NovelToon NovelToon
Agensi Detektif Hantu

Agensi Detektif Hantu

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Matabatin / Dikelilingi wanita cantik / Kumpulan Cerita Horror / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Eko Arifin

Apakah anda mengalami hal-hal tak wajar disekitar anda?

Seperti suara anak ayam di malam hari yang berubah menjadi suara wanita cekikikan? Bau singkong bakar meskipun tidak ada yang sedang membakar singkong? Buah kelapa yang tertawa sambil bergulir kesana-kemari? Atau kepala berserta organnya melayang-layang di rumah orang lahiran?

Apakah anda merasa terganggu atau terancam dengan hal-hal itu?

Jangan risau!

Segera hubungi nomor Agensi Detektif Hantu di bawah ini.

Kami senantiasa sigap membantu anda menghadapi hal-hal yang tak kasat mata. Demi menjaga persatuan, kesatuan, dan kenyaman.

Agensi Detektif Hantu selalu siap menemani dan membantu anda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eko Arifin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 14 - Kasus Baru atau Kasus Selesai?

Di pinggir kota besar tempat kampus para Detektif Hantu itu berada, terdapat sebuah desa yang masih sangat sejuk dan asri dan bersebrangan langsung dengan hutan pinus yang terbilang sangat tua umurnya.

Desa itu bernama Lingkar Pinus.

Desa yang terbilang tampak terpencil dengan penerangan yang masih di bawah standar nasional membuat hutan pinus di sekitarnya terlihat gelap dan mencekam.

Terutama di pertigaan yang menuju arah kota yang di kenal akan keangkerannya.

Para warga sering melihat makhluk astral di pertigaan tersebut hingga membuat sekumpulan pemuda untuk ronda tiap malam secara bergantian.

Malam itu, udara dingin menerjang desa dengan rintik-rintik gerimis yang mengikis pandangan jauh, menciptakan kabut tipis menyelimuti hutan pinus.

Namun hal tersebut tidak membuat empat pemuda yang meronda kala itu melalaikan kewajiban mereka dan meronda di tepat jam dua belas malam.

Pemuda berpeci putih yang paling berani saat melaju di depan membawa senter. Satu lagi adalah seorang pemuda bersarung yang ikut karena di paksa orang tuanya.

Yang satunya, pemuda kaos oblong dan berkolor hitam dengan ikatan sarung di pinggangnya.

Yang terakhir adalah seorang pemuda cungkring yang hobi game terutama game moba, menemani mereka dan membawa senter.

Saat mereka berempat mendekati pertigaan angker itu, mereka melihat sosok putih berdiri tepat di tengah jalan.

"Wuih coeg, ada pocong di depan tuh! Gimana nih kita pulangnya? Mana serem lagi tuh muka." ujar pemuda yang memakai sarung.

"Kalian berani gak!?" tanya si pemuda gaming.

"Setengah takut, setengah berani sih." jawab pemuda bersarung.

"Ngapain takut, kita berempat, dia sendirian... Sikaatttt!" ucap pemuda berpeci putih yang berdiri paling depan.

"Bener juga sih..." sahut pemuda yang memakai sarung.

"Hajarrrrrr!" teriak pemuda lainnya.

Mereka berempat menatap satu sama lain sebelum menanggukan kepala tanda setuju untuk masuk ke line pertarungan.

"Yosh, IKEZOOOO!" teriak pemuda berpeci putih yang sudah lari duluan.

"Gas ken, cuy!" ujaran semangat dari pemuda bersarung karena ia adalah seorang pertarung.

Mereka berempat pun berlari dengan kencang kearah sosok Pocong itu sebelum melompat setinggi-tingginya secara bersamaan.

"Bismillah... SHUEN NO TOKI!"

"FINAL VENTO!"

"One, two, three... RIDER KICK!"

"FINAL ATTACK RIDER!"

Si Pocong pun terkejut saat melihat empat anak muda itu mengeluarkan jurus mereka masing-masing yang membuatnya berteriak untuk mencoba menghentikan mereka.

"Bang, bang, bang! Gue cuma numpang lewat woy! Time out dulu lah! TIME OUT! AAAAAHHHH-"

Bagh! Bugh! Paw! Duar!

Empat tendangan serentak mendarat keras tepat di tubuh si Pocong yang sedang lewat, membuatnya terpental jauh dan menabrak pohon pisang sebelum tersungkur ke tanah.

Pocong itu menggeliat dan mencoba berdiri dengan berbagai lompatan layaknya ikan yang terdampar di daratan.

"Woo! Badjin-"

Brug!

Sebuah senter melayang tepat mengenai kepalanya dan membuat benjolan besar sebelum Pocong itu menghilang dari line pertarungan.

Empat pemuda itu pun bersorak gembira karena berhasil melawan ketakutan mereka.

Ya meskipun keroyokan sih.

Tetapi ke empat pemuda itu tidak menyadari ada sepasang mata merah menyala memperhatikan mereka dari kejauhan yang ternyata milik Pocong yang mereka tendang tadi.

