Axelo kembali ke masa lalu untuk memperbaiki semua kesalahan pada istrinya, tapi semua tidak mudah karena....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atika Azizah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Empat belas
"Tuan gawat nona mendapat teror" ucap Hendri kepala pelayan di mansion Wiliam.
"Apa maksud mu Hendri?" tanya Revan.
"Begini tuan tadi ada paket untuk nona Reva, saya curiga karena nona Reva sudah dua minggu tinggal di apartment tapi kenapa paketnya di kirim ke sini, jadi saya buka paket itu dan isinya adalah bangkai kucing tanpa kepala tuan" jelas Hendri.
Revan dan Galang terkejut dengan penjelasan itu "Keputusan daddy sudah bulat, Reva harus kembali ke mansion" ucap Revan tegas.
"Baik dad, Galang akan membawa Reva pulang bagaimana pun caranya" ucap Galang.
Sebenarnya Revan tidak membenci Reva setiap ia menghukum Reva malamnya ia akan mengendap-endap masuk kedalam kamar Reva untuk mengobati luka yang ia berikan pada Reva, dan setiap kali melihat luka itu ia menangis dalam diam, ia terpaksa melakukan hal itu karena Anita yang ingin dia membenci Reva juga.
Dan saat Anita membawa Marsha awalnya ia senang karena dengan adanya Marsha maka Reva tidak akan mendapat luka lagi, tapi ternyata salah Anita semakin membenci Reva karena aduan yang tidak berbukti dari Marsha, dan terpaksa Revan melukai putrinya kembali.
"Hah~ Reva maafin daddy mu yang pengecut ini" ucap Revan.
Di malam yang sama namun tempat yang berbeda.
Tempat dimana banyak kesenangan terjadi, alunan musik serta lampu kelap kelip dimana lagi jika bukan di sebuah bar.
Dark Angels atau Azura, Reva dan Raya mereka sedang bertransaksi sebuah barang yang mereka bawa di dalam koper hitam kecil itu.
"Gue pikir bakal di tempat sepi gitu, eh ni malah di bar" ucap Raya.
"Orang nya suka ke sini, makanya dia mau bertransaksinya disini"ucap Azura.
"Iyainlah" ucap Raya.
Mereka memesan win karena mereka baru pertama kali meminum minumam beralkohol. Jadi mereka memesan yang sering di minum oleh Rayner dan Freya.
"Gak sangka ni minuman enak juga, gue pikir bakal gimana gitu" ucap Raya.
"Gue suka" ucap Reva.
Seorang pria menghampiri mereka "Hallo nona-nona, apa kalian menunggu lama" ucapnya.
Azura, Reva dan Raya menoleh pada pria itu "Tuan Ax?" ucap Azura.
Pria itu terkekeh "Benar, saya Ax"
"Baiklah kita persingkat saja ini barang yang anda minta" ucap Reva memberikan koper itu.
Tuan Ax membuka koper itu, memeriksa "Ini bayarannya" ucap Tuan Ax memberika tas kerja berisi uang setelah melihat barang itu.
"Senang bekerja sama dengan anda" ucap Azura.
"Baiklah kami permisi" ucap tuan Ax, lalu pergi dari sana.
Dark Angels itu tersenyum "Tugas selesai" ucap Raya.
Mereka menikmati alunan musik dengan minuman di tangan mereka, melihat ke bawah banyak orang-orang yang sedang meliuk-liukan tubuhnya. "Liat mereka seperti cacing ke panasan" ucap Azura.
"Mau join?" tanya Raya.
"No, thanks" jawab Reva.
Mereka terus saja memperhatikan kerumunan orang-orang itu.
"Njir gue gak salah liat kan?" ucap Raya tiba-tiba.
"Apa?" tanya Reva.
"Liat tuh di pojok sana" tunjuk Raya.
Reva dan Azura melihat kearah yang di tunjuk oleh Raya, mata mereka melebar saat melihat dua pasangan berbeda usia sedang bercumbu tanpa merasa terganggu.
"Astagfirullah, mata gue ternodai" ucap Azura.
"Gila mereka mainnya pro banget" puji Raya melihat bagaimana mereka saling bercumbu.
Reva mengeluarkan seringainya "Ini akan menarik" ucapnya mengeluarkan ponsel dan merekam kegiatan mereka.
Raya melihat itu berbinar "Wah ide hebat, bagaimana reaksi mereka saat tahu jika orang yang mereka bilang polos dan lugu itu adalah seorang jalang pro" ucap Raya sambil mengeluarkan ponsel dan melakukan hal yang sama seperti Reva.
Azura terkekeh "Bagiamana ingin melemparkan granat atau bom?" tanya Azura.
"Hemm...jika granat hanya setengah saja, tapi jika bom maka seluruhnya, gue pilih petasan aja" jawab Raya.
"Benar, petasan" dukung Reva.
Azura mengangguk "Baiklah, petasan yang meriah" ucapnya.
Ketiganya kembali memperhatikan kegiatan mereka dan seringai yang menghiasi mereka.
Drt....drt....
Ponsel Azura bergetar...
"Siapa Zur?" tanya Raya.
