NovelToon NovelToon
Love Is You

Love Is You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: neng_86

Arga Bimantara yang menyukai Aisya Yuna teman semasa putih abu-abu. Cinta yang terpaksa ia pendam hingga akhirnya mereka dipisahkan oleh jarak dan waktu.

Arga kembali bertemu dengan Yuna setelah 10 tahun berlalu. Namun ia harus menelan patah hati karena ternyata Yuna sudah bertunangan dengan pria lain yang merupakan anak dari sahabat ayah Arga.

Tapi Arga tidak menyerah begitu saja. Sebelum janur kuning melengkung, ia masih bisa mendapatkan Yuna.

Berhasilkah Arga atau ia harus gigit jari dan hadir sebagai tamu undangan...???

Yuk simak kisah mereka....😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neng_86, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjelang pernikahan

Yuna tengah mengecek berbagai persiapan pernikahannya yang akan dilaksanakan kurang lebih dua minggu lagi.

Deg-degan bercampur bahagia dalam hatinya.

Pihak WO sudah memberi laporan padanya tentang semuanya. Sudah 90 % persiapannya.

Gaun, catering dan semuanya benar-benar sudah rampung. Bahkan undangan pun sudah disebar sebahagian.

Cakra juga sudah menyebarnya di kalangan rekannya dirumah sakit.

Begitu juga Yuna, ia sudah menyebarnya pada teman-temannya serta beberapa pelanggan tetap Bougenville florist yang merupakan ibu-ibu pejabat atau beberapa kilen yang selalu memakai bunga-bunga dari toko untuk menghias kantor mereka atau lobi hotel agar menjadi lebih indah dan hidup.

Semuanya mendoakan agar acaranya dilancarkan.

Gaun bridesmaid untuk sahabatnya juga juga sudah selesai ataupun pakaian seragam keluarga juga sudah dibagikan.

Hari ini Yuna sedang melakukan fitting baju terakhirnya.

Akibat bobot tubuhnya yang menyusut, Riana terpaksa sedikit merombak gaun pengantin Yuna dibagian pinggang dan lenganya. Gaun pengantin berupa kebaya pengantin modern yang memang Riana rancang khusus untuk sahabatnya. Meski ia tidak punya basic sebagai perancang gaun pengantin tapi demi Yuna ia rela melakukannya.

"Moga ini nggak kelebaran lagi ya... Aih... kan udah gua bilang jaga badan Yuna... inilah kenapa gua selalu marah karena lo paksain kerja mulu. Mau cari apa sih Yuna...? Toko juga udah rame, calon laki lo kaya dan dia juga udah siapkan hunian buat kalian. Apa lagi Yuna...? Gua bukan apa-apa, gua cuma nggak mau lo sakit. Lo harus sehat selalu, kalian berdua harus tetap sehat dan dampingin gua sampai kita jadi nenek-nenek barengan. Lo harus lihat gua sama Indri punya pendamping yang sayang sama kita..." ujar Riana yang hari ini sedikit melow.

Yuna dan Indri saling pandang.

Mereka bertiga berangkulan seperti kebiasan mereka selama ini.

"Iya maaf... Besok-besok nggak lagi. Cuma aku lagi ngejar target aja kok dan ini udah tercapai.." sahut Yuna menenangkan para sahabatnya.

Indri hanya tertawa saja melihat sikap Riana. Ia sudah terbiasa dengan tingkah Riana yang sedikit manja karena memang dia putri tunggal dari keluarganya.

"Jadi bagaimana penampilanku... cantik tidak?"tanya Yuna meminta pendapat.

"Cantik... dan gua yakin Cakra pasti nggak akan mingkem saat ngeliat lo.. percaya sama gua..."puji Indri yang diangguki oleh Riana.

Ketiga sahabat itu tertawa bersama.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Akira menjatuhkan benda yang sedang ia pegang.

Ini sudah benda ketiga setelah yang pertama dan kedua ia tidak puas akan hasilnya.

Garis dua pada alat tes kehamilan membuat Akira tercengang sekaligus bahagia.

Tercengang karena ia tidak menyangka jika benih Cakra langsung jadi dirahimnya setelah peristiwa malam itu. Dan bahagia karena ia akan bersama pria yang diam-diam telah ia cintai selama bertahun-tahun lamanya namun Cakra menganggap dirinya sebatas teman dan adik saja.

"Pantas saja akhir-akhir ini badan aku nggak enak. Cakra harus tahu hal ini. Dia tidak boleh menikah dengan Yuna dan mengabaikan tanggung jawabnya begitu saja" ujar Akira yang kini tengah bersiap-siap karena sebentar lagi ia akan ke rumah sakit karena jadwal shiftnya siang.

Akira mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia sungguh tidak sabar akan reaksi Cakra setelah melihat hasil tesnya.

"Siang dokter Akira..." sapa beberapa perawat yang berpapasan dengannya.

Akira tersenyum ramah karena ia memang dikenal dokter ramah dirumah sakit ini, selain cantik tentunya.

"Aku heran, kenapa dokter Cakra pilih si penjual bunga ya ketimbang dokter Akira. Padahalkan cantik dokter Akira dibanding calonnya dokter Cakran yang sekarang...." demikianlah bisik-bisik para perawat yang tentu saja sudah lama Akira dengar.

Akira hanya tersenyum meski dalam hati ia membenarkan ucapan para perawat.

Akira mengetuk pintu ruangan Cakra karena ia yakin pria itu pasti sedang berada diruangannya karena ini jam istirahatnya.