"Hadeh, nasib, nasib. Udah tangan sama kaki diiket, main keroyokan lagi. Fix ini mah, mereka personel tawuran." ucap Pocong kesal yang kainnya ada empat bekas sendal dari para pemuda yang menendangnya.

Dengan muka kesal dan kepalan tangan yang terikat, si Pocong berkata dengan pelan.

"Dih, mereka kira gue single fighter gitu!? Sorry ye, gue juga punya pasukan garis geras coy. Elu jual gue beli. Awas aja itu empat bocah semprul."

Pocong itu pun perlahan menghilang saat berubah menjadi asap putih dan bersumpah dengan senyum lebar di bibirnya.

"Pembalasan adalah hidangan yang paling sedap bila dihidangkan dalam keadaan dingin..."

***********

Ardian pun hanya menghela nafas panjang setelah berada di warkop tempat ia menitipkan motornya tadi malam dengan wajah seakan tidak percaya akan apa yang di lihatnya.

Ia melihat Rendy yang sedang lahap menyantap indomie goreng double dan segelas es teh manis besar menemani makanannya.

"Nih anak malah enak-enak makan saat gue di bikin jantungan tadi malem..." ujar Ardian di dalam hati.

Namun senyum tipis pun terlihat di bibir Ardian, merasa sangat senang dengan keadaan jasmani dan rohani Rendy yang membaik.

"Yeuh, makan gak ajak-ajak. Udah enakan belom tuh badan ama pikiran?" tanya Ardian sembari duduk di depan Rendy.

"Lah, kalau mau makan mah tinggal pesen tapi bayar sendiri. Gue lagi ga ada duit. Terus badan ama pikiran gue udah baik... tinggal isi ulang bensin nih gue." jawab Rendy santai sambil mengunyah makanan dan membuat air liurnya muncrat hampir mengenai muka Ardian.

"Yeuh, telen dulu baru ngomong! Gak sopan amat!" celetuk Ardian.

"Woy, salah lu sendiri udah tau lagi makan malah di tanyain!"

Ardian hanya geleng-geleng kepala sambil mengangkat tangannya, "Bu, saya pesen nasi telor aja sama sayur ya!"

"Minumnya apa nak?" tanya bu warkop dari dalam dapur.

"Air putih anget sama kopi item tanpa gula!"

"Beres nak. Tunggu bentar ya..."

Ardian pun melahap makanan yang sudah ia pesan tadi setelah di hidangan bu warkop, sementara Rendy sudah meletakan sendok dan garpu karena ia selesai makan dengan kecepatan yang melebihi kecepatan suara.

Sampai bersih piringnya. Tanpa perlu di cuci lagi.

"Gue nyebat ya bre..." pinta Rendy yang di jawab anggukan oleh Ardian.

Setelah selesai makan, Ardian pun menyalakan sebatang rokok sedangkan Rendy sudah mau habis dua batang.

"Jadi gimana nih kelanjutan kasusnya?" tanya Rendy sambil mengebulkan asap rokok.

"Untuk sementara kasus ini selesai. Elu temuin tuh klien nanti dan bilang apa adanya kalau kurang puas sama jasa kita, kasih potongan berapa persen."

"Lah kok gitu? Kepotong dong honor gue!" celetuk Rendy.

"Ya mau gimana lagi, Ren. Tuh gedung sudah hampir rata sama tanah karena kebakaran..."

"Jangan ngaco lu!"

"Gue baru aja cek tadi... mata gue masih belum rabun."

"Ya elah... nasib... nasib." ucap Rendy lemas saat mendengar berita itu.

Ardian hanya menghela nafas panjang karena masih banyak misteri yang belum terkuak di gedung tua itu, namun, job yang di terima Rendy itu adalah Pembersihan maka bisa di bilang mereka berhasil membersihkan tempat itu.

Ardian pun tidak mau mendalami kasus ini dengan alasan terlalu berbahaya jika di lanjutan tanpa persiapan.

Ketiadaan energi negatif di bangunan itu meninggalkan rasa masam di mulut Ardian. Seakan-akan ada pihak ketiga yang tidak ingin meninggalkan jejak.

"Mereka benar-benar bersembunyi dengan baik..." pikir Ardian saat mengebulkan asap rokok.

"Ngomong-ngomong si Poci kemana? Gak kelihatan dari tadi..." tanya Rendy yang membuat Ardian tersadar dari lamunannya.

"Kagak tahu gue... ilang gitu aja. Mereka itu kan datang gak di jemput pulang gak di antar."

"Iya juga ya..." ujar Rendy santai.

Setelah menghabiskan rokok, Ardian pun memutuskan untuk menghentikan pencarian informasi untuk gedung tersebut.

"Setelah ini, temui tuh klien dan bilang apa adanya yang kita lalui di sana tapi ingat, tentang si "M" kita rahasiakan dulu kepada siapapun." perintah Ardian dengan wajah serius.

"Emang kenapa?"

"Gue khawatir kalau klien kita ini punya perjanjian atau ikatan sama "Dia", dan lebih baik untuk sekarang kita harus ekstra hati-hati..." lanjutnya sambil memainkan korek gas di tangannya.

