Sebentar ya tuan, saya ambilkan dulu makanannya."
"Baiklah, cepat jangan lama!" perintahnya sengaja tidak mau bersikap manis di hadapan Anjani.
Anjani kini menghela nafasnya sejenak, kemudian ia menyediakan nasi, sayur Asam Betawi, ayam goreng dan juga tempe bacem, tidak lupa Anjani menambahkan sedikit sambal di pinggir piring.
Elang mencoba menunggu Anjani datang dari dapur, ia pun melihat-lihat isi rumah Anjani, saat menuju ruang tengah, ia mendapati kedua anak laki-laki sudah tertidur pulas, pikirnya itu pasti adiknya Anjani, karena setahu dirinya jika Anjani itu memiliki tiga orang adik
Kemudian Anjani datang sambil membawa piring berisi makanan di tangan kanannya, tidak lupa ia membawa air putih hangat di tangan kirinya.
"Ini tuan, silahkan di cicipi!" ucap Anjani sembari mengasongkan piring di tangannya dan ia pun meletakan gelas di atas meja ruang tamu.
"Kau pegang saja piringnya, aku belum sempat cuci tangan!"
"Yasudah, kalau begitu saya antar tuan ke belakang untuk cuci tangan, bagaimana?" imbuhnya berusaha bersikap ramah
"Tidak, aku lagi malas, sebaiknya kau suapi aku saja!" pintanya sembari membulatkan kedua bola matanya kepada Anjani
Ishhh, anda ini sungguh merepotkan sekali ! Ada saja alasannya, anda tidak enak ya sehari tidak mengerjai ku hah? aarrkkhhh!' batinnya sangat kesal
Elang malah mengulum senyumnya saat wajah Anjani tiba-tiba di tekuk, dengan terpaksa Anjani menyuapi Elang, rupanya Elang menyukai makanan tersebut, seluruh makanan di dalam piring pun sampai ludes tak tersisa.
Kenapa setiap makanan yang di buat oleh Anjani begitu enak di lidahku, sulit di percaya!' ' gumamnya sembari menggeleng.
Selesai makan, Elang memutuskan untuk tidur, dan ia mengekori anjani yang berjalan tepat di hadapannya.
Ceklek! Pintu kamar di buka.
"Masuklah tuan!" ujarnya mempersilahkan Suaminya masuk terlebih dahulu.
"Maaf jika kamarku tidak sebesar dan seluas kamar tidurnya tuan, dan saya hanya memiliki satu tempat tidur yang ukurannya tidak begitu luas!" tuturnya
Kemudian Anjani melangkahkan kakinya menuju tempat tidur, dimana sudah ada elang duduk di samping kasur
Anjani mengambil bantal miliknya, Elang pun terus memperhatikan gerak gerik Anjani.
"Kau mau kemana?"
"Saya mau tidur di kamar ibu, yasudah sebaiknya anda istirahat tuan,semoga tidurmu nyenyak! Lalu Anjani beranjak menuju pintu kamar.
"Siapa yang menyuruhmu tidur di kamar ibumu hah? Aku suamimu, dan kamu harus tidur di kamar ini, apa kau ingin aku buka mulut hah!" Ancamnya membuat Anjani berhenti melangkah, ia pun segera membalikan tubuhnya."B baik t tuan, kalau begitu saya tidur di sini bersama tuan!" jawabnya terbata
Anjani bergegas menutup pintu kamarnya, ia malah terus berdiri di depan pintu seperti wanita bodoh, sedangkan Elang sudah merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
"Kenapa kau malah berdiri terus di situ hah! Cepat kau tidur!" bentaknya membuat tubuh Anjani beringsut.
" T tapi saya tidur dimana tuan? Apa saya tidur di lantai saja?" usulnya.
"Naik, kau tidur di ranjang ini bersamaku, cepat! Ini perintah!"Bentaknya lagi.
'Bisa tidak anda ini tidak marah marah seperti ini tuan? Anda benar-benar senang sekali menindas ku! Hufftt.' Batinnya sangat geram.
Mau tidak mau akhirnya Anjani mengikuti kemauan suaminya, ia tidur tepat berada di sebelah Elang, posisi mereka pun hampir berdempetan karena ukuran tempat tidur Anjani cukup kecil.
Kini keduanya saling diam, lalu Anjani mencoba tidur miring dan membelakangi Elang, tidak lupa ia melepaskan jilbab instan yang sedari tadi melekat untuk menutupi kepalanya,dan terlihat jelas leher jenjang Anjani yang mulus dan seputih susu
Elang sedikit kesal saat Anjani membelakangi dirinya.
ia pun dengan kasarnya membalikan tubuh Anjani.
"Arrkkhhh, anda kenapa tuan? Kenapa anda begitu kasar padaku?" pekiknya sambil mengusap tangannya karena barusan Elang mencengkram nya sangat kuat.
"Aku paling tidak suka jika saat tidur ada yang membelakangi ku, faham kamu!" sungutnya memelototi Anjani, dan Anjani pun memilih untuk menuruti semua keinginan suami gilanya, ia sudah malas untuk berdebat, dan tidak lama Anjani menguap, kristal bening mulai keluar di sudut pelupuk matanya, dan ia memilih memejamkan kedua matanya karena merasa lelah, namun tidak dengan Elang, sedari tadi ia terus memandangi Anjani, ia mencoba merapihkan anak rambut yang hampir menutupi wajah cantiknya dengan tangannya.
Saat pandangan Elang tertuju ke arah bawah, ia tampak syok ketika kancing baju Anjani terbuka lebar, otomatis belahan dadanya yang mengepul terekspose kemana-mana, jakunnya naik turun menelan air ludahnya, tidak bisa Elang pungkiri jika sesuatu dari balik celananya mulai terbangun dari tidurnya, Elang sampai menahannya dengan merapatkan kedua kakinya agar benda pusaka miliknya bisa ia kondisikan.
'Aaarrrkkkhhhh, mengapa aku menjadi tersiksa seperti ini? Niatku datang kesini karena aku ingin menindas Anjani, tapi malah aku yang tersiksa, Damn!'Batinnya meronta ronta.
Bersambung....
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
🌹🌹 sdh meluncur. semangat kk