NovelToon NovelToon
Terhisap ke Dunia Game: 5 Nyawa untuk 1 Harta

Terhisap ke Dunia Game: 5 Nyawa untuk 1 Harta

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Tamat / Epik Petualangan / Dunia Lain / Penyeberangan Dunia Lain / Game
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Vyann

Tiga sahabat, Reza, Bima, dan Fajar, terjebak dalam sebuah misi absurd di tengah gurun pasir setelah disedot oleh portal misterius. Dengan hanya lima nyawa tersisa, mereka harus menghadapi tantangan aneh dan berbahaya untuk mencapai harta karun legendaris. Setiap kali salah satu dari mereka mati, mereka "respawn" seperti dalam permainan video, tetapi jumlah nyawa mereka berkurang, mendekatkan mereka pada nasib terjebak selamanya di gurun.

Setelah berlari dari kejaran buaya darat dan selamat dari angin puting beliung yang disebut "Angin Putri Balalinung," mereka menemukan helikopter misterius. Meskipun tidak ada yang tahu cara mengendalikannya, Bima mengambil alih dan, dengan keberanian nekat, berhasil menerbangkan mereka menjauh dari bahaya.

"Bro, lo yakin ini aman?" tanya Reza sambil gemetar, memandangi kokpit yang penuh dengan tombol.

Bima mengangguk ragu, "Kita nggak punya pilihan lain, kan?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vyann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terhisap ke dimensi lain

Pagi hari kembali menyapa di Pulau Hara. Setelah peristiwa gua dan beruang kemarin, Reza, Bima, dan Fajar memutuskan untuk menghabiskan waktu mereka di luar tenda, lebih waspada terhadap apa pun yang mungkin terjadi. Mereka sedang duduk melingkar sambil sarapan sederhana: mie instan dan roti.

Reza menghela napas panjang. "Gue masih nggak percaya kita kemarin dikejar beruang... di gua. Itu hal terakhir yang gue kira bakal terjadi di misi ini."

Bima mengunyah roti sambil mengangguk. "Yah, setidaknya kita belajar satu hal. Jangan pernah sembarangan masuk gua tanpa tahu apa yang ada di dalamnya."

Fajar, yang tetap ceria meskipun kondisi mereka tak menentu, tertawa sambil menyeruput mie. "Yang penting, kita sekarang aman di sini... untuk saat ini."

Namun, baru saja Fajar selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara gemuruh aneh dari bawah tanah. Mereka semua berhenti bergerak, merasakan getaran di tanah yang semakin kuat.

"Eh, lo denger itu?" tanya Reza sambil melirik kanan-kiri, matanya membesar. "Gue beneran nggak suka getaran aneh kayak gini."

Bima berdiri dan melihat sekeliling dengan serius. "Apa mungkin ada gempa? Atau… sesuatu di bawah kita?"

Fajar mengangkat alis, mencoba menebak. "Atau jangan-jangan ada makhluk bawah tanah yang mau keluar? Kayak di film-film, tuh."

Sebelum mereka sempat berdiskusi lebih lanjut, tanah di bawah mereka tiba-tiba terbelah, menciptakan pusaran aneh berwarna biru terang di tengah-tengah lingkaran tempat mereka duduk. Pusaran itu terlihat seperti portal, dengan arus yang kuat menghisap segalanya ke dalamnya.

"APAAN INI?!?" Reza berteriak panik sambil berusaha menjauh, tapi gravitasi portal terlalu kuat.

Bima berusaha meraih sesuatu untuk bertahan, tapi tangannya tak bisa mencengkeram apapun. "Pegangan! Cari sesuatu buat bertahan!"

Namun, itu sudah terlambat. Dalam hitungan detik, ketiganya terhisap masuk ke dalam portal, dan dunia di sekitar mereka berubah menjadi kabur. Sensasi seperti berputar di roller coaster tanpa henti terasa, membuat kepala mereka pusing. Segala sesuatu di sekitar mereka berubah menjadi kilatan cahaya berwarna-warni, dan sebelum mereka tahu apa yang terjadi, mereka jatuh dengan keras di permukaan yang kasar dan panas.

Reza terbangun lebih dulu, wajahnya tertutup pasir. Dia terbatuk-batuk, berusaha membersihkan pasir dari mulutnya. "Apa-apaan ini? Di mana gue?"

Bima dan Fajar juga mulai sadar, sambil memegang kepala mereka yang masih pening. "Aduh... kepala gue muter," keluh Fajar, berusaha berdiri sambil menepuk-nepuk celananya yang penuh pasir.

Bima memandang sekeliling dengan tatapan bingung. "Ini... ini kayaknya bukan Pulau Hara lagi. Lihat sekeliling, bro."

Reza, yang masih bingung, menggosok matanya dan mendapati bahwa mereka kini berada di tengah-tengah padang pasir yang luas. Angin gurun yang panas menerpa wajah mereka, membuat mereka sadar bahwa ini jelas bukan tempat yang mereka kenal.

"Tunggu... kita di mana? Padang pasir? Gimana caranya kita bisa sampai di sini?" tanya Reza, panik.

Fajar mulai tertawa kecil meskipun situasinya aneh. "Hahaha, lo liat sendiri, kita tadi di Pulau, terus *woosh*... sekarang kita jadi kayak pemain di film petualangan."