"Ah, elu berprasangka buruk terus sama orang..." ujar Rendy yang paham akan sifat sahabatnya itu yang menurutnya terlalu berburuk sangka kepada orang lain.

"Bukan begitu bre, kita harus lebih hati-hati dan waspada kepada siapapun karena gue yakin, suatu saat kita akan ketemu dengan "Mereka" lagi..."

"Oke dah kalau elu bilang begitu..."

Mereka berdua pun berdiri dan berjalan mendekati bu warkop yang masih memasak lauk pauk untuk dagangannya.

"Bu semuanya berapa ya? Ini saya makan pake nasi telur sama sayur minumnya kopi item sama air putih!" teriak Ardian yang kemudian si ibu warkop pun muncul dari dalam ruangan.

"Iya nak bentar!"

"Elu makan pake apa Ren? Biar sekalian aja bayarnya..."

"Gue bayar sendiri. Kagak enakan gue kalau elu yang bayarin."

"Ya elah, kayak sama siapa aja. Udah, elu makan apa aja tadi?"

"Sering-sering ya bre." ucap Rendy dengan senyum kudanya.

"Yeuh, maunya! Tadi kagak enakan gue bayarin." celetuk Ardian tapi tanpa rasa kesal sedikitpun.

"Pake basa-basi dulu lah bro..."

"Ya udah, elu tadi makan pake apa?"

"Ini bu, saya tadi makan pake indomie double goreng pake telor ceplok, gorengannya tiga sama es teh manis gelas yang gede..." jelas Rendy dengan wajah semangat karena uangnya tidak akan berkurang.

"Buset... tuh perut waduk apa lautan sih, muatannya tiada terkira..."

Bu warkop hanya terkekeh mendengar perkataan Ardian sebelum menjawab, "Ini nak Ardi habisnya 15.000 kalau nak Rendy itu 18.000."

"Ini bu... ambil aja kembaliannya." ujar Ardian sambil menyodorkan uang merah 100.000-an.

"Maaf nak... tapi ini kebanyakan. Ibu ambil yang di habiskan saja ya, bukan hak ibu juga sisa uangnya."

"Tidak apa-apa bu, saya ikhlas. Anggap saja sebagai biaya parkir motor saya dan sahabat saya semalaman di sini." ucap Ardian dengan senyum kecilnya.

"Ya ampun nak, terima kasih banyak."

"Tidak bu, kita yang seharusnya berterima kasih karena telah merawat kami dengan sangat baik. Terima kasih banyak ya bu." ujar Ardian saat melangkah pelan keluar warkop.

"Makasih ya bu. Selalu semangat dalam menjemput nafkah ya. Jangan kasih kendor." ujar Rendy dengan senyum lebar dab mengikuti sahabatnya.

Bu warkop tersentuh atas kebaikan pemuda yang awal mulanya hanya menitip motor sebelum menjawab.

"Sama-sama ya nak. Hati-hati di jalan. Jaga diri kalian baik-baik."

"Ibu juga ya!"

Ardian dan Rendy serentak menjawab sebelum menjauh dari pandangan bu warkop dengan mengendarai motor mereka.

1
Keyz Gholant
buhul itu apa Thor
Keyz Gholant: Ah gitu, ok catat
Eko Arifin: Media magic, atau perantara yang berbentuk padat, untuk mengalirkan mantra2, ilmu2 ghaib dan makhluk ghaib.

Bentuk macam2, bisa berupa batu akik, paku, jarum, kain kaffan, dll, tergantung tujuan penanamnya.
total 2 replies
maska andi pradana
Seru tapi updatenya agak lama bikini penasaran
yanti
,
Keyz Gholant
kayak mau daftar Akmil 🤧
Keyz Gholant: Fokus berkarya aja bre nanti rame sendiri
Eko Arifin: Masih berusaha. Sekalian promosi biar up viewnya, tertelan dan tertekan oleh buku yang ada.

Sekarang susah cari pembacanya. (Info dari akun orang lain)
total 4 replies
Leona Night
makin seru nih kisahnya. update donk/Drool/
Eko Arifin: Makasih kak /Pray//Pray//Pray/
total 1 replies
Rosy
itu seram
Tenth_Soldier
morning coffee
Tenth_Soldier
gendruwo nya kayak sakti banget ada nyala apinya
Eko Arifin: Penjelasan lebih lanjut di chapter selanjutnya bre. Makasih udah mampir!
total 1 replies
Tenth_Soldier
Yo, ngopi² dulu
Eko Arifin: Siap mas bro 🔥
total 1 replies
Tenth_Soldier
ayo semangat ngopi² dulu lah
Eko Arifin: Makasih banyak bro atas dukungannya 👍
total 1 replies
Leona Night
Bagus ceritanya /Heart/
Eko Arifin: Terima kasih kak 👍 Semoga betah disini
total 1 replies
Tenth_Soldier
ngopi² dulu lah
Eko Arifin: Kopi hitam tanpa gula! Aaaaahhhh! Mantap coeg!
total 1 replies
Tenth_Soldier
Semangat!
Eko Arifin: Siap abangku 🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!