Cakra memang memiliki ruangan tersendiri dirumah sakit ini. Jika ditanya kenapa, karena loyalitas pria itu terhadap rumah sakit dan juga ia memiliki beberapa persen saham dirumah sakit ini yang ia beli saat rumah sakit sedang mengalami krisis beberapa tahun lalu.

Setelah ketukannya mendapat izin dari si pemilik ruangan,Akira masuk dengan senyum terkembang dari bibirnya.

"Siang Cakra..." sapa Akira.

Cakra yang sedang memeriksa beberapa dokumen pasiennya langsung mengangkat kepalanya.

Wajahnya terkejut bukan main. Pasalnya sejak kejadian malam itu, Cakra menghindari Akira sebisa mungkin. Baik dirumah sakit maupun jika Akira berkunjung kerumahnya.

Cakra memilih menginap dirumahnya sendiri ketimbang dirumah orang tuanya.

"Mau apa kamu datang Kira...? Saya sedang tidak ingin membahas peristiwa malam itu..." ujar Cakra dengan nada pelan karena takut didengar orang lain karena semua dinding rumah sakit memiliki telinga. Ia hanya menghindari gosip murahan yang nantinya akan tersebar.

Akira duduk dikursi depan meja Cakra. Lalu mengeluarkan benda yang tadi tersimpan rapi di kantong snelli miliknya dan meletakkannya di meja Cakra.

Pria itu hanya memandang tespack itu dengan kening berkerut.

"Apa maksudmu Kira...? Dan milik siapa tespack itu?"tanya Cakra.

"Itu tespack milikku... dan kamu tahu artinya itu bukan dokter Cakra..? Aku terima jika selama ini kamu selalu menghindariku sejak kejadian malam itu. Tapi kamu selamanya nggak boleh bersikap demikian karena akibat malam itu sudah tumbuh dirahimku.." ujar Akira dalam ketenangannya.

Cakra mengepalkan tangannya yang berada diatas meja.

Kembali otaknya memutar adegan malam itu satu persatu. Ia sudah mengingatnya meski beberapa adegan masih samar-samar.

Cakra sangat mengingatnya terutama saat Akira menangis ketika ia memasuki gadis itu pertama kali.

Semua berputar di benaknya.

"Lalu...? kamu mau apa? Bukankan semua ini adalah rencanamu untuk menjebakku... Dan kamu tahu jika sebentar lagi aku akan menikah dengan Yuna.. Jadi aku tidak bisa bertanggung jawab atas bayi itu. Aku tidak ingin mempertaruhkan masa depanku hanya karena kamu, Akira.... tidak...!" ujar Cakra menolak bertanggung jawab pada Akira.

"Cakra...!! Kenapa kamu jahat banget sama aku...? Kamu yang udah memaksa aku malam itu, lalu kenapa kamu meolak bertanggung jawab...?" bentak Akira dengan mukul meja kerja Cakra.

"Pelankan suaramu Akira.... jika kamu begini,semua orang dirumah sakit ini akan tahu dan kamu akan mendapat malu.."

"Biar... biarin semua orang tahu jika kamu....hmmmmppppttt...."

Mulut Akira disumpal oleh tangan Cakra yang lebar agar gadis itu diam dan tidak kembali berteriak.

"Aku bilang pelankan suaramu...!! Jika tidak, kamu akan aku lempar dari ruangan ini. Paham...!!" ancam Cakra yang masih membekap mulut Akira.

Akira mengangguk ketakutan. Ini pertama kali ia mendapat perlakuan kurang baik dari Cakra, pria yang selama ini begitu lembut dan penyayang.

Cakra melepaskan tangannya.

"Tapi aku nggak mau mengugurkannya..." isak Akira.

Cakra memijit keningnya.

Ini salahnya karena mau menuruti keinginan Akira untuk singgah malam itu. Jika ia tidak singgah, mungkin kejadian ini tidak akan pernah terjadi dalam hidupnya.

"Kita bicara lagi nanti... sekarang keluarlah... Aku akan memikirkan caranya..."pinta Cakra melunakkan suaranya agar Akira menuruti dirinya.

Dan benar, Akira menurut.

"Tapi janji, kamu akan bertanggung jawab..." ucap Akira.

"Hmmm...." gumam Cakra.

Akira menuju pintu, namun siapa sangka, gadis itu lalu memeluk Cakra dan meraih bibir pria itu. Akira mencium bibir Cakra dengan sangat rakus seolah sedang meluapkan kerinduannya.

Cakra yang awalnya menolak akhirnya tak kuasa menahannya. Ia tidak pernah berciuman begitu dengan Yuna meski sudah tiga tahun mereka berpacaran.

Keduanya hanyut dalam ciuman yang panjang dan menggelora hingga akhirnya Cakra tersadar dan mendorong tubuh Akira dengan cepat dan hampir saja membuat gadis itu membentur dinding.

"Kamu buas banget Cakra, sama seperti malam itu. Terima kasih atas ciumannya, bayi kita senang karena papanya memenuhi keinginannya.. aku pergi dan nanti aku tunggu kamu diapartemen..." ucap Akira yang benar-benar menghilang dari balik pintu ruangan Cakra.

"Sial... kenapa jadi begini..."

Cakra mengambil tespack yang ada dimeja dan meremasnya kuat.

Kepalanya mendadak pusing.

bersambung...

1
Rian Moontero
lanjooot🤩
Lies azzah
hadiiiiiir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!