Bima, yang lebih tenang, melihat sesuatu tergeletak di pasir, tidak jauh dari tempat mereka jatuh. "Eh, ada sesuatu di sana."

Mereka bertiga berjalan mendekati objek itu dan menemukan sebuah peta tua yang tampaknya sudah usang, tergeletak di atas pasir. Peta itu menggambarkan padang pasir yang mereka pijak, dengan simbol X besar di ujungnya yang menandakan lokasi sebuah harta karun.

Fajar langsung berseru dengan semangat. "Gue tau ini! Ini pasti petualangan harta karun! Ini kayak film bajak laut, bro! Kita harus cari harta itu!"

Reza mendesah panjang. "Lo serius? Kita bahkan nggak tau di mana kita berada. Terus lo mau langsung cari harta karun?"

Bima, yang memegang peta, mempelajari rute yang ada. "Gue nggak tau gimana kita sampai di sini, tapi kalau kita lihat dari peta ini, harta karunnya ada di ujung gurun ini. Kayaknya lumayan jauh, dan ada beberapa simbol yang kelihatannya bahaya."

Reza mendekatkan wajahnya ke peta, matanya membelalak. "Simbol bahaya? Kayak apa? Jebakan pasir hisap? Ular gurun? Atau mungkin monster pasir?"

Fajar tertawa lagi. "C'mon, Reza. Jangan kebanyakan nonton film horor. Gue yakin kita bisa hadapin ini. Lagian, siapa tau hadiahnya bisa buat kita balik ke Pulau Hara."

Bima menatap jauh ke depan, ke arah gurun yang seolah tak berujung. "Yah, satu-satunya cara buat kita keluar dari sini mungkin adalah ikutin petunjuk di peta ini. Jadi, kita harus siap menghadapi tantangan."

Dengan ragu-ragu, Reza akhirnya setuju. "Oke, tapi gue nggak mau kalo harus berhadapan sama monster aneh lagi. Cukup beruang kemarin."

Mereka bertiga mulai berjalan, mengikuti arah di peta. Gurun itu terasa panas dan tak berujung, dengan bukit-bukit pasir yang terus berubah seiring angin bertiup. Namun, semangat Fajar tetap tinggi, sementara Reza terus-menerus mengeluh tentang panasnya.

"Kenapa harus padang pasir, sih? Nggak bisa gitu, dapet harta karun di tempat yang lebih adem? Kayak gunung atau hutan?" keluh Reza sambil menyeka keringatnya.

Fajar, yang masih antusias, malah bersorak. "Bro, padang pasir ini seru! Lo bisa jalan kayak pahlawan di film koboi, melawan segala rintangan!"

Bima tertawa kecil mendengar obrolan mereka, tapi tiba-tiba dia berhenti ketika melihat sesuatu dari kejauhan. "Tunggu... lo liat itu?"

Di depan mereka, tampak sebuah gerombolan batu besar yang menjulang tinggi, seperti sebuah labirin batu. Dari peta, mereka tahu itu adalah salah satu rintangan pertama yang harus mereka lalui.

"Ini pasti rintangannya," kata Bima. "Kita harus hati-hati, siapa tau ada jebakan."

Fajar langsung tertawa. "Jebakan? Lo nonton film apa, bro? Ini cuma batu-batu gede. Santai aja."

Mereka mulai memasuki labirin batu itu, suasana menjadi semakin sejuk karena bayang-bayang batu melindungi mereka dari terik matahari. Namun, Reza tak bisa menghilangkan perasaan cemas yang terus menghantuinya.

"Kenapa gue rasa ini nggak bakal semudah yang kita pikir?" Reza bergumam, masih terus waspada.

Belum lama mereka berjalan di dalam labirin itu, terdengar suara berderak dari atas. Reza, dengan naluri takutnya, langsung berteriak. "AWAS! Sesuatu bakal jatuh!"

Mereka bertiga langsung melompat mundur ketika sebuah batu besar jatuh dari atas, tepat di tempat mereka berdiri sebelumnya.

"LO LIAT? Ini jebakan!" seru Reza, wajahnya pucat.

Fajar tertawa sambil mengelus dadanya. "Hahaha! Oke, gue akuin, lo bener kali ini. Tapi kan jatohnya nggak kena kita!"

Bima menggeleng sambil tersenyum tipis. "Ini baru awal. Kita masih punya perjalanan panjang sebelum sampai ke harta karun itu."

Dengan semangat yang sedikit tegang, mereka melanjutkan perjalanan, sadar bahwa tantangan-tantangan berikutnya mungkin akan lebih sulit, namun juga lebih seru.

**Bersambung...

1
ⱮαLєƒι¢єηт
Jangan terlalu khawatir, kami akan memastikan kalian balik, hidup atau MATI.

Mati pun gk usah khawatir ya, yg penting balik.
Vyann: Hehe, itu si anton memastikan kepada mereka nanti kalau mereka mati mayatnya akan di kubur dengan layak, jadi gk gentayangan di pulau
total 1 replies
JasmineSeroja82
Lucu Ceritanya/Facepalm/
Vyann: hehe, Makasih udh mau mampir ka/Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!