"Bang Ray"
[Hallo bang, kenapa?] ucap Azura.
[Kamu dimana dek?, kenapa berisik sekali?] tanya Rayner.
[Zura di bar bang, baru selesai transaksi, kenapa?] jawab Azura.
[Pulang okey, kakak kamu cariin] ucap Ray.
[Okey bang]
[Hati-hati di jalan, ingat jangan ngebut] pesan Ray.
[Iya abang]
Panggilan terputus...
"Kenapa?" tanya Reva.
"Bang Ray nyuruh gue pulang" jawab Azura.
"Oh, yaudah kita pulang aja" ucap Raya. Mereka mengangguk, setelah membayar minuman mereka pergi dari sana.
Pagi harinya...
Sekolah AHS di gemparkan dengan beberapa poto yang di blur bagian wajahnya, terpampang di mading.
Anjir siapa mereka?
Beh sedep bener tuh
Ah di blur si, jadi gak tahukan siapa mereka.
Tapi nih yah yang di blur tuh wajah cewenya, keknya mereka ada di sekolah ini deh.
Tapi gestur tubuh mereka kayak gak asing gak si?
Tau deh
Marsha menemui Bella dan membawa ke toilet belakang "Bagaimana ini?" tanya Marsha.
"Lo tenang aja Sha, lagi pula muka kita di blur jadi gak bakal ada yang tahu" ucap Bella menenangkan Marsha.
"Gue gak mau yah mereka tahu kelakuan asli gue" ucap Marsha.
"Yaelah, Sha denger kalau lo panik gini yang ada mereka bakal curiga sama lo" ucap Bella.
Marsha menarik nafas lalu menghembuskan secara perlahan "Tenang Marsha semua bakal baik-baik aja" ucapnya.
"Nah gitu, gue bakal cari tahu siapa pelakunya" ucap Bella.
"Bagaimana?" tanya Marsha.
"Lo tahukan kalau gue punya om-om yang bisa gue manfaatin" ucap Bella dengan seringai.
"Gue minta tolong ke mereka lalu gue bayar pake tubuh gue, dan clear semua beres" lanjutnya.
Marsha tersenyum senang "Lo emang yang terbaik Bella, lo hebat" puji Marsha.
"Tentu siapa pun yang ingin melawan Bellana Putri Caesang maka mereka akan kalah dengan memalukan" ucap Bella angkuh.
Di kantin...
Axel dkk duduk di meja yang biasa mereka tempati ah tidak hanya mereka Marsha dan Bella pun duduk bersama mereka karena ini jam istirahat.
"Permisi gys kita gabung yah soalnya semua udah penuh" ucap Raya.
Azura memutar matanya malas dia langsung duduk saja dekat dengan Arzuna masa bodo tidak di izinkan juga. "Eh Zur lo main duduk aja" ucap Raya.
Reva pun ikut menduduki dirinya di dekat Kaidan berhadapan langsung dengan Arzuna. Raya mendengus sebal dia pun duduk dekat dengan Kaizo.
Axel tersenyum menatap Azura, sedangkan Azura menatap aneh Axel. "Hai baby, ini hadiah untuk mu" ucap Axel memberikan sebungkus batang coklat dan setangkai bunga.
Azura semakin menatap aneh Axel "Lo demam?" tanya Azura.
Axel terkekeh "Aku gak sakit baby, nah" ucap Axel, Axel sedikit berdiri untuk mengelus rambut Azura.
"Gak usah sentuh" ucap dingin Arzuna menepis tangan Axel.
Axel mendengus dan menatap tajam Arzuna. "Eh El kapan lo bawa tuh barang?" tanya Kaidan heran.
"Bodo" jawab Axel.
"Lah" ucap Kaidan.
"Eh gue penasaran deh siapa yah dua cewe yang di poto mading itu" celetuk Raya.
"Menurut gue nih yah, yang nempelin itu pengen kasih peringatan deh buat dua cewe itu" ucap Elang.
"Parah si kalau bener keduanya ada disini, gue jijik banget yang namanya jalang itu, karena jalang keluarga gue hancur" ucap Kaidan.
"Mungkin" ucap Reva.
Marsha dan Bella badan mereka menegang, yah poto itu adalah poto mereka malam kemarin dan mereka tidak tahu bagaimana bisa poto mereka ada disana.
"Kenapa lo?" tanya Raya melirik Bella dan Marsha.
"Eh..ga..gak papa" jawab gugup Marsha.
Tanpa di ketahui oleh mereka Raya, Azura dan Raya menyeringai.
' panik gak?' batin Raya.
'Ini belum seberapa' batin Reva.
'Baru permulaan, jangan dulu down' batin Azura
Axel tersenyum dia tahu siapa dalang dari pemasangan foto di mading sekolah, dan tentunya dia juga tahu siapa orang yang di dalam foto itu.
Tbc...
Smngttt....🌹🌹🌹
ada jg yg bkl saingan sm axel....jd biarin aja dia brjuang,tnggal nnti dkung kputusan azura dia bkln mlih spa....sbg kk' sm shbtnya,yg pnting sllu dkung dia apa pun yg trjdi....ok....